Hasil Analisis Data

B. Hasil Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas pemungutan pajak daerah, tingkat efisiensi pemungutan pajak daerah dan kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kota Madiun tahun 2002-2011. Pembahasan hasil penelitian akan diurutkan sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu:

1. Tingkat efektivitas pemungutan pajak daerah di Kota Madiun Tahun 2002 - 2011

Efektivitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil penerimaan pajak daerah dari semua potensi pajak daerah dengan anggapan semua wajib pajak daerah membayar pajak daerah masing-masing. Namun demikian, mengingat sulitnya menentukan besarnya potensi pajak daerah, maka dalam penelitian ini yang digunakan adalah besarnya target pajak daerah. Hasil perhitungan tingkat efektivitas pemungutan pajak di Kota Madiun tahun 2002-2011 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah Kota Madiun Tahun 2002-2011

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa tingkat efektivitas pemungutan pajak di kota Madiun masuk kategori efektif, hal ini ditunjukkan oleh rasio efektivitas yang lebih besar dari 1 atau tingkat realisasi penerimaan pajak daerah lebih tinggi dari target penerimaan pajak daerah. Tingkat realisasi penerimaan pajak daerah terbesar yaitu pada tahun 2011 mencapai 1,55 atau 155% dari target yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah kota Madiun dalam mengelola sumber pendapatan dari pajak daerahnya.

2. Tingkat efisiensi pemungutan pajak daerah di Kota Madiun Tahun 2002 - 2011

Efisiensi atau daya guna digunakan dengan menghitung perbandingan antara besarnya biaya yang digunakan untuk memungut pajak dan realisasi penerimaan pajak yang diterima oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yang dimaksud dengan biaya

Tahun

Target

Realisasi

Efektivitas 2002

3.253.028.000

3.703.648.639

1,14 2003

4.132.221.000

4.490.954.287

1,09 2004

4.602.949.000

5.618.949.576

1,22 2005

5.345.270.000

5.981.331.637

1,12 2006

5.801.233.000

6.367.531.950

1,10 2007

6.363.948.000

7.864.616.849

1,24 2008

7.809.346.000

8.597.497.646

1,10 2009

8.195.451.000

9.427.601.807

1,15 2010

9.802.208.000

12.744.350.430

1,30 2011

14.963.821.000

23.200.982.101

1,55

pemungutan pajak adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk merealisasikan penerimaan pajak daerah. Sedangkan biaya itu berupa insentif bagi petugas pemungut yang besarnya menurut Perda kota Madiun No. 13 Tahun 1981 telah ditentukan sebesar 5 (lima) persen dari realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran tiap tahunnya ditambah dengan biaya operasional. Hasil perhitungan tingkat efisiensi pemungutan pajak daerah di Kota Madiun selama tahun 2002-2011 disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Pemungutan Pajak Daerah Kota Madiun Tahun 2002-2011

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa selama tahun 2002- 2011 tingkat efisiensi pemungutan pajak di kota Madiun sudah efisien, hal ini ditunjukkan dari rasio biaya pemungutan pajak terhadap realisasi penerimaan pajak rata-rata sebesar 0,7%, hal ini sesuai dengan ketentuan Perda kota Madiun No. 13 Tahun 1981.

Tahun

Biaya Pemungutan

Realisasi

Efisiensi

Rasio efisiensi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 0,09 atau 0,9%, pada tahun 2003 sebesar, 0,08 atau 0,8%, pada tahun 2004 sampai 2006 mengalami penurunan menjadi 0,07 atau 0,7%, pada tahun 2007 sebesar 0,06 atau 0,6%, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 0,07 atau 0,7% sedangkan pada tahun 2002-2011 sebesar 5,8%, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kota Madiun semakin efisien dalam memungut pajak daerahnya.

3. Kontribusi pajak daerah terhadap perkembangan PAD di Kota Madiun pada Tahun 2002-2011

Untuk mengetahui kontribusi pajak daerah terhadap penerimaan pajak daerah dan penerimaan PAD secara keseluruhan di Kota Madiun selama tahun 2002-2011, dapat dilihat pada tabel berikut :

a. Kontribusi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah

1) Tahun 2002-2003

Sumber penerimaan pajak daerah di kota Madiun pada tahun 2002-2003 berasal dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerimaan jalan dan pajak parkir. Besarnya kontribusi sumber penerimaan pajak terhadap penerimaan pajak daerah secara keseluruhan pada tahun 2002-2003 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4

Kontribusi Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Penerimaan

Pajak Daerah Pada Tahun 2002-2003

Jenis Pajak

Total Pajak

Kontribusi

Realisasi

Total Pajak Kontribusi Pajak Hotel

402.444.443 4.490.954.287 8,96 Pajak Restoran

285.227.745 4.490.954.287 6,35 Pajak Hiburan

126.756.550 4.490.954.287 2,82 Pajak Reklame

4,69 280.390.161,5 4.490.954.287 6,24 Pajak Penerangan Jalan

81,15 3.362.046.188 4.490.954.287 74,86 Pajak Parkir

34.089.200 4.490.954.287 0,76 Pajak Air Bawah Tanah

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kontribusi terbesar dari sumber penerimaan pajak daerah tertinggi terhadap penerimaan pajak daerah secara total adalah berasal dari pajak penerangan jalan tahun 2002 yaitu sebesar 81,15%, dan pada tahun 2003 sebesar 74,86% sedangkan sumber penerimaan terendah berasal dari pajak parkir pada tahun 2002 sebesar 0,77% dan pada tahun 2003 sebesar 0,76%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Madiun sangat mengandalkan pemasukan dari pajak penerangan jalan yang berasal dari PLN. Sedangkan sumber pajak lainnya pada tahun 2002 sebesar 18,85% dan pada tahun 2003 hanya memberikan kontribusi sebesar 25,14%.

2) Tahun 2004-2005

Sumber penerimaan pajak daerah di kota Madiun pada tahun 2004 dan tahun 2005 yaitu berasal dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerimaan jalan Sumber penerimaan pajak daerah di kota Madiun pada tahun 2004 dan tahun 2005 yaitu berasal dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerimaan jalan

Tabel 4.5 Kontribusi Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Pada Tahun 2004-2005

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa kontribusi terbesar dari sumber penerimaan pajak daerah tertinggi terhadap penerimaan pajak daerah secara total adalah berasal dari pajak penerangan jalan tahun 2004 yaitu sebesar 82,08% dan pada tahun 2005 sebesar 78,86, sedangkan sumber penerimaan terendah berasal dari pajak parkir tahun 2004 sebesar 0,68% dan tahun 2005 sebesar 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Madiun masih sangat mengandalkan pemasukan dari pajak penerangan jalan yang berasal dari PLN. Sedangkan sumber pajak lainnya hanya memberikan kontribusi pada tahun 2004 sebesar 17,92% sedangkan pada tahun 2005 sebesar 21,14% berarti ada peningkatan penerimaan pajak dari

Jenis Pajak

Total Pajak

Kontribusi

Realisasi

Total Pajak Kontribusi Pajak Hotel

5.981.331.637 5,69 Pajak Restoran

5.981.331.637 4,63 Pajak Hiburan

5.981.331.637 4,40 Pajak Reklame

5.981.331.637 5,64 Pajak Penerangan Jalan

5.981.331.637 78,86 Pajak Parkir

5.981.331.637 0,77 Pajak Air Bawah Tanah

3) Tahun 2006-2007

Sumber penerimaan pajak daerah di kota Madiun pada tahun 2006 dan tahun 2007 yaitu berasal dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerimaan jalan dan pajak parkir. Besarnya kontribusi sumber penerimaan pajak terhadap penerimaan pajak daerah secara keseluruhan pada tahun 2006-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6

Kontribusi Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Pada Tahun 2006-2007

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kontribusi terbesar dari sumber penerimaan pajak daerah tertinggi terhadap penerimaan pajak daerah secara total adalah berasal dari pajak penerangan jalan tahun 2006 yaitu sebesar 76,95%, dan pada tahun 2007 sebesar 67,56% sedangkan sumber penerimaan terendah berasal dari pajak parkir pada tahun 2006 sebesar 0,77% dan pada tahun 2007 sebesar 0,72%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Madiun sangat

Jenis Pajak

Total Pajak

Kontribusi

Realisasi

Total Pajak Kontribusi Pajak Hotel

7.864.616.849 11,56 Pajak Restoran

7.864.616.849 8,34 Pajak Hiburan

7.864.616.849 1,36 Pajak Reklame

7.864.616.849 10,46 Pajak Penerangan Jalan

7.864.616.849 67,56 Pajak Parkir

7.864.616.849 0,72 Pajak Air Bawah Tanah 7.864.616.849 0,72 Pajak Air Bawah Tanah

4) Tahun 2008-2009

Sumber penerimaan pajak daerah di kota Madiun pada tahun 2008 dan tahun 2009 yaitu berasal dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerimaan jalan dan pajak parkir. Besarnya kontribusi sumber penerimaan pajak terhadap penerimaan pajak daerah secara keseluruhan pada tahun 2006-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Kontribusi Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Pada Tahun 2008-2009

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kontribusi terbesar dari sumber penerimaan pajak daerah tertinggi terhadap penerimaan pajak daerah secara total adalah berasal dari pajak penerangan jalan tahun 2008 yaitu sebesar 69,00%, dan pada tahun 2007 sebesar 72,69% sedangkan sumber penerimaan

Jenis Pajak

Total Pajak

Kontribusi

Realisasi

Total Pajak Kontribusi Pajak Hotel

9.427.601.807 8,10 Pajak Restoran

9.427.601.807 9,15 Pajak Hiburan

9.427.601.807 1,23 Pajak Reklame

9.427.601.807 8,10 Pajak Penerangan Jalan

9.427.601.807 72,69 Pajak Parkir

9.427.601.807 0,73 Pajak Air Bawah Tanah 9.427.601.807 0,73 Pajak Air Bawah Tanah

Sedangkan sumber pajak lainnya pada tahun 2008 sebesar 31% dan pada tahun 2009 hanya memberikan kontribusi sebesar 27,31%.

5) Tahun 2010-2011

Sumber penerimaan pajak daerah di kota Madiun pada tahun 2011 berbeda dengan tahun-tahun sbelumnya, pada tahun 2011 yaitu ada penambahan pajak air bawah tanah dan pajak BPHTB Besarnya kontribusi sumber penerimaan pajak terhadap penerimaan pajak daerah secara keseluruhan pada tahun 2010- 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Kontribusi Sumber Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Pada Tahun 2010-2011

Jenis Pajak

Total Pajak

Kontribusi

Realisasi

Total Pajak Kontribusi Pajak Hotel

23.200.982.101 5,32 Pajak Restoran

23.200.982.101 6,56 Pajak Hiburan

23.200.982.101 1,40 Pajak Reklame

23.200.982.101 10,17 Pajak Penerangan Jalan

23.200.982.101 37,64 Pajak Parkir

23.200.982.101 0,37 Pajak Air Bawah Tanah

310.719.614

23.200.982.101 1,34

Sumber : Hasil Analisis

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kontribusi terbesar dari sumber penerimaan pajak daerah tertinggi terhadap penerimaan pajak daerah secara total adalah berasal dari pajak penerangan jalan tahun 2010 yaitu sebesar 60,64%, pada tahun 2011 sebesar 37,64 sedangkan sumber penerimaan terendah berasal dari pajak parkir tahun 2010 sebesar 0,87%, pada tahun 2011 sebesar 0,37%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Madiun masih sangat mengandalkan pemasukan dari pajak penerangan jalan yang berasal dari PLN, namun pada tahun 2011 ini ada kontribusi yang cukup besar juga yang berasal dari pajak BPHTB yaitu sebesar 37,19. Berarti ada peningkatan penerimaan pajak dari sumber selain pajak penerangan jalan dari tahun 2010.

b. Kontribusi Terhadap Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah Kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap penerimaan pajak daerah disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Penerimaan Asli Daerah Pada Tahun 2002-2011

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.9, kontribusi pajak daerah terhadap penerimaan asli daerah pada tahun 2002 mencapai 22,37%, pada tahun 2003 mencapai 23,06%, tahun 2004 sebesar 33,75%, tahun 2005 mencapai 27,05%, pada tahun 2006 sebesar 32,89%, tahun 2007 mencapai 92,32%, pada tahun 2008 sebesar 93,67%, tahun 2009 mencapai 93,03%, kemudian pada tahun 2010 mencapai 55,43% dan kontribusi pada tahun 2011 mencapai 65,66%, hal ini menunjukkan fluktuasi dari kontribusi pajak daerah terhadap penerimaan asli daerah.

4. Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF)

a. Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) model 1

Berdasarkan pada definsinya yang dimaksud dengan derajat desentralisasi fiskal model 1 adalah perbandingan antara pendapatan

Tahun

Pajak Daerah

PAD

Kontribusi

2002

3.703.648.639

16.554.183.629

22,37

2003

4.490.954.287

19.471.735.343

23,06

2004

5.618.949.576

16.647.374.554

33,75

2005

5.981.331.637

22.096.187.442

27,07

2006

6.367.531.950

19.362.751.779

32,89

2007

7.864.616.849

8.519.250.038

92,32

2008

8.597.497.646

9.178.399.443

93,67

2009

9.427.601.807

10.133.824.560

93,03

2010

12.744.350.430

22.993.702.537

55,43

2011

23.200.982.101

35.337.466.078

65,66 53,92

asli daerah dengan total pendapatan daerah pada setiap tahun realisasi anggaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10 Perbandingan Antara Pendapatan Asli Daerah Dengan Total Pendapatan Daerah Pada Tahun 2002-2011

Tahun

Pendapatan Daerah

Pendapatan Asli Daerah

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.10, menunjukkan bahwa perbandingan antara pendapatan asli daerah dengan total pendapatan daerah pada setiap tahun realisasi anggaran. Sehingga dapat diperoleh nilai DDF 1 setiap tahun seperti pada tahun 2002 nilai DDF 1 sebesar 4,8%, tahun 2003 sebesar 5%, tahun 2004 sebesar 6,4%, tahun 2005 sebesar 8,1%, tahun 2006 sebesar 6,7%, tahun 2007 sebesar 15,4%, pada tahun 2008 sebesar 14,7%, tahun 2009 sebesar 15,4%, tahun 2010 mencapai 4,7%, sedangkan tahun 2011 sebesar 7%.

b. Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) model 2

Berdasarkan pada definsinya yang dimaksud dengan derajat desentralisasi fiskal model 2 adalah perbandingan antara pendapatan daerah dengan bagi hasil pajak dan bukan pajak pada setiap tahun

Tabel 4.11

Perbandingan Antara Pendapatan Daerah Dengan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Pada Tahun 2002-2011

Tahun Pendapatan Daerah Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak

8.692.289.539.0 7.0% Sumber : Hasil Analisis

Pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa perbandingan antara pendapatan daerah dengan bagi hasil pajak dan bukan pajak pada setiap tahun realisasi anggaran. Sehingga dapat diperoleh nilai DDF 2 setiap tahun seperti pada tahun 2002 nilai DDF 2 sebesar 5,6%, tahun 2003 sebesar 4,8%, tahun 2004 sebesar 6,8%, tahun 2005 sebesar 7,4%, tahun 2006 sebesar 7,1%, tahun 2007 sebesar 51,8%, pada tahun 2008 sebesar 95,6%, tahun 2009 sebesar 53,7%, tahun 2010 mencapai 7,9%, sedangkan tahun 2011 sebesar 7%.

5. Elastisitas Pendapatan Asli Daerah

Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas

Tabel 4.12 Elastisitas Pendapatan Asli Daerah Pada Tahun 2002-2011

Tahun Pendapatan Daerah

Elastisitas PAD

Sumber : Hasil Analisis Pada Tabel 4.12, menunjukkan bahwa elastisitas setiap tahun

dari pendapatan daerah. Sehingga dapat diperoleh nilai elastoisitas setiap tahun seperti pada tahun 2003 sebesar 13,5%, tahun 2004 sebesar - 32,6%, tahun 2005 sebesar 4,8%, tahun 2006 sebesar 5,4%, tahun 2007 sebesar -80,8%, pada tahun 2008 sebesar 12,9%, tahun 2009 sebesar 5,6%, tahun 2010 mencapai 17,7%, sedangkan tahun 2011 sebesar 2,1%.

6. Pembahasan

Di Kota Madiun sistem pemungutan pajak daerah terletak pada sistem penarikannya, pajak daerah di Kota Madiun ditarik langsung oleh pegawai pemerintahan dan ada pajak-pajak tertentu dimana wajib pajak bisa membayar langsung di Kantor Pemerintahan Kota Madiun.

Sistem ini meminimalisir adanya kebocoran-kebocoran dari pendapatan daerah dari sektor pajak daerah. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan pendapatan daerah dari pajak daerah. Terdapat kaitan erat antara penerimaan daerah, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dimana semakin tinggi penerimaan yang diterima daerah maka semakin tinggi peluang untuk membangun perekonomian daerah dan mensejahterakan masyarakat.

Dalam hal pemungutan pajak daerah di Kota Madiun, sudah berjalan dengan efektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas pemungutan pajak di Kota Madiun sudah berjalan dengan efektif, hal ini dapat dilihat dari rasio tingkat pemungutan pajak yang di atas 1 atau 100%, hal ini tidak terlepas dari sistem penarikannya, pajak daerah di Kota Madiun ditarik langsung oleh pegawai pemerintahan sehingga dapat meminimalisir kebocoran.

Hasil analisis dari efisiensi juga menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memungut pajak relatif kecil yaitu dengan rata-rata sebesar 0,06 atau 6%, hal ini sudah sesuai dengan Perda yang menetapkan besarnya biaya pemungutan pajak sebesar 5% ditambah dengan biaya operasional lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Madiun sangat baik dan cukup efisien dalam mengelola pajaknya.

Pendapatan Asli Daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber

Semakin besar komposisi pendapatan asli daerah, maka semakin besar pula kemampuan kemampuan pemerintah daerah untuk memikul tanggungjawab yang lebih besar. Tetapi semakin kecil komposisi pendapatan asli daerah terhadap penerimaan daerah maka ketergantungan terhadap pusat semakin besar. Dengan demikian dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya peningkatan penerimaan pendapatan asli daaerah adalah kelancaran pembangunan.

Kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap penerimaan asli daerah selama tahun 2002-2011 mencapai rata-rata sebesar 53,92%, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Kota Madiun masih mengandalkan pajak daerah dalam penerimaan asli daerahnya, namun besarnya kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah berasal dari pajak penerangan jalan yang bersumber dari PLN. Ini menunjukkan bahwa Kota Madiun belum mengoptimalkan sektor lain dalam meningkatkan penerimaan asli daerahnya.

Potensi-potensi yang ada di Madiun seharusnya bisa dimaksimalkan lagi untuk menambah sumber penerimaan yang diterima oleh daerah. Tujuan adanya peningkatan pajak daerah adalah untuk mendorong perekonomian Kota Madiun melalui pembangunan sarana prasarana yang menunjang perekonomian. Dengan adanya pembangunan tersebut diharapkan perekonomian dapat berkembang dan tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat.