Kekuasaan kehakiman

2. Kekuasaan kehakiman

Kekuasaan kehakiman adalah suatu lembaga yudikatif yang berfungsi mengadili pelanggaran terhadap undang-undang. Ketentuan dasar mengenai organ dan wewenang

kehakiman terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 24 yang berbunyi : 56

1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.

3) Badan-Badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 telah membawa perubahan dalam

kehidupan ketatanegaraan. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh:

 Mahkamah Agung

56 Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 24)

Mahkamah Agung adalah peradilan tertinggi. Hal itu berarti putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh badan peradilan lain, dapat dimintakan kasasi kepada Mahkamah Agung. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 4

Tahun 2004. 57 Pasal 24 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945 menyatakan Mahkamah Agung

berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadapundang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang

diberikan oleh undang- 58 undang.” Berdasarkan kententuan pasal tersebut, mahkamah agung diamanati dua

kewenangan, yaitu : 59

a. Kewenangan mengadili pada tingkat kasasi, yaitu pengadilan tingkat akhir yang disediakan warga negara yang melakukan upaya hukum terhadap putusan pengadilan pertama dan pengadilan banding disemua lingkungan peradilan. Upaya hukum dari semua lingkungan peradilan akhirnya berpuncak pada pengadilan kasasi yang dilakukan oleh Mahkamah Agung. Oleh krena itu Mahkamah Agung adalah puncak dari berbagai peradilan yang berada dibawahnya.

b. Kewenangan menguji peraturan perundang- undangan dibawah undang- undang terhadap undang- undang merupakan upaya pengujian legalitas (legal review). Objek yang diuji hanya terbatas pada peraturan perundang-undangan dibawah undang- undang (judicial riview of regulation) dengan menggunakan undang- undang sebagai alat ujinya.

Selain kedua kewenangan yang ditentukan secara konstitusional tersebut, mahkamah agung memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutus (a) sengketa kewenangan mengadili (kompetisi pengaadilan), baik berdasarkan daerah maupun jenis pengadilan, dan (b) permohonan peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.

Mahkamah agung juga dapat memberikan pendapat hukum atas permintaan Presiden ataupun lembaga tinggi negara lainnya. Mahkamah agung merupakan puncak perjuangan keadilan bagi setiap warga negara. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 dapat diketahui bahwa di bawah Mahkamah Agung terdapat badan peradilan yang berada

57 58 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Undang- Undang Dasar 1945 (Pasal 24 ayat (1))

59 http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017) 59 http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

a. Peradilan Umum

Peradilan umum adalah lingkungan peradilan memiliki kewenangan mengadili perkara umum, baik jenis perkara pidana maupun perdata, maupun pihak-pihak yang bersengketa. Badan-badan peradilan yang terdapat dalam lingkungan peradilan umum adalah pengadilan negeri dan pengadilan tinggi.

b. Peradilan Agama

Peradilan agama adalah peradilan khusus bagi umat islam untuk memeriksa daan memutuskan perkara nikah, talak, rujuk, waaris, wakaf, hibah, daan wasiat. Badan peradilan dalam lingkungan peradilan agama meliputi pengadilan agama sebagai pengadilan tingkat pertama daan pengdilan tinggi agama sebagai pengadilan tingkat banding dan berpuncak pada Mahkamah Agung.

c. Peradilan militer

Peradilan militer adalah peradilan yang khusus mengadili perkara pidana dan tata usaha negara anggota militer Indonesia. Pada masaa lalu militer meliputi anggota TNI dan anggota POLRI. Setelah reformasi, milter dan POLRI di pisah, dengan demikian POLRI tidak termasuk lingkungan pengadilaan militer. Tetapi menjadi wilayah lingkungan peradilan umum. Bahkan nantinya anggota TNI pun menjadi kewenangan lingkungan peradilan umum untuk tindak pidana umum.

d. Peradilan tata usaha negara

Peradilan tata usaha negara adalah peradilan yang memiliki kewenangan mengadili perkara tata usaha negara atau perkara gugatan seseorang terhadap putusan pejabat tata usaha negara yang merugikan dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.

 Mahkamah Konstitusi 61 Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukaan

kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keaadilan. Keberadaan mahkamah konstitusi di Indonesia dilatar belakangi oleh keinginan untuk menjamin agar UUD 1945 sebagai hukum tertinggi dapat ditegakkan.

60 http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017) 61 http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

Mahkamah konstitusi republik Indonesia memilik empat kewenangan dan satu kewajiban. Empat kewenangan tersebut adalah:

 Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.  Memutus sangketa kewenagan lembaga negara yang kewenangannya diberikan

UUD  Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum

 Memutus pembubaran partai politik Sedangkan kewajiban Mahkamah Konstitusi adalah memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapat diusulkan untuk memberhentikaan presiden dan/atau wakil presiden oleh MPR (impeachment)