MENGGAPAI HIDUP BERKAH DENGAN SYARI’AH
MENGGAPAI HIDUP BERKAH DENGAN SYARI’AH
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, yang dengan kasih sayang-Nya telah menurunkan syari’ah Islam yang agung untuk mengatur kehidupan umat manusia. Dengan iradah-Nya, Dia memberikan pilihan kepada manusia untuk ta’at atau durhaka. Allah tidak berhajat kepada keta’atan seluruh makhluq-Nya, sebaliknya kitalah yang berhajat kepada-Nya, berhajat untuk menta’ati-Nya, karena keta’atan kita akan berakibat baik bagi kita, sebaliknya kedurhakaan kepada-Nya tidak mengurangi kemuliaan-Nya, justru kedurhakaan akan berakibat buruk bagi pelakunya. Allah SWT berfirman:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.” (QS. Al Isra’ : 7)
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
Imam Al Qurthuby, seorang ahli tafsir yang wafat tahun 671
H, ketika menjelaskan makna kerusakan (fasad) mengutip perkataan Ibnu Abbas r.a, yakni:
“Kerusakan adalah berkurangnya berkah karena perbuatan hamba, agar mereka bertaubat .”
An Nahhâs menyatakan:
“Dan dia (pernyataan Ibnu abbas ini) adalah ungkapan terbaik tentang ayat ini.”
Sungguh, sekali-kali Allah tidak pernah berdusta, mungkin dengan bergelimangnya maksiyat, seseorang masih bisa meraih banyak kekayaan, namun merupakan kepastian bahwa kekayaan tersebut semakin kurang berkahnya. Semakin kaya semakin sempit hidupnya, semakin tinggi kedudukannya dimata manusia semakin kering jiwanya, semakin bersinar karirnya semakin gundah hatinya, semakin bermasalah rumah tangganya, semakin susah anaknya untuk dididik, atau semakin lalai dia dari kewajibannya kepada Allah SWT.
Bila kedurhakaan merata ditengah suatu bangsa, penguasa mengabaikan syari’ah-Nya, terlebih lagi kalau mereka menghalang-halangi tertegakkannya syari’ah-Nya, maka sungguh semakin lenyaplah berkah dari kehidupan bangsa tersebut. Bukankah sudah nampak jelas negeri yang alamnya kaya raya ini harus senantiasa menghiba untuk mendapat utangan pihak lain, yang tiap tahun utangnya semakin menumpuk? Sementara sumber daya alamnya semakin banyak jatuh ke tangan asing? Disisi lain ribuan rakyatnya bunuh diri tiap tahun, jutaan yang sakit jiwa, Bila kedurhakaan merata ditengah suatu bangsa, penguasa mengabaikan syari’ah-Nya, terlebih lagi kalau mereka menghalang-halangi tertegakkannya syari’ah-Nya, maka sungguh semakin lenyaplah berkah dari kehidupan bangsa tersebut. Bukankah sudah nampak jelas negeri yang alamnya kaya raya ini harus senantiasa menghiba untuk mendapat utangan pihak lain, yang tiap tahun utangnya semakin menumpuk? Sementara sumber daya alamnya semakin banyak jatuh ke tangan asing? Disisi lain ribuan rakyatnya bunuh diri tiap tahun, jutaan yang sakit jiwa,
“… Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan mereka memilih-milih apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan bencana di antara mereka." (HR. Ibnu Majah no. 4009 dengan sanad Hasan)
Sungguh keberkahan hidup hanya ada ketika kita menjadikan syari’ah Allah sebagai aturan hidup keseharian kita, aturan yang mengatur individu, masyarakat maupun bangsa. Berkahnya wahyu Allah akan bisa dirasakan ketika hidup ini diorientasikan hanya untuk menggapai ridlo Allah SWT , untuk memperjuangkan syari’ah-Nya dan bersatu dalam perlombaan untuk menta’ati-Nya. Namun jika umat sudah abai, acuh, dan justru lebih mementingkan harta, karir dan jabatannya, maka dicabutlah berkah dari mereka, dan mereka akan merasakan kerusakannya. Dalam hal ini Allah menyatakan:
“Supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) .” (QS. Ar Ruum : 41)
Allah menyatakan الواففلُمِع َ ي ذِلّال ض َ عْبَ (sebagian (akibat)
perbuatan mereka ) karena sesungguhnya balasan kedurhakaan yang lebih berat adalah balasan di akhirat, kalau mereka tidak bertaubat.
Tidak ada jalan lain untuk hidup berkah kecuali dengan menjadikan hidup ini mengabdi hanya kepada Allah SWT & menjadikan hidup ini penuh perjuangan untuk tegaknya risalah-Nya. Moga-moga Allah menjaga dan membantu kita menapaki jalan yang diridloi-Nya tanpa takut celaan orang- orang yang suka mencela.
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf : 96)