Anggaran Belanja Pembangunan

7.3 Anggaran Belanja Pembangunan

Khalifah Umar juga memberikan prioritas penting dalam perbaikan ekonomi di bidang pertanian dan perdagangan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan sensus dan survei pengukuran tanah di Mesir, Syiria, Irak dan Persia selatan. Catatan hasil survei tersebut membentuk katalog auntentik; selain menggambarkan luas daerah juga mendeskripsikan secara terperinci kualitas tanah, produksi alam, karakter dan sebagainya. Pemerintah juga membangun jaringan kanal-kanal di Babilonia dan sekitar

daerah sungai Tigris dan Eufrat. 86

Selain itu Khalifah Umar juga membangun bendungan-bendungan seperti bendungan Ma’rib, sebuah bendungan raksasa di kota Ma’rib, Yaman untuk mengatur irigasi dan mencegah banjir sekaligus untuk memperbaiki ketersediaan air. Dengan pembangunan

ini daerah pedalaman yang gersang menjadi tanah pertanian yang subur. 87 Pada masa Khalifah Umar, kota Kufah dan Basrah dibangun oleh Gubernur Sa’ad.

Khalifah Umar juga memberikan perhatian besar dalam pembangunan infrastruktur kota Kufah dan Basrah. Kota Basrah secara khusus dibangun di dekat Ubullah di Delta Furat-Tigris yang bersambung ke teluk Persia. Ketika dalam proses pembangunannya,

84 Sabzwari, 1985. dalam Karim, 2006. Ibid., hal. 76.

85 Haikal, 2003. Op., Cit., hal. 675.

86 Sabzwari, 1985. dalam Karim, 2006. Op., Cit., hal. 77.

87 Haikal, 2003. Op., Cit., hal. 675.

Khalifah meberikan perhatian khusus terhadap jalan-jalan raya, pelebaran jalan, dan menjadikan pembangunan masjid di pusat kota. Khalifah juga sangat perhatian terhadap upaya perbaikan kota-kota ini. Ia mengerahkan banyak tenaga-tenaga pilihan untuk memperbaiki prasarana jalan, mengatur pengairan (irigasi) supaya air mencapai setiap sudut tanah pertanian yang produktif. Semua bangunan yang roboh atau rusak akibat peperangan diseluruh penjuru negeri diperbaiki kembali. Tenaga-tenaga ahli bangunan orang Persia yang tinggal di Irak ditugaskan untuk menjalankan pekerjaan

ini. 88 Demkian juga gerbang-gerbang kota kuno diganti dengan yang baru. Barak dan gubuk-gubuk yang terbuat dari jerami yang menjadi temapt kediaman prajurit dan keluarga mereka berubah menjadi rumah-rumah permanen, dan kota itu segera menjadi kota metropolis yang terkenal. Basrah menjadi pusat aktifitas militer, sedang Kufah merupakan pusat politik dan intelektual Mesopotamia Arab yang kemudian semakin berkembang hingga masa al-Manshur dari Dinasti Abbasiyah yang membangun

kotanya yang terkenal di seluruh duni, Baghdad. 89

Selain itu setelah mendapat laporan geografis Mesir, Khalifah menulis surat instruksi kepada Gubernur Mesir, Amr bin Ash untuk mengalokasikan sepertiga dari penerimaan Mesir untuk membangun jembatan, terusan dan jaringan persediaan air. Khalifah juga melibatkan penduduk Kristen dan Yahudi untuk bertugas memelihara dan

memperbaiki kerusakan jalan dan jembatan. 90

Kebijakan pembangunan Khalifah yang paling terkenal di Mesir adalah mengizinakan Gubernur untuk menggali terusan al-Fustat, ibukota Mesir, yang terletak di dekat Kairo dengan pelabuhan Suez. Pemerintah berusaha memfungsikan kembali sebuah kanal di antara sungai Nil dan Laut Merah yang telah lama tidak terpakai. Terusan ini dimulai dari al-Fustat melintang sampai Suez. Terusan ini disebut Terusan Amirul Mukminin (The Channel of Commander of Believers). Terusan ini ditujukan untuk memfasilitasi transportasi langsung antara Mesir dengan Arab, dan menjadi jalur transportasi terbesar antara Mesir, Laut Merah, dan India. Tujuan penggalian menurut al-Maqrizi, adalah untuk mengatasi kekurangan pangan di Madinah. Semula Gubernur Mesir mengirimkan bahan makanan melalui jalur darat, dan berikutnya setelah terusan selesai pengiriman dilakukan melalui jalur laut dengan mengirimkan kapal-kapal yang bermuatan bahan makanan ke Makkah dan Madinah. Pembangun jaringan tersebut selesai dalam waktu kurang dari satu tahun. Pembangunan kanal-kanal tersebut tidak hanya mempermudah pelayaran kapal-kapal yang memuat padi-padian dari Mesir berlayar ke Yanbu dan Jeddah sehingga sangat membantu ketika terjadi bencana kelaparan pada tahun 18 H (640 M). Selain itu juga mendorong pasokan padi-padian sehingga harga jualnya turun di pasar Madinah dan Makkah. Jalur ini tetap dibuka

88 Lihat As-Sadr, 1989. dalam Karim, 2006. Ibid, hal. 140 dan Haikal, 2003. Ibid., hal.

262-271.

89 Hitti, Philip K., 2006. History of The Arabs; From Earlies Times to the Present, Edisi terj., Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, hal. 197.

90 Lihat As-Sadr, 1989. dalam Karim, 2006. Ibid, hal. 140 90 Lihat As-Sadr, 1989. dalam Karim, 2006. Ibid, hal. 140

Selain Kanal di Mesir tersebut, pada masa Khalifah Umar ini begitu banyak kanal-kanal dibangun untuk meningkatkan hasil pertanian. Kanal-kanal penting tersebut diantaranya: (1) Kanal Abi Musa, kanal yang panjangnya sembilan mil, membentang dari Sungai Tigris yang mengalirkan air untuk kebutuhan rakyat Basrah; (2) Kanal Ma’qal, sebuah kanal yang terkenal di jaziarah Arab yang juga bersumber dari Sungai Tigris; dan (3) Kanal Sa’ad, yang diperuntukan bagi kebutuhan pertanian rakyat Anbar. Bangunan-bangunan juga banyak dibangun seperti: (1) Bangunan keagamaan, dimana ratusan masjid dibangun, Ka’bah dan masjid Madinah diperluas; (2) Bangunan untuk pertahanan, asrama, kandang kuda untuk merawat 40.000 ekor kuda dan tempat penyimpan perlengkapannya; (3) Bangunan umum, seperti Dar al-Imarah (kantor pejabat negara), Diwan (kantor arsip dan dokumentasi), Baitul Mal, Penjara dan

bangunan-bangunan lainnya. 92