25
tepat disebut sebagai partisipasi, tetapi lebih tepat disebut sebagai bentuk mobilisasi pembangunan. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak ikut
mengambil keputusan dan merumuskan program, sehingga lebih berkedudukan sebagai konsumen program dari atas, tetapi dianggap
berkewajiban melaksanakannya. Sementara itu, dalam strategi ini masyarakat terlibat dalam segala proses pembangunan sejak identifikasi
masalah dan kebutuhan serta perumusan program. Dalam strategi ini mandat pengelolaan pembangunan, khususnya sumber daya, tidak berada pada
pihak pemerintah secara terpusat, tetapi berada pada masyarakat lokal. Untuk maksud tersebut diperlukan kapasitas masyarakat lokal dalam
melakukan identifikasi kebutuhan, identifikasi sumber daya, merumuskan tujuan, dan mengelola serta mendayagunakan sumber daya lokal. Sebagai
konsekuensinya, diperlukan suatu proses pengembangan kapasitas tersebut melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2.3. Potensi Destinasi Pariwisata dan Daya Tarik Wisata
Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktifitas,
pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Hidup seolah-olah
didesain untuk produksi dan pekerjaan, sehingga tidak jarang mengakibatkan orang stress. Pariwisata kemudian menjadi kanal yang tepat
untuk membebaskan masyarakat dari tekanan tersebut Janianton:2006
26
Berdasarkan skala prioritas pembangunan dan pengembangan daerah tujuan wisata di Indonesia, maka diputuskan untuk membangun 10
sepuluh daerah tujuan wisata di berbagai provinsi, yaitu : 1.
Sumatera Utara, meliputi wilayah Danau Toba dengan Pulau Samosir dan sekitar Dataran Tinggi Karo dengan Berastagi
2. Sumatera Barat, meliputi wilayah Bukittinggi dengan Danau Maninjau,
Danau Singkarak, Payakumbuh, dan Batu Sangkar serta Kotamadya Padang beserta objek-objek wisata disekitarnya.
3. Jawa Barat, meliputi wilayah kota Bandung, Jabotabek,Gunung Gede,
Banten, Cirebon, Tasikmalaya dan Ciamis 4.
Jawa Tengah dan Yogyakarta, meliputi wilayah Merapi Merbau, Semarang, Ambarawa, Kopeng, Dieng, Solo, Yogyakarta serta
lingkungan Candi Borobudur dan Candi Prambanan, termasuk Kudus dan Demak
5. Jawa Timur, meliputi wilayah kota Surabaya,Malang Trowulan,
Pandaan, Tretes , Gunung Bromo, dan Pulu Madura serta Banyuwangi 6.
Sulawesi Selatan meliputi Kotamadya Ujung Pandang, Maros, Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Selayar, Kabupaten Luwu dan Terutama Tanah
Toraja 7.
Sulawesi Utara, meliputi wilayah Kabupaten Minahasa, Air Madidi, Rembokan, Taratara dan Tasik Ria.
Syarat-syarat pariwisata memiliki 10 sepuluh faktor, yaitu : 1.
Alam
27
a. Keindahan alam topografi umum seperti flora dan faunadisekitar
danau, sungai, pantai, laut, pulau-pulau, mata air panas, sumber mineral, teluk, gua, air terjun, cagar alam, hutan, dsb.
b. Iklim Sinar matahari, suhu udara, cuaca, angin, hujan, panas,
kelembapan, dsb. 2.
Sosial Budaya a.
Adat istiadat pakaian, makanan dan tata cara hidup daerah, pesta rakyat, kerajinan tangan dan produk-produk lokal lainnya.
b. Seni bangunan arsitektur tempat seperti candi, pura, mesjid, gereja,
monument bangunan adat, dsb. c.
Pentas dan pagelaran, festival gamelan, musik, seni tari dan pecan olahraga, kompetisi dan pertandingan, dsb.
d. Pameran pecan raya pekan-pekan raya yang bersifat industri
komersial 3.
Sejarah – Peninggalan purbakala bekas-bekas istana, tempat peribadahan, kota tua dan bangunan-bangunan purbakala peninggalan
sejarah, dongeng atau legenda. 4. Agama – Kegiatan masyarakat kehidupan beragama tercermin dari
kegiatan penduduk setempat sehari-harinya dalam soal beribadah, upacara, pesta, dsb
5. Fasilitas Rekreasi a.
Olahraga berburu, memancing, berenang, main ski, berlayar, golf, naik kuda, mendaki, dsb.
28
b. Edukasi museum arkeologi dan etnologi, kebun binatang, kebun raya,
akuarium, planetarium, laboratorium, dsb. 6. Fasilitas kesehatan – untuk istirahat, berobat ketenangan spa
mengandung mineral, spa air panas, sanatorium, tempat mendaki, piknik, tempat semedi,dsb.
7. Failitas berbelanja- beli ini-itu toko-toko souvenir, toko-toko barang kesenian dan hadiah, toko-toko keperluan sehari-hari, kelontong,dsb.
8. Fasilitas hiburan – waktu malam kasino, night club, disko, bioskop, teater, sandiwara, dsb.
9. Infrastruktur – kualitas wisata jalan-jalan raya, taman, listrik, air, pelayanan keamanan, pelayanan kesehatan, komunikasi, kendaraan
umum,dsb. 10. Fasilitas pangan dan akomodasi – makanan dan penginapan hotel,
motel, bungalow, inn, cottage, guest house, restoran, coffeshop, rumah makan,dsb.
Pesat tidaknya perkembangan kegiatan kepariwisataan sangat erat kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana kepariwisataan sebagai
penunjang. i.
Prasarana kepariwisataan Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana
29
kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Dalam pengertian ini, yang termasuk kategori prasarana
adalah : a.
Prasarana umum general infrastructure Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi
kelancaran perekonomian. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain :
- Sistem penyediaan air bersih - Pembangkit tenaga listrik
- Jaringan jalan raya dan jembatan - Airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun
- Kapal ferry, kereta api dan lain-lain - Telekomunikasi
b. Kebutuhan masyarakat banyak Basic Needs of Civilized life Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat
banyak. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : - Rumah sakit, klinik, puskesmas
- Apotek - Bank
- Kantor Pos - SPBU Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum
30
- Administration offices pemerintahan umum, polisi,
pengadilan, badan-badan legislatif, dsb. Tanpa adanya prasarana tersebut, sulit bagi sarana-sarana
kepariwisataan dapat memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan bagi wisatawan.
ii. Sarana kepariwisataan
Sarana kepariwisataan terdiri dari tiga macam, dimana satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Dalam hubungan usaha setiap
negara untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal, lebih banyak mengeluarkan uangnya ditempat yang
dikunjunginya, maka ketiga sasaran ini sangat memegang peranan penting. Ketiga sarana yang dimaksud ialah :
a. Sarana Pokok Kepariwisataan Main Touruism Superstructure
Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada lalu lintas
wisatawan. Fungsinya ialah menyediakan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan wisatawan. Adapun
perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah: -
Perusahaan-perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan perjalanan wisatawan.
Didalam literatur kepariwisataan disebut dengan “Receptive Tourism Plan”. Yang dimaksud dengan Receptive Tourism
Plan ialah perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan
31
penyelenggaraan tour, sightseeing bagi wisatawan, seperti: travel agent, tour operator, tourist transportation tourist bus,
taxy, coach bus, rent-a-car, dsb. -
Perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan di daerah tujuan kemana wisatawan pergi. Dalam istilah kepariwisataan
perusahaan ini biasa disebut dengan “Residental Tourist Plan” yang artinya adalah perusahaan yang memberikan pelayanan
untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di daerah tujuan, misalnya hotel, motel, youth hostel, cottages,
camping areas, caravanning taverns, dsb. Serta catering establishments, seperti bar dan restoran, coffe shop, cafetaria,
grill-room, self-service, dan sebagainya. Dapat pula ditambahkan disini kantor-kantor pemerintah seperti : tourist
information center, goverment tourist office dan tourist association karena mereka juga memberikan pelayanan kepada
wisatawan yang datang, walaupun secara tidak langsung. b.
Sarana Pelengkap Kepariwisataan Supplementing Tourism Superstructure
Sarana pelengkap kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga
fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal ditempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah : fasilitas untuk berolahraga, baik dimusim dingin atau dimusim panas seperti ski, golf course, tennis court, swimming
32
pool, boating facilities, hunting safari dengan segala perlengkapannya.
c. Sarana Penunjang Kepariwisataan Supporting Tourism
Superstructure Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang
diperlukan wisatawan khususnya businnes tourist, yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap, tetapi
fungsinya yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi tersebut.
Termasuk di dalam kelompok ini adalah night club, steambath, casino, souvenir shop, cinema, opera. Sarana semacam ini perlu
diadakan untuk wisatawan, namun tidaklah begitu mutlak pengadaannya, karena tidak semua wisatawan senang dengan
kegiatan tersebut.
2.4. Teori Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan