BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari metode yang diajukan untuk mengidentifikasi lokasi fraktur tulang tibia dan fibula pada bagian 5.1, serta pada
bagian 5.2 akan dibahas saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pengujian dari identifikasi lokasi fraktur tulang tibia dan fibula menggunakan Algoritma Scanline adalah sebagai berikut:
1. Algoritma Scanline dapat digunakan untuk membantu ahli Radiologi dalam
mengidentifikasi lokasi fraktur pada citra tulang tibia dan fibula dengan akurasi pengujian sebesar 87,5.
2. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, pada tahap ekstraksi fitur aplikasi belum
mampu melakukan filtering citra secara sempurna, sehingga dibeberapa citra uji yang mengandung noise terdeteksi sebagai piksel putih yang mempengaruhi
Scanline dalam menentukan lokasi fraktur.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk pengembangan selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan metode yang dapat melakukan pemotongan citra fraktur secara
otomatis sehingga menjadi citra yang siap diolah pada proses selanjutnya. 2.
Diperlukan metode yang lain untuk mengidentifikasi lokasi fraktur, seperti hough transform dan diharapkan sistem dapat mengidentifikasi lokasi fraktur lebih dari
satu lokasi patahan. 3.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengklasifikasikan citra kedalam dua kondisi yaitu normal dan fraktur dan diharapkan sistem dapat mengenal jenis-
jenis fraktur.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori-teori dasar serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan Algoritma Scanline untuk identifikasi lokasi fraktur tulang tibia
dan fibula menggunakan citra fraktur tulang tibia dan fibula.
2.1 Tulang Tibia dan Tulang Fibula
Tungkai bawah terdiri dari dua tulang, yaitu tulang tibia atau tulang kering dan tulang fibula atau tulang betis.
Gambar 2.1 Anatomi Cruris Tibia dan Fibula diambil dari www.radiologykr.com
Universitas Sumatera Utara
2.1.1. Tulang Tibia Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan
terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil
lateral. Kondi-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang. Permukaan superior memperlihatkkan dua dataran permukaan persendian
untuk femur dalam formasi sendi lutut. Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian dengan
kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior. Kondil-kondil ini di sebelah belakang dipisahkan oleh lekukan popliteum. Ujung bawah masuk dalam formasi persendian
mata kaki. Tulangnya sedikit melebar dan ke bawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau maleolus tibiae.
Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibio-fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga tulang, yaitu femur, fibula dan
talus. Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di sebelah medial sesuai dengan os radius pada lengan atas. Tetapi Radius posisinya terletak
disebelah lateral karena anggota badan bawah memutar kearah medialis. Atas alasan yang sama maka ibu jari kaki terletak disebelah medialis berlawanan dengan ibu jari
tangan yang terletak disebelah lateralis Jacob, 2013. 2.1.2. Tulang Fibula
Tulang Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang terletak disebelah lateral dan bentuknya lebih kecil sesuai os ulna pada tulang lengan bawah. Arti kata fibula adalah
kurus atau kecil. Tulang ini panjang, sangat kurus dan gambaran korpusnya bervariasi diakibatkan oleh cetakan yang bervariasi dari kekuatan otot
– otot yang melekat pada tulang tersebut. Tidak urut dalam membentuk sendi pergelangan kaki, dan tulang ini
bukan merupakan tulang yang turut menahan berat badan Smeltzer, 2008.. Pada fibula bagian ujung bawah disebut malleolus lateralis. Disebelah bawah
kira – kira 0,5 cm disebelah bawah medialis, juga letaknya lebih posterior. Sisi –
sisinya mendatar, mempunyai permukaan anterior dan posterior yang sempit dan permukaan
– permukaan me dialis dan lateralis yang lebih lebar. Permukaan anterior
Universitas Sumatera Utara
menjadi tempat lekat dari ligamentum talofibularis anterior. Permukaan lateralis terletak subkutan dan berbentuk sebagai penonjolan lubang. Pinggir lateral alur tadi
merupakan tempat lekat dari retinakulum. Permukaan sendi yang berbentuk segi tiga pada permukaan medialis bersendi
dengan os talus, persendian ini merupakan sebagian dari sendi pergelangan kaki. Fosa malleolaris terletak disebelah belakang permukaan sendi mempunyai banyak foramina
vaskularis dibagian atasnya. Pinggir inferior malleolus mempunyai apek yang menjorok kebawah. Disebelah anterior dari apek terdapat sebuah insisura yang
merupakan tempat lekat dari ligamentum kalkaneo fibularis. 2.1.3 Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh
darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat
diabsorbsinya Smeltzer, 2008. 2.1.4. Klasifikasi Fraktur
1. Fraktur berdasarkan derajat atau luas garis fraktur terbagi menjadi :
a. Fraktur complete, dimana tulang patah terbagi menjadi dua bagian fragmen
atau lebih. b.
Fraktur incomplete parsial. Fraktur parsial terbagi lagi menjadi : FissureCrackHairline, tulang terputus seluruhnya tetapi masih di tempat,
biasa terjadi di tulang pipih. Greenstick Fracture, biasa terjadi pada anak-anak dan pada os. radius, ulna,
clavikula dan costae. 2. Berdasarkan garis patah atau konfigurasi tulang :
a. Transversal, garis patah tulang melintang sumbu tulang 80-1000 dari sumbu
tulang. b.
Oblik, garis patah tulang melintang sumbu tulang 800 atau 1000 dari sumbu tulang.
c. Longitudinal, garis patah mengikuti sumbu tulang.
d. Spiral, garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih.
Universitas Sumatera Utara
e. Comminuted, terdapat dua atau lebih garis fraktur.
3. Berdasarkan hubungan antar fragmen fraktur : a.
Undisplace, fragment tulang fraktur masih terdapat pada tempat anatomisnya b.
Displace, fragmen tulang fraktur tidak pada tempat anatomisnya, terbagi atas: 1 Shifted Sideways, menggeser ke samping tapi dekat
2 Angulated, membentuk sudut tertentu 3 Rotated, memutar
4 Distracted, saling menjauh karena ada interposisi 5 Overriding, garis fraktur tumpang tindih
6 Impacted, satu fragmen masuk ke fragmen yang lain. 4. Secara umum berdasarkan ada tidaknya hubungan antara tulang yang fraktur
dengan dunia luar, fraktur juga dapat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Fraktur tertutup, apabila kulit diatas tulang yang fraktur masih utuh
b. Fraktur terbuka, apabila kulit diatasnya tertembus dan terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan dunia luar yang memungkinkan kuman
dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang sehingga cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi.
2.2 Citra