Metodologi Penelitian
II. Metodologi Penelitian
Molekul Surfaktan Alatan yang digunakan pada penelitian
2.1. Alat dan Bahan
2.2.2. Penghilangan
dengan metode ekstraksi adalah beberapa peralatan gelas, kondensor,
SM as direfluks dengan desikator, autoclave, timbangan analitik,
Padatan
menggunakan campuran metanol : HCl magnetic stirrer , oven dan pH meter.
(perbandingan volume metanol : HCl = 9 : Instrumen yang digunakan berupa X-Ray
C selama 2 jam. Diffraction (XRD) (Philips X-pert powder
1) pada temperatur 70 o
Setelah itu suspensi disaring dan padatan diffractometer ), Fourier Transform Infra-Red
yang didapatkan dicuci dengan metanol (FTIR Perkin Elmer 1600 series), Atomic
sebanyak 2 kali, kemudian dilanjutkan Absorption Spectroscopy (Younglin 8020
dengan air sebanyak 1 kali. Padatan AAS). Bahan yang digunakan natrium
dikeringkan pada temperatur kamar selama silikat
12 jam dan selanjutnya dipanaskan dalam cetyltrimethylamonium bromide (CTABr)
(Na 2 SiO 3 )
(Merck),
C selama 12 jam (C 16 H 33 N(CH 3 ) 3 Br) (Merck), asam asetat
oven pada temperatur 105 o
untuk menghilangkan sisa air. Padatan yang glasial
merupakan silika (C 6 H 5 NH 2 )
(CH 3 COOH)
toluena(C 6 H 5 CH 3 )
mesopori [SM]. Silika mesopori [SM] ini mesopori [SM]. Silika mesopori [SM] ini
sebagai template agent dan akuades sebagai pelarut. Sintesis silika mesopori ini
2.2.3. Modifikasi Silika Mesopori dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti Sebanyak 4 g padatan SM dipanaskan
surfaktan, waktu dan temperatur sintesis sambil diaduk selama 3 jam pada
hidrotermal, dan pengkondisian pH. Faktor- temperatur 200˚C untuk proses aktifasi dan
tersebut dapat mempengaruhi padatan yang terbentuk disebut silika
faktor
diameter pori, ketebalan dinding dan
struktur dari senyawa akhir 22 . Rasio mol dilarutkan dengan anilin dalam pelarut
mesopori aktifasi (SM a ). Padatan SM a ini
Na 2 SiO 3 : CTABr : H 2 O yang digunakan toluena dengan rasio mol >SiOH : anilin = 1
adalah 1 : 0,53 : 120. Mol Na 2 SiO 3 dilebihkan : 1,2. Setelah itu distirrer selama 24 jam
dari mol CTABr karena ion-ion silikat akan dengan kecepatan 300 rpm. Suspensi yang
membentuk jaringan SiO 2 . Jika mol SiO 2 terbentuk kemudian disaring, dicuci dengan
silika mesopori yang toluena kemudian dikeringkan dalam
sedikit
maka
dihasilkan akan memiliki dinding pori yang desikator. Padatan yang didapatkan adalah
tipis, sehingga akan mengurangi sifat silika mesopori modifikasi (SM m N). Silika
mekanik dari silika mesopori tersebut 23 . mesopori
dikarakterisasi dengan menggunakan XRD
surfaktan yang dan FTIR.
CTABr
merupakan
tempat pengarah (prekursor) susunan heksagonal silika
bertindak
sebagai
2.2.4. Amobiliasasi Cu(II) pada silika amorf mesopori dengan cara membetuk misel 24 . (S a ), silika mesopori (SM) dan silika
Pada konsentrasi terendah, surfaktan akan Modifikasi (SM m N).
ada sebagai monomer dalam larutan. 0,1 g S a disuspensikan pada 10 mL larutan
meningkatnya konsentrasi Cu 2+ 0,002 M kemudian distirer pada
Dengan
surfaktan membuat pembentukan misel temperatur kamar selama 24 jam. Suspensi
menjadi lebih mudah, misel mula-mula yang
berbentuk spherical. Peningkatan konsentrasi mendapatkan amobilat silika amorf-Cu(II)
lebih lanjut menimbulkan agregasi pada (Sa-Cu(II)). Penentuan logam Cu(II) yang
dapat mengakibatkan diamobilisasi pada permukaan silika amorf
misel
dan
pemanjangan misel untuk membentuk (amobilat) dengan cara mengukur filtrat
batangan dalam larutan. Kenaikan lebih dengan menggunakan AAS. Prosedur yang
konsentrasi surfaktan sama
lanjut
pada
menimbulkan aglomerasi pada misel mengamobilisasi Cu(II) pada permukaan
juga dilakukan
untuk
spherical ataupun silinder SM dan SM m N.
berbentuk
menjadi
rod-like micelles dalam fasa heksagonal. Ketika penambahan silika pada
2.2.5. Uji Leaching Tembaga (II) sistem anion, silika melapisi permukaan Pengujian kestabilan ketiga amobilat yaitu :
dari misel surfaktan melalui ion – exchage. S a -Cu(II), SM-Cu(II) dan SM m N-Cu(II)
Silika ini membungkus misel kemudian dengan cara menimbang 0,0050 g masing-
membentuk fasa heksagonal yang terlihat masing amobilat yang dilarutkan kedalam
pada produk akhir 25 . Padatan yang
10 mL H 2 O kemudian distirer selama 24 terbentuk disebut produk silika mesopori jam. Suspensi yang terbentuk disentrifus.
as-sintesis (Sm as ) dengan masih adanya Filtrat diambil untuk mengukur logam
CTABr pada porinya.
Cu(II) dengan AAS untuk penentuan uji
leaching Cu(II) dari amobilat. Pengilangkan template CTABr yang ada pada pori produk as-sintesis ini dilakukan
III. Hasil dan Pembahasan
dengan cara
direfluks menggunakan
3.1. Sintesis Silika Mesopori campuran pelarut metanol : HCL. Metode Silika
ini dinamakan dengan metode ektraksi. menggunakan metode hidrotermal dengan
Proses ektraksi ini akan melarutkan natrium silikat sebagai sumber silika,
surfaktan (CTABr) yang terikat pada pori.
Metanol berfungsi
ini disaring sehingga didapatkan endapan senyawa organik atau surfaktan sedangkan
untuk melarutkan
dari silika yang bewarna putih. Endapan asam klorida berfungsi untuk memutuskan
dicuci dengan toluena untuk melarutkan ikatan antara surfaktan dengan dinding dari
senyawa organik yang terdapat pada silika dan melarutkan senyawa anorganik
endapan. Endapan yang terbentuk ini sisa
mesopori yang penghilangan template dengan metoda
reaksi yaitu
disebut dengan SM m N. ektraksi adalah
dimodifikasi
Permukaan pori dari silika ini termodifikasi mesoporinya masih utuh dibandingkan
dinding
dari silika
oleh
anilin.
Adapun skema reaksi
pembentukan silika mesopori modifikasi penghilangan
dengan metoda kalsinasi 26 . Jika dilakukan
template dengan
pada Gambar 1.
menggunakan metoda kalsinasi
akan
menyebabkan dinding
mesoporinya tipis. Hasil dari ekstraksi ini
Si
NH 2 O O Si NH 3
didapatkan padatan silika mesopori (SM) O
yang bewarna putih. O
3.2 Modifikasi Silika mesopori O O
Silika mesopori memiliki sisi asam yang
kurang bagus, untuk meningkatkan sifat
1. Mekanisme modifikasi silika dari silika mesopori terebut dapat dilakukan
Gambar
mesopori dengan anilin. dengan berbagai metode diantaranya adalah
dengan memodifikasi permukaan silika
3.3. Amobiliasasi Cu(II) pada silika amorf (Sa), mesopori 27 . Modifikasi dilakukan untuk
silika mesopori (SM) dan silika Modifikasi membentuk interaksi elektrostatis antara
(SMmN).
support silika mesopori dengan logam Luas permukaan, interaksi permukaan yang tembaga yang merupakan sisi aktif dari
berbeda dari silika amorf dengan silika katalis yang dihasilkan. Modifikasi silika
mesopori dan silika mesopori modifikasi pada penilitian ini dilakukan dengan
akan memberikan pengaruh yang berbeda menggunakan anilin dalam pelarut toluena.
saat diamobilisasi. Silika amorf memiliki Anilin merupakan basa bronsted yang
yang lebih kecil mempunyai kemampuan menerima proton
luas
permukaan
dibandingkan dengan silika mesopori dari gugus silanol (>Si-OH) pada silika
karena pada silika amorf hanya terdapat sehingga membentuk silika bermuatan
pori eksternal sedangkan silika mesopori
mempunyai pori eksternal dan juga pori Proses modifikasi dilakukan dengan terlebih
negatif [Si-O] - pada permukaan silika 28 .
memperbesar luas dahulu melakukan aktifasi pada silika
internal
yang
permukaan 29 . Antara silika mesopori dengan cara memanaskan silika mesopori
dengan silika modifikasi juga memiliki pada suhu 200ºC. Aktifasi ini dilakukan
modifikasi pada dengan tujuan
perbedaan
karena
permukaan dari pori dengan senyawa menghilangkan pengotor yang ada pada
membuka
pori dan
organik dapat merubah sifat fisika dan permukaan silika.
kimianya 30 . Pada silika mesopori terdapat gugus silanol Si-O-H sedangkan pada silika
Silika aktifasi ditambahkan dengan anilin
mesopori
modifikasi silika mesopori
menjadi bermuatan negatif Si-O - . Dengan yang digunakan lebih banyak dari mol
dalam pelarut toluena, jumlah mol anilin
berbedanya sifat dari masing-masing >SiOH supaya anilin bisa menerima semua
support maka dilakukan amobilisasi katalis
H + yang terikat pada >SiOH. Silika tembaga pada support silika amorf, silika mesopori yang berwarna putih membentuk
mesopori dan juga silika mesopori suspensi
modifikasi untuk mengetahui mana support ditambahkan anilin dan toluena . Toluena
yang bagus. Katalis tembaga diamobilisasi berperan sebagai pelarut anilin tapi tidak
pada pada permukaan support dengan melarutkan silika. Campuran silika anilin
mereaksikan
tembaga nitrat dengan tembaga nitrat dengan
3.2 Hasil Analisis dengan Fourier Transform Pelarut yang digunakan akuades karena
Infra-Red (FT-IR)
kelarutan dari tembaga nitrat dapat larut Spektroskopi infrared adalah teknik yang dengan mudah didalam akuades. Larutan
berdasarkan pada vibrasi atom dalam dicampurkan dengan support supaya logam
digunakan untuk tembaga
molekul.
FTIR
material, menentukan permukaan dari support. Amobilisasi logam
dapat berinteraksi
dengan
mengidentifikasi
komposisi dari campuran, dan membantu
informasi dalam SM, SM m N menghasilkan katalis hetorogen
tembaga yang dilakukan pada support S a ,
memberikan
memperkirakan struktur molekul 12 . Spektra S a -Cu(II), SM-Cu(II) dan SM m N-Cu(II).
FTIR dari silika amorf (S a ), silika amorf Amobilisasi katalis tembaga pada ketiga
tembaga(II) (S a -Cu(II), silika mesopori (SM), support
SM-Cu(II), silika modifikasi (SM m N) dan membadingkan nilai metal loading dan
ini dilakukan
untuk
SM m N-Cu(II) dapat dilihat pada gambar leaching dari
Banyaknya logam yang tergrafting pada masing-masing support bisa berbeda
(f)
karena interaksi logam tembaga pada ketiga O-H
support berbeda. Dimana di asumsikan Si-OH
banyak logam yang tergrafting pada (e)
Si-O-Si
Si-OH
O-H C-N N-H permukaan silika mesopori modifikasi lebih Si-O-Si Si-OH
C-N
banyak karena permukaannya sudah
Si-O-Si (d)
dimodifikasi menyebabkan ion logam yang
bermuatan positif lebih banyak terikat pada Si-OH permukaan. Pada silika modifikasi (SM Si-O-Si
m N)
(c)
ion Cu 2+ berikatan dengan dua buah >Si-O - Si-OH
C-N
O-H Si-OH Si-O-Si
sehingga didapatkan SM m N-Cu(II). Untuk
mengetahui metal loading dan metal leaching (b)
Si-O-Si
Si-OH
O-H Si-O-Si
dari logam pada ketiga support dilakukan
Si-O-Si
anilisis dengan menggunakan AAS. adapun (a) mekanisme grafting logam pada permukaan
Si-OH
O-H Si-O-Si
silika mesopori modifikasi dapat dilihat Si-O-Si
pada Gambar 2. 1000
Angka gelombang cm cm-1 -1
Gambar 3. Spektrum FTIR dari (a) S
a (b) S a -Cu(II)
O Si NH 3
(c) SM (d) SM-Cu(II) (e) SM m N (f)
2 O O Si
Cu(NO 3 ) 2 SM m N-Cu(II)
Pita serapan utama yang menunjukan
O Si O
gugus fungsi pada silika adalah pada angka
gelombang 1130-1000 cm -1 yang merupakan pita serapan spesifik dari >Si-O-Si<
asymetric stretching dan pada angka
gelombang 3700 – 3200 cm -1 adalah pita
O Si
NH 3
serapan spesifik >Si-OH stretching dari
OO Cu 2+ NO 3 Si -
silanol. Untuk ketiga support yang diuji
OO
yaitu S a ,SM dan SM m N terdapat pola-pola
Si
2 pita serapan utama yang menunjukan stratching gugus silanol (>Si-OH) pada
angka gelombang 3315 cm- 1 , 3495 cm -1 , dan Gambar 2. Mekanisme amobilisasi logam tembaga pada silika modifikasi
3474 cm -1 , pita serapan kedua menandakan anilin
vibrasi asymetric stretching gugus siloksan (>Si-O-Si<) pada angka gelombang 1061
cm -1 , 1054 cm -1 , dan 1053 cm -1 , yang diperkuat dengan pita serapan pada angka cm -1 , 1054 cm -1 , dan 1053 cm -1 , yang diperkuat dengan pita serapan pada angka
menunjukkan adanya vibrasi wagging NH 2 . symetric (>Si-O-Si<) dari gugus siloksan. Selain itu juga terdapat pita serapan pada
Keberhasilan proses amobilisasi dapat angka gelombang 1930 cm -1 , 1963 cm -1 , dan
dilihat dari spektrum FTIR sebelum
penggraftingan dan setelah pengraftingan. Pita serapan pada angka gelombang 1630
1965 cm -1 mengindikasikan SiO 2 overtune.
Masuknya logam kedalam pori eksternal cm -1 ,
cm -1 dan internal dapat dilihat dari pergeseran mengindikasikan streching O-H dari H-O-H
1635 cm -1 ,
dan
spektum menyeluruh. Adanya logam dari molekul air yang terserap pada proses
tembaga pada silika amorf membuat pita pengerjaan[30]. Pita serapan pada angka
kearah bilangan gelombang 966 cm -1 , dan 966 cm -1 yang
serapan
bergeser
golombang yang lebih besar, pita serapan mengindikasikan vibrasi Si-OH untuk SM
bergeser dari 3315 cm -1 menjadi 3365 cm -1 . dan SM m N.
pergeseran kebilangan gelombang yang lebih besar menandakan Terdapat perbedaan pita serapan antara
Terjadinya
semakin sulitnya vibrasi dari molekul. silika mesopori (SM) dibandingkan dengan
Keberadaan ion logam pada permukaan
pita serapan silika amorf (S a ). Perbedaan
silika amorf menyebabkan fibrasi menjadi terdapat pada angka gelombang 2852 cm -1 terganggu.
yang mengindikasikan bending C-H serta pada angka gelombang 2924 cm -1 yang
Keberhasilan proses amobilisasi pada silika
mesopori dapat dilihat pada gambar 3c dan pita
merupakan vibrasi stretching –CH 2 . Adanya
d. Terjadi pergeseran pita serapan dari 3339 menandakan masih adanya surfaktan
serapan pada
daerah
tersebut
cm -1 menjadi 3495 cm -1 menandakan logam CTABr pada pori dari silika mesopori.
Cu(II) telah tergrafting pada permukaan Proses pengilangan surfaktan dengan
silika mesopori. Pada silika modifikasi juga motoda ekstraksi, meskipun sudah dibantu
terjadi pergeseran pita serapan dari angka dengan refluks masih menyisakan surfaktan
gelombang 3474 cm -1 ke 3263 cm -1 yang pada permukaan pori. Ini didukung oleh
menandakan telah tergraftingnya Cu(II) penelitian sebelumnya yang tidak bisa
pada permukaan silika mesopori. Adanya menghilangkan surfaktan 100%. Tapi proses
ion Cu(II) pada permukaan support ini penghilangan surfaktan dengan metoda
menyebabkan adanya polarisasi dari ion ekstraksi ini memiliki keunggulan pada
sehingga menyebabkan sampel sedikit lebih dinding porinya yang masih utuh, jika
mudah berfibrasi yang ditandai dengan penghilangan
bergesernya pita serapan kearah angka metoda kalsinasi menyebabkan dinding dari
surfaktan
menggunakan
gelombang yang lebih kecil. Keberhasilan permukaan pori tidak utuh.
juga dapat dilihat dari penguran intensitas vibrasi OH yang menandakan H + telah
Silika modifikasi memiliki perbedaan pita digantikan oleh Cu(II). dengan silika mesopori yang menandakan proses modifikasi dengan anilin telah terjadi
3.3. Hasil Analisis dengan X-Ray Diffraction yaitu adanya pita serapan pada angka
(XRD)
gelombang 1499 cm -1 yang merupakan pita Analisis menggunakan X-Ray Diffraction serapan dari stretching C-N aromatis dari
(XRD) bertujuan untuk mengetahui fasa dan molekul anilin, ini menandakan anilin ikut
ketabilan yang terbentuk dari hasil sintesis. berpartisipasi sebagai basa bronsted yang
Silika mesopori yang digunakan sebagai berfungsi mengaktifkan spesies silanol pada
suport memiliki fasa semikristalin, pola permukaan silika modifikasi sehingga
difraksi untuk silika mesopori dapat diamati didapatkan gugus –[SiO - ], pita serapan
pada daerah sudut kecil (small angel) tersebut menandakan proses modifikasi
1°- 4°pada daerah 2θ. Munculnya puncak telah berhasil. Data serapan anilin juga
kuat yang lebar pada daerah tersebut diperkuat dengan munculnya pita serapan
mengindikasikan
terbentuknya silika mesopori. Pada gambar 4.a dapat dilihat terbentuknya silika mesopori. Pada gambar 4.a dapat dilihat
Gambar 4 merupakan difraktogram untuk silika modifikasi, dari gambar dapat dilihat bahwa pola difraksi dari silika mesopori dengan silika modifikasi tidak berubah hanya terjadi penurunan intesitas yang menandakan
telah
termodifikasinya
permukaan silika mesopori dan terjadinya pergeseran keara h 2 θ yang lebih besar
karena berkaitan dengan ukuran pori dari
Gambar 5. Kurva kalibrasi larutan standar Cu
silika.
Berdasarkan kurva kalibrasi larutan standar pada gambar 5 didapatkan nilai koefisien
B korelasi (r) 0,998. Setelah dilakukan uji
statistik dengan meggunakan tingkat
a. s( ta
kepercayaan 99%, maka persamaan regresi
si n te
larutan standar ini dapat digunakan karena
In
nilai r hitung > r tabel.
A Hasil metal loading dan metal leaching dari logam tembaga pada ketiga support yang
2 4 6 8 10 digunakan dapat dilhat pada tabel dibawah
Gambar 4. Difraktrogram dari silika mesopori
ini.
dan silika modifikasi.
Tabel 1. Nilai metal loading dan leaching pada Pola difragtogram yang sama dari silika
support katalis.
mesopori dengan
silika
modifikasi
Metal menandakan Metal setelah dilakukannya loading 1 leaching 2
No Amobilat
modifikasi struktur pori dari silika masih
8,01 % 0,0037% tetap sama dan modifikasi tidak merusak
1 S a -Cu(II)
33,74% 0,028% pori dari silika mesopori.
2 SM-Cu(II)
3 SM m N-
Cu(II)
3.4. Hasil Analisis
dengan
Atomic
Absorption Spectroscopy (AAS) 1 Metal loading =
Analisis menggunakan AAS pada sintesis katalis teramobilisasi bertujuan untuk
x 100% menentukan kadar ion logam Cu 2+ yang
terdapat dalam amibilat (metal loading) dan
2 Metal leaching =
menentukan kadar ion logam Cu 2+ setelah x 100% uji kestabilan amobilat yang dihasilkan
(metal leaching). Silika modifikasi (SM m N) sebagai suport
menghasilkan nilai metal loading yang lebih besar dibandingkan dengan silika mesopori
(SM) dan silika amorf (S a ). Ini disebabkan karena silika modifikasi permukaannya sudah dimodifikasi dengan menggunakan anilin yang dapat menerima H + dari gugus silanol sehingga membentuk silika yang bermuatan negatif [>Si-O] - menyebabkan logam lebih mudah terikat pada permukaan (SM) dan silika amorf (S a ). Ini disebabkan karena silika modifikasi permukaannya sudah dimodifikasi dengan menggunakan anilin yang dapat menerima H + dari gugus silanol sehingga membentuk silika yang bermuatan negatif [>Si-O] - menyebabkan logam lebih mudah terikat pada permukaan
dan metal leaching dengan berinteraksi dengan suport, sehingga sangat
beberapa logam. bagus digunakan sebagai katalis. Nilai metal loading dari support SM lebih kecil dari
% Metal % Metal SM m N karena porinya belum dimodifikasi
No
Amobilat
loading leaching menyebabkan logam tidak begitu mudah
1 S a S a -Mn untuk berikatan dengan permukaan silika, 1
64,80 0,0066 tapi nilai metal loadingnya jauh lebih besar
S a -Fe 2 89,90 0,015 S a -Co 3 45 dibandingkan dengan S 0,09
a karena pori dari
S a -Ni 4 87,19 0,0082 silika mesopori lebih seragam dari pada pori
8,01 0,0037 dari S a . Adanya logam yang terloading pada
S a -Cu
2 SM
support ini dapat dilihat dari hasil FTIR SM-Mn 1 87,62 0,02737 dimana terjadi pengurangan itensitas pita
SM-Fe 2 42,72 0,031 serapa untuk gugus silanol. Metal loading
SM-Co 3 41,67 0,04 yang
SM-Ni 4 83,62 0,065 modifikasi pada support dapat dikaitkan
3 dengan selektifitas katalis, karena logam SM m N SM m N-Mn 1 85,83
yang ada pada support lebih banyak. 0,0097 SM m N-Fe 2 79,09
0,018 Leaching merupakan proses lepasnya ion
SM m N-Co 3 38,48 0,02 logam yang telah berinteraksi dengan
SM m N-Ni 4 62,10 0,039 support ke dalam pelarut. Uji leaching ini
43,34 0,01 dilakukan untuk mengetahui kestabilan dari ion logam Cu 2+ dalam berinteraksi dengan
SM m N-Cu
1 Pebrika dkk, 2 Meza dkk, 3 Thalabul dkk, 4 support. Semakin rendah nilai leaching maka
Dina dkk.
semakin sedikit ion logam yang lepas kepelarut, sedangkan jika semakin besar
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai nilai leaching nya maka semakin besar ion
metal loading yang paling tinggi untuk S a logam yang lepas dari amobilat. Dari tabel 1
adalah logam Ni sedangkan untuk SM dan diketahui nilai metal leaching logam Cu 2+ SM m N metal loading paling besar adalah
dari suport Sa sebesar 0,00037 %, SM 0,028 adalah logam Mn. Untuk metal leaching %, SMmN 0,01%. Nilai matal leaching Untuk
yang paling kecil untuk S a adalah logam Cu.
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai metal metal leaching yang besar dari SM
SM m N berada diantara S a dan SM. Nilai
loading katalis tembaga relatif rendah menandakan Ion logam kurang stabil
dibandingkan dengan nilai metal loading berikatan dengan permukaan pori ini
dari katalis logam transisi lain seperti Ni, karena masih
adanya CTABr pada Co, Fe, dan Mn hal ini di asumsikan karena permukaan porinya. Nilai metal loading
Cu 2+ memiliki keelektropositifan yang lebih yang rendah dari 10% menandakan katalis
kecil dibandingkan dengan logam yang lain. dengan support tersebut stabil dan interaksi
Menyebabkan logam realtif lemah terikat antara support dan logam kuat, sehingga
pada support dibandingkan dengan logam dapat digunakan sebagai katalis heterogen.
dengan keelektopositifan yang lebih besar.
Hasil dari metal loading dan leaching dari logam tembaga dengan berbagai support dibandingkan dengan beberapa logam dapat dilihat pada tabel dibawah.
Sa
IV. Kesimpulan
SM SMmN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
modifikasi silika mesopori dengan anilin tidak mengganggu
in g d 60
struktur semikristaslin dari silika mesopori
ll o a
dimana hal ini dapat dilihat dari hasil
ta e 40
analisis dengan XRD. Proses modifikasi dan
grafting logam Cu(II) dapat dibuktikan
dengan FTIR. Modifikasi pada silika juga
0 dapat meningkatkan nilai metal loading dari
25 26 27 28 29 katalis. Hasil pengukuran dengan AAS
menunjukkan bahwa nilai Cu-loading dari Gambar 6. Perbandingan nilai metal loading pada
Nomor Atom (Z)
silika mesopori modifikasi ini (43%) lebih ketiga support
baik dibandingkan dengan silika amorf dan silika mesopori (8% dan 33%). Untuk nilai
Cu-leachingnya, support silika mesopori
modifikasi mempunyai nilai leaching yang
SMmN
berada diantara silika amorf dan silika
mesopori (0,01% berbanding 0,0037 dan
g in 0,06
ta ll 0,04
V. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima
kasih kepada
analis
laboratorium Kimia Material yang telah membantu dalam penelitian ini.
25 26 27 28 29 Referensi
1. Fernandez, R. B ., 2010, Penggunaan Gambar 7. Perbandingan nilai metal leaching
Nomor Atom (Z)
Kompleks Logam Transisi Sebagai pada ketiga support
Katalis Heterogen dalam Berbagai Macam Reaksi kimia. Program Studi
Pascasarjana Universitas loading pada support SM dan SM m N nilai
Berdasarkan gambar diatas nilai metal
Kimia
– Journals Review . metal loading paling tinggi terdapat pada
Andalas
Padang.
logam Mn 2+ , nilai metal loading yang paling
2. Tang, D., Zhang, L., Zhang, Y., Zhen-
An, Q., Liu, Y., and Huo, Q., 2012, logam Cu 2+ . ini dikarenakan ion mangan
rendah untuk support S a dan SM adalah
Silica Nanoparticles memiliki kelektropositifan yang lebih besar
Mesoporous
Immobilized Salicylaldimine Cobalt menyebabkan ion logam ini lebih kuat
Complexes as High Efficient Catalysts berinteraksi dengan gugus bermuatan
for Polymerization of 1,3-butadiene, J. negatif dari SiO - . Sedangkan logam Cu +2 of Colloid and Interface Science , 369, 338 –
mempunyai keelektropositifan yang paling
kecil, menyebabkan nilai metal loadingnya
3. Ren, Y., Yue , B., Gu, M., and He, H., relatif kecil dibandingkan logam lain. Untuk
2010, Progress of the Application of support SM m N metal loading yang paling
Silica-Supported rendah pada logam Co 2+ . Hal ini
Mesoporous
Heteropolyacids in Heterogeneous diasumsikan karena logam Co +2 kurang
Preparation of stabil menyebabkan logam ini relatif lebih
Catalysis
and
Nanostructured Metal Oxides, Materia , rendah terloading dibandingkan logam lain.
3, 764-785.
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai metal
4. Nandiyanto,A. B. D., Kim, S.G., loading dan metal leaching pada ketiga
Iskandar, F., and Okuyama, K., 2009, support yang didapatkan bervariasi.
Synthesis of spherical mesoporous silica nanoparticles with nanometer- Synthesis of spherical mesoporous silica nanoparticles with nanometer-
13. Sari, R. M., Darajat, S., Arief, S., dan diameters, Microporous and Mesoporous
Penentuan Kondisi Materials , 120, 447 –453.
Admi,
Optimum Aktifitas Katalitik Ni(II)-
5. Huirache-Acuña, R. Nava, R., Peza- Asetonitril yang diamobilisasi pada Ledesma L. C., Lara-Romero, J.,
Modifikasi untuk Reaksi Alonso-Núñez, G., Pawelec, B., and
Silika
Transesterifikasi, J. Kimia Unand (ISSN Rivera-Muñoz, M.E., 2013, SBA-15
No. 2303-3401) , Volume 2 Nomor 1:59- Mesoporous Silica as Catalytic Support
for Hydrodesulfurization Catalysts,
14. Munawan, A., Syukri, Emdeniz, dan Materials,
6, 4139-4167. Efdi, M, 2014, Uji Pendahuluan
6. Admi, Widi. E., Syukri. 2015, Sintesis Aktivitas Katalitik Katalis Mangan (II) dan Karakterisasi Katalis Cu(Ii) Yang
diamobilisasi pada Silika diamobilisasi pada Silika Modifikasi.J.
Yang
dalam Reaksi Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401) ,
Modifikasi
Transesterifikasi, J.Kimia Unand (ISSN Volume 4 Nomor 1, 116-122.
No. 2303-3401) , Volume 3, Nomor 3:6-
7. Afriani S. R., Syukri, dan Arief, S.,
2014, Sintesis dan karakterisasi katalis
15. Y. Li, N. Qi, Z.W. Liu, B. Zhou, Z.Q. Fe(II) yang diamobilisasi pada silika
Chen, dan Z. Wang, Effect of synthesis modifikasi
temperature on the ordered pore aktifitas katalitiknya dalam reaksi
dan
uji pendahuluan
structure inmesoporous silica studied transesterifikasi. J. Kimia Unand (ISSN
by positron annihilation spectroscopy. No. 2303-3401) , Volume 3, Nomor 4: 29-
Applied Surface Science , 363 :445 –450.
16. Laghaeia, M., Sadeghia, M., Ghaleib, B.,
8. Ho, K.Y., McKay, G., and Yeung, K.L., dan Dinari, M, 2016, The effect of 2003, Selective adsorbents fromordered
of post-synthetic mesoporous silica. Langmuir, 19, 3019 –
various
types
modifications on thestructure and 3024.
properties of MCM-41 mesoporous
9. C.Y. Li, N. Qi, Z.W. Liu, B. Zhou, Z.Q. silica. Progress in Organic Coatings, 90: Chen, and Z. Wang., 2016, Effect of
17. Rath, D., Rana, S., and Parida, K. M, pore structure inmesoporous silica
synthesis temperature on the ordered
2014, Organic amine-functionalized studied
silica-based mesoporous materials: an spectroscopy, Applied Surface Science,
by positron
annihilation
update of syntheses and catalytic 363: 445 –450.
applications. RSC Adv, 4:57111-57124.
18. Li, y., Feng, Z., Lian, Y., Sun, K., Zhang, Penentuan Kondisi Optimum Aktifitas
10. Delia, I., Admi, dan Syukri, 2012,
L., Jia, G., Yang, Q., and Li., C, 2005, Katalitik
Direct synthesis of highly ordered Fe- diamobilisasi pada Silika Modifikasi
Fe(II)-Asetonitril
yang
SBA-15 mesoporous materials under dalam Reaksi Transesterifikasi, J.Kimia
weak acidic conditions. Microporous and Unand , Volume 1 Nomor 1: 13-20.
Mesoporous Materials
19. Sahoo, D. P., Rath, D., Nanda, B., and Optimasi Aktifitas Katalitik Co(II)
11. Fauzan, R., Syukri, dan Emdeniz, 2012,
M, 2015,Transition Asetonitril yang diamobilisasi pada
Parida,K.
metal/metal oxide modified MCM-41 Silika
degradation and Transesterifikasi. J.
hydrogen energy production: a review. Volume 1 Nomor 1: 106-113.
Kimia Unand ,
RSC Adv , 5: 83707-83724.
20. Nanda, B., Amaresh, C., Pradhan, and 2013, Penentuan kondisi optimum
12. Noerma S. F. N., Syukri, dan Zulhadjri,
Parida, K.M., 2016, A comparative aktivitas katalitik Mangan(II) yang
study on adsorption and photocatalytic digrafting pada silika modifikasi. J.
dye degradation under visible light Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401) ,
irradiation by mesoporous MnO 2 Volume 2 Nomor 1: 46-53.
modified MCM-41 nanocomposite,
26. Wahyuni, S., Syukri, S., dan Admi, A., Volume 226: Pages 229-242.
Microporous and Mesoporous Materials ,
2015, Sintesis dan Karakterisasi Silika
secara hidrotermal; and
21. Qin, J., Li, B., Zhang, B., Wei, Han, C.,
Mesopori
Komparasi antara Kalsinasi dan characterization
Liu, J,
2015,
Synthesis,
Ekstraksi pada Penghilangan Molecular performance
and
catalytic
Templating Agent. J.Kimia Unand. mesoporous Ni-MCM-41 with high
of
well-ordered
27. Ahmad, A., H., M., Rasid., A., H., Fadzil., nickel
S., H., Rashid., and Kassim, 2011, Mesoporous Materials , 208: 181-187.
Synthesis and characterization of
22. Blin, J., L., Harrier, G., Otjacqueus, C., CuO 2 (acac) 2 supported on and Bao-Lian So, 2000, New Way to
functionalized MCM-41 containing Synthesize: MCM-41 and MCM-48
thiourea ligand, 2nd Internasional Material with Toilered Pore Size,
Conference on Chemistry and Chemical Studies in Surface Science and Catalysis ,
Engineering Singapore . 129, 57-66.
28. Munawan, A., Syukri, Emdeniz, and
23. Ortiz,H., I., M., Silva, A., M., Cerda, Efdi, 2014, M., Uji Pendahuluan L.,A.,G., Castruita,G., and Mercado, Y.,
Aktivitas Katalitik Katalis Mangan(II) A., P., 2012, Hydrothermal Syinthesis of
yang di Amobilisasi pada Silika Mesoporous Silica MCM-41 Using
dalam Reaksi Comercial Sodium Silicate, J. Mex.
Modifikasi
Transesterifikasi. J. Kimia Unand, 3, 6- Chem. Soc , 57, 73-79.
11.
29. Ubaid, A., dan Munasir, 2016, Pengaruh 2011,Sintesis dan Karakterisasi Katalis
24. Lestari, F., A., dan Ediati, R.,
Variasi Aging Terhadap Porositas Zr-Al-MCM-41
Nanosilika sebagai Adsorben Gas Hidrotermal, Prosiding Skripsi Semester
dengan
Metode
Nitrogen, Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Gasal,
(IFI), Volume 05 Nomor 01, 1 – 6. November .
30. Laghaeia, M., Sadeghia, M., Ghaleib, B.,
25. Edler, K., J., 1997, Template Induction of and Dinari, M., 2016, The effect of Supramolecular
of post-synthetic and
Structure:Synthesis
various
types
modifications on thestructure and Mesoporous Molecular Sieve, MCM-41,
properties of MCM-41 mesoporous Tesis , Research School of Chemistry,
silica, Progress in Organic Coatings, 90, Australian National University.
163 –170.