dinding saluran misalnya beton sehingga kehilangan air akibat rembesan akan berkurang atau tidak ada sama sekali Wigati dan Zahab, 2005.
3. Efisiensi
Besar efisiensi pada saluran 1 dan saluran 2 di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Efisiensi Saluran Tersier No
Lokasi Jarak Pengukuran
Efisiensi 1
Saluran1 30 m
79,42 2
Saluran 2 85 m
76,69 Saluran 2
30 m 91,72
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada jarak pengukuran debit yang sama yaitu pada jarak 30 m saluran 2 memiliki nilai efisiensi lebih tinggi dibandingkan
dengan saluran 1. Efisiensi irigasi didasarkan pada asumsi sebagian dari jumlah air yang masuk akan hilang baik di saluran maupun di petakan sawah baik melalui
evapotranspirasi, perkolasi maupun rembesan. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa kehilangan air pada saluran 1 akibat evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan
lebih besar jika dibandingkan dengan saluran 2. Kehilangan air terbesar disebabkan oleh rembesan. Hampir seluruh air
yang hilang melalui rembesan. Nilai porositas tepi saluran 1 Tabel 5 yang cukup tinggi mengakibatkan air yang merembes melalui tepi saluran 1 menjadi lebih
banyak karena tanah yang banyak mengandung pori-pori sangat cepat meloloskan air Hardjowigeno, 2007. Semakin besar rembesan maka efisiensi penyaluran air
semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Kehilangan air akibat evapotranspirasi pada saluran 1 juga lebih besar dari pada saluran 2 Tabel 8. Kebutuhan air tanaman ditunjukkan melalui
evapotranspirasi. Besar nilai kebutuhan air setiap tanaman berbeda berdasarkan jenis dan umur tanaman yang berpengaruh terhadap nilai koefisien tanaman kc.
Pada tepi saluran 1 terdapat tanaman jagung berumur ± 1,5 bulan dan juga banyak ditumbuhi rumput-rumputan yang merupakan tanaman campuran dengan nilai kc
0,91. Hal itulah yang menyebabkan nilai evapotranspirasi saluran 1 lebih besar dari pada saluran 2 yang hanya ditumbuhi tanaman rumput yang mempunyai nilai
kc 0,85. Kehilangan air akibat perkolasi dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Kandungan pasir di dalam tanah mempengaruhi besar air yang lolos melalui perkolasi. Hasil analisis tekstur tanah pada Tabel 2 menunjukan kandungan pasir
pada bagian dalam saluran 1 lebih banyak dibandingkan pada saluran 2, sedangkan untuk kandungan debunya saluran 1 memiliki lebih sedikit kandungan
debu dibandingkan saluran 2. Oleh sebab itu berdasarkan kandungan pasir dan debunya maka saluran 1 memiliki kemampuan meloloskan air lebih besar dari
pada saluran 2 sehingga perkolasinya menjadi lebih besar. Menurut Direktorat Jendral Pengairan 2010 efisiensi irigasi yang baik
pada tingkat tersier adalah 80 - 87,5. Pada Tabel 9 diperoleh nilai efisiensi saluran 1 pada jarak pengukuran debit yang sama kurang dari 80. Untuk
memperoleh efisiensi yang diharapkan perlu dilakukan perbaikan-perbaikan secara fisik dan operasional dari saluran irigasi sehingga kehilangan air dapat
ditekan, tidak terjadi penggerusan dan pengendapan di saluran sehingga efisiensi irigasi tinggi. Untuk jarak pengukuran debit yang sama yaitu pada jarak 30 m nilai
Universitas Sumatera Utara
efisiensi di saluran 2 sebesar 91,72 . Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran air pada saluran 2 dengan jarak pengukuran debit 30 m sudah cukup baik.
Biaya awal yang rendah merupakan keuntungan utama dari saluran tanah, namun banyak sekali kerugian dalam penggunaan saluran tanah seperti kehilangan
air yang besar akibat rembesan, kecepatan yang rendah sehingga potongan melintangnya relatif besar, terjadi kerusakan akibat gerusan dan injakan hewan,
merupakan media tumbuh yang seusai untuk rumput sehingga menahan kecepatan air Hansen, dkk, 1992. Penggunaan material pelapis saluran seperti beton akan
mengurangi kerugian-kerugian dari penggunaan saluran tanah dengan demikian diharapkan efisiensi penyaluran air tinggi.
4. Rancangan Saluran Kecepatan Aliran Rata-Rata v