Sifat Fisik Tanah Tektur Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Sei Beras Sekata merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data WKPP Desa Sei Beras Sekata memiliki topografi datar yaitu kurang dari 5, berada pada ketinggian 20 mdpl dan jenis tanahnya adalah alluvial. Berdasarkan data Stasiun Sampali Kabupaten Deli Serdang memiliki suhu udara rata-rata bulanan 26,9 o C dan besar persentase lama penyinaran matahari bulanan 3,8 . Batas wilayah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut: Utara : Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal Selatan : Desa Sukamaju Kecamatan Sunggal Barat : Desa Sukamaju Kecamatan Sunggal Timur : Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada jaringan irigasi ini berasal dari sungai Tanjung Selamat. Jaringan Irigasi ini mengairi lahan pertanian di 12 desa dan salah satunya adalah Desa Sei Beras Sekata. Desa Sei Beras Sekata memiliki luas lahan sawah 412 ha, lahan kering 138 ha, tegal kebun 31 ha dan 137 ha pemukiman.

1. Sifat Fisik Tanah Tektur Tanah

Hasil analisis tekstur tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Hasil Analisis Tektsur Tanah Fraksi No Lokasi Pasir Debu Liat Tekstur Tanah 1 Dalam Saluran 1 53,84 24.56 21,60 Lempung Liat Berpasir Tepi Saluran 1 37,84 32,56 29,60 Lempung Liat 2 Dalam Saluran 2 49,84 28.56 21,60 Lempung Liat Berpasir Tepi Saluran 2 33,84 42,56 23,60 Lempung Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tanah pada bagian dalam saluran 1 dan saluran 2 bertekstur lempung liat berpasir, bagian tepi saluran 1 bertekstur lempung liat dan bagian tepi saluran 2 bertekstur lempung. Tekstur tanah ditentukan dengan menggunakan segitiga USDA Gambar 1. Perbedaan tekstur di masing-masing lokasi disebabkan oleh kandungan fraksi yang berbeda di setiap lokasinya. Menurut Ismail dan Hadi 1995 tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah untuk menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan dan menyediakan hara tanaman. Pasir memiliki luas permukaan yang kecil setiap gramnya sehingga kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah tetapi daya hantar air cepat. Berbeda dengan tanah liat yang memiliki permukaan yang lebih luas setiap gramnya sehingga tanah liat memiliki kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi sedangkan daya hantar air lambat dan sirkulasi udara kurang lancar. Sama halnya seperti tanah debu yang mempunyai kapasitas besar untuk untuk menyimpan air. Tanah dengan kapasitas terbesar untuk menahan air melawan tarikan gravitasi adalah tanah liat Foth, 1994. Universitas Sumatera Utara Bahan Organik Hasil analisis bahan organik tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Analisa Bahan Organik No Lokasi C-Organik Bahan Organik 1 Dalam Saluran Tersier 1 0,09 0,15 Tepi Saluran Tersier 1 0,32 0,55 2 Dalam Saluran Tersier 2 0,09 0,15 Tepi Saluran Tersier 2 0,28 0,48 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan bahan organik di dalam kedua saluran lebih kecil dari pada di tepi kedua saluran. Hal ini disebabkan pada tepi kedua saluran ditumbuhi berbagai jenis rumput liar dan di tepi saluran 1 juga ditanamani tanaman jagung. Menurut Foth 1994 adanya tanaman akan meningkatkan akumulasi bahan organik pada tanah karena sisa-sisa tanaman akan diurai oleh jasad renik menjadi bahan organik. Lain halnya dengan bagian dalam saluran 1 dan 2 yang sama sekali tidak di tumbuhi tumbuhan, sehingga tepi kedua saluran lebih kaya bahan organik dibandingkan bagian dalam kedua saluran. Menurut Susanto 2005 adanya bahan organik dalam tanah akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah seperti meningkatkan aktivitas mikroorganisme, meningkatkan total ruang pori tanah, menurunkan kepadatan tanah yang dapat menyebabkan kemampuan mengikat air dalam tanah tinggi. Kerapatan Massa Bulk Density Pengukuran kerapatan massa tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Hasil Analisa Kerapatan Massa Bulk Density No Lokasi Kerapatan Massa gcm 3 1 Dalam Saluran Tersier 1 1,32 Tepi Saluran Tersier 1 1,14 2 Dalam Saluran Tersier 2 1,23 Tepi Saluran Tersier 2 1,19 Dari Tabel 4 dapat dilihat hasil pengukuran kerapatan massa di dalam dan ditepi saluran 1 dan 2 menunjukkan hasil yang berbeda, dimana kerapatan massa tanah di dalam kedua saluran lebih besar dibandingkan di tepi kedua saluran. Air yang mengalir di dalam saluran dapat mengakibatkan pengendapan sehingga terjadi pemadatan tanah karena pori-pori tanah tertutupi oleh butiran-butiran tanah. Kandungan bahan organik juga mempengaruhi besar kerapatan massa. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan bahan organik di tepi kedua saluran lebih besar dibandingkan pada bagian dalam kedua saluran. Adanya bahan organik akan menyebabkan tanah menjadi gembur sehingga menurunkan kepadatan tanah Susanto, 2005. Menurut Hardjowigeno 2007 kerapatan massa merupakan petunjuk kepadatan tanah, semakin padat suatu tanah maka akan semakin tinggi kerapatan massanya, artinya semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar. Porositas Tanah Nilai porositas tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisa Porositas Tanah No Lokasi Porositas 1 Dalam Saluran Tersier 1 48,03 Tepi Saluran Tersier 1 55,64 2 Dalam Saluran Tersier 2 48,10 Tepi Saluran Tersier 2 50,83 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5 diperoleh bahwa porositas tanah di dalam saluran lebih kecil daripada di tepi saluran. Nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel mempengaruhi besar porositas tanah. Berdasarkan rumus pada Persamaan 3 kerapatan massa berbanding terbalik dengan porositas tanah dan berbanding lurus dengan kerapatan partikelnya jika salah satu nya bernilai tetap. Pada Tabel 6 ditunjukkan bahwa nilai kerapatan partikel di dalam dan di tepi saluran relatif sama sehingga nilai kerapatan partikelnya tidak begitu mempengaruhi besar nilai porositas tanah. Tabel 4 menunjukan nilai kerapatan massa di dalam dan tepi saluran 1 dan saluran 2 yang cukup berbeda. Berdasarkan hal tersebut maka perbedaan nilai porositas tanah di dalam dan di tepi saluran disebabkan oleh nilai kerapatan massa yang lebih kecil pada tepi saluran, sehingga nilai porositas tanah di tepi saluran yang lebih besar dari pada di dalam saluran. Porositas tanah juga pengaruhi oleh kandungan bahan organik. Porositas tanah tinggi jika bahan organik tinggi Hardjowigeno, 2007. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa porositas di tepi saluran 1 dan 2 lebih besar dari pada porositas di dalam kedua saluran. Hal ini sejalan dengan kandungan bahan organiknya, dimana kandungan bahan organik di tepi saluran 1 dan saluran 2 lebih besar dari pada porositas di dalam kedua saluran Tabel 3. Selain bahan organik, sistem perakaran merupakan faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai porositas tanah. Sistem perakaran tanaman akan melakukan penetrasi secara vertikal dan lateral untuk menyerap unsur hara. Secara tidak langsung akar-akar tanaman akan mengikat butir-butir tanah, sehingga tanah menjadi remah Saribun, 2007. Adanya tanaman di atas tanah juga dapat meningkatkaan kandungan bahan organik serta biota tanah, Universitas Sumatera Utara dimana porositas tanah akan tinggi jika kandungan bahan organik tinggi Lee, 1990 dalam Asdak, 2002. Dengan demikian sistem perakaran tanaman jagung pada tepi saluran 1 sangat menunjang untuk memperbaiki pori-pori tanah. Dengan jumlah perakaran yang lebih banyak maka porositas totalnya pun cenderung lebih baik dari pada saluran 2 yang pada tepinya ditumbuhi rumput liar. Rumput liar memiliki jumlah akar yang lebih sedikit dibandingkan tanaman jagung berumur 1,5 bulan sehingga porositas total di tepi saluran 2 lebih rendah Saribun, 2007. Kerapatan Partikel Particle Density Pengukuran kerapatan partikel tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisa Kerapatan Partikel Particle Density No Lokasi Kerapatan Partikel gcm 3 1 Dalam Saluran Tersier 1 2,54 Tepi Saluran Tersier 1 2,57 2 Dalam Saluran Tersier 2 2,37 Tepi Saluran Tersier 2 2,42 Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan partikel pada kedua saluran, baik di tepi maupun di dalam saluran menunjukan perbedaan yang sangat kecil atau dapat dikatakan relatif sama. Menurut Foth 1994 untuk kebanyakan tanah mineral partikel densitynya rata-rata sekitar 2,6 gcc. Dimana kerapatan ini sangat tidak beraneka ragam dalam kandungan bahan organik atau komposisi mineralnya. Menurut Hanafiah 2007 adanya bahan organik akan menurunkan nilai kerapatan partikel. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa kerapatan partikel pada Universitas Sumatera Utara bagian tepi kedua saluran lebih besar dibandingkan bagian dalam kedua saluran, sedangkan pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada tepi kedua saluran lebih besar. Hal ini kemungkinan disebabkan karena aktivitas petani di tepi saluran seperti injakan kaki petani, lintasan alat mesin pertanian serta kegiatan pemadatan tepi saluran oleh petani dengan menggunakan cangkul yang menyebabkan terjadinya pemadatan tanah di tepi saluran sehingga kerapatan partikelnya menjadi lebih besar. Debit Air Pengukuran debit pada saluran 1 dan saluran 2 dengan menggunakan sekat ukur tipe Thompson di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Pengukuran Debit Saluran No Lokasi Saluran 1ldet Saluran 2 ldet 1 Hulu 3,45 3,26 2 Hilir 2,74 2,50 Kehilangan Air Jarak Berbeda 0,71 0,76 Kehilangan Air Jarak Sama 30 m 0,71 0,27 Dari Tabel 7 diketahui bahwa debit air pada bagian hulu saluran lebih besar dibandingkan dengan bagian hilir. Hal ini disebabkan karena terjadi kehilangan air yang disebabkan oleh evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan sehingga mengakibatkan berkurangnya air di bagian hilir saluran. Kehilangan air pada saluran 1 dan saluran 2 dipengaruhi oleh jarak pengukuran debitnya. Untuk saluran 1 jarak pengukuran debit di hulu dan di hilir adalah 30 m sedangkan pada saluran 2 jarak pengukuran debit di hulu dan di hilirnya adalah 85 m. Dengan mengasumsikan bahwa kehilangan air setiap meter Universitas Sumatera Utara adalah sama maka besar kehilangan air pada saluran 2 dengan jarak pengukuran 30 m akan lebih kecil dibandingkan pada saluran 1 yaitu 0,27 ldet.

2. Kehilangan Air