BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poli TB-MDR Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM Kota Medan yang berlokasi di Jl. Bunga Lau No. 17,
Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Poli TB-MDR merupakan salah satu unit dari pelayanan rawat jalan RSUP HAM yang
merupakan Rumah Sakit Pemerintah dengan kategori kelas A. RSUP HAM juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan Nasional yang
telah ditetapkan dalam SK Menkes RI No. HK.02.02MENKES3902014. Sehingga unit-unit pelayanan di RSUP HAM sangat sesuai untuk dijadikan
sebagai lokasi penelitian.
5.2. Karakteristik Sampel
Karakteristik sampel berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Usia dan Jenis Kelamin Pasien TB-MDR
Usia tahun Jenis Kelamin
Total Persentase
Laki-laki orang
Perempuan orang
20-29 30-39
40-49 50-59
60-69 ≥70
6 11
12 8
4 1
5 4
5 5
- 1
11 15
17 13
4 2
17,7 24,2
27,4 21
6,5 3,2
Total 42
20 62
100 Persentase
67,7 32,3
100
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.1. diketahui bahwa pasien TB-MDR didominasi oleh kelompok usia 41-50 tahun 31, sementara kelompok usia 70 tahun memiliki persentase
terkecil 3. Kemudian, berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel bahwa jumlah pasien laki-laki 67,7 lebih banyak dibandingkan pasien
perempuan 32,3.
5.3. Hasil Analisa Data
a. Distribusi Frekuensi Penderita DM
Pada penelitian ini pasien TB-MDR digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok TB-MDR dengan DM dan kelompok TB-MDR tanpa DM.
Jumlah anggota masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Penderita DM
Kelompok Jumlah Orang
Persentase
TB-MDR dengan DM TB-MDR tanpa DM
23 39
37,1 62,9
Total 62
100
Dari Tabel 5.2. diperoleh data bahwa jumlah penderita DM diantara pasien TB- MDR mencapai 23 orang 37,1 dari total sampel.
b. Distribusi Frekuensi Waktu untuk Konversi Kultur Sputum
Pada penelitian ini diperoleh data waktu untuk konversi kultur sputum pada 62 pasien TB-MDR yang disusun dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Waktu untuk Konversi Kultur Sputum
Waktu untuk Konversi Kultur Sputum bulan
Jumlah Orang Persentase
1 2
22 20
35,5 32,3
Universitas Sumatera Utara
3 4
5 6
9 10
- 1
14,5 16,1
1,6
Total 62
100
Dari tabel 5.3. diketahui bahwa waktu untuk konversi kultur sputum tercepat pada pasien TB-MDR ialah 1 bulan yang juga merupakan waktu untuk konversi
kultur sputum dengan persentase terbanyak 35,5, sementara waktu terlama yang dibutuhkan ialah 6 bulan dengan persentase yang paling sedikit 1,6 di
antara pasien TB-MDR. c. Perbandingan Waktu untuk Konversi Kultur Sputum antara Pasien TB-MDR
dengan DM dan TB-MDR tanpa DM Sesuai tujuan dari penelitian ini, maka dilakukan perbandingan data waktu
untuk konversi kultur sputum antara kedua kelompok yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5.4. Perbandingan Waktu untuk Konversi Kultur Sputum antara Pasien TB- MDR dengan DM dan TB-MDR tanpa DM
Waktu untuk Konversi Kultur
Sputum TB-MDR
dengan DM N=23
TB-MDR tanpa DM
N=39 Total
N=62
1 bulan 2 bulan
3 bulan 4 bulan
5 bulan 6 bulan
21,7 N=5 47,8 N=11
17,4 N=4 13 N=3
43,6 N=17 23,1 N=9
12,8 N=5 17,9 N=7
2,6 N=1 35,5 N=22
32,3 N=20 14,5 N=16
16,1 N=11
1,6 N=1
Rata-rata bulan 2,22 ± 0,198
2,15 ± 0,210 p=0,465
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa pasien TB-MDR dengan DM rata-rata mengalami konversi kultur sputum dalam 2,22 ± 0,198 bulan, sedangkan pasien
TB-MDR tanpa DM rata-rata mengalami konversi kultur sputum dalam 2,15 ± 0,210 bulan.
Setelah dilakukan uji normalitas, data yang diperoleh tidak berdistribusi normal sehingga dipilih uji hipotesis nonparametrik untuk membandingkan
perbedaan rata-rata dari dua kelompok sampel. Uji hipotesis yang dipilih ialah Mann Whitney U Test
dengan tingkat kemaknaan 0,05 α=95, diperoleh nilai p p value 0,465 p0,005 yang berarti bahwa perbedaan rata-rata yang ditemukan
antara kedua kelompok tidak bermakna secara statistik dengan kata lain tidak ada hubungan antara diabetes melitus dengan waktu untuk konversi kultur sputum
pada pasien TB-MDR.
5.4. Pembahasan