sebesar 16,83. Rasio Solvabilitas menunjukkan bahwa solvabilitas sangat rendah dan relatif stabil, dimana besarnya solvabilitas pada tahun 2000 sebesar
2,00. Rasio Operasi menunjukkan dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan adanya kestabilan, kinerja yang paling baik terjadi pada tahun 1998 sebesar
304,05, dan berdasarkan garis trend menunjukkan bahwa proepek kinerja keuangan PT Semen Gresik, Tbk. Semakin meningkat, dengan asumsi kondisi
tahun yang akan datang relatif membaik. Penelitian yang dilakukan sekarang ini erat kaitannaya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ermi Nurhayati 2003 dengan judul ”Pemilihan Sumber Pembiayaan Dalam Rangka Menetapkan Struktur Modal Yang Optimal” Studi
Kasus pada PT Semen Gresik, Tbk tetapi dalam hal ini peneliti lebioh memfokuskan pada analisis EBIT-EPS sebagai alat analisisnya.
2. Landasan Teori
Kebijakan struktur keuangan mencakup tindakan pemilihan antara resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan. Penambahan hutang akan
menaikkan resiko, walaupun besarnya hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang akan diupayakan dengan harapan tingkat pengembalian yang jauh lebih
besar dari tingkat resiko tersebut. Dalam pemenuhan kebutuhan dana manajer keuangan akan dihadapkan pada situasi siklus dalam pembelanjaan dalam
pengertian bahwa pada kondisi tertentu perusahaan lebih baik menggunakan dana yang bersumber dari hutang jangka panjang, hutang jangka pendek dan
modal sendiri. Dalam hal ini harus ditetapkan target mengenai besarnya
kebutuhan dana. Jadi setiap perusahaan harus memperhatikan struktur keuangan dan struktur modal, karena penentuan struktur keuangan yang tepat akan
meningkatkan return atas modal pemegang saham. Struktur modal perusahaan merupakan komposisi dana jangka panjang
yang berbeda dari segi jenis maupun biayanya. Alasan perusahaan memerlukan lebih dari satu jenis dana adalah karena kombinasi resiko atau sifat biaya modal
yang berbeda akan menghasilkan biaya modal rata-rata yang lebih rendah daripada menggantungkan diri sepenuhnya pada satu sumber saja., misalnya,
suatu perusahaan dapat meminjam dengan tingkat bunga yang relatif rendah sampai pada suatu titik tertentu. Dengan penggunaan hutang tersebut dapat
menurunkan biaya modal, tetapi jika pinjaman sudah melewati titik debt equity, maka perusahaan harus membayar biaya bunga yang tinggi dan ini akan
menaikkan biaya modal. Untuk menentukan komposisi dana yang optimal, manajer perusahaan harus mengetahui dan memahami konsep biaya modal
karena sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. 1. Faktor-faktor Penentu Struktur Modal
Struktur modal merupakan suatu masalah yang paling penting bagi setiap perusahaan karena baik ataupun buruknya struktur modal perusahaan akan
berpengaruh langsung terhadap posisi finacial perusahaan. Pemilihan dalam penentuan kebijakan struktur modal perusahaan akan meningkatkan risiko
keuangan dari perusahaan, sehingga dapat mengurangai tingkat keuntungan perusahaan dengan demikian perusahaan dituntut harus bisa menetapkan
struktur modal yang tepat. Menentukan struktur modal yang tepat merupakan keputusan yang sulit
sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi struktur modal. Menurut Weston dan Brigham 2001; 39-41,
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan profitabilitas, pajak,
pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas
keuangan. Berdasarkan pendapat Weston dan Brigham 2001; 39-41 di atas, maka
dapat dijelaskan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut:
a. Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menggunakan beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b. Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva multiguna yang
dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak
begitu baik untuk dijadikan jaminan c.
Profitabilitas Salah satu cara untuk mengukur profitabilitas adalah dengan
menggunakan ROI Return on Invesment yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan aktiva yang ada, selain itu ROI juga bisa digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan d.
Leverage Operasi Perusahaan dengan tingkat leverage operasi yang lebih kecil
cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena mempunyai resio bisnis yang lebih kecil.
e. Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan
yang terkena tarif pajak tinggi, karena itu semakin tinggi tarif pajak semakin besar pemanfaatan penggunaan utang .
f. Sikap Manajemen
Sikap yang diambil manajemen perusahaan mempunyai pengaruh langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan
kebutuhan dana. Sifat manajer yang optimis mempunyai keberanian untuk menanggung risiko yang besar risk seeker, akan lebih berani
untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari hutang debt financing meskipun metode ini memberikan beban
financial yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang bersifat pesimis, yang takut menanggung risiko risk averter akan lebih suka membiayai
pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari sumber intern atau dengan modal saham equity finacing yang tidak mempunyai beban
financial yang tetap g.
Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Peringkat Sikap dari pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat rating
agency sering kali mempengaruhi struktur keuangan. Jika perusahaan membicarakan struktur modalnya dengan pemberi pinjaman dan lembaga
penilai peringkat sebaiknya memperhatikan masukan yang diterima dari pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat
h. Pengedalian Control
Dalam beberapa peristiwa, perusahaan mungkin memilih menggunakan leverage yang agak tinggi dari mengeluarkan saham baru
lagi, meskipun mungkin pengeluaran saham baru lebih menguntungkan, mereka tetap memilih penggunaan hutang. Hal ini disebabkan karena
pemilik modal enggan membagi kepemilikan yang berarti juga control perusahaan dengan orang lain.
i. Keadaan Pasar Modal
Keadaan pasar modal yang sering mengalami perubahan disebabkan oleh adanya gelombang konjungtor yang pada umumnya bila
gelombang tinggi Up- Swing para investor lebih tertarik untuk menanmkan modalnya dalam saham. Berhubung dengan hal itu maka
perusahaan dalam usahanya untuk mengeluarkan menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut
2. Model Struktur Modal Optimal Penentuan struktur modal bagi perusahaan merupakan salah satu bentuk
keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajer keuangan perusahaan. Tujuan pokok
manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen sedemikian rupa, sehingga mampu
memaksimumkan harga saham perusahaan. warsono, 2003: 238. Dalam hubungannya dengan penentuan struktur modal yang optimal bila
dikaitkan dengan leverage kauangan akan mempunyai konsekuensi yaitu semakin besar leverage keuangan yang digunakan perusahaan, kemungkinan
untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dan lebih besar. Tetapi di sisi lain dengan adanya pengembalian yang tinggi, maka resiko keuangan yang
ditanggung oleh para pemegang saham pun akan semakin tinggi. Dengan dilema ini, maka perlu diusahakan suatu bauran pembelanjaan yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, dengan resiko yang dapat diterima. Keputusan sturktur modal berkaitan dengan bauran sumber modal jangka
panjang yang optimal. Bauran sumber modal jangka panjang yang ditujukan untuk memaksimalkan nilai pasar dan meminimumkan biaya modal perusahaan.
Dalam pengambilan keputusan struktur modal diperlukan alat-alat analisis yang digunakan untuk menganalisis bagaimana pengaruh peruabahan
bauran komposisi sumber modal dapat mempengaruhi penilaian dan biaya modal. Secara umum ada 3 macam metode dalam pengambilan keputusan
struktur modal, yaitu : Pendekatan EBIT- EPS, Analisis Arus Kas dan Rasio Peliputan Leverage Ratio. Warsono 2001;256
a Pendekatan EBIT – EPS Dalam keputusan penggunan hutang atau saham preferen lainya
menghasilkan dua jenis pengaruh solvabilitas keuangan. Pertama, resiko yang bertambah pada pendapatan per lebar saham EPS karena penggunaan
kewajiban keuangan tetap. .Kedua, berhubungan dengan tingkat EPS pada suatu EBIT tertentu di bawah struktur modal spesifik. Analisis EBIT – EPS
digunakan untuk mengukur pengaruh perubahan EBIT terhadap EPS yang digunakan untuk mengukur pengembalian return para pemilik saham.
Penerapan analisis EBIT – EPS dalam perusahaan akan mendorong penggunaan hutang yang banyak. Jika perusahaan menggunakan hutang
sebanyak mungkin di khawatirkan membawa dampak yang kurang baik bagi perusahaan, karena resiko yang dihadapi juga semakin besar. Jika
perusahaan menggunakan hutang dalam batas kecil maka resiko yang dihadapi juga semakin kecil.
Dampak keputusan pendanaan terhadap biaya modal saham perusahaan sewa sekali tidak diperlihatkan, padahal investor selalu
memperhatikan besar kecilnya dan kadar resiko arus pendapatan perusahaan. Analisis EBIT-EPS hanya memperhatikan resiko atau besar
kecilnya kemungkinan pendapat itu gagal. Formulasi dari pendekatan EBIT-EPS bisa kita lihat dibawah ini :
2 1
1 1
1 1
S T
C T
EBI S
T C
T EBI
b Pedekatan Rasio Peliputan Analisis keuangan dapat membandingkan besarnya setiap rasio yang
ada dengan tingkat atau besaran proyeksi, sebagai bahan pertimbangan atas kelayakan masing-masing usulan. Biasanya para analisis keuangan
perusahaan dan lembaga penilai peringkat mempunyai standar rasio yang digunakan sebagai pembanding antara perusahaan satu dengan perusahaan
lainnya. Standar rasio yang digunakan biasanya berbeda. Dalam pendekatan metode pengambilan keputusan struktur modal
yang kedua lebih menekannkan kepada rasio solvabilitas komparatifnya. Ada 2 macam rasio solvabiltas yang harus di perhatikan dan
dipertimbangkan dal;am mengevaluasi sejumlah usulan pembelanjaan, yaitu sebagai berikut :
1. Rasio solvabilitas neraca Balance Sheet Leverage Ratio. Input dari