Upaya Penyelesaian Kasus

3.3 Upaya Penyelesaian Kasus

Bahwa untuk menyelesaikan persoalan sosial yang berkembang dinamis dalam masyarakat khususnya konflik antara PT. Semen indonesia, Pemerintah propinsi (Gubernur Jawa Tengah) melawan warga masyarakat di sekitar area pembangunan pabrik semen dan LSM tersebut, dirasakan perlu mengutip Pendapat Para Ahli terutama terkait persoalan Sosial dan Masyarakat, serta Hukum dan Sosiologi Hukum, yakni :

1. Prof. Dr. Soerjono Soekanto : Bahwa Institusi sosial merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan pola-pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Hukum sebagai suatu lembaga atau institusi sosial, hidup berdampingan dengan lembaga kemasyarakatan lainnya dan saling mempengaruhi dengan lembagalembaga kemasyarakatan tadi.

2. Prof. Dr. Satjipto Raharjo : Hukum progresif adalah mengubah secara cepat melakukan pembalikan yang mendasar dalam teori dan praksis hukum, serta melakukan berbagai terobosan. Pembebasan tersebut didasarkan pada prinsip bahwa hukum adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya dan hukum itu tidak ada untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sesuatu yang lebih luas yaitu untuk harga diri manusia. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemuliaan manusia.

Hukum progresif adalah serangkaian tindakan yang radikal dengan mengubah sistem hukum (termasuk merubah peraturan-peraturan hukum bila perlu) agar hukum lebih berguna. Terutama dalam mengangkat harga diri serta menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Secara lebih sederhana beliau mengatakan bahwa hukum progresif adalah hukum yang melakukan pembebasan baik dalam cara berfikir maupun bertindak dalam hukum. Sehingga mampu membiarkan hukum itu mengalir saja untuk menuntaskan tugasnya mengabdikepada manusia dan kemanusiaan. Jadi tidak ada rekayasa atau keperpihakan dalam menegakkan hukum. Sebab hukum bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi semua rakyat.

Hukum mempunyai paradigma, yang oleh Satjipto Raharjo diartikan sebagai perspektif dasar. Dengan adanya paradigma tersebut membawa kita kepada kebutuhan untuk melihat Hukum mempunyai paradigma, yang oleh Satjipto Raharjo diartikan sebagai perspektif dasar. Dengan adanya paradigma tersebut membawa kita kepada kebutuhan untuk melihat

3. Dr. Hj. Anis Mashdurohatun, SH, M.Hum : Pengertian Hukum tidak dapat diartikan secara pasti dikarenakan senatiasa berkaitan erat dengan kondisi riil di masyarakat yang dipengaruhi dengan perkembangan masyarakat suatu bangsa itu sendiri dari waktu ke waktu, namun pada hakekatnya hukum merupakan seperangkat aturan baik tertulis maupun tidak tertulis berisi perintah dan larangan yang memberikan sanksi dan reward baik langsung maupun tidak langsung serta bersifat mengikat dan bertujuan memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Berdasar acuan atau pendapat para ahli tersebut, maka yang perlu dilakukan sekarang pasca putusan Peninjauan Kembali (PK) adalah :

1. Mengefektifkan komunikasi melalui pendekatan Sosiologis Hukum antara pihak PT. Semen Indonesia, Pemerintah Propinsi (Gubernur Jawa Tengah) serta Warga dan Kelompok Masyarakat serta KSM yang berinteraksi yang menolak pembangunan pabrik semen di Rembang, untuk mencari jalan kemaslahatan bersama mengingat dana atau uang yang telah dikucurkan oleh negara melalui BUMN (PT.Semen Indonesia) untuk membangun pabrik semen di rembang sudah cukup banyak agar uang negara yang telah digelontorkan kepada BUMN PT. Semen Indonesia tidak sia-sia yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat selaku pemilik kedaulatan.

2. Tunduk dan mematuhi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).[11] Pemerintah pusat maupun daerah harus secepatnya. melakukan Kajian Lingkungan Hidup.

Strategis (KLHS) di Pegunungan Kendeng Rembang, serta membuat KLHS atas rencana pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Rembang, sebagaimana Pasal

15 dan Pasal 16 UU PPLH yang mengatur soal KLHS. Yang menyatakan, KLHS meliputi kepasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup, kinerja layanan atau jasa ekosistem, efisiensi pemanfaatan sumber dayaalam, dan tingkat ketahanan serta potensi keanekaragaman hayati. Dalam melakukan kajian perlu melibatkan Para Ahli, Akademisi untuk masing- masing bidang. Terjadinya konflik akibat miskomunikasi serta kurangnya sosialisasi, sehingga upaya-upaya pengefektifan komunikasi untuk mencari jalan kemaslahatan bersama harus diefektifkan.