D. Evaluasi Penggunaan Antibiotik
1. Tepat Indikasi
Pada pasien balita dengan diare penggunaan antibiotik harus sesuai dengan indikasinya yaitu disentri dan kolera, karena antibiotik hanya bermanfaat pada balita pada kedua kondisi tersebut. Sehingga semua kasus
dengan diagnosis disentri dinyatakan tepat indikasi. Sedangkan balita dengan diagnosis diare akut diare akut infeksi bukan disentridinyatakan tepat indikasi jika pada pemeriksaan tinja terdapat leukosit, yeast cell atau
amuba. Diare invasif biasanya ditandai dengan diare berdarah dan adanya leukosit dalam tinja Guarino et al., 2014. Yeast cell dalam pemeriksaan tinja menandakan bahwa ada Blastocystis yang merupakan suatu parasit
yang dapat menyebabkan diare dan dapat diobati dengan antibiotikCoyle et al., 2012. Ketepatan indikasi pada pasien dengan diagnosis diare akut diare akut infeksi bukan disentri balita di RSUD “X” September-
Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.Ketepatanindikasipadabalita terdiagnosisdiareakutdiareakutinfeksibukandisentri
Data Lab Tinja Ketepatan
Keterangan Jumlah
Ketepatan TI
TTI
Dilakukankultur √
Adanyakulturdinyatakantepatindikasi Leukosit +
√ Leukositmerupakanpenandaadanyainflamasi
20 Kasus Yeast cell +
√ Yeast cell padatinjadapatdiobatidengan
antibiotic Parasit -, Jamur -
√ Tidakdiberikan antibiotic
TI :TepatIndikasi TTI : Tidaktepatdindikasi
Dari analisis ketepatan indikasi pada pasien diare akut dengan diagnosis disentri maupun diare akut diare akut infeksi bukan disentri sebanyak 30 kasus tepat indikasi atau persentase ketepatan indikasi sebesar
85,71 N=25
2. Tepat Pasien
Ketepatan pasien diacu dari buku Informatorium Obat Nasional Indonesia atau IONI BPOM RI, 2008. Dari 10 kasus dengan diagnosis disentri dan 20 kasus dengan diagnosis diare akut diare akut infeksi bukan
disentri yang tepat indikasi, dilakukan analisis ketepatan pasien dan semuanya tidak ada yang kontraindikasi dengan keadaan pasien. Sehingga persentase ketepatan pasien pada diare akut dinyatakan sebesar 85,71.
3. Tepat Obat
Standar pengobatan yang diacu untuk analisis ketepatan obat adalah Guideline European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and NutritionEuropean Society for Pediatric Infectious Diseases 2014; Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit 2009 dan Antibiotics for the empirical treatment of acute infectious diarrhea in children 2006.
Ketepatan penggunaan obat pada pasien dengan diagnosis disentri dilihat dari bakteri maupun parasit penyebabnya dan terapi empirik disentri. Metronidazol dinyatakan tepat indikasi jika pemeriksaan
tinja didapatkan Entamoeba histolytica. Untuk antibiotik kotrimoksazol yang merupakan terpai empirik disentri, penggunaannya dinyatakan tepat indikasi. Ampisilin dan Sefotaksim bukan salah satu antibiotik
pilihan untuk disentri sehingga ampisilin tidak tepat obat World Health Organization Indonesia, 2009.
6
Analisis ketepatan obat pada pasien dengan diagnosa disentri balita di RSUD “X”September-Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9.Ketepatanobatpada pasien dengan diagnosis disentri di RSUD “X” September-Desember 2015
Pemeriksaantin ja
Antibiotik KetepatanObat
Keterangan JumlahKete
patan TO
TTO
Entamoebahistol ytica +
Metronidazole √
Leukosit +, yeast cell +
Metronidazol √
Seharusnyadiberikanterapie mpirikkotrimoksazol
Parasit -, Jamur -
Metronidazole √
Seharusnyadiberikanterapie mpirikkotrimoksazol
5 kasus Parasit -, Jamur
- Sefotaksim
√ Seharusnyadiberikanterapie
mpirikkotrimoksazol Parasit -, Jamur
- Ampisilin
√ Seharusnyadiberikanterapie
mpirikkotrimoksazol Parasit -, Jamur
- Kotrimoksazol
√ Diagnosis lain adalah B20
HIV dankotrimoksazoladalahter
apiprofilaksisnyaKemenke s RI, 2014
Parasit -, Jamur -
Kotrimoksazol √
TO :TepatObat TTO : Tidaktepatobat
Sedangkanpemilihanantibiotikpasiendengan diagnosis diareakutdiareakutinfeksibukandisentrididasarkanpadakultursensitifitasatauterapiempirik yang
dapatdigunakanpadadiare. Amoksisilinadalahobat yang tidakefektifuntukpengobatandiaresehinggapenggunaanamoksisilindinyatakantidaktepatobatWorld Health Organization,
2005. Sefiksim, seftriaksondanampisilinadalahpilihanuntukterapidiareakutsehinggadinyatakantepatobatDiniz-Santos et al., 2006.Analisisketepatanobatpadapasienbalitadiareakutdiareakutinfeksibukandisentri di RSUD “X” September-
Desember 2015dapatdilihatpadaTabel 10.
Tabel 10.Ketepatanobatpada pasien dengandiagnosis diareakutdiareakutinfeksibukandisentri di “X” September-Desember 2015
Pemeriksaantinjakultur Antibiotik
Ketepatanobat Antibiotikstandar untukdiareakut
JumlahKetepatan TO
TTO
Leukosit + Ampisilin
√ Ampisilin
Kotrimoksazol AsamNalidiksat
Siprofloksasin Sefiksim
Azitromisin Metronidazol
Rifamisin Diniz-Santos et
al., 2006 14 kasus
Yeast cell + Ampisilin
√ Parasit -, Jamur -
Ampisilin √
Leukosit + Amoksisilin
√
Yeast cell + Amoksisilin
√ E.coli
sensitifterhadapCefotaksim Cefotaksim √
Ampisilin Kotrimoksazol
Parasit -, Jamur - Cefotaksim
√ E.coli
sensitifterhadapSeftriakson Seftriakson √
7
Parasit -, Jamur - Cefixim
√ AsamNalidiksat
Siprofloksasin Sefiksim
Azitromisin Metronidazol
Rifamisin Diniz-Santos et
al., 2006
TO :TepatObat TTO : Tidaktepatobat
Berdasarkan analisis ketepatan obat pada pasien diare akut dengan diagnosis disentri dan diare akut diare akut infeksi bukan disentri pasien yang memenuhi kaidah tepat obat adalah sebanyak 19
kasus atau persentase ketepatan obat sebesar 54,28.
4. Tepat Dosis dan Frekuensi