layanannya, dan jaringan yang luas tersebar di seluruh kota-kota di Indonesia. Sehingga dalam perbandingan pegadaian dan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri lebih murah biayanya dan lebih mudah pelayanannya.
Beberapa manfaat yang diperoleh dalam gadai emas BSM yaitu aman dan terjamin karena barang disimpan di SDB dan diasuransikan,
proses mudah dan cepat dalam pemenuhan kebutuhan, biaya pemeliharaan yang murah sangat jauh berbeda dari pegadaian syariah karena jarak
presentase yang jauh lebih murah, dan dapat terkoneksi dengan fasilitas lainnya, seperti rekening tabungan, ATM, dll.
BSM menetapkan Financing To Value FTV sesuai dengan yang ditetapkan Bank Indonesia BI. FTV adalah perbandingan antara jumlah
pembiayaan yang diterima Nasabah dengan nilai emas yang diagunkan Nasabah kepada Bank. Dengan ketetapan FTV Perhiasan yaitu 80, dan
FTV Logam Mulia yaitu 95.
D. Analisis Draft Akad Gadai Emas
Dalam pembiayaan gadai emas syariah BSM ini menggunakan 3 akad yaitu :
1. Akad yang digunakan adalah akad Qardh dalam rangka Rahn.
2. Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman dari
bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.
3. Biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah.
Sedangkan aplikasipenerapan akad dalam pembiayaan gadai emas syariah di BSM KC Yogyakarta akan dijelaskan sebagaimana pada hasil
wawancara penerapan akad pembiayaan gadai emas syariah di BSM KC Yogyakarta adalah:
“Pembiayaan gadai emas disini menggunakan akad gadai rahn dan akad Ijarah karena telah menjaga dan
mengamankan emas tersebut, jadi akad yang digunakan akad Ijarah saja. Akad Rahn dan qardh itu hanya pendukung saja
dalam teknis penyerahan barang dalam transaksi gadai emas. kemudian BSM menaksir emasnya, setelah selesai menaksir
emas BSM melakukan akad, di dalam akad tersebut dijelaskan bahwa melalui pinjaman BSM yang tertulis di
SBGE. Pihak BSM memberikan pembiayaan secara tunai kepada nasabah, dan apabila mempunyai rekening BSM bisa
dipindahkan langsung di buku tabungan. Nasabah nanti akan dikenakan biaya administrasi dan juga biaya sewa atas
pembiayaan yang diterima.”
Dari hasil wawancara dan terjun langsung di lapangan sebagai nasabah, ditemukan adanya ketidakmaksimalan penjelasan akad yang
digunakan. Dijelaskan di SBGE ada tiga akad yang harusnya disesuaikan dengan DSN MUI tentang ketiga akad tersebut, akan tetapi dalam
pengaplikasiannya hanya menggunakan akad ljarah sebagai akad induk dan akad lainnya menjadi teknisi saja. Sehingga ini melanggar kemaksimalan
akad yang dituangkan DSN MUI tentang Rahn Emas yang memiliki tiga akad, di mana ketiga akad harus dipenuhi segala rukun maupun syaratnya.
Dalam analisis draft akad dalam pembiayaan gadai emas syariah di BSM terdapat 3 akad yang ada di Surat Bukti Gadai Emas SBGE yaitu :