GAMBARAN JENIS NEMATODA USUS YANG TERDAPAT PADA PERMUKAAN TUBUH KECOA (Periplaneta americana) DI RUMAH MAKAN KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG TAHUN 2010

  44 GAMBARAN JENIS NEMATODA USUS YANG TERDAPAT

  

PADA PERMUKAAN TUBUH KECOA (Periplaneta americana) DI

RUMAH MAKAN KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA

PALEMBANG TAHUN 2010

  1. Herry Hermansyah, Dosen Jurusan Analis Kesehatan Palembang

  2. Yuni Merlin, Staff Laboratorium RSRK Charitas Palembang

ABSTRAK

  

Kecoa merupakan salah satu insekta yang terdapat di lingkungan seperti di dapur, tempat penyimpanan

makanan, sampah, saluran air dan water closed yang kotor. Kecoa bertindak sebagai vektor mekanik

bagi beberapa mikroorganisme patogen dan beberapa species cacing. Penularan terjadi jika organ

tubuh kecoa yang terkontaminasi mikroorganisme melekat pada makanan dan minuman. Penelitian ini

bertujuan mengetahui jenis nematoda usus yang terdapat pada permukaan tubuh kecoa (Periplaneta

americana) di rumah makan

Jenis penelitian ini deskriptif, Pemeriksaan sampel dilakukan dengan metode sedimentasi. Populasi dan

sampel yang digunakan adalah semua kecoa (Periplaneta americana) di 16 rumah makan Kecamatan

Seberang Ulu I Palembang yang diambil secara accidental. Jenis nematoda usus yang ditemukan

adalah telur cacing dari Ascaris lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing Tambang 1

sampel (6,25%), Trichuris trichiura dan Oxyuris vermicularis 0%. Pada sanitasi rumah makan yang

buruk dan rumah makan yang memiliki tempat pembuangan sampah sementara diperoleh telur cacing

dari Ascaris lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing tambang 1 sampel (6,25%), Trichuris

trichiura dan Oxyuris vermicularis 0%.

Dari kesimpulan disarankan bagi pemilik rumah makan diharapkan memperhatikan kebersihan

lingkungan, menutup tempat sampah dan tidak membiarkan sampah menumpuk, wadah penyimpanan

makanan ditutup rapat, agar penularan parasit melalui kecoa ke makanan tidak terjadi. Kata kunci : nematoda usus, kecoa (Periplaneta americana), sedimentasi Kepustakaan : 23 (1987-2009) PENDAHUlUAN

  Lingkungan adalah bagian dari unsur lingkungan memegang peranan kehidupan manusia yang sangat yang cukup penting dalam menentukan penting. Dari lingkungan didapatkan proses interaksi antara penjamu dengan udara untuk bernafas, air untuk minum, unsur penyebab dalam proses

  (1) makanan untuk dimakan dan ruang terjadinya penyakit.

  untuk bergerak. Gangguan lingkungan Unsur biologis merupakan akan mengganggu kesehatan manusia. penyebab penyakit menular yang

  45 paling sederhana sampai organisme multi seluler yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Unsur penyebab ini dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing dan serangga.

  (2)

  Keberadaan berbagai jenis insekta yang merupakan filum arthropoda di lingkungan sangat tidak diinginkan karena dapat menimbulkan gangguan estetika, rasa takut (entomophobia), memberi kesan kotor juga dapat bertindak sebagai vektor penyakit. Salah satu insekta yang terdapat di lingkungan dan memberikan dampak negatif adalah kecoa.

  (3,4)

  Kecoa juga merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air dan water closed yang kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap.

  (3)

  Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit.

  Peranan tersebut antara lain; sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen seperti Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit disentri, diare, cholera, virus Hepatitis A, polio pada anak-anak, sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing dan menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis.

  (3,4)

  Penelitian mengenai kecoa belum banyak dilakukan beberapa diantaranya yaitu pada tahun 2004, di warung makan Kelurahan Tembalang, Semarang bahwa setelah diidentifikasi dari 2 species kecoa yaitu Periplaneta

  americana (80%) dan Blatta orientalis

  (20%) dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa pada tubuh kecoa terdapat nematoda usus yaitu telur Ascaris lumbricoides (10%),

  46 telur Oxyuris vermicularis (23,3%), telur Trichuris trichiura (3,3%), telur cacing tambang (6,7%). Peneliti lain dari Universitas Muhammadiyah, Semarang bahwa mikroorganisme yang dapat ditularkan oleh kecoa adalah Streptococcus, Salmonella, virus Hepatitis A, Polio dan telur dengan larva cacing, organisme tersebut dapat berasal dari sampah, sisa makanan, atau kotoran. Pembuktian yang dilakukan oleh Harwood dan James pada tahun 1979 bahwa penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme pathogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut mengkontaminasi makanan.

  Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang di samping padat penduduknya juga terdapat pasar yang merupakan tempat melakukan kegiatan berupa jual-beli. Dari kegiatan manusia tersebut akan dihasilkan limbah baik berasal dari rumah tangga maupun dari pasar yang merupakan sumber penyakit. Selain itu di kecamatan tersebut juga banyak terdapatnya rumah makan sehingga kecoa memiliki populasi yang besar di tempat tersebut, dengan demikian proses penularan penyakit dapat terjadi.

  Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Jenis Nematoda Usus yang Terdapat pada Permukaan Tubuh Kecoa (Periplaneta

  americana) di Rumah Makan

  Kecamatan Seberang Ulu

  I Kota Palembang Tahun 2010”.

  Tujuan Penelitian

  Tujuan Umum Diketahuinya jenis nematoda usus yang terdapat pada permukaan tubuh Kecoa (Periplaneta americana) di Rumah Makan Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang Tahun 2010.

  Tujuan Khusus

  1. Diketahuinya distribusi frekuensi jenis nematoda usus yang terdapat pada permukaan tubuh Kecoa

  47

  (Periplaneta americana) di Rumah METODE PENELITIAN

  Makan Kecamatan Seberang Ulu I Jenis Penelitian yang digunakan Kota Palembang tahun 2010 adalah deskriptif, Populasi dalam

  2. Diketahuinya distribusi frekuensi sampel penelitian ini adalah Kecoa sanitasi di Rumah Makan (Periplaneta americana) yang ada di Kecamatan Seberang Ulu I Kota rumah makan Kecamatan Seberang Ulu Palembang tahun 2010

  I Kota Palembang yang berjumlah 16

  3. Diketahuinya distribusi frekuensi rumah makan. Sampel adalah Kecoa tempat pembuangan sampah (Periplaneta americana) yang ada di sementara di Rumah Makan rumah makan Kecamatan Seberang Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Kota

  I Kota Palembang yang diambil secara Palembang tahun 2010 accidental sampling dengan

  (21)

  4. Diketahuinya distribusi frekuensi menggunakan rumus:

  2

  jenis nematoda usus yang terdapat

    ( z 2 pqz p qp q )

  1

  1

  2

  2 n

  2

  pada permukaan tubuh Kecoa

  ( pp )

  1

  2 (Periplaneta americana) di

  berdasarkan rumus tersebut di dapatkan Rumah Makan Kecamatan sampel minimal sebanyak 56 ekor Seberang Ulu I Kota Palembang kecoa (Periplaneta americana) pada tahun 2010 berdasarkan sanitasi.

  16 rumah makan di Kecamatan

  5. Diketahuinya jenis nematoda usus Seberang Ulu I Kota Palembang. Maka yang terdapat pada permukaan Jumlah sampel yang diambil masing- tubuh Kecoa (Periplaneta masing sebanyak 4 ekor Kecoa

  americana) di Rumah Makan

  (Periplaneta americana) di setiap Kecamatan Seberang Ulu I Kota rumah makan tersebut.Teknik Palembang tahun 2010

  Sampling dilakukan secara accidental

  berdasarkan tempat pembuangan sampling. sampah sementara.

  48 Alat yang digunakan:

  2. Tambahkan larutan deterjen

  • Rotator sampai sampel terendam
  • Tabung reaksi dan rak tabung

  3. Sentrifuge larutan tersebut

  • Kaca penutup selama 5 menit dengan
  • Sentrifuge kecepatan 2000 rpm, buang
  • Tangkai pengaduk supernatannya tetapi
  • Mikroskop sebelumnya celupkan kecoa

  b. Bahan yang digunakan:

  tersebur pada supernatan - Aquades berkali-kali.

  • Deterjen (NaOH 0,1 N)

  4. Teteskan satu tetes endapannya

  • Eosin 2% di atas kaca benda, tambahkan

  c. Cara kerja :

  satu tetes eosin 2% kemudian 1. Sampel dimasukkan dalam tutup dengan kaca penutup. tabung reaksi yang telah diberi

  5. Periksa di bawah mikroskop kode. dengan pembesaran lensa okuler 10x dan objektif10x.

HASIL PENELITIAN

  Pada penelitian ditemukan telur Ancylostoma duodenale) yang

  

Ascaris lumbricoides dan telur cacing disajikan dalam bentuk tabel-tabel

  tambang (Necator americanus dan sebagai berikut: Tabel 4.1: Distribusi frekuensi gambaran jenis nematoda usus yang terdapat pada Permukaan tubuh kecoa (Periplaneta americana).

  Telur Hasil Al Tt Na & Ad Ov n % n % N % N %

  Positif

  4

  25 1 6,25 Negatif

  12

  75 16 100 15 93,75 16 100

  45 Jumlah 16 100 16 100 16 100 16 100 Al : Ascaris lumbricoides Tt : Trichuris trichiura Na & Ad : Necator americanus dan

  Ancylostoma duodenale

  Ov : Oxyuris vermicularis Dari tabel 4.1 di atas diperoleh telur cacing Ascaris lumbricoides positif 4 sampel (25%), negatif 12 sampel

  (75%), cacing Trichuris trichiura positif 0 sampel (0%), negatif 16 sampel (100%), telur cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma

  duodenale) positif 1 sampel (6,25%),

  negatif 15 sampel (93,75%) dan telur cacing Oxyuris vermicularis positif 0 sampel (0%), negatif 16 sampel (100%).

  Tabel 4.2: Distribusi frekuensi sanitasi rumah makan di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang Tahun 2010

  Sanitasi Rumah Makan Jumlah % Buruk 13 81,25

  Baik 3 18,75 Jumlah 16 100

  Dari tabel 4.2 di atas diperoleh 13 rumah makan (81,25%), yang memiliki sanitasi buruk sedangkan yang memiliki sanitasi baik sebanyak

  3 rumah makan (18,75%).

  45 Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Tempat Pembuangan Sampah Sementara Di Rumah Makan Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang Tahun 2010

  Tempat Pembuangan Sampah Jumlah %

  Sementara Ada 14 87,5

  Tidak ada 2 12,5 Jumlah 16 100

  Dari tabel 4.3 di atas, yang memiliki pembuangan sampah sementara tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 2 rumah makan (12,5%). sebanyak 14 rumah makan (87,5%) sedangkan yang tidak memiliki tempat Tabel 4.4: Distribusi frekuensi gambaran nematoda usus yang terdapat pada permukaan Tubuh Kecoa (Periplaneta americana) berdasarkan sanitasi rumah makan.

  Sanitasi Telur cacing Telur No Rumah Makan Ascaris lumbricoides Cacing tambang n % N %

  Buruk

  4

  25 1 6,25 1 - Positif Negatif 9 56,25 12 -

  75 Baik

  • 2 Positif

  16 16 100

  N % N %

  16

  Jumlah

  2 12,5

  2 Tidak ada

  25 1 6,25 10 62,5 13 81,25

  4

  1 Ada

  Telur Cacing tambang

  45 Jumlah 16 100 16 100 Dari tabel 4.4 di atas, rumah makan yang sanitasinya buruk diperoleh telur cacing Ascaris lumbricoides positif 4 sampel (25%), negatif 9 sampel (56,25%), telur cacing tambang

  Ascaris lumbricoides

  Sampah Sementara Telur cacing

  No Tempat Pembuangan

  Permukaan Tubuh Kecoa (Periplaneta Americana) Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah Sementara.

  negatif 12 sampel (75) dan rumah makan yang sanitasinya baik tidak ditemukan telur cacing (0%). Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Gambaran Nematoda Usus Yang Terdapat Pada

  duodenale) positif 1 sampel (6,25%),

  (Necator americanus dan Ancylostoma

  • Positif - negatif
  • Positif - Negatif 2 12,5

  44 Berdasarkan tabel 4.5 di atas rumah makan yang memiliki pembuangan sampah sementara di dapatkan telur cacing Ascaris lumbricoides positif 4 sampel (25%), negatif 10 sampel (62,5%), telur cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma

  duodenale) positif 1 sampel (6,25%),

  negatif 13 sampel (81,25) dan rumah makan yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara tidak ditemukan telur cacing (0%).

4.2 Pembahasan

  Berdasarkan jenis nematoda usus yang terdapat pada sampel Kecoa

  (Periplaneta americana) diperoleh

  telur cacing Ascaris lumbricoides positif sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) positif sebanyak 1 Sampel (6,25%). Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kecoa merupakan vektor mekanik dari berbagai penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri maupun parasit, karena telur parasit dapat menempel pada permukaan tubuh kecoa.

  (3)

  Berdasarkan sanitasi rumah makan, diperoleh persentase jenis nematoda usus pada sanitasi rumah makan yang buruk lebih tinggi dibandingkan dengan rumah makan yang memiliki sanitasi yang baik. Pada sanitasi rumah makan yang buruk diperoleh telur cacing Ascaris

  lumbricoides positif sebanyak

  4 sampel (25%), telur cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma

  duodenale) positif sebanyak 1 sampel

  (6,25%). Sedangkan dari 3 rumah makan yang sanitasinya baik tidak ditemukan telur cacing (0%).

  Hal ini dikarenakan sanitasi yang baik akan mencegah berkembangnya dan penularan mikroorganisme baik berupa bakteri maupun parasit. Dengan sanitasi yang buruk maka penularan dapat terjadi terutama yang disebarkan oleh serangga seperti kecoa, karena kecoa

  45 berkembang biak pada tempat yang mikroorganisme yang akan

  (14)

  sanitasinya buruk . berkembang seperti parasit, selain itu Dengan semakin banyaknya sampah yang terbuka memudahkan kecoa maka tingkat penularan parasit serangga seperti kecoa untuk masuk tersebut semakin tinggi. Oleh karena sehingga terkontaminasi dengan itu sanitasi yang baik merupakan mikroorganisme yang terdapat di

  (14)

  tindakan pencegahan yang penting. dalam sampah tersebut . Selain itu Berdasarkan adanya tempat sejalan pula dengan penelitian pada pembuangan sampah sementara pada tahun 2001 bahwa didapatkan telur

  14 rumah makan yang memiliki cacing Ascaris lumbricoides dan tempat pembuangan sampah sementara Trichuris trichiura pada timbunan didapatkan telur Ascaris lumbricoides sampah sementara di pasar 16 Ilir

  (23) positif sebanyak 4 sampel (25%), telur Palembang .

  cacing tambang positif 1 sampel (6,25%). Sedangkan dari 2 rumah makan yang tidak memiliki tempat KESIMPULAN pembuangan sampah sementara tidak Dari hasil penelitian dapat diambil ditemukan telur cacing Ascaris kesimpulan sebagai berikut:

  lumbricoides, Trichuris trichiura,

  1. Jenis nematoda usus yang

  Necator americanus, Ancylostoma ditemukan dari

  16 sampel,

  

duodenale dan Oxyuris vermicularis yaitu telur cacing Ascaris

(0%). lumbricoides 4 sampel (25%),

  Hal ini sejalan dengan telur cacing tambang (Necator pernyataan bahwa ada hubungan americanus dan Ancylostoma antara sampah dengan penyakit- duodenale) 1 (6,25%), dan penyakit yang ditularkan oleh tikus, tidak ditemukan telur cacing lalat, nyamuk, kecoa dan lain-lain. Trichuris trichiura dan Oxyuris Dengan adanya sampah maka banyak vermicularis.

  46

  2. Distribusi frekuensi sanitasi rumah makan, diketahui bahwa 13 rumah makan yang memiliki sanitasi buruk (81,25%), sedangkan yang memiliki sanitasi baik sebanyak 3 rumah makan (18,75%).

  3. Distribusi frekuensi yang memiliki tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 14 rumah makan (87,5%) dan yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 2 rumah makan (12,5%).

  4. Distribusi frekuensi jenis nematode usus berdasarkan sanitasi rumah makan diperoleh telur cacing Ascaris

  lumbricoides sebanyak 4 sampel

  (25%), telur cacing tambang (Necator americanus dan

  Ancylostoma duodenale)

  1 sampel (6,25%) pada sanitasi rumah makan yang buruk, dan sedangkan tidak ditemukan telur cacing (0%) dari 3 rumah makan yang sanitasinya baik.

  5. Distribusi frekuensi jenis nematode usus berdasarkan tempat pembuangan sampah sementara didapatkan telur cacing Ascaris lumbricoides sebanyak 4 sampel (25%), telur cacing tambang 1 sampel (6,25%) pada 14 rumah makan yang memiliki tempat pembuangan sampah sementara dan tidak ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides,

  Trichuris trichiura, Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Oxyuris vermicularis dari

  2 rumah makan yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara.

  47 8. Garcia, Lyne S, Bruckner, david A. 1996.

  SARAN Diagnostik Parasitologi Bagi pemilik rumah makan diharapkan Kedokteran. EGC; Jakarta.

  memperhatikan kebersihan lingkungan,

  9. Prianto, Juni, dkk. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran.

  menutup tempat sampah dan tidak Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. membiarkan sampah menumpuk, 10. Gandahusada, Srisasi, dkk. 1988.

  Parasitologi Kedokteran Edisi

  wadah penyimpanan makanan ditutup

  Ketiga. Gaya Baru: Jakarta

  rapat, agar penularan parasit melalui

  11. Mayasari, Elisa. 2009. Gambaran kecoa ke makanan tidak terjadi.

  Keberadaan Telur Cacing SoilTransmitted Helminthes (STH) Pada Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Di Kebun DAFTAR PUSTAKA Sayur Di Kelurahan Kenten . KTI Ahli Madya Analis Kesehatan

1. Noor, Nur Nasry. 1997. Epidemiologi Poltekkes DepKes : Palembang.

  Dasar. Rineka Cipta: Jakarta. (tidak dipublikasikan) 2. ---------------------.2000. Pengantar 12. Onggowaluyo, Jangkung Samidjo. 2001.

  

Epidemiologi Penyakit Menular Parasitologi Medik

  I Cetakan I. Helmintologi.EGC: Jakarta.

  Rineka Cipta: Jakarta.

  13. Towidjoyo, Mukayat D.1987. Parasit

3. Depkes. 2009. Pedoman Pengendalian dan Parasitisme Edisi Pertama.

  Kecoa. Media Sarana Press: Jakarta www.depkes.go.id/downloads/ pengendalian%20kecoa.pdf (Diak

  14. Ati, Retno, Yuliarsih. 2002. Higiene dan ses : 26 september 2010).

  Sanitasi Umum dan Perhotelan.

  Grasindo: Jakarta.

  4. Alimansyah. 2009. Mengenal Kecoa,

  15. Sutidja, Trim. 1992. Daur Ulang Serangga Sang Pengganggu. Sampah Cetakan ke-2. Bumi (duniaveteriner.com/2009/12 Aksara: Jakarta. diakses 26 September 2010) 16. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.

  Ilmu Kesehatan Masyarakat Cetakan 5. Soedarto. 1990. Protozologi Kedokteran Ke-2. Rineka Cipta : Jakarta. edisi I. Widya Medika: Jakarta.

  17. Murti, Tiara. 2009. Gambaran Jenis Parasit Yang Terdapat Pada

  6. Arto. 1996. Atlas Helmintologi Permukaan Tubuh Lalat Musca Kedokteran. EGC: Surabaya. Domestica Di Rumah Makan Kecamatan Sako Palembang .

  

7. Santoso, Nugroho Iman. 1989. KTI Ahli Madya Analis Kesehatan

Parasitologi Medik Protozologi Poltekkes DepKes: Palembang.

  Jilid I. (tidak dipublikasikan).

  Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan DepKes RI: Jakarta.

  18. Adji, Wied Harry. 1994. Memproses Sampah. Penebar Swadaya:

  48

  19. Harto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan

  22. Yulianto, Evi. 2007. Hubungan Higiene Air Limbah. UI – Prees: Jakarta. Sanitasi Dengan Kejadian Penyakit Cacingan Pada Siswa

  20. .Notoatmojo, S. 2005. Metodelogi Sekolah Dasar Negeri Rowosaro

  Penelitian Kesehatan. PT Asdi

  01 Kecamatan Tembalang Kota Mahasatya: Jakarta. Semarang. Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universita

  21. Jokronegoro, A. 1999. Metodelogi Negeri Semarang (UNNES).

  Semarang.

  Penelitian Bidang Kedokteran.

  FKUI: Jakarta.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Metodologi Sastra

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Makalah Analisi Struktur Puisi “Meniti Tasbih”

1 90 31

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERIL.dKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SIS1VA KELAS V SDIT AN-NIDA' KOTA LUBT]KLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani

0 1 5

ABSTRAK FAKTOR.FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN KEPBRAWATAN PADA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MUARA DUA KECAMATAN MUARA DUA KABUPATBN OKU SELATAN 2014

0 0 23

FAKTOR.FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR.IBNU SOETOWO BATURAJA TAHUN 2014 – Suparno

0 0 10

PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010 Listrianah Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemnekes Palembang ABSTRAK - Perbandingan Kebiasaan Menyikat Gigi Se

0 0 7

GAMBARAN DMF-T DAN TINGKAT PENCAPAIAN PTI (PERFORMED TREATMENT INDEX) PADA SISWA SISWI SD N 94 PALEMBANG TAHUN 2012 Listrianah Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Gambaran DMF-T Dan Tingkat Pencapaian PTI (Performed Treat

2 2 18

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

0 0 9

LAPORAN HASIL SURVEY KEPUASAN TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SDM DI LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2017

0 2 16

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang

0 0 8