Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Usia Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI
SEKOLAH DASAR NGORESAN SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Amallia Ardana Reswari
G.0009012

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
commit

to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Usia
Terjadinya Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta
Amallia Ardana Reswari, NIM: G0009012, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari Rabu, Tanggal 26 September 2012
Pembimbing Utama
Nama
: Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes
NIP
: 19470927 197610 2 001


...........................................

Pembimbing Pendamping
Nama
: Arif Suryawan, dr, AIFM
NIP
: 19580327 198601 0 001

...........................................

Penguji Utama
Nama
: Slamet Riyadi, dr., M.Kes
NIP
: 19600418 199203 1 001

...........................................

Penguji Pendamping

Nama
: Bagus Wicaksono, Drs.,MSi
NIP
: 19620901 198903 1 003

...........................................

Surakarta,..................................

Ketua Tim Skripsi

Muthmainah, dr., M.Kes
NIP 19660702 199802 2 001

Dekan FK UNS

Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
NIP 19510601 197903 1 002

commit to user


ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,

Oktober 2012

Amallia Ardana Reswari
NIM. G0009012


commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Amallia Ardana Reswari, G0009012, 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dengan Usia Terjadinya Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Ngoresan
Surakarta. Skripsi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Latar Belakang : Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah satu dari
banyak manifestasi pubertas dan tanda remaja awal pada anak perempuan. Variasi
saat timbulnya menarche dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
berat badan. Dalam penelitian ini berat badan diukur menggunakan parameter
Indeks Massa Tubuh (IMT). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya hubungan IMT dengan usia menarche.

Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan
pendekatan studi cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Besar sampel sebanyak 43 siswi. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan April 2012 di SD Ngoresan Surakarta. Data penelitian diperoleh
dengan kuesioner dan pengukuran langsung terhadap berat dan tinggi badan.
Analisis statistik yang digunakan adalah Chi-Square.

Hasil penelitian : Hasil analisis Chi-Square didapatkan p = 0.001 (p < 0,05). Dari
hasil analisis tersebut menunjukkan hubungan yang bermakna.

Simpulan penelitian : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara IMT dengan usia menarche.
Kata kunci : menarche, IMT

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Amallia Ardana Reswari, G0009012, 2012. The Corelation of Body Mass
Index (BMI) with Occurrence of Menarche’s onset in Female Students of
Ngoresan Elementary In Surakarta. Mini Thesis Medical Faculty Sebelas Maret
University, Surakarta.
Background : Menarche or first menstruation is one of the many manifestations
of puberty and early adolescence marks in girls. Variety of menarche age is
influenced by various factors, one of which is body weight. In this study, body
weight was measured using parameters Body Mass Index (BMI). The purpose of
this study was to determine the relationship of IMT with the age of menarche.
Methods : This study was an observational analytic with cross sectional study
approach. The sampling technique used was purposive sampling. Sample was as
many as 43 students. The research was conducted in April 2012 in Ngoresan
Elementary, Surakarta. Data were obtained by questionnaire and direct
measurement of the weight and height. The statistical analysis used was ChiSquare.
Results : Chi-Square analysis results obtained p = 0.001 (p < 0.05). From the
results of this analysis showed a significant association
Conclusion : Based on this study it can be concluded that there is a positive

relationship between BMI and age of menarche.
Keywords : Menarche, body mass index

commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PRAKATA
Alhamdulillahhirobbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, nikmat, hidayah, dan
ridho-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Usia Terjadinya Menarche
pada Siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta. Penelitian tugas karya akhir ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tugas karya akhir ini tidak akan

berhasil tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh
rasa hormat ucapan terima kasih yang dalam saya berikan kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes dan Nur Hafidha Hikmayani,dr.,MclinEpid selaku
Tim Skripsi FK UNS, atas kepercayaan, bimbingan, koreksi dan perhatian
yang sangat besar sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah
menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.
4. Arif Suryawan, dr selaku Pembimbing Pendamping yang tak henti-hentinya
bersedia meluangkan untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.
5. Slamet Riyadi, dr., M.Kes selaku Penguji Utama yang telah memberikan
banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bagus Wicaksono, Drs.,MSi selaku Penguji Pendamping yang telah
memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Yang tercinta kedua orang tua saya, kakak dan seluruh keluarga besar yang
senantiasa mendoakan tiada henti, dan memberikan support dalam segala hal
sehingga terselesaikannya penelitian ini.
8. Segenap Staf Skripsi FK UNS dan Staf Laboratorium Biologi dan Fisiologi
FK UNS untuk segala bantuan & kemudahan.

9. Sahabat-sahabat terdekat, Intan, Nisa, Dinda, Lita, Dendy R, Isowedha, Blue
d’orange, Mas Ali, Wawe dan teman-teman angkatan 2009 atas semangat dan
bantuan yang tak henti-henti dan waktu yang selalu tersedia.
10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses
penelitian tugas karya akhir ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak
sangat diharapkan.

Surakarta, September 2012

commit to user
Amallia Ardana Reswari

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


DAFTAR ISI

PRAKATA ..............................................................................................................

vi

DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................

x

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................

1

B. Perumusan Masalah ........................................................................

2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................

2

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

3

LANDASAN TEORI ............................................................................

4

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................

4

1. Menarche ...................................................................................

4

a. Fisiologi Menstruasi .............................................................

5

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menarche...................

6

2. Obesitas dan Indeks Massa Tubuh...........................................

7

a. Obesitas .................................................................................

7

b. Indeks Massa Tubuh (IMT) .................................................

9

3. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Usia Menarche ....... 11
B. Kerangka Pemikiran........................................................................ 13
C. Hipotesis .......................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 14
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 14
B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 14
C. Subyek Penelitian ............................................................................ 14
D. Teknik Sampling ............................................................................. 14
E. Identifikasi Variabelcommit
Penelitian
...................................................... 15
to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 15
G. Rancangan Penelitian ...................................................................... 16
H. Cara Kerja Penelitian ...................................................................... 16
I. Teknik Analisis Data ...................................................................... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................... 17
BAB V

PEMBAHASAN.................................................................................... 20

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 23
A. Simpulan .......................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24
LAMPIRAN............................................................................................................ 27

commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 13
Gambar 2. Skema Penelitian ................................................................................ 16
Gambar 3. Gambar Hubungan IMT dengan Usia Menarche ............................. 19

commit to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Menurut IMT pada Penduduk Asia Pasifik..... 10
Tabel 2. Klasifikasi Status Gizi Menurut IMT pada Orang Indonesia ............... 11
Tabel 3. Klasifikasi BMI Menurut Umur ............................................................. 11
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ..................................................... 17
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan IMT ..................................................... 18
Tabel 6 Distribusi Sampel Berdasarkan Menarche ............................................. 18
Tabel 7. Tabel Hubungan IMT dengan Usia Menarche ..................................... 19

commit to user

x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Pernyataan Kesediaan Persetujuan Mengikuti Penelitian 27
Lampiran 2. Lembar Kuesioner ........................................................................... 28
Lampiran 3. Rekam Medik Hasil Pemeriksaan pada Penelitian ........................ 30
Lampiran 4. Hasil Penelitian Siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta .......... 31
Lampiran 5. Hasil Analisis Statistik Crosstabs, Chi-Square ............................. 32
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian di Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta.......... 34

commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menarche adalah suatu permulaaan masa menstruasi (Dorland, 2002).
Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang menunjukkan fakta
bahwa usia menarche wanita di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini
semakin cepat. Penurunan usia menarche mungkin mencerminkan gizi yang
lebih baik dan membaiknya kesehatan umum (Nelson, 2000).
Kini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda yang disebut
menarche dini (Wiknjosastro,2009), yaitu antara 10-11 tahun (Must, 2005).
Menurut Mundell (2005), disebutkan bahwa obesitas pada anak perempuan
membantu timbulnya pubertas dini. Timbulnya pubertas tersebut ditandai
dengan terjadinya menarche (Soetjiningsih, 2004). Dampak terjadinya
menarche dini antara lain terhambatnya pertumbuhan, stress emosional dan
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara (Halim, 2008) serta
meningkatnya Penyakit Menular Seksual (PMS) dan kehamilan yang tidak
disengaja (Martaadisoebrata, 2005). Selain itu, juga dapat meningkatkan risiko
kelainan kardiovaskuler (Lakshman, 2009).
Demikian pula di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
melaporkan terjadi penurunan usia menarche di Indonesia. Hasil sebuah
penelitian menunjukkan dari 302 siswa ada 17 siswi yang mengalami
kelebihan berat badan dan 9 siswi (52,9%) di antaranya mengalami menarche
dini dan 8 siswi (47,1%) tidak mengalami menarche dini (Sunarto dan
Mayasari, 2010).
Banyak hal yang mempengaruhi usia menarche, di antaranya : status
gizi, pola makan, status ekonomi keluarga, dan aktifitas olahraga. Perbaikan
nutrisi akan berdampak kepada penurunan usia menstruasi pertama (Acharya,
2006). Menarche dini lebih cenderung ditemui pada wanita dengan status gizi
yang baik. Hal ini dikarenakan status gizi mempengaruhi maturitas sistem
commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

endokrin (Uche-Nwachi dkk., 2007). Status gizi dapat diinterpretasikan dari
Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang.
IMT adalah salah satu cara penilaian status gizi seseorang. IMT
ditentukan oleh Berat Badan dan Tinggi Badan. IMT sangat mempengaruhi
status gizi dalam kaitannya terhadap usia menarche. Hal ini disebabkan oleh
adanya Adypocyte-derived hormone Leptin yang berasal dari lemak tubuh
yang diduga dapat mempengaruhi masa awal pubertas. Peningkatan kronis
kadar leptin dalam darah dapat menyebabkan peningkatan kadar LH.
Peningkatan LH berhubungan dengan peningkatan estradiol dan awal
menarche (Edward, 2007). Jadi, penurunan usia menarche berkaitan dengan
meningkatnya IMT.
Masih banyak perdebatan hubungan antara komposisi tubuh dan
perkembangan pubertas (Kaplowitz, 2008). Oleh sebab itu, perlu dilakukan
peneletian lebih lanjut dengan studi cross sectional yang bersifat analitik
tentang hubungan antara perubahan komposisi tubuh dan tahap perkembangan
pubertas (Louis, 2008).
Hal inilah yang menjadikan alasan penulis melakukan penelitian
mengenai hubungan status nutrisi dengan usia menarche pada anak perempuan
melalui Indeks Massa Tubuh. Dalam hal ini, subjek yang akan di teliti adalah
siswi SD Ngoresan Surakarta.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia terjadinya
menarche pada siswi SD Ngoresan Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT)
dengan usia menarche pada siswi SD Ngoresan Surakarta.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) anak
perempuan di SD Ngoresan, Surakarta .
b. Untuk mengetahui rata-rata usia menarche pada anak perempuan di SD
Ngoresan, Surakarta.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan data tentang
hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada
siswi SD Ngoresan Surakarta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya pada anak perempuan tentang adanya hubungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche, sehingga dapat
menjadi pertimbangan dalam menghadapi menarche.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Menarche
Pada saat seorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya mengandung
ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi, ketika seorang perempuan
memasuki usia pubertas baru ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi
proses yang disebut siklus menstruasi. Dalam satu siklus terjadi perubahan
pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-hormon oleh
ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi
kehamilan. Ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi
untuk dibuahi oleh sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi
pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada
komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan
luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi (BKKBN,2003).
Pubertas adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa melibatkan perubahan fisiologi dan psikologi (Prawirohardjo,
2009). Urutan peristiwa pubertas wanita yaitu Thelarche (permulaan
perkembangan payudara) dimulai pada usia rata-rata 10,5 tahun.
Adrenarche (Pertumbuhan rambut pubis dan ketiak) pada usia rata-rata 11
tahun. Kegiatan pertumbuhan mulai pada usia rata-rata 11,5 tahun, dan
menarche (permulaan periode menstruasi) mulai pada usia rata-rata 12,8
tahun (Rayburn & Carey, 2001).
Menarche yaitu menstruasi pertama sebagai akibat perdarahan lucut
estrogen. Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi endometrium (Wiknjosastro,
2009).

commit to user

4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
5

a. Fisiologi menstruasi
Pada masa kanak-kanak indung telur (ovarium) dikatakan masih
berisirahat dan baru bekerja pada masa pubertas (Wiknjosastro, 2009) .
Pada siklus haid endometrium dipersiapkan secara teratur untuk
menerima ovum setelah terjadi ovulasi, di bawah pengaruh secara
ritmik hormon-hormon ovarium : estrogen dan progesteron. Proses
ovulasi harus ada suatu kerja sama yang harmonis antara korteks
serebri, hipotalamus, hipofise, dan ovarium selain itu juga dipengaruhi
oleh glandula tireodea, korteks adrenal, dan kelenjar endokrin lain
(Wiknjosastro, 2009).
Pada tiap siklus haid FSH (Follicle Stimulating Hormone)
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofise yang menimbulkan beberapa
folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium. Folikel ini akan
berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen
ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofise dapat
mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH (Luteinising
Hormone) (Wiknjosastro, 2009).
Produksi kedua hormon gonadotropin (FSH dan LH) adalah
dibawah pengaruh releasing hormones (RH) yang disalurkan dari
hipotalamus ke hipofise. Penyaluran RH ini sangat dipengaruhi oleh
mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Selain itu juga
mendapat pengaruh dari luar, seperti cahaya, bau-bauan melalui bulbus
olfaktorius, dan hal-hal psikologik (Wiknjosastro, 2009).
Bila penyaluran releasing hormones berjalan baik maka produksi
gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya
makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor
follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh
terhadap endometrium yang menyebabkan endometrium tumbuh dan
berproliferasi disebut masa proliferasi (Wiknjosastro, 2009).
Di bawah pengaruh LH folikel de Graaf menjadi lebih matang,
to user
mendekati permukaancommit
ovarium,
dan kemudian terjadilah ovulasi.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum, yang akan menjadi
korpus luteum di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones). Korpus

luteum menghasilkan

hormon progesteron.

Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah
berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk
dan bersekresi (masa sekresi) (Wiknjosastro, 2009).
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunnya
kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang
berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan
hiperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Setelah itu terjadi
degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik.
Proses ini disebut haid atau menstruasi (Wiknjosastro, 2009).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche
Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche sebagai berikut :
1) Faktor genetik (keturunan) dan ras
Dalam

penelitian

didapatkan

perbedaan

rata-rata

umur

menarche pada ras yang berbeda (Michae,2001). Perbedaan ini
merupakan manifestasi dari faktor genetik. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa pengaruh

ini diturunkan dari ibu ke anak

gadisnya (Green,1986) .
2) Faktor Gizi
Gizi yang lebih baik dianggap sebagai faktor kesehatan umum
yang terpenting. Waktu pubertas mungkin bergantung pada
pencapaian berat badan kritis, rasio kritis jaringan adiposa terhadap
massa tubuh yang tidak berlemak dan tingkat tertentu dari maturitas
tulang. Penuruna kalori kronis menurunkan sekresi FSH dan LH.
Apabila terjadi kurng gizi,berat badan rendah atau diet ketat, dapat
menunda

terjadinya pubertas atau perkembangan menjadi
commit
to user
lambat.Sedangkan pada
remaja
putri yang mengalami obese sedang,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
7

menarche terjadi lebih awal dan perjalanan menjadi pubertas
menjadi lebih cepat. Diabetes juga dihubungkan dengan pubertas
yang lebih awal (Christine dan Kathleen, 2006).
3) Kesehatan umum
Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang
anak gadis seperti penyakit kronis maupun cacat kongenital,
terutama yang mempengaruhi masukkan makanan dan oksigenasi
jaringan dapat memperlambat menarche. Demikian pula obatobatan. (Wiknjosastro, 2009)
4) Sosial Ekonomi
Parada et al (2008) melakukan penelitian di negara Kosovo
antara usia menarche dengan status sosial ekonomi dan menemukan
perbedaan yang signifikan bahwa terdapat hubungan antara usia
menarche dengan status ekonomi keluarga.
5) Lingkungan
Rangsangan-rangsangan yang kuat dari luar, misalnya berupa
film-film seks (blue flim), buku-buku bacaan dan majalah-majalah
bergambar seks, godaan dan rangsangan dari kaum pria,
pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual atau coitus
masuk ke pusat pancaindera diteruskan melalui striae terminalis
menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor (Kartono, 1992).
Rangsangan

yang

terus-menerus,

kemudian

menuju

hipotalamus dan selanjutnya menuju hipofise pars anterior, melalui
sistem portal. Hipofise anterior mengeluarkan hormon yang
merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifik. Kelenjar
indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron
(Kartono, 1992).
Hormon spesifik yang dikeluarkan kelenjar indung telur
memberikan umpan balik ke pusat pancaindera dan otak serta
kelenjar induk hipotalamus dan hipofise, sehingga mengeluarkan
commit
to userdikeluarkannya hormon tersebut
hormon berfluktuasi.
Dengan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

mempengaruhi kematangan organ-organ reproduksi. (Kartono,
1992)

2. Obesitas dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
a. Obesitas
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan
berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan.
Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh
tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. Obesitas
merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan
kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena
lemak (Ganong , 2003).
Obesitas merupakan kelainan dari sistem pengaturan berat badan
yang ditandai oleh akumulasi lemak tubuh yang berlebihan (Pamela et
al., 2005).
Obesitas

didefinisikan

sebagai

keadaan

di

mana

adanya

peningkatan yang sangat berlebihan pada massa jaringan adiposa
(lemak). Obesitas bisa disalahartikan sebagai peningkatan berat badan
yang sangat berlebihan bagi kebanyakan masyarakat. Namun, konsep
ini tidak begitu relevan karena konsep obesitas tidak bisa diambil
akibat peningkatan berat badan semata-mata melainkan adanya
peningkatan masa jaringan adiposa (Gabriel Uwaifo, 2009).
Obesitas terjadi karena adanya gangguan keseimbangan energi
yang dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai
akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat
kelainan hormonal, sindrom, atau defek genetik (10%) (Hidayat et al,
2006).
Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibedakan menjadi :
1) Obesitas Tipe Android atau Tipe Sentral
Badan berbentuk gendut seperti gentong, perut membuncit ke
commit pada
to user
depan, banyak didapatkan
kaum pria. Tipe ini cenderung akan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

timbul penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke (Hidayat et al,
2006).
2) Obesitas Tipe Ginoid
Banyak pada kaum wanita terutama yang telah masuk masa
menopause, panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti
buah pir (Hidayat et al, 2006).

b. Indeks Massa Tubuh
IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun
1985 (Susilowati, 2008). IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan BB (Syarif, 2003).
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara termudah untuk
memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan masa lemak
tubuh (Lisbet, 2004).
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Menurut rumus metrik:

IMT=

Beratbadan(Kg)

[Tinggi badan(m)]2

Atau menurut rumus Inggris:

IMT=Berat
badan
(lb) [Tinggibadan(in)] ´703
2

Kekurangan perhitungan menggunakan indeks masa tubuh adalah:
1) Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet
bina) yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT
disebabkan olahragawan mempunyai massa otot yang berlebihan
walaupun presentase lemak tubuhnya dalam kadar yang rendah.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi
badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
2) Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu
karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu.
Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam
kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada
dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina, India,
dan Melayu (CORE, 2007) .

Kelebihan perhitungan menggunakan Indeks Massa Tubuh adalah :
1) Biaya yang diperlukan tidak mahal
2) Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat
badan dan tinggi badan seseorang.
3) Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang
telah dinyatakan pada tabel IMT.

Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi menurut IMT pada Penduduk Asia
Pasifik (IOTF, WHO 2000)
Kategori

BMI (kg/m2)

Risk of Co-morbidities
Rendah (tetapi resiko terhadap

Underweight < 18.5 kg/m2

masalah-masalah
meningkat)

Batas
Normal

18.5 - 22.9 kg/m2

Rata rata

Overweight:

> 23

At Risk

23.0 – 24.9 kg/m2

Meningkat

Obese I

25.0 - 29.9kg/m2

Sedang

Obese II

> 30.0 kg/m2

Berbahaya

commit to user

klinis

lain

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

Tabel 2. Klasifikasi Status Gizi menurut IMT pada Orang
Indonesia
Kelebihan BB tingkat berat

> 27,0

Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan

> 25,0-27,0

Normal

> 18,7-25,0

Kekurangan BB tingkat ringan

17,0-18,5

Kurus Kekurangan BB tingkat berat

< 17,0
(Susilowati, 2008)

Tabel 3. Klasifikasi BMI menurut Umur
Kategori

Jarak persentil

Kurus

BMI menurut umur < 5 persentil

Normal

BMI menurut umur 5 - < 85 persentil

Resiko obesitas

BMI menurut umur 85 - < 95 persentil

Obesitas

BMI menurut umur ≥95 persentil

(NCHS dalam Mayoclinic, 2007)

3. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Usia Menarche
Berbagai kajian menunjukkan bahwa ukuran tubuh seseorang, dengan
indikator Indeks Massa Tubuh (IMT) maupun Berat Badan (BB), berperan
pada mulainya pubertas seseorang. Menarche (menstruasi pertama)
disepakati sebagai tanda mulainya pubertas, meskipun berbagai perubahan
fisik, jasmani dan perubahan sistem hormon tubuh telah mendahului proses
tersebut. Menarche terjadi bila produksi estrogen dari folikel ovarium telah
mencukupi

untuk

pertumbuhan

dan

perlepasan

endometrium

(Wiknjosastro, 2009).
Menarche secara individual sangat berkait BB seseorang. Menarche
didahului ”signal waktu” terjadi pada hipothalamus, kelenjar pituitari depan
mensekresi gonadotropin, selanjutnya merangsang produksi hormon steroid
seksual (dari kelenjar gonad)
dan
commit to
usermenyebabkan perubahan sistem

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

reproduksi ke arah pubertas dan kematangan seksual. Semuanya ini
didorong oleh peningkatan sekresi hormon yang merangsang pelepasan
gonadotropin (Gonadotropin-Releasing Hormone =GnRH). Pada wanita
gizi kurang (”undernourished women”) dapat terjadi perlambatan pubertas
(Amenorhoea)

dan atau siklus reproduksi an-ovulatoir (Wiknjosastro,

2009).
Kematangan seksual wanita lebih tergantung pada tumbuh kembang
dan ukuran tubuh dibandingkan usia kronologis, di mana faktor gizi (status
gizi sebagai refleksi keseimbangan asupan dan pemenuhan kebutuhan
tubuh) sebagai ”regulator”. Dari pengamatan nampak bahwa anak-anak
yang mengalami pubertas lebih awal biasanya lebih tinggi serta lebih berat
dibandingkan dengan rekan seusia. Jaringan lemak tubuh juga penting
dalam

memproduksi

dan

memetabolisir

hormon

steroid

yang

mempengaruhi awal pubertas (Wiknjosastro, 2009).
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat
menstruasi pertama lebih dini, gadis tersebut cenderung lebih berat dan
lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan gadis lain
yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang
menstruasinya terlambat, beratnya lebih kecil daripada yang sudah
menstruasi pada usia yang sama, walaupun Tinggi Badan (TB) gadis sama.
Pada umumnya, seorang gadis menjadi matang lebih dini akan memiliki
Body Mass Index (Indeks Masa Tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka
yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama
(Soetjiningsih, 2004).
Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan masa puncak
kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh
berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat
hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi
antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan
penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal
commit
to user
daripada yang kurus. Semua
penyakit
kronik yang menggangu status gizi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas,
terutama waktu menarche (Arifin,2008 ).

B. KERANGKA PEMIKIRAN
Usia 10 – 11 tahun

IMT lebih

- Genetik dan
Ras
- Faktor gizi
- Kesehatan
umum
- Sosial
Ekonomi
- Lingkungan

IMT normal

Gizi baik
Kesehatan umum
baik

IMT kurang

Gizi normal
Kesehatan umum
normal

Gizi kurang
Kesehatan umum
kurang

Hipotalamus
mensekresi hormon
gonadatropin baik

Hipotalamus
mensekresi hormon
gonadatropin normal

Hipotalamus
mensekresi hormon
gonadatropin
kurang baik

Pematangan seksual
berjalan dengan baik

Pematangan seksual
berjalan dengan
normal

Pematangan seksual
berjalan dengan
kurang baik

Usia
menarche
cepat

Usia
menarche
lambat

Usia
menarche
cepat

Usia
menarche
lambat

Usia
menarche
cepat

- Genetik dan
Ras
- Faktor gizi
- Kesehatan
umum
- Sosial
Ekonomi
- Lingkungan

Usia
menarche
lambat

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

C. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian ini : ada hubungan Indeks Massa Tubuh dengan usia
terjadinya menarche pada siswi SD Ngoresan Surakarta.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Yang dimaksud dengan penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak
hanya berhenti pada taraf pendiskripsian, akan tetapi dilanjutkan sampai taraf
pengambilan simpulan yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik
untuk menganalisis data yang diperoleh. (Arief, 2004).

B. Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah siswi Sekolah Dasar Ngoresan
Surakarta kelas IV-V
1. Kriteria inklusi :
a. Perempuan berusia 10-11 tahun
b. Tercatat sebagai siswi Sekolah Dasar tersebut
c. Mau menjalani penelitian ini dengan sukarela.
2. Kriteria eksklusi :
a. Tidak bersedia menjalani penelitian
b. Data tidak lengkap (lupa mengingat usia datangnya menarche)
c. Cacat congenital
d. Mengkonsumsi obat-obatan
D. Teknik Sampling
Sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan purposive sampling
karena pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, yaitu kriteria inklusi
dan eksklusi.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
15

E. Besar Sampel
Bila subjek penelitian