konsumen.
5
Melihat persoalan-persoalan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kontrak berlangganan Telkom
Speedy sebagai Tesis dengan judul : Analisis Yuridis Terhadap Kontrak Berlangganan Sambungan Telekomunikasi Telkom
Speedy. A. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu :
1.
Apakah kontrak
baku berklausula
eksonerasi dalam
berlangganan Telkom Speedy tersebut bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen?
2.
Bagaimana penyelesaian masalahnya apabila terjadi kerugian atau permasalahan dalam kontrak berlangganan Telkom
Speedy?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
5
http:mkn-unsri.blogspot.com200912perjanjian-standar-dan-klausula.html, diakses pada tanggal 23 Oktober 2012, pukul 21.23 WIB.
1. Untuk mengetahui dan menganalisis klausula baku yang digunakan dalam kontrak berlangganan tersebut, khususnya tentang kontrak
baku berklausul eksonerasi bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPerdata dan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk jika terjadi kerugian selama masa kontrak berlangganan produk nya terkait dengan perjanjian baku
tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka diharapkan agar penelitian ini dapat membawa manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis dapat menambah informasi perbendaharaan kepustakaan mengenai implementasi asas kebebasan berkontrak
dalam kontrak baku. 2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan masukan bagi para pembaca dan semua pihak.
E. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Konseptual
Dari kerangka konsep ini, penulis ingin memberikan gambaran guna menjawab perumusan masalah yang telah disebutkan pada awal
usulan penelitian tesis ini. Dalam berlangganan jasa internet Telkom Speedy, PT. Telkom membuat perjanjian kontrak baku, yang di
dalamnya mereka mencantumkan klausula eksonerasi yang mengalihkan dan bahkan menghapuskan tanggung jawabnya.
Model perjanjian baku yang berkluasula
eksonerasi tersebut memberikan ketidakseimbangan kedudukan antara pelaku usaha
dengan konsumen. Dalam kerangka konsep ini penulis memberikan jawaban sementara bahwa perjanjian baku yang dibuat oleh pelaku
Pelaku Usaha
Perjanjian Baku Berklausula
Eksonerasi
Sah Batal Demi Hukum
Melanggar Pasal 1320 KUH Perdata
Melanggar Pasal 18 Undang-Undang
Perlindungan Konsumen
Konsumen
usaha tersebut melanggar asas-asas hukum perjanjian dan melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
2. Kerangka Teoritis a. Perjanjian Pada Umumnya