Dasar Teori

2.2.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Istilah “regresi” pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886. Galton menemukan adanya tendensi bawah orang tua yang memiliki tubuh tinggi, memiliki anak-anak yang tinggi pula dan orang tua yang pendek memiliki anak-anak yang pendek pula. Kendati demikian, ia mengamati ada kecenderungan bahwa tinggi anak bergerak menuju rata-rata tinggi populasi secara keseluruhan. Dengan kata lain ketinggian anak yang amat tinggi atau orang tua yang amat pendek cenderung bergerak kearah rata-rata tinggi populasi. Inilah yang disebut hukum Galton mengenai regresi universal. Dalam bahasa Galton ia menyebutnya sebagai regresi menuju medikritas (Maddala, 1992).

Interpretasi modern mengenai regresi agak berlainan dengan regresi versi Galton. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003).

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing- masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus: pertama,

commit to user

variabel dependen berdasarkan data yang ada (Tabachnick, 2996). Tidak dipungkiri lagi, bahwa analisis regresi lebih banyak

digunakan dalam penelitian-penelitian sosial ekonomi. Apabila diperhatikan dengan baik, penafsiran yang dilakukan oleh mahasiswa- mahasiswa atas analisis regresi yang digunakan dalam penelitian- penelitian masih berkaitan dengan ketergantungan satu variabel (biasa dikenal dengan istilah variabel terikat) atas satu atau lebih variabel yang lainnya (bisa dikenal dengan istilah variabel bebas). Analisis regresi linier berganda merupakan salah satu alat analisis yang ditimbulkan oleh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat (tidak bebas). Analisi regresi sangat berbeda dengan analisis korelasi, meskipun dalam analisis regresi menerapkan prinsip-prinsip pada analisis korelasi.

Dalam analisis regresi, variabel bebas dapat pula disebut dengan prediktor dan variabel terikatnya sering disebut dengan istilah kriterium. Hal ini tidak ditemukan pada analisis korelasi. Pada analisis korelasi variabel-variabel yang akan dikorelasikan cukup disebut dengan istilah variabel penelitian. Dalam analisi korelasi tidak terdapat variabel yang disebut berbagai variabel terikat atau tergantung (Sudarmanto, 2005:2).

2.2.7 Uji Korelasi

Analisis ini digunakan untuk mengukur koefisien korelasi antara variabel perencanaan (identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik) dengan variabel (kurangnya pengalaman kontraktor), serta Kesulitan Finansial dengan Dana Dari Pemilik Yang Tidak Mencukupi. Rumusnya adalah sebagai berikut:

commit to user

( )( )

= Koefisien korelasi suatu butir

= Cacah objek X = Skor Butir

= Skor total

Untuk menarik kesimpulan tentang hubungan tersebut digunakan interprestasi nilai r sebagai berikut:

a. Bila r = 0, berarti tidak ada korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. Bila r = 1 atau mendekati 1, berarti tidak ada korelasi sempurna positif, berarti ada hubungan variabel bebas dengan variabel terikat

c. Bila r = -1 atau mendekati -1, berarti korelasi sempurna negatif, berarti bahwa variabel bebas mengalami kenaikan, maka variabel terikat akan mengalami penurunan.

2.2.8 Uji Hipotesis

Tidak seperti variabel moderating, variabel intervening merupakan variabel antara atau mediating, fungsinya memediasi hubungan variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat/tidak bebas). Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis regresi linier berganda. Adapun rumus persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

commit to user

Keterangan:

a = Konstanta (besaran yang mengukur nilai Y pada waktu tidak

ada pengaruh X).

b 1 … 7 = Koefisien regresi yang mengukur besarnya pengaruh X terhadap

Y.

X 1 = Perencanaan (Identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik).

X 2 = Kesulitan Finansial

X 3 = Kurangnya Pengalaman Kontraktor

X 4 = Keterlambatan Penyedia Material

X 5 = Dana Dari Pemilik Yang Tidak Mencukupi

Y = Pembengkakan Biaya

e 1, 2

= Measurement Error/Residual (kesalahan pengukuran)

2.2.8.1 Uji Ketepatan Model (Uji F dan R 2 )

1) Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2001: 98). Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel: apabila nilai F hasil perhitungan > nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Kuncoro, 2001: 99).

commit to user

oleh Bambang Setiaji (2006: 31) sebagai berikut:

F reg

………………………......(Rumus 3.3)

Di mana k = konstanta.

Jika F hitung sudah lebih besar dari 4; maka model di atas sudah tepat (fit) (Setiaji; 2006: 32).

2) Koefisien Determinasi (R 2 )

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001: 100). Nilai koefisien determinasi adalah

diantara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel dependen, dengan kata lain dapat diartikan.

Koefisien ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kekuatan variabel independen terhadap variabel dependen, dengan menggunakan rumus:

…………………………………..(Rumus 3.4)

U ˆ : Y estimasi U

: Y rata-rata

Nilai koefisien R 2 berkisar 0 sampai 1, jika nilai koefisien R 2 hitung semakin mendekati angka 1 maka variabel independennya semakin kuat berpengaruh terhadap variabel independennya.

commit to user

Uji t statistik digunakan untuk menguji apakah variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Pengujian ini dilakukan dengan asumsi bahwa variabel-variabel lain adalah nol. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

Ho: b = 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Ha: b = 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y).

2) Menentukan batas derajat signifikan

Batas derajat signifikansi yang digunakan adalah 5%.

3) Menentukan kriteria pengujian

H 0 diterima apabila -t tabel £ t hit £ t tabel atau Asymp.sig > 0,05

H 0 ditolak apabila t hit >t tabel atau t < - t tabel atau Asymp.sig < 0,05

4) Perhitungan nilai t dengan rumus sebagai berikut:

Sb

…………………………………………...(Rumus 3.5)

b = koefisien regresi Sb = standar error

commit to user

Gambar 2. 3 Pemilihan sampling (Sumber : Ismiyati, 2007)

2.2.9.1 Probability Sampling

Probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel.

Ada 4 cara pengambilan sampel yang termasuk secara Probability Sampling , adalah sebagai berikut:

1) Simple Random Sampling Simple random sampling adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.

TEKNIK SAMPLING

Probability Sampling Non Probability Sampling

1. Simple Random Sampling 2. Propotionate Stratified Random

Sampling 3. Dispropotionate Stratified Random Sampling 4. Area (Cluster) Sampling (Sampel menurut daerah)

1. Sampling Sistematis 2. Sampling Kuota 3. Sampling Aksidental

4. Purposive Sampling

5. Sampling Jenuh 6. Snowball Sampling

commit to user

Propotionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara

proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).

3) Dispropotionate Stratified Random Sampling

Dispropotionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila anggota populasi heterogen (tidak sejenis).

4) Area (Cluster) Sampling (Sampel menurut daerah) Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.

2.2.9.2 Non Probability Sampling

Non probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi peluang /kesempatan yang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel.

Ada 6 cara pengambilan sampel yang termasuk secara Non probability sampling , adalah sebagai berikut:

1) Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan dari suatu daftar berdasarkan suatu urutan tertentu.

2) Sampling Kuota Sampling kuota adalah metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan.

3) Sampling aksidental Samping aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa yang kebetulan ada.

4) Purposive Sampling Purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri khas khusus yang

commit to user

yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian.

5) Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.

6) Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula- mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan cara purposive sampling.

2.2.10 Program dan cara kerja SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

Statistik adalah ilmu yang berhubungan dengan angka. Oleh karena itu statistik sering dikaitkan dengan data-data yang bersifat kuantitatif (angka), yang salah satunya adalah program SPSS.

Untuk dapat memahami cara kerja software SPSS, berikut dikemukakan kaitan antara cara kerja computer dengan SPSS dalam mengolah data. Cara kerja proses perhitungan dengan SPSS adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4 Cara kerja proses perhitungan dengan SPSS

(Sumber : Singgih Santoso, 2001)

INPUT DATA

Dengan Data Editor

PROSES DATA

Dengan Data Editor

OUTPUT DATA Dengan OUTPUT NAVIGATOR - Pivot Table Editor - Text Output Editor - Chart Editor

commit to user

Penjelasan proses statistik dengan SPSS :

1. Data yang akan diproses dimasukan lewat menu data editor yang otomatis muncul dilayar saat SPSS dijalankan.

2. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu data edit.

3. Hasil pengolahan data muncul dilayar (window) yang lain dari SPSS, yaitu Output Navigator.

Pada menu Output Navigator, informasi atau output statistic dapat ditampilkan secara:

a. Teks atau tulisan. Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk teks dapat dilakukan lewat menu Text Output Editor.

b. Tabel. Pengerjaan (table pivoting, penambahan, pengurangan tabel dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk tabel dapat dilakukan lewat menu Pivot Table Editor.

c. Chart atau grafik. Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk grafik dapat dilakukan lewat menu Chart Editor.

2.2.11 Rancangan Kuesioner

Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk :

1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.

2. Memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas yang tinggi.

commit to user

ini :

1. Data Pribadi Data pribadi adalah pertanyaan terhadap responden mengenai

kedudukan atau jabatan, lama pengalaman responden bekerja pada bidang konstruksi, serta pendidikan responden.

2. Data Proyek Sumber data proyek berupa tempat artinya sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, diam contohnya luas bangunan proyek sedangkan bergerak contohnya jenis pekerjaan dan biaya.

3. Faktor Keterlambatan Rangkuman untuk ketiga jenis penyebab keterlambatan proyek yang telah dijelaskan beserta sumber literaturnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.2.12 Kerangka Pikir Penelitian

Identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun

dengan baik

H4

Kesulitan Finansial

Keterlambatan Penyediaan Material

Pembengkakan H3 Biaya

H2

Kurangnya Pengalaman

Kontraktor

Dana Dari Pemilik Yang Tidak Mencukupi

commit to user

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2007: 64). Berdasarkan kerangka pikir penelitian maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek.

2. Kesulitan finansial berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek.

3. Kurangnya pengalaman kontraktor berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek.

berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek.

5. Dana dari pemilik yang tidak mencukupi berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek.

commit to user