− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
2.2.6 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Dennis 2006 : 62 menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh
gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam
melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne 2005 : 204
Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas
beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-
rasio ini disebut rasio neraca balance sheet ratio, karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal
langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu
tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi income statement ratio atau
rasio laba rugineraca income statementbalance sheet ratio.
Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Tampubolon 2005: 36 ada dua jenis rasio likuiditas yaitu “current
ratio dan quick ratio”. Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah rasio lancar current ratio. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
2005: 4
Rasio lancar current ratio =
Aktiva Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio
semakin tinggi rasio lancarnya.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage rasio utang menurut Horne 2005 : 209 adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai
oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Menurut Darsono 2005 : 54 rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah
“rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.
Ada dua rasio leverage menurut Horne 2005 : 209 yaitu “rasio utang terhadap ekuitas debt to equity dan rasio utang terhadap
total aktiva debt to total assets ratio”. Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to equity. Debt to total
assets ratio DER merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial
leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga
berdampak pada ketidakpastian harga saham. Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston 2006: 103
Debt Ratio =
����� ����� ����� ������
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas activity ratio menurut Horne 2005 : 212 adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas cash turnover, rasio
perputaran piutang usaha account receivable turnover, perputaran persediaan inventory turnover, perputaran modal kerja working
capital turnover, perputaran aktiva tetap fixed assets turnover, dan perputaran total aktiva total assets turnover. Rasio aktivitas
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah total assets turnover TATO. Menurut Darsono dan Ashari 2005: 60 TATO
merupakan “kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam
rasio ini”. Rumus untuk menghitung total assets turnover menurut Van Horne dan Wachowicz 2005: 221
Total Assets Turnover =
��������� ����� ℎ ����� ������ ���� −����
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Penjualan bersih net sales merupakan
hasil penjualan bersih selama satu tahun. Total aktiva merupakan penjumlahan dari total aktiva lancar dan aktiva tetap. Untuk
mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata
industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya. Inventory Turnover adalah rasio yang berguna untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi
penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya
persediaan yang ada ditangan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ����������
d. Rasio Profitabilitas