Media untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian seluruh dosen dan mahasiswa Kimia FMIPA Unand

DAFTAR ISI

JUDUL ARTIKEL Halaman

1. DEGRADASI SENYAWA KARBARIL DALAM INSEKTISIDA

1-6

SEVIN® 85SP SECARA OZONOLISIS DENGAN PENAMBAHAN TiO 2 /ZEOLIT Zilfa, Hamzar Suyani dan Prima Nuansa

2. SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ZSM-5 DARI ABU

7-15

SEKAM PADI DENGAN METODA HIDROTERMAL MENGGUNAKAN TEMPLATE ORGANIK DAN STUDI PENGARUH VARIASI PH Bayu Okta Syaputra, Upita Septiani, dan Syukri Arief

3. MODIFIKASI SERAT TEKSTIL DENGAN NANOPORI TiO 2 -SiO 2 16-20

SEBAGAI TEKSTIL SELF CLEANING Fadhli, Yetria Rilda, dan Syukri

4. STUDI INTERAKSI UJUNG TERBUKA SINGLE WALLED

21-25

CARBON NANOTUBE (SWCNT) DENGAN ATOM KALIUM MENGGUNAKAN METODA SEMIEMPIRIS AM1 Flidynagustary, Imelda, dan Emdeniz

5. ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TRITERPENOID

26-29

SERTA UJI ANTIBAKTERI PADA DAUN Ficus variegata Blume M. Iqbal, Adlis Santoni, dan Mai Efdi

6. PENGARUH JENIS BATANG KATODA TERHADAP KINERJA

30-35

SEL FOTOVOLTAIK SEMIKONDUKTOR Cu 2 O DALAM ELEKTROLIT GEL Na 2 SO 4

Olly Norita Tetra, Muthia Septiayuni, dan Admin Alif

7. PENAMBAHAN Trichoderma viride PADA PROSES

36-40

PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP KANDUNGAN NITROGEN-TOTAL, KALIUM DAN POSFOR

Sumaryati Syukur, Elida Mardiah, dan Nofa Rahayu Desi Putri

8. BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK DENGAN

41-46

MEMANFAATKAN GAMBIR SEBAGAI BIOREDUKTOR

Vivi Gustia, Syukri Arief, dan Diana Vanda Wellia

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

DEGRADASI SENYAWA KARBARIL DALAM INSEKTISIDA SEVIN® 85SP SECARA OZONOLISIS DENGAN PENAMBAHAN

TiO 2 /ZEOLIT

Zilfa, Hamzar Suyani dan Prima Nuansa

Laboratorium Kimia Analisis Terapan Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas

e-mail: [email protected]

Jurusan Kimia FMIPA Unand, Kampus Limau Manis, 25163

Abstract

An investigation of carbaryl degradation contained in insecticide Sevin® 85SP by ozonolysis has been performed. Ozonolysis is one of many degradation methods for organic compound by using

ozone (O 3 ) that breaks the bond between C=C to produce the C=O bond. The result of degradation were detected by UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 280 nm. Spectrophotometry analysis showed the reduction of carbaryl absorbance after degradation occurred. Carbaryl diluted in volume of solvent acetonitril : water = 6 : 4. Degradation of 10 mL carbaryl 15 mg/L without addition of catalyst by ozonolysis was reached 42.14% after 60 minutes. Although degradation percentages of 10

mL carbaryl (15 mg/L) with additions of 15 mg TiO 2 /Zeolit was 56.62% after 60 minutes. The result proved that TiO 2 /Zeolit was an effective catalyst in carbaryl degradation by ozonolysis method.

Keywords : degradation, carbaryl, ozonolysis, TiO 2 /Zeolit

aktif. Kemudian lumpur atau sludge yang Salah satu pestisida yang cukup banyak

I. Pendahuluan

terbentuk dibakar atau diproses secara digunakan oleh para petani adalah merck

Pembakaran sludge akan Sevin® dengan bahan aktif karbaril. Karbaril

mikrobiologi.

terbentuknya senyawa (1-naphthyl-N-methylcarbamate) merupakan

mengakibatkan

karbonmonoksida, senyawa organik sintetis golongan karbamat

klorooksida

dan

sedangkan penggunaan karbon aktif hanya yang diperkenalkan pada tahun 1956 oleh

menyerap pencemar organik yang bersifat Union

nonpolar dengan berat molekul rendah, pestisida yang tidak terkontrol memberikan

sedangkan untuk senyawa nonpolar dengan dampak

berat molekul tinggi tidak tereliminasi. 3 Hal Pestisida, yang dapat didegradasi oleh

negatif terhadap

lingkungan.

ini menjelaskan bahwa penanganan limbah mikroba (biodegradable) maupun yang tidak

konvensional hanyalah dapat didegradasi oleh mikroba (non-

dengan

metode

merupakan penanganan sementara karena biodegradable ) mempunyai sifat racun, terlebih

tidak merombak kontaminan tetapi hanya lagi pestisida non-biodegradable yang bersifat

mengubahnya dari satu bentuk ke bentuk karsinogen.

yang lain. Oleh karena itu perlu dicari metode pestisida non-biodegradable yang berasal dari

alternatif lain yang efektif untuk menguraikan limbah budidaya pertanian antara lain adalah

limbah tersebut.

herbisida, insektisida, fungisida dan Beberapa teknologi telah dikembangkan

rodentisida 2 .

berbagai limbah Pengolahan

untuk

mendegradasi

pestisida antara lain adalah metode sonolisis, insektisida dalam budidaya pertanian dengan

fotolisis dan ozonolisis 3-5 . Sonolisis telah metode konvensional telah dilakukan, yaitu

degradasi senyawa dengan

digunakan

untuk

Permetrin 3 . Penelitian tentang degradasi pengendapan dan penyerapan oleh karbon

cara pembakaran

lumpur,

secara fotolisis terhadap Sipermetrin, Karbaril

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

dan Profenofos

Bahan yang digunakan adalah insektisida TiO 2 /zeolit juga telah dilakukan dengan hasil

dengan

penambahan

Sevin® 85SP dengan bahan aktif Karbaril persentase

(C 12 H 11 NO 2 ) 85% (PT. Bayer Indonesia), sebesar 64,4 %, 65,36 % dan 19,28 % secara

degradasi

masing-masingnya

Titanium dioksida (TiO 2 -anatase) (Ishihara fotolisis 4,6,7 . Ozonolisis merupakan metode

Sangyo, LTD, Japan), zeolit alam (Tasik degradasi

Malaya, Bandung), asetonitril (CH 3 CN) 95%

(Merck), perak nitrat (AgNO 3 ) (Merck), pemutusan ikatan antara C=C sehingga

menggunakan ozon (O 3 ), dimana terjadi

natrium

klorida

(NaCl) (Merck) dan

menghasilkan ikatan rangkap C=O 15 . Hasil

akuabides (H 2 O).

dari degradasi ini tergantung pada jenis

digunakan adalah ikatan rangkap yang teroksidasi dan kondisi

Peralatan

yang

Spektrofotometer UV/Vis (Evolution 201), perlakuan. Dalam fasa air, ozon dapat

reactor ozon (Bioozone Space age sterilizer,

diuraikan oleh ion hidroksida (OH -

) atau basa

Natural Health Sciencs, sdn. Bhd. Malaysia),

konjugasi dari H 2 O 2 (HO 2 - ) menjadi radikal

. OH yang dapat membantu proses degradasi sentrifus (Profuge Model PRF 6 Kp, Korea), senyawa organik dalam pestisida 9

neraca analitik, oven, pengayak, hotplate,

. Penelitian

magnetic stirrer, Erlenmeyer, gelas ukur, tentang degradasi secara ozonolisis untuk

Sipermetrin dan Profenofos telah dilakukan, pipet takar dan peralatan gelas lainnya.

Sipermetrin terdegradasi 73,43 % setelah 60

2.2 Prosedur Penelitian

menit ozonolisis 5 , Profenofos terdegradasi

2.2.1 Preparasi Katalis TiO 2 /Zeolit

86,06 % setelah 75 menit ozonolisis 10 .

2.2.1.1 Preparasi Na-Zeolit Zeolit alam diayak menggunakan pengayak

Untuk meningkatkan hasil degradasi dan berukuran 250 mesh. Kemudian dicuci mempercepat degradasi perlu ditambahkan dengan akuades, disaring dan dikeringkan katalis. Katalis yang sering digunakan adalah dalam oven. Kemudian sebanyak 25 mg zeolit TiO 2, karena TiO 2 merupakan katalis yang dijenuhkan dengan NaCl sambil diaduk bersifat inert dan semikonduktor. Namun selama 24 jam, kemudian dicuci dengan karena TiO 2 yang ditemukan di alam, baru menggunakan akuabides. Setelah dicuci, pada didapatkan secara sintetis, maka harganya

filtrat

ditambahkan

AgNO 3 . Pencucian

mahal. Untuk menanggulangi ini, TiO 2 dapat

dilakukan sampai tidak diperoleh kembali didukung atau disupport oleh Zeolit. Zeolit

endapan putih.

adalah senyawa aluminosilikat terhidrasi,

berbentuk halus dan berrongga. Beberapa

2.2.1.2 Pilarisasi Zeolit

keuntungan diharapkan dari pengembanan Na-Zeolit dimasukkan ke dalam akuabides

dan diaduk dengan pengaduk magnet selama teremban pada zeolit alam memiliki fungsi

TiO 2 pada zeolit alam, material TiO 2 yang

5 jam. Na-Zeolit yang telah dimasukkan ke ganda yaitu sebagai adsorben (dari sifat zeolit

dalam akuabides dicampur dengan 1 mg yang berpori dan memiliki kation yang dapat

TiO 2 -anatase sedikit demi sedikit. Hasil

dipisahkan dengan penyaringan vakum dan dikeringkan dalam Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

dipertukarkan) serta sebagai katalis 11 .

pencampuran

C. Setelah akan

oven pada temperatur 110-120 o

digerus sampai halus mendegradasi

kemudian diayak dengan menggunakan merupakan senyawa aktif yang terkandung

pengayak 100 mesh. Hasil ayakan dikalsinasi dalam insektisida Sevin® 85SP secara

pada temperatur 350 o

C selama 12 jam.

ozonolisis dengan penambahan TiO 2 /zeolit.

2.2.2 Pembuatan Variasi Pelarut

II. Metodologi Penelitian

Untuk menentukan perbandingan pelarut

2.1 Bahan kimia, peralatan dan instrumentasi asetonitril dan akuabides yang digunakan

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

0,05 g Sevin® 85SP dimasukkan ke dalam Untuk menghitung nilai persentase degradasi, labu ukur 10 mL. Sampel diujicobakan

digunakan persamaan:

dengan beberapa perbandingan pelarut

asetonitril : akuabides (0:10, 1:9, 2:8, 3:7, 4:6, 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, 9:1 dan 10:0). Selanjutnya

dipilih perbandingan

pelarut

yang

2.2.7 Pengaruh Waktu Ozonolisis Terhadap Persentase

Karbaril dengan menghasilkan larutan bening atau tidak

Degradasi

Penambahan TiO /Zeolit berwarna. Larutan Karbaril 15 mg/L dimasukkan ke 2 dalam tujuh buah Erlenmeyer dengan volume

2.2.3 Pembuatan Larutan Stok Karbaril 85 mg/L masing-masing 10 mL. Ke dalam masing- Larutan induk dibuat dengan melarutkan

masing larutan ditambahkan TiO 2 /Zeolit sebanyak 0,1 g bubuk Sevin® 85SP ke dalam

optimum yang telah labu ukur 10 mL. Sampel diencerkan dengan

dengan

jumlah

ditentukan sebelumnya. Setelah itu, masing- menggunakan pelarut (asetonitril : akuabides)

masing larutan diozonolisis dengan variasi sampai tanda batas. Kemudian selanjutnya

waktu yaitu: 15, 30, 45, 60, 75, 90 dan 105 diencerkan dengan pengenceran bertingkat

larutan yang telah hingga diperoleh larutan stok karbaril dengan

menit.

Kemudian

serapannya dengan konsentrasi 85 mg/L.

UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum.

2.2.4 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Karbaril Dari Beberapa Variasi Konsentrasi

III. Hasil dan Pembahasan

Larutan karbaril 85 mg/L diencerkan menjadi lima variasi konsentrasi, yaitu 5, 10, 15, 20,

3.1 Penentuan Perbandingan Pelarut Asetonitril : dan

25 mg/L.

pengukuran spektrum serapan terhadap lima Karbaril tidak larut dalam air akan tetapi larut variasi konsentrasi larutan tersebut dengan

dalam pelarut organik atau dalam campuran spektrofotometer

air dan pelarut organik dengan perbandingan gelombang 230-330 nm.

tertentu. Diantara pelarut organik yang digunakan adalah asetonitril, maka dibuat

perbandingan volume Persentase Degradasi Karbaril

2.2.5 Pengaruh Waktu Ozonolisis Terhadap

beberapa

variasi

asetonitril dengan air. Dari pengamatan, karbaril 15 mg/L diozonolisis dengan variasi

10 mL larutan

diperoleh hasil seperti yang dapat diamati waktu 15, 30, 45, 60, 75, 90 dan 105 menit.

pada Tabel 1.

Kemudian hasil ozonolisis diukur serapannya

dengan spektrofotometer

Tabel 1 . Perbandingan Variasi Pelarut Asetonitril: panjang gelombang serapan maksimum.

2.2.6 Pengaruh Penambahan Jumlah TiO /Zeolit

Asetonitril : Akuabides

Keterangan

Putih keruh Larutan karbaril 15 mg/L dimasukkan ke

Terhadap Persentase Degradasi Karbaril 0 : 10

Keruh dalam lima buah Erlenmeyer dengan volume

Keruh masing-masing 10 mL. Ke dalam masing-

Keruh masing

Keruh TiO 2 /Zeolit sebanyak 5, 10, 15, 20 dan 25 mg.

Sedikit Keruh Larutan

Bening diozonolisis selama waktu maksimum yang

yang telah

Bening telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya,

Bening larutan disentrifus selama ± 20 menit untuk

Bening memisahkan filtrat dari katalis. Lalu diukur

Bening serapan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang Dari hasil pengamatan terhadap kelarutan gelombang serapan maksimum. Selanjutnya

karbaril dengan beberapa variasi volume dilakukan perhitungan persentase degradasi

asetonitril : air didapat hasil bening pada karbaril.

perbandingan 6 : 4.

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

3.2 Penentuan Spektrum Serapan Karbaril Dari Gambar 2 tersebut dapat diamati bahwa Pengukuran spektrum serapan senyawa

dimana diperoleh karbaril

waktu

maksimum

persentase degradasi terbesar yaitu pada spektrofotometer UV-Vis terhadap beberapa

dilakukan

menggunakan

waktu ozonolisis 60 menit sebesar 42,14%. variasi konsentrasi, yaitu : 5, 10, 15, 20, dan 25

Setelah itu terjadi penurunan persentase mg/L, dalam pelarut asetonitril : akuabides

degradasi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai (6:4). Rentang panjang gelombang yang

berikut, pada waktu-waktu awal sebelum digunakan adalah 230 – 330 nm. Hasil

mencapai waktu maksimum, bertambahnya pengukuran spektrum serapan karbaril pada

waktu meningkatkan jumlah radikal . OH beberapa variasi konsentrasi dapat diamati

yang ada dalam larutan, dimana radikal . OH pada Gambar 1

yang ada masih dalam jumlah yang efektif untuk

mendegradasi

senyawa karbaril.

Namun setelah melewati waktu maksimum persentase degradasi menurun, karena sudah

lewat jenuh sehingga akan memperbesar Absorban absorban.

3.4 Pengaruh Penambahan Jumlah TiO 2 /Zeolit

Terhadap Persentase Degradasi Karbaril Proses degradasi karbaril 15 mg/l sebanyak

penambahan katalis Gambar 1. Spektrum serapan karbaril dari

Panjang gelombang (nm)

10 mL

tanpa

menghasilkan persentase degradasi yang variasi konsentrasi, konsentrasi karbaril: a) 5

masih belum sempurna yaitu baru mencapai mg/L, b) 10 mg/L, c) 15 mg/L, d) 20 mg/L, e)

42,14%. Untuk meningkatkan persentase

25 mg/L degradasi ini, diperlukan suatu material katalis yang dapat mempercepat proses

Dari Gambar 1, dapat diamati bahwa ozonolisis. Salah satu katalis yang digunakan spektrum serapan maksimum yang diberikan

dalam ozonolisis ini adalah TiO 2 /Zeolit. oleh senyawa karbaril adalah pada panjang

Sebelum mengamati pengaruh variasi waktu gelombang 280 nm. Selain itu, juga dapat

degradasi, dengan diamati bahwa semakin tinggi konsentrasi

terhadap

persentase

penggunaan katalis TiO 2 /Zeolit, terlebih maka nilai absorban juga semakin besar.

dahulu

dilakukan

penentuan pengaruh

3.3 Pengaruh Waktu Ozonolisis Terhadap penambahan jumlah TiO 2 /Zeolit terhadap Persentase Degradasi Karbaril Tanpa Penambahan

hasil degradasi karbaril seperti yang dapat Katalis

dilihat pada Gambar 3. Hal ini bertujuan Dalam

untuk menentukan penambahan jumlah menghasilkan radikal hidroksil ( . OH) yang

TiO 2 /Zeolit yang optimum terhadap hasil akan menyerang senyawa karbaril untuk

degradasi.

memulai proses mineralisasi. Untuk menguji penggunaan

mendegradasi senyawa karbaril, dilakukan pengaruh

persentase degradasi yang dapat diamati pada Gambar 2.

Gambar 3 . Pengaruh Penambahan Jumlah TiO /Zeolit (5, 10, 15, 20 mg waktu ozonolisis

60 menit) Terhadap Persentase Degradasi

Gambar 2. Pengaruh waktu ozonolisis

TiO 2 /Zeolit yang terhadap persentase degradasi karbaril tanpa

Variasi

penambahan

digunakan adalah 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, dan katalis (Konsentrasi Karbaril = 15 mg/L)

20 mg. Waktu degradasi yang digunakan

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

adalah waktu optimum yang diperoleh dari Insektisida Ripcord 5EC Secara Fotolisis proses sebelumnya (tanpa katalis), yaitu 60

Dengan Penambahan TiO 2 /zeolit. J. menit. Dari gambar 3, dapat diamati bahwa

Kimia Unand . 1(1): 76-81 (2012). persentase degradasi yang tertinggi terjadi

5. W. Rahmi, Zilfa, dan Y. Yusuf. Degradasi

Senyawa Sipermetrin Dalam Pestisida mg, yaitu 56,62 %. Namun pada penambahan

pada penambahan TiO 2 /Zeolit sebanyak 15

Ripcord 5EC Secara Ozonolisis Dengan selanjutnya (17,5 dan 20 mg), persentase yang

TiO 2 -Zeolit Sebagai didapatkan menurun. Hal ini disebabkan

Menggunakan

Katalis. J. Kimia Unand. 2(1): 13-17 (2013). karena larutan yang diuji telah mengalami

6. R. Aga Salihat, Safni, dan H. Suyani.

Degradasi Senyawa Karbaril Dalam dan berdampak pada kenaikan pembacaan

kejenuhan akibat penambahan TiO 2 /Zeolit

Insektisida Sevin 85SP Secara Fotolisis serapan karbaril yang lebih tinggi daripada

Dengan Penambahan TiO 2 -Zeolit. J. Kimia serapan sebenarnya. Untuk proses pengerjaan

Unand . 1(1): 67-776 (2012).

7. R. Ramika, Safni, dan U. Lukman. ditambahkan adalah sebanyak 15 mg.

selanjutnya, jumlah katalis TiO 2 /Zeolit yang

Degradasi Senyawa Profenofos Dalam Insektisida Curacron 500 EC Secara

Fotolisis Dengan Penambahan TiO 2 - Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat

IV. Kesimpulan

Zeolit. J. Kimia Unand. 1(1): 82-88 (2012). disimpulkan

8. L.F. Tietze, dan M Bratz, Ozonolysis digunakan sebagai katalis yang baik dalam

bahwa

TiO 2 /Zeolit

dapat

Mechanism in Organic. Org Synth coll, 9: proses degradasi karbaril secara ozonolisis.

9. Xu, Xian –Wen, S. Hui-Xian, W. Da-hui, ozonolisis tanpa menggunakan katalis adalah

Persentase degradasi

karbaril

secara

Ozonation With Ultrasonic Enhancement sebesar 42,14% dengan waktu optimum 60

of P-Nitrophenol Wastewater. J. Zhejiang menit.

Univ. Science 6B(5) : 319-323, (2005). 14. karbaril

10 Y. Febrika, Zilfa dan Safni. Degradasi TiO 2 /Zeolit -jumlah optimum- adalah sebesar

dengan penambahan

15 mg

Senyawa Profenofos Dalam Insektisida 56,62% setelah waktu ozonolisis 60 menit.

Curacron 500 EC Secara Ozonolisis Jadi, dari hasil degradasi yang telah

Dengan Penambahan TiO 2 /Zeolit. J. diperoleh, TiO 2 /Zeolit memiliki pengaruh

Kimia Unand . 2(1): 41- 45 (2013). yang cukup tinggi sebagai katalis dalam

11. I. Fatimah dan K. Wijaya, Sintesis mendegradasi karbaril.

TiO 2 /Zeolit Sebagai Fotokatalis Pada Pengolahan

Limbah Cair Industri Tapioka Secara Adsorpsi-Fotodegradasi,

J. Teknoin , 10(4): 257-267, (2005). Ucapan terima kasih kepada Analis dan para

V. Ucapan Terima Kasih

12. A.S. Gunasekara, Environmental Fate of staf Laboratorium Kimia Analitik Terapan

California Environmental Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas

Carbaryl ,

Protection agency, California (2007).

13. R.L. Baron, Carbamate Insecticides in Referensi Handbook of Pesticide Toxycology,3, Classes of Pesticides , Academic Press, Inc. New

1. M. Kanan,

A Study

Photodegradation of Carbaryl : The

14. M.T. Lasut, P. Bobby dan A.K. Veronaki, Influence of Natural Organic Matter and

Komplikasi Tingkat Toksistas Beberapa The Use of Silver Zeolite Y As A Catalyst,

Pestisida (Endosulan, Fentoat, BPMC, The University of Maine, Thesis, hal. 2 -

Paraquat) Dengan Menggunakan Ikan

11, 2001. Bandeng (Chanos Chanos Forsk) Hasil

Penelitian Universitas Sam Ratulangi, Yogyakarta, 1991.

2. S. Sudarmono,

3. Zilfa, H. Suyani, Safni, dan N. Jamarun.

15. A.C. Lee dan R. H. Lin, Preparation and Degradasi Senyawa Permetrin Dengan

Characterization Of Novel Photocatalyst

With Mesoporous Titanium Dioxide Alam Secara Sonolisis. J. Ris. Kim. 2(2):

Menggunakan TiO 2 -anatase dan Zeolit

(TiO 2 ) Via a Sol-gel Method, Sci. Direct, 195-201 (2009).

275-280, (2008).

16. A.K Fujishima, T. N. Rao dan D. A. Tryk, Degradasi Senyawa Sipermetrin Dalam

4. L. Kumala Sari, Safni, dan Zilfa.

Titanium

Dioxide Photocatalyst. J.

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

Photochem. and Photobio . C. Photochem.

18. Vogelpohl, and S. Kim, Advanced Rev , 1-12, (2000).

Oxidation Process (AOPs) in Wastewater

17. D.K. Rini, dan F.A. Lingga, Optimasi Treatment. J. Ind. Eng., Chem, 10(1): 33-44, Aktivasi Zeolit Alam Untuk Dehumidifikasi, (2004).

Skripsi, Universitas Diponegoro, (2010).

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ZSM-5 DARI ABU SEKAM PADI DENGAN METODA HIDROTERMAL MENGGUNAKAN TEMPLATE ORGANIK DAN STUDI PENGARUH VARIASI PH

Bayu Okta Syaputra, Upita Septiani, Syukri Arief

Laboratorium Kimia Material Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas. e-mail: [email protected]

Jurusan Kimia FMIPA Unand, Kampus Limau Manis, 25163

Abstract

Zeolit ZSM-5 telah berhasil disintesis dari abu sekam padi yang dilebur dengan NaOH pada suhu 550 o

C dengan dan tanpa template organik CTABr menggunakan pelarut air laut untuk proses kristalisasi pada suhu 170 o

C. Pengaruh variasi kondisi pH (9, 10, dan 11) dilakukan untuk mendapatkan zeolit ZSM-5 dengan kristalinitas yang baik. Dari hasil FT-IR dan XRD pada semua kondisi pH baik dengan dan tanpa template organik zeolit ZSM-5 telah terbentuk. Semakin tinggi kondisi pH sintesis zeolit, spektrum yang dihasilkan semakin tajam dan spesifik yang menunjukkan semakin baik terbentuknya zeolit ZSM-5. Sedangkan hasil SEM menunjukan pada zeolit yang disintesis dengan template organik pada pH 11 lebih memperlihatkan morfologi zeolit ZSM-5 yang berbentuk balok dibandingkan zeolit yang disintesis tanpa template organik yang memperlihatkan morfologi berbentuk bongkahan. Dari hasil EDX didapatkan rasio Si/Al tinggi yaitu 47,54 yang merupakan range dari zeolit ZSM-5.

Keywords : zeolit ZSM-5, abu sekam padi, template, kondisi pH, CTABr

Zeolit berdasarkan klasifikasinya dibagi Sekam padi merupakan produk samping

I. Pendahuluan

menjadi dua yaitu zeolit alam dan zeolit yang melimpah dari hasil penggilingan

sintesis. Zeolit sintesis lebih cendrung padi. Sekam padi mengandung 78-80%

disintesis dari limbah dan material-material bahan organik (lignin, selulosa, gula) yang

yang murah dengan menggunakan metoda mudah menguap jika sekam padi dibakar

dan teknologi yang mutakhir. Contoh dan hasil sisa pembakaran berupa abu

limbah dengan kandungan silika tinggi sekam padi 20-22%. Kandungan abu sekam

seperti abu sekam padi (rice husk ash) 5 dan padi tergantung dari variasi padi, iklim,

abu terbang (fly ash) 22 merupakan sumber dan lokasi geografisnya. Abu sekam padi

silika alternatif yang berpotensi untuk

mengandung ± 90 – 99% silica (SiO 2 ),

sintesis zeolit.

sejumlah kecil alkali dan logam pengotor. Karena kandungan silika yang banyak ini

Zeolit memiliki struktur terbuka yang abu sekam padi dapat dimanfaatkan untuk

dapat berikatan dengan kation-kation sintesa zeolit 14 .

seperti Na + , K + , Ca 2+ , dan Mg 2+ . Ion yang berikatan kurang kuat akan dapat dengan

Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari mudah digantikan oleh ion lain saat adanya kristal

interaksi di dalam larutan 1-4 . Rumus kimia mengandung kation alkali atau alkali tanah

dari zeolit adalah M x/n [Si 1-x Al x O 2 ]mH 2 O, dalam kerangka tiga dimensi. Kation

dimana M merupakan kation logam tesebut dapat diganti oleh kation lain tanpa

dengan valensi n 15 .

merusak struktur

menyerap air secara reversibel 9 .

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

surfaktan difungsikan seperti kation untuk menetralkan kerangka anionik [SiO 4 ] 4- atau

[AlO 4 ] 5- .

Gambar 3. Struktur CTABr

Pada beberapa tahun terakhir sintesis zeolit Gambar 1. Oksigen yang berada diantara

ZSM-5 banyak dilakukan karena sifat - sifat dua tetangga tetrahedral.

dari zeolit ZSM-5 yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, serta penggunaan

ZSM-5 merupakan zeolit yang memiliki bahan baku material yang berasal dari rasio Si/Al yang tinggi (Si/Al 10-100)

limbah seperti abu sekam padi dan abu dengan bentuk framework MFI dan rumus

terbang. Sintesis zeolit ZSM-5 dari abu

sekam padi menggunakan template organik memiliki unit pembangun pentasil. Unit

Na n (AlO 2 ) n (SiO 2 ) 96-n 16H 2 O. Zeolit ZSM-5

CTABr dan pelarut air laut telah dilakukan pentasil

oleh Warsito, 2009 dan Wahyuni, 2014 berhubungan membentuk rantai pentasil.

dengan melakukan variasi penggunaan Zeolit ZSM-5 selektivitas yang unik, sifat

dan variasi suhu asam, serta kestabilan termal yang tinggi.

template

CTABr

hidrotermal sintesis zeolit ZSM-5 19 dan 20 .

Pemanfaatan zeolit

ZSM-5

dibidang

katalitik seperti pada reaksi dewaxing,

II. Metodologi Penelitian

konversi methanol

menjadi

gasoline,

2.1. Alat dan Bahan

akan digunakan alkilasi benzene, dan oksidasi parsial

methanol menjadi olefin, hydrocracking,

Peralatan

yang

diantaranya adalah beberapa peralatan metana 1,19 dan 20 .

gelas, lumpang, timbangan, furnance, oven, magnetik stirer, magnetik bar, autoclave, pH

meter, XRD (Philips PW 1710), SEM-EDX (Hitachi S-3400N), dan FTIR (JEOL JSM-

Bahan yang digunakan diantaranya adalah abu sekam padi yang didapatkan dari

daerah Kuranji kota Padang, Al 2 O 3 (Merck), bibit silikat, NaOH (Merck), Asam asetat

(a)

(b)

98%, indikator pH, CTABr (Merck) serta air laut yang diambil pada pantai padang.

Gambar 2. Susunan tiga dimensi ZSM-5. (a) Susunan beberapa lapisan. (b)

2.2. Prosedur penelitian

2.2.1. Perlakuan untuk air laut susunan pori.

Air laut yang akan digunakan diambil dari air laut pantai padang. Air laut ini diambil

CTABr (Cetyltrimethylammonium dibagian tepi pantai, kemudian dilakukan bromide) merupakan salah satu surfaktan

penyaringan untuk memisahkan pengotor kationik

yang terdapat pada air tersebut. Setelah bermuatan positif. Surfaktan kationik yaitu

dengan gugus

hidrofiliknya

dilakukan penyaringan, air laut disimpan surfaktan yang bagian alkilnya terikat

di dalam wadah tertutup. pada suatu kation. Contohnya garam alkil trimetil ammonium, garam dialkil-dimetil

2.2.2. Prosedur Sintesis Zeolit Tanpa Template ammonium dan garam alkil dimetil benzil

Abu sekam padi disiapkan dari sekam padi ammonium. CTABr dapat difungsikan

yang dipanaskan dalam furnace pada sebagai template organik pada sintesis

C dan dibakar selama 4 zeolit. Dalam hal ini template adalah kation

temperatur 600 o

jam. Abu sekam padi hasil pembakaran

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

telah dianalisa senyawa yang terkandung selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan didalamnya

C selama 5 sebelumnya (Wahyuni, 2014), memiliki

kalsinasi pada temperatur 550 o

jam. Zeolit yang didapatkan dikarakterisasi rasio Si yang cukup tinggi sebagai bahan

menggunakan XRD, SEM-EDX, dan FTIR. dasar sintesis zeolit. Pada penelitian ini dilakukan

2.2.3 Perlakuan Sintesis Zeollit Menggunakan peleburan abu sekam padi dan Al 2 O 3 Template

menggunakan template pada air laut dan ditambahkan bibit silikat

dengan padatan NaOH yang dilarutkan

Pada

sintesis

organik, perlakuan sama dengan yang 1% dari berat SiO 2 serta dilakukan variasi

sebelum melarutkan pH dengan menambahkan asam asetat

diatas

tetapi

campuran abu sekam padi, NaOH, dan 98%, lalu dilanjutkan dengan proses

Al 2 O 3 terlebih dahulu 2,13 gram CTABr hidrotermal.

dilarutkan kedalam 46 mL air laut.

Peleburan abu sekam padi dan Al 2 O 3 Setelah terbentuk larutan CTABr dan air dilakukan

laut kemudian campuran dilarutkan sebanyak 9 gram abu sekam padi, 0,3 gram

kedalam larutan CTABr. Zeolit yang Al 2 O 3 dan 3,06 gram NaOH dihaluskan

didapatkan dikarakterisasi menggunakan menggunakan lumpang selama beberapa

FTIR, XRD, dan SEM-EDX. menit. Campuran diatas dimasukkan ke dalam gelas piala dan dilarutkan dengan 46

III. Hasil dan Pembahasan

mL air laut. Kedalam campuran

3.1 Sintesis Zeolit ZSM-5 Dari Abu Sekam ditambahkan bibit silikat 1% dari berat

Padi

SiO 2. Sintesis zeolit ZSM-5 dari bahan dasar abu sekam padi menggunakan air laut sebagai

Campuran diaduk dengan kecepatan tinggi pelarut. Suhu yang digunakan pada proses selama 1 jam, lalu dilakukan variasi pH (9,

sintesis zeolit ZSM-5 adalah 170 o

C. Zeolit

10, 11) dengan penambahan asam asetat ZSM-5 disintesis pada pH 9, 10, dan 11 98% dan pengadukan dilanjutkan selama

dengan dan tanpa menggunakan template

23 jam. Kemudian dipindahkan ke dalam CTABr. Zeolit ZSM-5 disintesis dari bahan autoclave dan dilanjutkan dengan perlakuan

dasar alami yaitu sekam padi yang

hidrotermal pada suhu 170 o

C selama 2 hari.

didapatkan dari Kecamatan Kuranji kota Padang

sekam padi yang Setelah perlakuan hidrotermal, produk

dimana

didapatkan dibakar menggunakan furnance yang diperoleh dicuci dengan akuades, dan

pada suhu 600 o C.

kemudian dikeringkan pada suhu 110 o

Peleburan

dilakukan untuk mendekomposisi komponen silika dan alumina yang sebagian besar dalam bentuk kuarsa dan mulit menjadi natrium silikat dan natrium aluminat yang merupakan spesifik reaktif untuk sintesis zeolit. Pada reaksi alkali hidrotermal zeolit hasil peleburan menghasilkan zeolit dengan kuantitas dan kristalinitas lebih tinggi

(a)

(b)

dibandingkan tanpa peleburan.

Gambar 4. (a) Sekam padi ; (b) Abu sekam padi Selain berfungsi untuk peleburan, NaOH juga berfungsi sebagai mineralizer. Dimana

Abu sekam padi yang dihasilkan kemudian mineralizer adalah suatu senyawa yang dilebur dengan menggunakan NaOH.

ditambahkan pada larutan yang encer Peleburan abu sekam padi dengan NaOH

untuk mempercepat proses kristalisasi dan Al 2 O 3 dilakukan pada suhu 550 o C dengan cara meningkatkan kemampuan

dengan menggunakan furnance. melarutkannya, sehingga jika biasanya

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

tidak dapat larut dalam air dengan fungsi struktur kimia dari suatu senyawa. ditambahkannya mineralizer dapat menjadi

Dari hasil sintesis zeolit ZSM-5 dari abu larut.

dapat dilihat perbandingan hasil FT-IR pada zeolit Mineralizer

yang khas adalah suatu dengan menggunakan surfaktan kationik hidroksida dari logam alkali, khususnya CTABr sebagai template dan sintesis zeolit untuk amfoter dan oksida asam. Mineralizer

tanpa menggunakan template organik

dengan variasi pH 9, 10, dan 11. KOH, Na 2 CO 3 atau NaF. Pada penelitian ini

yang digunakan untuk SiO 2 adalah NaOH,

NaOH digunakan sebagai mineralizer,

9 dimana reaksinya adalah sebagai berikut Dimana spektrum FT-IR menunjukkan : transformasi dari aluminosilikat pada fasa

padat setelah mengalami sintesis pada pH SiO 2 + 2 OH

3 SiO +H 2 O

yang berbeda. Pada semua variasi pH Hasil peleburan kemudian dilarutkan

sintesis zeolit ZSM-5 dengan menggunakan dengan air laut, dan ditambahkan bibit

template dan tanpa template organik

didapatkan pita serapan yang paling menonjol pada 1000 cm -1 – 1130 cm bibit silikat disini untuk membentuk -1 yang

silikat 1% dari berat SiO 2 . Penambahan

kristal pada sintesis zeolit dan juga menunjukkan stretching asimetri puncak memperkuat rasio Si pada campuran.

vibrasi dari [SiO 4 ] 4+ atau [AlO 4 ] 3+ . Dan pada Untuk perlakuan sintesis dengan template -1 pita serapan 800 cm menunjukkan

stretching simetri dari [SiO 4 ] 4+ atau [AlO 4 ] CTABr, sebelumnya CTABr dilarutkan 3+ dalam air laut dan dilanjutkan dengan 14 dan 22 .

melarutkan hasil peleburan dalam larutan

tersebut. Selanjutnya

1 jam sebelum

dilakukan

pengaturan pH. Asam asetat digunakan

pH 9 TT

sebagai pengatur pH, dan divariasikan pada pH 9, 10, dan 11.

pH 9 T

Proses stirer dilanjutkan selama 23 jam. Tujuan larutan distirer adalah agar larutan dapat tercampur secara sempurna atau

pH 10 TT

homogen dan reaksi dapat berlangsung secara cepat. Setelah larutan distirer selama total 24 jam, larutan dimasukkan kedalam

pH 10 T

autoclave dengan suhu 170 o

C dengan masa

inkubasi 2 hari. Selama 2 hari proses alkali hidrotermal berlangsung dan terjadinya proses kristalisasi.

pH 11 TT

Setelah proses hidrotermal, campuran yang didapatkan

dikeringkan pada suhu 110 o

C selama 24

pH 11 T

jam. Endapan juga dikalsinasi pada suhu 550 o

C selama 5 jam untuk menghilangkan senyawa organik yang masih terkandung dalam produk zeolit. Hasil sintesis zeolit

ZSM-5 dari abu sekam padi dikarakterisasi

dengan FT-IR, XRD, dan SEM-EDX. Gambar 5. Hasil FT-IR zeolit sintesis pada variasi

pH 9, 10 dan 11 menggunakan

3.2 Analisis FT-IR template dan tanpa template organik ; Karakterisasi FT-IR pada zeolit ZSM-5

TT = tanpa template dan T = dengan bertujuan untuk mengidentifikasi gugus

template .

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

Pada sintesis zeolit dengan variasi pH baik ZSM-5 maka hasil FT-IR akan dikorelasikan

9, 10 maupun 11 tanpa menggunakan dengan karakterisasi XRD. template didapatkan spektrum pada 1000 cm -1 – 1130 cm -1

tidak terlalu tajam dan

3.3. Analisis XRD

memiliki intensitas yang kurang tinggi dan Metoda XRD merupakan suatu metoda terjadi fluktuasi spektrum FT-IR pada pH

analisis

kualitatif

yang membeikan

10. Ini dikarenakan pada saat melakukan informasi mengenai kekristalan suatu pengaturan pH menggunakan asam asetat

mineral tertentu. Kristalinitas dari produk terjadi penggumpalan pada campuran

zeolit dapat dilihat dari pola difraktogram zeolit,

yang ditampilkan. Difraktogram yang berbentuk larutan cair berubah menjadi

memiliki pola pemisahan puncak yang jelas larutan dengan bentuk pasta. Hal ini

dan intensitas ketajaman puncak yang menyebabkan berkurangnya kehomogenan

tinggi memiliki kristalinitas yang baik. campuran

Berdasarkan database JCPDS (Joint Comitte stirer.

pencampuran menggunakan

magnetik

for Powder Difraction Standard ) puncak spesifik dari zeolit ZSM-5 secara umum

dengan 2 Ɵ yaitu 22 o Tetapi o19 pada sintesis zeolit ZSM-5 – 23 . Pada hasil menggunakan template CTABr dalam

karakterisasi XRD semua sampel secara proses alkali hidrotermal , baik pada pH 9,

umum menunjukkan adanya puncak dari zeolit ZSM-5 dengan 2

10, dan 11 spektrum didapatkan pada 1000 o Ɵ yaitu 22,01 dan cm -1 – 1130 cm -1

lebih tajam dan memiliki o 35,93 . intensitas

ZSM-5 dengan

yang tinggi

dibandingkan

Quartz template . CTABr pada sintesis zeolit ZSM-5

sintesis tanpa

menggunakan

berperan sebagai penghomogen selama Analcim proses pencampuran, sehingga tidak terjadi

Mullite penggumpalan pada campuran zeolit

selama proses stiring.

Hasil FT-IR zeolit sintesis menggunakan

template CTABr pada pH 9, 10 dan 11

didapatkan puncak pada pita serapan

668,48 cm -1 , 668,67 cm -1 dan 665,34 cm -1

yang menunjukkan adanya vibrasi ulur

simetri Si-O dan

terbentuknya kristal pada zeolit sintesis.

Spektrum ini hampir mendekati zeolit

ZSM-5 pada puncak disekitar 500 cm -1 .

Sedangkan hasil sintesis tanpa template

organik didapatkan puncak serapan yang

menjauh pada semua variasi pH 9, 10 dan Gambar 6. Hasil XRD zeolit sintesis pada

11 yaitu 794,86 cm -1 , 694,66 cm -1 , dan 692,57 variasi pH 9, 10 dan 11 cm -1 .

menggunakan template dan tanpa template organik.

Dari hasil spektrum puncak FT-IR yang

didapatkan baik dengan dan tanpa template Pada variasi pH zeolit sintetis tanpa organik, semakin tinggi kondisi pH maka

template organik puncak yang dihasilkan akan semakin

menggunakan

memperlihatkan fasa lain selain ZSM-5 mendekati puncak spesifik dari zeolit ZSM-

yaitu terbentuknya fasa kuarsa dan mulite.

5. Untuk menguatkan terbentuknya zeolit Pada zeolit sintesis pH 9 dan 11 fasa mulite

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

merupakan fasa lain dominan yang hampir semua sekam padi telah bereaksi mengkristal pada 2 Ɵ = 31,7 o , sedangkan

menjadi ZSM-5. Pada sampel zeolit sintesis pada zeolit sintesis pH 10 fasa kuarsa

juga terbentuk fasa analsim dengan merupakan fasa yang dominan pada 2 Ɵ =

intensitas yang kecil pada 2 Ɵ = 45,41 o . 26,7 o .

Analsim dalam sintesis zeolit ZSM-5 merupakan fasa metastabil dimana jika

Ini dikarenakan sintesis zeolit ZSM-5 tanpa suhu dinaikkan dan waktu diperpanjang menggunakan

maka fasa analsim akan berubah menjadi mempengaruhi kehomogenan campuran

template organik

akan

fasa ZSM-5.

saat dilakukan pengaturan pH dengan asam

Dari pola difraksi sinar-X dapat dilihat larutan berbentuk pasta, jika proses stiring

asetat, sehingga

menghasilkan

bahwa semakin tinggi kondisi pH sintesis tidak memadai maka campuran yang tidak

zeolit ZSM-5 maka pola difraksi semakin homogen dapat menghasilkan kantong gel

bagus dan intensitas yang didapatkan yang memiliki komposisi dan konsistensi

semakin tinggi. Pada sintesis zeolit ZSM-5 yang berbeda. Hal ini menyebabkan

menggunakan template organik dengan kristalisasi material zeolit yang tidak

kondisi pH sintesis, diinginkan. Adanya fasa mulite dan kuarsa

peningkatan

kristalinitas dari zeolit ZSM-5 yang menunjukkan rendahnya atau tidak ada

didapatkan semakin tinggi.

reaktivitas dalam larutan alkali 13 .

4.4 Analisis SEM-EDX

Pada zeolit sintesis menggunakan template Analisis mikrostruktur dilakukan dengan organik menunjukkan pola difraksi dengan

menggunakan SEM-EDX yang bertujuan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan

untuk melihat morfologi permukaan dan zeolit sintesis tanpa menggunakan template

ukuran partikel serta organik. Fasa ZSM-5 terbentuk pada semua

keseragaman

kandungan unsur-unsur yang terdapat variasi pH pada 2 Ɵ = 22,01 o . Adanya

pada zeolit. Pada prinsipnya, analisis surfaktan

permukaan melibatkan radiasi permukaan campuran akan bereaksi cepat dengan

kationik

CTMA + dalam

dengan sumber energi yang cukup untuk kerangka anionik yaitu ion silikat dalam

menembus dan menimbulkan beberapa proses sintesis zeolit, ketika larutan

transisi yang menghasilkan emisi dari aluminat dan silikat dicampur dengan

permukaan berkas energi yang bisa surfaktan, maka surfaktan CTABr akan

dianalisis.

membentuk suatu

misel-misel

untuk

mengurangi tegangan permukaan, gugus hidrofobik akan berkumpu dan kepala hidrofilik surfaktan akan saling menjauhi gugus

hidrofobiknya

sehingga

terbentuknya suatu lingkaran silinder (sperik) dari bentuk misel. Sifat dari misel ini

yang berpengaruh

pada

proses

pencampuran, dimana

misel

akan

meningkatkan kehomogenan dan kelarutan dari campuran tersebut.

Pada zeolit sintesis pH 9 dan 10, fasa mulite masih dominan terbentuk. Namun pada

Gambar 7. Hasil karakterisasi SEM zeolit ZSM-5 pH 11 intensitas fasa mulite menurun dan

pH 11 tanpa menggunakan template fasa ZSM-5 merupakan fasa yang paling

organik perbesaran 10.000x dominan terbentuk dengan intensitas yang

Dari hasil analisis SEM gambar 7 tinggi. Fasa kuarsa yang sebelumnya

memperlihatkan hasil morfologi dengan terbentuk dengan intensitas yang tinggi

perbesaran yang berbeda zeolit sintesis pada sintesis tanpa template organik

pada pH 11 tanpa menggunakan template menurun secara drastis, menandakan

organik. Berdasarkan hasil karakterisasi

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

Tabel 1. Hasil EDX komposisi zeolit ZSM-5 kristalinitas yang baik adalah zeolit yang

XRD zeolit ZSM-5

yang

memiliki

dengan template organik pH 1 disintesis pada pH 11. Ini dapat dilihat dari

foto SEM yang memperlihatkan bentuk

kristal yang banyak dari zeolit sintesis.

1 C 17.30 Penggunaan air laut sebagai pelarut

49.88 merupakan faktor utama karena air laut

4.86 dapat mempercepat proses pembentukan

3 Na

0.53 kristal dari zeolit sintesis. Hasil morfologi

4 Mg

0.53 dari zeolit sintesis berbentuk bongkahan

5 Al

25.20 dan sebagian kecil berbentuk balok dengan

6 Si

0.16 ukuran yang beragam.

Dari hasil EDX terdapat unsur magnesium, sulfur, klor dan kalium yang disebabkan dari penggunaan air laut yang memiliki kadar mineral yang banyak. Dan kadar mineral yang terdapat pada air laut yang menyebabkan proses kristalisasi lebih

Gambar 8. Hasil karakterisasi SEM zeolit ZSM-5 cepat. Dari komposisi data EDX didapatkan

pH

11 menggunakan template rasio Si/Al zeolit ZSM-5 adalah 47,54. Hasil organik CTABr perbesaran 10.000x.

EDX ini membuktikan produk zeolit merupakan zeolit dengan rasio Si/Al tinggi

Hasil analisis SEM pada gambar 8 yang merupakan range dari zeolit ZSM-5. memperlihatkan

morfologi

yang

didominasi berbentuk balok. Zeolit yang

IV. Kesimpulan

disintesis menggunakan template CTABr

memperlihatkan bentuk balok yang lebih Zeolit ZSM-5 telah dapat disintesis abu jelas dibandingkan zeolit sintesis tanpa

sekam padi dengan melakukan variasi pH template , hal ini mengindikasikan hampir

template organik CTABr menggunakan pelarut air laut pada suhu 170 semua abu sekam padi telah bereaksi o

C. Dari hasil

FT-IR dan XRD pada semua kondisi zeolit

menjadi zeolit ZSM-5 3 . Bentuk kristal dari

sintesis, zeolit ZSM-5 telah terbentuk. dibandingkan dengan zeolit sintesis tanpa

sintesis juga

lebih

banyak

Semakin tinggi kondisi pH sintesis zeolit, template . Hal ini disebabkan karena template

puncak yang dihasilkan semakin tajam dan CTABr

spesifik yang menunjukkan semakin baik menghomogenkan campuran zeolit pada

yang digunakan

dapat

terbentuknya zeolit ZSM-5. proses pencampuran dengan magnetik

stirer. Sedangkan hasil SEM menunjukan pada zeolit yang disintesis dengan template

organik memperlihatkan morfologi zeolit ZSM-5 yang berbentuk balok dibandingkan zeolit yang disintesis tanpa template organik morfologi berbentuk bongkahan. Dari hasil EDX didapatkan rasio Si/Al tinggi yaitu 47,54 yang merupakan range dari zeolit ZSM-5.

Gambar 9. Spektrum EDX zeolit ZSM-5 dengan

template organik pada pH 11.

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

Abu Layang Batubara Secara Alkali

Hidrotermal. Reaktor, 11(1): 38-44. Penulis mengucapkan teima kasih kepada

V. Ucapan terima kasih

10. Kasmul K, Sugiyanti N, Subiyanto H., semua pihak yang telah membantu

2010, Perubahan Ukuran Rongga Pada penelitian ini.

Modifikasi Molekul Zeolit ZSM-5 Dengan Variasi Rasio Si/Al dan Variasi

Referensi

Kation

Menggunakan Metoda

1. Abello S, Adriana B, Javier P., 2009, Mekanika Molekuler. Mesoporus ZSM-5 Zeolite Catalysts

11. Kesuma R, Sitorus B, Adityawarman Prepared by Desicilation With Organic

A., 2010, Karakterisasi Zeolit Alam Dari Hydroxydes and Comparison with

Berbagai Negara. Prosiding Seminar NaOH

Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia . General, 364: 191-198.

12. Kenneth J, Balkus J, dan Kieu T., 1991,

2. Arifuzzaman K, Arafat S, Reza S, The Preparation and Characterization Abdur R, Shamsul A., 2010, Linde

of an X-Type Zeolite. Journal of Chemical Type-A zeolite synthesis and effect of

Education , 68(10).

crystallization on its surface acidity,

13. Maingaye D, Ojumu T, dan Petrik, L., Chemistry of Material Article , 1838-1843.

2013, Synthesis of Zeolites Na-P1 from

3. Beznis B, Nadzeya V, Adri N, Laak V, South African Coal Fly Ash : Effect of Bert M, Weckhusyen W, Johannes H,

Design and Agitation. Bitter B., 2010, Oxidation Of Methane

Impeller

Materials , 6(1): 2074-2089. To Methanol Dan Formaldehyde Over

14. Putro A, dan Prasetyo D., 2007, Abu Co-ZSM-5 Molecular Sieves : Tuning

Sekam Padi Sebagai Sumber Silika The Reactivity Dan Selectivity By

Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 Tanpa Alkaline And Acid Treatment Of The

Menggunakan Template Organik. Akta Zeolite

Kimindo , 3(1): 33-36. Microporus and Mesoporus Materials, 138:

ZSM-5

Agglomerates.

15. Roza Adriani., 2012, Pemanfaatan 176 + – 183. Zeolit Alam Termodifikasi Kation Na

4. Chal C, Robin R, Corine G, Metin B,

Penangkapan CO 2 . Pusat and Van Donk S., 2011, Overview dan

untuk

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industrial Asessment Of Synthesis

Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, 46(3) Strategies

16. Septiyana B, Prasetyoko D., 2012, Mesopores. ChemCatChem, 67-81.

Sintesis ZSM-5 Berbahan Dasar Kaolin

5. Dimitar G, Bogdan B, Krasimira A, Menggunakan Metoda Hidrotermal, Irena M, Yancho H., 2009, Synthetic

Jurnal Sains Dan Seni , 1(1): 1-4. Zeolites - Structure, Clasification,

17. Silverstein RM, Webster FX, Kiemle DJ., Current Trends In Zeolite Synthesis,

1963, Spectrometric Identification of International Science Conference. Organic Compounds . 7th Eddition. John

6. Dutta K.P.A, Singh R., 2008, Case Study Wiley and Sons, Inc. United State of of Zeolite Syntesis. Hanbook of Zeolites

America.

Science and Technology.

18. Treacy MMJ, Higgin JB., 2001, Collection

7. Dunlap M, Adaskaveg J.E., 1998, Simulated XRD Powder Patterns for Introduction to The Scanning Electron

Zeolites . Amsterdam. Microscope . Davis Mail. United States.

19. Wahyuni, Septiani U., 2014, Sintesis

8. Jan Jezreel F, Saceda S, Rizalinda L., dan Karakterisasi Zeolit ZSM-5 Dari Kamolwan R, Sanchai P, Jatupom W.,

Abu Sekam Padi Menggunakan Air 2013, Properties Of Silica From Rice

Laut Dengan Metoda Hidrotermal. Husk And Rice Husk Ash And Their

FMIPA Unand.

Utilization For Zeolite Y Synthesis.

20. Warsito S, Sriatun, Taslimah., 2009, Quim Nova,

34 : 8-15.

Pengaruh

Penambahan Surfaktan

9. Jumaeri W, Astuti A, Lestari W., 2007, Cetyltrimetill ammonium bromide (n- Preparasi dan Karakteriasi Zeolit Dari

CTMABr)

Pada

Sintesis Zeolit-Y.

FMIPA Undip.

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

21. Widya W, Septiani U., 2013, Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Dari Fly Ash Batu Bara Ombilin Pada Temperatur Rendah

FMIPA Unand.

22. Xingguang Z, Xuebin K., Aijun D, Huaiyong

Nanostructures To Enhance Catalytic Performance Of Zeolites Under Visible Light.

Materials

Science .

15

Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015

MODIFIKASI SERAT TEKSTIL DENGAN NANOPORI TiO 2 -SiO 2

SEBAGAI TEKSTIL SELF CLEANING

Fadhli , Yetria Rilda, Syukri

Laboratorium Kimia Material Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas

e-mail: [email protected] Jurusan Kimia FMIPA Unand, Kampus Limau Manis, 25163

Abstract

Titanium Dioxide (TiO 2 ) is a metal oxide semiconductor which has many advantages, so that commercially widely applied as a catalyst. Improved performance photocatalyst can be done by adding a metal oxide SiO 2 to extend the fotorespon of TiO 2 . Catalytic activity test performed on cotton textile applications as self-cleaning of the methylene blue. TiO 2 -SiO 2 coating process requires a binder compounds that can interact with the cotton surface and TiO 2 -SiO 2 powder. From the research there is a correlation time interaction with acrylic acid binder to the amount of TiO 2 -SiO 2 coated on the surface of cotton textiles. Self-cleaning textiles product obtained is characterized by Fourrier Transform Infra Red (FT-IR) and Scanning Electron Microscopy (SEM). Cotton textiles coated with TiO 2 -SiO 2 indicates ability to degrade methylene blue qualitatively under UV irradiation.

Keywords: TiO 2 -SiO 2 preparation, Cotton textile, self cleaning

I. Pendahuluan

digunakan sebagai katalis dalam berbagai macam reaksi. Hal ini dikarenakan sifat

fisiko-kimia dari TiO 2 /SiO 2 yang sangat berbagai

Ketertarikan pengaplikasian TiO 2 pada

baik jika dibandingkan dengan oksida terutama sebagai material self cleaning yang

material semakin

meningkat

tunggal. Sifat dari sistem TiO 2 /SiO 2 telah menarik perhatian masyarakat dunia

bergantung pada kondisi sintesis dan pada saat ini. Fakta ini diawali dari

derajat interaksi antara kedua oksida keberhasilan aplikasi nanopartikel TiO 2 tersebut.

TiO 2 /SiO 2 banyak secara komersial, seperti untuk kaca

Partikel

dipelajar sebagai fotodegradasi dari zat swabersih pada jendela di gedung-gedung

warna yang merupakan polutan pada

industri tekstil. 3 SiO 2 memiliki beberapa meningkat terutama karena sifatnya yang

bertingkat tinggi. 1 Penggunaan TiO 2 telah

sifat yang tepat dalam meningkatkan non-toksik, efesiensi fotokatalitik yang

ekfektifitas TiO 2 , seperti ketahanan kimia, tinggi, stabilitas fisiokimia, dan harga yang

transparansi pada daerah UV dan luas terjangkau.

TiO permukaan spesifik yang tinggi. 2 4 Sedangkan menghasilkan elektron negatif (e - ) dan hole

Pada

dasarnya,

kitosan sendiri akan berfungsi sebagai positif (h + ) dibawah paparan sinar UV yang

template dalam percetakan pori. Adanya nantinya bereaksi dengan oksigen daln