26
dihubungkan pada tegangan 12 volt, ini berarti jika transistor dalam keadaan aktip maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung terhubung ke ground yang
menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini akan mengakibatkan relay aktip. Disaat relay aktif maka kaki-kaki relay yang berfungsi sebagai Normali Close sudah
mendapatkan tegangan 12 volt. Sementara kaki-kaki relay yang berfungsi sebagai Normali open masih belum mendapatkan tegangan 12 volt sebelum ada inputan inputan berupa logika
high atau 5 volt. Sebaliknya jika transistor tidak aktip, maka kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini menyebabkan relay
tidak aktip. Resistor didalam rangkaian berfungsi sebagai pull up untuk menaikkan tegangan agar inputan mikrokontroler sanggup mengaktifkan relay. Dioda dihubungkan secara terbalik
untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya, sentakan itu hanya terjadi ketika relay
dinonaktipkan, pada saat ini arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke dioda. Tanpa adanya dioda sentakan listrik itu akan mengalir ke transistor, yang
mengakibatkan kerusakan pada transistor.
3.5 Modul GSMGPS SIM908C
Modul GPS akan menerima data dari satelit kemudian data tersebut akan dikalkulasi dan hasilnya akan dikirimkan melalui jaringan GSM ke hp pengguna, pengiriman
ini dilakukan pada saat system mendeteksi bahwa terjadi indikasi penyalaan sepeda motor yang tidak sah, kemudian data sms yang berisi peringatan dan koordinat akan dikirim ke user,
jika ada perintah dari user, maka permintaan dari user tersebut akan diterima oleh modul GSM, setelah itu modul akan membaca isi sms, setelah format isi sms benar maka modul
akan melakukan sesuai dengan isi sms, juga ditambahkan fasilitas untuk mematikan dan mengaktifkan kontak mobil via sms.
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 3.4. Skematik perancangan modul GSMGPSSIM908
Komunikasi antara mikrkontroller dan modul SIM908 adalah menggunakan komunikasi serial, adapun skematik diagram komunikasi serial yang di gunakan seperti pada
diagram dibawah ini
Gambar 3.5. Skematik hubungan
mikrokontroller dan SIM908
Diagram diatas menunjukkan koneksi dari SIM908 darike mikrokontroller. Bagian TX Transmit mikrokontroller dihubungkan ke RX receive modul SIM908, sedang bagian TX
SIM 908 TX
RX GND
UC TX
RX GND
Universitas Sumatera Utara
28
SIM908 dihuhubungkan ke RX mikrokontroller. Untuk koneksi GND disatukan agar referensi catu daya pada SIM908 dan mikrokonttroller adalah sama
Untuk mengaktifkan modul SIM908 memiliki pin power key. Cara mengaktifkan nya adalah dongan memberikan level tegangan low selama 1 detik pada pin power key kemudian
diberikan level tegangan high. Timing diagram dari proses pengaktifkan modul SIM908 dapat dilihat pada Gambar 3.10. Skema ini digunakan pada saat inisialisasi dan reset modul
SIM908.
Gambar 3.6. Timing Diagram pengaktifan Modul SIM908
Universitas Sumatera Utara
29
3.6 Flowchart Rangkaian 3.6.1 Flowchart pada Microkontroler
Gambar 3.7. Flowchart pada Mickrokontroler
Universitas Sumatera Utara
30
Penjelasan flowchart: Flowchart dimulai dari start, lalu pertama system akan melakukan inisialisasi awal,
kemudian system akan mengecek pertama kali kontak pengapian, jika kontak pengapian ignition tidak aktif, maka system akan terus menerus mengecek ignition sampai aktif. Jika
ignition aktif, maka system akan mengecek saklar pengaman, jika saklar pengaman tidak aktif, maka dianggap tidak terjadi pencurian dan system tidak akan memberikan sms
peringatan. Jika saklar pengaman aktif, maka system akan mendeteksi bahwa terjadi pencurian. System akan memngirim sms peringatan ke user, jika ada feedback atau balasan
dari user untuk mematikan sepeda motor, maka system akan menghidupkan rangkaian relay untuk memutuskan jalur pengapian ke mesin sehingga sepeda motor mati dan system akan
menghidupkan buzzer dan mengirimkan staus lokasi via modul GPS.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroller Atmega8535
Pengujian pada sistem dilakukan pengecekan operasional terhadap fungsi bagian- bagian sistem. Pengujian rangkaian Mikrokontroler dapat dilakukan dengan cara
menghubungkan rangkaian sistem minimum dengan sumber tegangan 5 V. Dimana pin 10 Mikrokontroler dihubungkan dengan tegangan 5 volt dan pin 11 dihubungkan dengan ground.
Seperti pada gambar 4.1
Gambar 4.1. Rangkaian Pengujian Mikrokontroler
Kemudian pin 12 dan pin 11 dihubungkan ke XTAL dan dua buah kapasitor. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller ATMega8535 dalam mengeksekusi setiap
perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset aktif rendah. Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroller tersebut.
Sistem Mikrokontrollermerupakan sistem pengendali semua rangkaian yang ada pada sistem. Sistem minimum mikrokontroller agar berhubungan dengan sistem sensor untuk
Universitas Sumatera Utara
32
mendeteksi adanya tegangan,modul GSMGPS sebagai input serta buzzer,relay sebagai output. Sebuah program sederhana diisikan kedalam mikrokontroller.
Karena pemrograman menggunakan mode ISP In System Programming mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian
mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu USBISP
Gambar 4.2. Informasi Signature Mikrokontroler
Apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya. Secara
elektronis rangkaian system minimum sudah bekerja dengan baik, system minimum dari mikrokontroller dapat direspondikenali oleh programmer downloader dan tegangan input
pada kaki vcc berkisar 5 Volt Untuk menguji apakah system minimum Atmega telah berjalan dengan baik, maka
ditanamdidownload program sederhana untuk mengaktifkan beberapa pin pada chip AtMega. Berikut adalah program nya :
include mega8535.h void mainvoid{
DDRA=0xFF; PORTA=0x00;
DDRB=0x00;
Universitas Sumatera Utara
33
PORTB=0x00; DDRC=0x00;
PORTC=0x00; DDRD=0x00;
PORTD=0x00;
while 1 {
PORTA=0x0F; }
} Jika Program diatas didownload ke chip AtMega, maka pada mikrokontroller PINA.0
~ PINA.3 akan berlogika High, sedang PINA.4 ~ PINA.7 akan mengeluarkan logika LOW. Untuk mengetahui logika yang keluar dari pin – pin mikro, maka pin yang di amati di ukur
menggunakan tester.
Tabel 4.1Pengujian PORT.A mikrokontroller No
PIN pada Mikrokontroller
Logika
1 PINA.0 High
2 PINA.1 High
3 PINA.2 High
4 PINA.3 High
5 PINA.4 Low
6 PINA.5 Low
7 PINA.6 Low
8 PINA.7 Low
Dari tabel pengamatan diatas, dapat diliat bahwa pina.0 sampai pina.3 berlogika high dan pina.4 sampai pina.7 berlogika low sesuai dengan program yang telah ditanam pada
mikrokontroller.
Universitas Sumatera Utara
34
4.2 Pengujian saklarswitch