Pengertian Pariwisata Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Objek Wisata

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA

2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Objek Wisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Istilah “Pariwisata” secara etomologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari dan Wisata” Yoeti, 1985 : 102-103. Pari berarti berkali-kali atau berulang-ulang, sedangkan wisata berarti perjalanan. Maka Pariwisata adalah sebagai perjalanan yang dilakukan berulang-ulang dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk lebih jelas, penulis telah mengutip beberapa pendapat para ahli tentang Pariwisata. Leiper dalam Pitana, 2009 : 44-45, telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: “Tourism comprises the ideas and opinions people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go and where not to go and what to do or not to do, about how to relate to other tourists, locals and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas and opinions”. MacIntosh dalam Pitana, 2009 : 45 memberikan batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut : “The sum of the phenomena and relationships arising from the interaction of tourists, businesses, host governments, and host communities, in the process of attracting and hosting these tourists and other visitors”. Universitas Sumatera Utara Weaver dan Opperman dalam Pitana, 2009 : 45 memberikan batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut : “Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising from the interaction among tourists, business suppliers, host government, host communities, origin governments, universities, community colleges and non-governmental organisations, in the process of attracting, transporting, hosting, and managing these tourists and other visitors”. Freuler dalam Yoeti, 1996 : 115 merumuskan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan sebagai berikut : “Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat. Manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan”. Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti 1996 : 114 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sum of operations,mainly of an economic nature,Which directly related to the entry,stay and movement of foreigner, Inside certain country,city or region”. Menurut pendapatnya, yang dimaksudkan dengan kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara Universitas Sumatera Utara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang- orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara. Menurut Dr. Hubbert Gulden dalam Yoeti, 1996 : 117, “... Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt dalam Yoeti, 1996 : 115 memberikan batasan yang bersifat teknis yaitu sebagai berikut : “... Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang sifatnya sementara tersebut”. Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar, 2000 : 46-47 menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : “... Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempat semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”. Universitas Sumatera Utara Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bias ditemui pada berbagai disiplin ilmu lain. Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pariwisata yang sesungguhnya adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi. Selain itu pariwisata juga dapat dikatakan sebagai sebuah industri jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan pada wisatawan sehingga pariwisata dikenal dengan industri tanpa asap.

2.1.2 Pengertian Wisatawan