BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Pengertian Laba
Pengertian laba menurut Harahap 2008:113 “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara
pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba
sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Jenis-jenis laba yaitu: a.
Laba Kotor, Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005: 120 laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok
penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa
tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.
b.
Laba operasi, Menurut Stice, Stice, dan Skousen 2004: 243 “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif
perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
c.
Laba sebelum pajak, Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005: 25 merupakan “laba dari operasi
berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.
d.
Laba bersih, Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005:25 merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang
berjalan setelah bunga dan pajak”.
2.2.2 Pertumbuhan Laba
Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Menurut Harahap 2005:263 laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan
karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam
perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif. Laba sebagai suatu alat prediktif yang membantu dalam peramalan
laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai berjalan, terbukti
berguna dalam meramalkan nilai mendatang. Laba terdiri dari hasil
opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan laba
bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen
dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan,
perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-
pos luar biasa, dan lain-lain. Pertumbuhan laba biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Pertumbuhan Laba =
���� �����������
��
ℎ
�� �−����
����������� ��
ℎ
�� �−1
���� �����������
��
ℎ
�� �−1
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007 “penghasilan
bersih laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi return on
investment atau penghasilan per saham earnings per share”.
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan