4.3.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan  yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut  Homokedastisitas  dan  jika  berbeda  maka  disebut  Heterokedastisitas.
Model  yang  baik  adalah yang  homokedastisitas  atau  tidak  terjadi
heterokedastisitas.
Gambar 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan  grafik  scaterplot  pada  gambar  4.5  di  atas,  maka  dapat diketahui  bahwa  titik-titik  tidak  berpola  tertentu  seperti  bergelombang,  melebar
dan kemudian menyempit. Bergelombang artinya pola naik turun, melebar artinya polanya  semakin  menjauh,  sedangkan  menyempit  artinya  polanya  semakin
berdekatan. Hal tersebut berarti mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
4.3.4 Hasil Uji Autokorelasi
Pengujian  autokorelasi  merupakan  pengujian  yang  dilakukan  untuk mengetahui  ada  tidaknya  pengaruh  antara  variabel  penganggu  dalam  masing-
masing  variabel  bebas.  Dalam  penelitian  ini  uji  autokorelasi  menggunakan  tes Durbin Watson sesuai dengan rumus 2.1.
Hasil pengujian uji autokorelasi dalam penelitian ini menggukan SPSS 20.0 dengan hasil sebagi berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi
Model R
R Square  Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
0,714
a
0,510 0,498
1,358 1,540
Sumber : Lampiran Hasil Olah Data
Berdasarkan  tabel  tersebut  ,  dapat  diketahui  nilai  Durbin  watson  sebesar 1,540.  Sehingga  nilai  DW  berada  diantara    DW  dintara  -2  dan  2.  Maka  dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
Gambar 4.6 Autokorelasi
Berdasarkan  gambar  4.6  di  atas  maka  dapat  diketahui  bahwa  uji heteroskedastisitas  untuk  terjadinya  gangguan  yang  muncul  dalam  fungsi  regresi
yang  mempunyai  varian  yang  tidak  sama  sehingga  penaksir  OLS  tidak  efisien
baik  dalam  sampel  kecil  maupun  sampel  besar  tapi  masih  tetap  tidak  bisa  dan konsisten. Sedangkan, uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi
antara  variabel  gangguan  sehingga  penaksir  tidak  lagi  efisien  baik  dalam  model sampel kecil maupun dalam sampel besar.
4.4  Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis  kuantitatif  untuk membuktikan  hipotesis  yang  diajukan  dengan  menggunakan  model  analisis
regresi  linear  berganda.  Pembuktian  ini  dimaksudkan  untuk  menguji  variasi  dari model  regresi  yang  digunakan  dalam  menerangkan  variabel  bebas  X  terhadap
variabel  tidak  bebas  Y  dengan  cara  menguji  kemaknaan  dari  koefisien regresinya. Hasil perhitungan dengan menggunakan model regresi linier berganda
ini menunjukkan nilai koefisien regresi variabel independen kualitas penggunaan, kualitas  informasi,  dan  kualitas  interaksi  yang  mempengaruhi  kepuasaan
pengguna website Universitas Surabaya. Berikut ini model regresi linier berganda berdasarkan hasil  pehitungan  dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant
2,470 1,046
2,362 0,020
Kualitas Penggunaan
0,162 0,045
0,322 3,622
0,000 Kualitas
Informasi 0,176
0,054 0,266
3,235 0,002
Kualitas Interaksi 0,122
0,047 0,243
2,589 0,011
a. Dependent Variable: Kepuasan Pengguna S
umber : Lampiran Hasil Olah Data