2 yang dalam beberapa jenis pemeriksaan yang dianjurkan.Teknik pencitraan CT-
Scan sama sekali berbeda dengan teknik pencitraan radiologi biasa konvensional, Computed tomography scan atau CT-Scan merupakan sebuah
proses radiologi untuk menghasilkan gambaran dari potongan melintang trans- axial tubuh pasien. Dua buah karakteristik baru yang ada pada gambar yang
dihasilkan CT adalah peralatan digital yang menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan mempresentasikan volumeinformasi 3 dimensi.
Dengan kemajuan teknologi dibidang komputer, kualitas citra CT-Scan dapat dibuat lebih baik dari hasil radiografi konvensional, karena citra CT-Scan
bisa membedakan berbagai jenis organ jaringan lunak maupun tulang. Hal ini memberikan tambahan informasi diagnosis yang sangat besar. Sistem komputer
bisa mendapatkan kualitas gambaran yang cukup tinggi dengan menggunakan waktu yang cukup singkat dan mampu menghasilkan gambaran anatomi suatu
organ 3 dimensi. Computed tomography adalah gambaran yang dibangun oleh komputer menggunakan sinar-X yang dikumpulkan dari berbagai titik disekeliling
dan membentuk bagian yang disebut scanned sehingga dapat menghasilkan gambaran cross sectional tomographic plane slice yaitu irisan dari bagian tubuh
Ballinger,1986. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang Pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT-scan dalam bentuk
skripsi dengan judul “ANALISA HASIL DIAGNOSA TUMOR PARU PADA GAMBARAN TOPOGRAM PENGGUNAAN PESAWAT CT-SCAN
DIBANDINGKAN DENGAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL”
I.2 Rumusan masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT-Scan dalam memberikan citra radiografi analisa tumor paru ?
Universitas Sumatera Utara
3 2. Bagaimana pengaruh variasi kondisi penyinaran pada penggunaan
pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT-Scan terhadap nilai dosis radiasi dalam diagnosa tumor paru ?
I.3 Batasan masalah penelitian.
Banyaknya fungsi maupun kegunaan pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT-Scan dalam hal mendiagnosis berbagai jenis pemeriksaan,
menjadikan penulis membatasi masalah dalam penulisan judul skripsi ini yaitu : Hanya pada analisa tumor paru dengan menggunakan pesawat sinar-X
konvensional dan Pesawat CT-Scan. Serta banyaknya hal yang mempengaruhi gambaran pada hasil diagnosa tumor paru, menjadikan penulis hanya membatasi
pada kuat arus tabung mA, tegangan tabung kV dan waktu penyinaran second.
I.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah: Untuk mendeskripsikan prinsip kerja dan keuntungan serta kerugian daripada
penggunaan pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT-Scan dalam memberikan citra radiografi.
I.5 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penyusunan skripsi ini adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk
pengembangan ilmu radiographi Pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT-Scan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan teknik suatu pemeriksaan .
Universitas Sumatera Utara
5 dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada pemeriksaan tomografi
komput
er
dapat dilihat hubungan tumor paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer tidak hanya
memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi,
dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan.
Tumor paru adalah salah satu jenis tumor yang sulit untuk disembuhkan. Sesuai dengan namanya, tumor paru tumbuh diorgan paru-paru. Tumor ini
diakibatkan oleh sel yang membelah dan tumbuh tak terkendali pada organ paru. Banyaknya pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan kemajuan teknologi yang
berkembang saat ini, menjadikan sinar-X konvensional dan CT Scan memiliki peranan penting dalam mendiagnosis tumor paru tersebut. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah dalam rangka penentuan diagnosis suatu penyakit. Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui,
tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan
tubuh, genetik, dan lain-lain. Penggunaan pesawat sinar-X konvensional dan pesawat CT Scan didunia
kesehatan tidak terlepas dari adanya pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia yang bermacam-macam tergantung pada jumlah dosis radiasi dan luas lapangan
radiasi yang diterima. Pencegahan atau proteksi radiasi harus lebih diperhatikan baik bagi pasien dan personil yang mengambil alih dalam setiap pemeriksaan.
II.1.1 PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL a. Pengertian
Pesawat sinar-X konvensional adalah pesawat medik yang bekerjanya menggunakan radiasi sinar-X baik untuk keperluan fluoroskopi dan radiografi.
Pesawat sinar-X harus memiliki sistem diafragma atau kolimator pengatur berkas radiasi, sehingga apabila diafragma tertutup rapat maka laju kebocoran radiasinya
tidak melebihi batas yang diizinkan. Nilai filter permanen tersebut harus
Universitas Sumatera Utara
6 dinyatakan secara tertulis pada wadah tabung sinar-X. Tabung yang digunakan
adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda, yang kemudian disebut Hot chatoda tube dan merupakan tabung yang
dipergunakan untuk pesawat roentgen yang sekarang.
Gambar 2 : Blok Diagram Pesawat sinar-X Konvensional
b. Prinsip kerja terjadinya sinar-X dari tabung roentgen
Urutan atau proses terjadinya sinar-X yaitu katoda filamen dipanaskan sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari
transformator, karena panas, elektron-elektron dari katoda filamen terlepas. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangangan tinggi, elektron-elektron
akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan kealat pemusat focusing cup. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran target dengan
memilih potensial tinggi. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran atau target sehingga terbentuk panas 99 dan sinar-X 1. Pelindung
perisai timah akan mencegah keluarnya sinar-X dari tabung, sehingga sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela. Panas yang tinggi pada
sasaran target akibat benturan elektron ditiadakaan oleh radiator pendingin. Jumlah sinar-X yang yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat
Universitas Sumatera Utara
7 pengukur miliampere mA sedangkan jangka waktu pemotretan dikendalikan
oleh alat pengukur waktu Sjahriar Rasad,2005.
Gambar 3. Skema Tabung Sinar-X.
Keterangan Gambar : 1. Katoda
7. Rumah tabung 2. Anoda
8. Expansion Diaphragma 3. Rotor
9. Tombol Switch 4. Stator diluar insert tube 10. Tube Window .
5. Target Piring Anoda 11. Minyak pendingin.
6. Tangki molybdenum Sebenarnya, sinar-X itu seperti cahaya tampak yang dalam
penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-X. Karena alasan tersebut maka
tabung sinar-X ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi sinar-X, hanya sinar-X yang berguna yang
dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendelawindow. Sinar-X yang
Universitas Sumatera Utara
8 berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada
tengah garisnya ini disebut central ray. Diperlukan pembangkitan tegangan yang tinggi di dalam tabung sinar-X agar dapat dihasilkan berkas sinar-X. Rangkaian
listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga tegangan kV nya dapat diubah dalam rentang yang besar, biasanya 30 kV sampai 100 kV atau lebih. Bila
tegangan kV yang lebih rendah digunakan, maka sinar-X memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan lebih mudah diserap sehingga disebut
sebagai soft x-ray. Harus dipahami bahwa berkas sinar-X itu terdiri dari sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. Radiasi yang dihasilkan pada rentang
tegangan kV yang lebih tinggi akan memiliki energi yang lebih besar dan panjang gelombang yang lebih pendek Ajunk artawijaya, 2010.
c. Pembentukan Gambar Radiografi