Rencana Penelitian Alat dan Bahan Subjek Penelitian Jalannya Penelitian
Cholerae, dan Salmonella, sedangkan virus yang paling sering menyebabkan diare adalah rotavirus World Gastroenterology Organisation, 2008.
Pada kejadian diare akut balita, rotavirus merupakan penyebab paling sering. Karena disebabkan oleh virus maka biasanya ditangani dengan pemberian vaksin Kemenkes RI, 2011b. Salah satu terapi
diare diare akut adalah antibiotik namun pemberiannya harus berdasarkan adanya indikasi seperti diare berdarah yang biasa disebut dengan disentri Ikatan Dokter Anak indonesia, 2009. Pemberian antibiotik
berguna pada diare inflamasi dan infeksi yang disebabkan oleh parasit maupun patogen yang biasanya ditandai dengan adanya darah, leukosit dan yeast cell pada tinja Amin, 2015; Coyle, Varughese, Weiss,
Tanowitz, 2012; Guarino et al., 2014. Pada diare akut dengan adanya darah biasanya didiagnosis sebagai disentri dan penangannya beda dengan diare akut tanpa adanya darahWorld Health Organization, 2005.
Di RSUD ditemukan adanya diagnosis disentri dan diare akut tanpa adanya darah sehingga evaluasi penggunaan antibiotik digolongkan berdasarkan diagnosisnya.
Pentingnya dilakukan evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien balita adalah resiko penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat meningkatkan resistensi bakteri. Penelitian tentang
resistensi bakteri penyebab diare di Indonesia telah dilakukan oleh Tjaniadi et al., 2003 hasilnya adalah Shigella sp. dan V.cholerae O1 resisten terhadap ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin;
Campylobacter jejuni dan V.cholerae non-O1 resisten terhadap siprofloksasin, norfloksasin, seftriakson. Penelitian tentang evaluasi penggunaan antibiotik penyakit diare pada pasien anak telah dilakukan
oleh Utami tahun 2012 yang menyimpulkan bahwa ketepatan penggunaan antibiotik dilihat dari tepat pasien adalah 100, tepat dosis 20, dan tepat frekuensi pemberian 56. Namun penelitian tersebut
tidak mengevaluasi tentang ketepatan indikasi, ketepatan obat dan ketepatan durasi pemberian. Berdasarkan uraian diatas, maka evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien balita diare akut dengan
diagnosis disentri dan diare akut diare akut infeksi bukan disentri di rawat inap RSUD “X” September- Desember 2015 perlu dilakukan.