Pelaksanaan Percobaan Lapangan METODE PENELITIAN

22

D. Pelaksanaan Percobaan Lapangan

Sebelum dilakukan penanaman, lahan dibersihkan dengan sabit dan diolah menggunakan cangkul sedalam 30-40 cm. Setelah pengolahan lahan selesai, dengan menggunakan cangkul dibentuk petak – petak berukuran 2,4 x 4,4 meter sebanyak 12 petak. Tiga level perlakuan kompos kotoran sapi-jerami padi pada kisaran dosis optimum yang didapatkan dari hasil percobaan rumah kaca dan 1 level kontrol masing – masing diberikan sebagai pupuk awal ke dalam 3 petak. Pekerjaan ini diulang 3 kali, sehingga didapatkan 36 petak tanah yang telah diperlakukan dengan kompos jerami padi lampiran C.1, dan diinkubasikan selama 1 minggu. Setelah masa inkubasi selesai, ke dalam masing – masing petak dipupuk dengan 23 bagian pupuk N, 264 gram SP-36 setara dengan 90 kg P 2 O 5 per hektar dan 126,72 gram KCl setara dengan 60 kg K 2 O per hektar Sutoro, dkk., 1988. Setelah pemupukan selesai, di setiap petak dibuat 66 lubang tanam dengan jarak 40 x 40 cm. Ke dalam setiap lubang tanam dimasukkan 2 butir benih jagung hibrida BISI-16, dan dilakukan penyiraman secukupnya. Setelah benih jagung tumbuh dan berumur satu minggu, dari setiap lubang tanam diambil satu bibit jagung dengan menyisakan bibit jagung yang lebih baik pertumbuhannya. Tanaman yang dicabut dimasukkan kembali ke dalam tanah. Pemberian pupuk N susulan 13 bagian dilaksanakan pada saat tanaman berumur 4 minggu. Setelah tanaman berumur 4 – 5 minggu dilakukan pembumbunan yang dimaksudkan untuk memperbaiki aerasi tanah juga dapat mengurangi pertumbuhan gulma Sutoro, dkk., 1988. Penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari, dan jika terjadi hujan penyiraman hanya dilakukan satu kali. Pada saat tanaman memasuki pertumbuhan vegetatif maksimal, dilakukan penetapan porositas tanah dan kandungan N-total tanah. Tanaman jagung ini ditumbuhkan sampai panen yang ditandai dengan jagung masak fisiologis.

E. Analisis Data