Hubungan Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan

BAB IV HUBUNGAN BANK INDONESIA DENGAN OTORITAS JASA

KEUANGAN ATAU LEMBAGA PERBANKAN

A. Hubungan Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan

1. Undang-Undang Bank sebagai Dasar Konseptual Pembentukan Otoritas

Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga negara dibentuk berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. 61 Otoritas Jasa Keuangan, selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. 62 Lembaga Otoritas Jasa Keuangan OJK memiliki visi menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan terpercaya. Serta melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan. 61 https:www.google.comsearch?q=otoritas+jasa+keuanganie=utf-8oe=utf-8 62 Zainal Asikin 2015 Pengantar Hukum Perbankan Indonesia Jakarta:PT. RajaGrafika Persada. Hlm. 49 Universitas Sumatera Utara Otoritas Jasa Keuangan OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. sedangkan Tugas dari Lembaga negara Otoritas Jasa Keuangan OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Otoritas Jasa Keuangan OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: a Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, b Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan c Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Visi Otoritas Jasa Keuangan OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum. Sedangkan Misi Otoritas Jasa Keuangan OJK adalah: a Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; b Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan c Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Hubungan Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan adalah ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi dimana disatu segi Bank Indonesia merupakan pemelihara kestabilan rupiah, 63 63 Loc. Cit. hlm 236 sedangkan Otoritas Jasa Keuangan Universitas Sumatera Utara merupakan lembaga pengawasan seluruh lembaga keuangan terhadap pemeliharaan kestabilan rupiah dimaksud. Hal tersebut dapat dilihat dari wewenang yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan, yaitu tugas pengaturan dan tugas pengawasan. Dalam hal tugas pengaturan OJK menetapkan pengaturan terhadap hal-hal sebagai berikut, a. Peraturan pelaksanaan UU OJK b. Peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan c. Peraturan dan keputusan OJK d. Pengaturan mengenai jasa keuangan di sektor jasa keuangan, kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK e. Peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap lembaga jasa keuangan dari pihak tertentu f. Peraturan mengenai tata cara pengelola statute, struktur organisasi dan infrastruktur g. Peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi. 64 Sedangkan dalam hal tugas pengawasan, OJK adalah : 1 Menetapkan kebijakan operasional pengawasan 2 Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan, konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku danatau penunjang jasa keuangan. 3 Penunjukan dan pengelolaan pengguna statute 4 Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan atau pihak lain 64 Ibid. hlm. 267 Universitas Sumatera Utara 5 Menetapkan sanksi administratif terhadap pelaku pelanggaran peratutraan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, termasuk perizinan terhadap lembaga-lembaga jasa keuangan. 65 Selanjutnya, selain hubungan Bank Indonesia dengan Otoritas jasa Keuangan sebagaimana diuraikan diatas, bank Indonesia tetap berbeda dengan Otoritas jasa Kauangan. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebenarnya berbagi kewenangan saat masa pengalihan pengawasan Bank dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Perbedaaan BI dengan OJK adalah : “BI berperan sebagai pengawas aspek makroprudensial sedangkan OJK berperan sebagai pengawas mikroprudensial.” 66 Artinya, jika tugas BI berfokus menjaga stabilitas keuangan maka, OJK lebih kepada pengaturan dan pengawasan individual perbankan atau lembaga keuangan. 67 Berdasarkan Pasal 34 UU No. 23 tahun 1999, maka tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen yang pada saat ini dinamakan Otoritas Jasa Keuangan disingkat OJK. Otoritas Jasa Keuangan merupakan bentuk unifikasi pengaturan dan pengawasan sector jasa keuangan yang sebelum pembentukannya dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepan LK Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan OJK didasarkan pada landasan filosofis, landasan yuridis dan landasan sosiologis. 65 Ibid. hlm. 269 66 http:www.bi.go.ididtentang-bibi 67 www.ojk.go.id Universitas Sumatera Utara a. Landasan Filosofis. Secara filosofis OJK bermaksud mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh dengan stabil dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas dan seimbang di semua sektor perekonomian, serta memberikan kesejahteraan secara adol kepada seluruh rakyat Indonesia b. Landasan Yuridis Landasan yuridis OJK adalah Pasal 34 UUD No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU No. 6 tahun 2009 tentang Penetapan Perppu No. 2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 ahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang c. Landasan Sosiologis Landasan sosiologis OJK adalah globalisasi dalam sistem keuangan dan pesattnua kemajuan di bidang teknologi dan informasi serta inovasi financial; adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan diberbagai sub sektor keuangan konglomerasi menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan, serta banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan yang meliputi tindakan moral hazarde, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan dan terganggunya stabilitas sistem keuangan. 68 Uang yang ditukarkan sesudah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diperhitungkan sebagai pengeluaran tahun anggaran 68 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi 2014 Raja Grafindo:Jakarta hlm. 270-271 Universitas Sumatera Utara berjalan. Hak untuk menuntut penukaran uang yang sudah dicabut, tidak berlaku lagi setelah 10 sepuluh tahun sejak tanggal pencabutan. Sedangkan Pelaksanaan pencabutan dan penarikan uang dari peredaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. 69 Sebagai masyarakat umum yang kurang paham dalam bidang keuangan banyak yang tidak mengetahui apa perbedaan tugas Bank Indonesia BI dengan OJK. 70 Pada awal tahun 2014 oleh Agus Martowardojo selaku Gubernur BI di kantor Presiden, Jakarta menyebutkan “Pada saat OJK menerima pengalihan pengawasan perbankan dari BI, OJK akan lebih mengawasi aspek mikroprudensialnya, sedangkan umum tetap ada di BI dari segi makroprudensial, namun tidak bisa betul-betul dipisahkan karenanya perlu ada sinergi dimana implementasi pengawasan mikroprudensial dan makroprudensial itu perlu dilakukan dengan baik”. Dari sini bisa kita tangkap tugas BI berfokus menjaga stabilitas keuangan contohnya aturan batas minimal uang muka kredit kendaraan bermotor, pemilikan rumah serta aturan giro wajib minimum GWM, sedangkan tugas OJK lebih kepada pengaturan dan pengawasan individual perbankan atau lembaga keuangan. Contoh kasus yang ditangani oleh OJK yakni kasus tindak Bank Indonesia dan OJK sebenarnya berbagi kewenangan dimana saat masa pengalihan pengawasan Bank dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan memerlukan kordinasi yang baik agar tidak saling mengambil alih tugas, perbedaaan BI dengan OJK adalah BI berperan sebagai pengawas aspek makroprudensial dan OJK berperan sebagai pengawas mikroprudensial. 69 Pasal 23 UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia 70 https:financeguess.wordpress.com20140222perbedaan-bank-indonesia-dengan- otoritas-jasa-keuangandiakses tanggal 1 Juni 2016. Universitas Sumatera Utara pidana perbankan, baik dari sisi nominal, kepengurusan bank,dan kualitas sumberdaya manusianya. Jika melihat history dibentuknya OJK menggantikan peran tugas Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK. Dengan mengetahui perbedaan tugas Bank Indonesia BI dengan Otoritas Jasa Keuangan OJK, semoga membantu memudahkan kita mengenal badan pemerintahan yang mengatur keuangan dan tidak salah paham jika ada permasalahan timbul didepan kita berkaitan dengan salah satu lembaga pemerintahan tersebut 71

2. Pengaruh Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kewenangan

Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan seperti terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, Selain itu pembentukan OJK tidak terlepas dari akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 serta mengikuti trend Bank Sentral dibeberapa negara antara lain Jerman 1949, Inggris 1997 dan Jepang 1998. OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. 71 Ibid Universitas Sumatera Utara Berikut daftar otoritas jasa keuangan di beberapa negara, sebagai berikut : Tabel 4.1 Nama Otoritas Jasa Keuangan Di Beberapa Negara 72 No Nama Negara Nama Lembaga Tahun Dibentuk Wewenang 1 Inggris Financial Supervisory Agency FSA 1998 Pengawasan terhadap lembaga keuangan dan Perlindungan Konsumen dan pelaksanaan hokum 2 Australia Reserve Bank of Australia RBA 1998 Pengawasan terhadap lembaga keuangan Bank, Kredit, dana pensiun dan asuransi 3 Jepang The Financial Supervicy Agency FSA 1998 Pengawasan ke bijakan, perumusan system moneter dan implementasinya. 4 Korea Financial Supervisory Service FSS 1998 Pengawasan terhadap lembaga keuangan. Dari fungsi yang dimilikinya dapat diketahui bahwa tugas yang diembannya juga berat yang dibuktikan dengan peranannya selain dari Lembaga negara Otoritas Jasa Keuangan OJK juga melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Diatas juga telah digambarkan bahwa sebagian wewenang dari Bank Indonesia khususnya dalam hal pengaturan dan pengawasan telah beralih kepada Otoritas Jasa Keuangan seperti kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar modal, sektor peransuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan 72 Zainal Asikin. Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, 2005 hlm. 51-55 Universitas Sumatera Utara dan lembaga jasa keuangan lainnya. Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan dimaksud OJK diberi wewenang untuk : a. mengatur dan mengawasi kelembagaan bank, seperti perizinan ,mendirikan bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidari dan akuisisi bank serta pencabutan izin usaha bank. Selain itu OJK berwenang mengatur dan mengawasi kegiatan usaha bank seperti sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi dan aktivitas dibidang jasa. Mengatur dan mengawasi kesehatan bank seperti likwidasi, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum, pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan bank. Seterusnya, OJK juga mengatur dan mengawasi laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi debitur, pengujian kredit credit testing serta standar akuntansi bank. mengatur dan mengawasi aspek kehati-hatian bank seperti manajemen resiko, tata kelola bank, prinsip mengenai nasabah dan anti pencurian uang serta pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan. mengatur dan mengawasi pemeriksaan bank, seperti : menetapkan peraturan pelaksana undang-undang OJK, menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan, menetapkan peraturan dan keputusan OJK, menetapkan kebijakan pelaksanaan tugas OJK, menetapkan peraturan mengenai tatacara penerapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu, tata cara penetapan pengelola statute pada lembaga jasa keuangan, Universitas Sumatera Utara menetapkan struktur organisasi dan infra struktur serta mengelola dan memelihara dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban dan menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengn ketentuan peraturan perundang-undangan di sector jasa keuangan. 73

B. Hubungan Bank Indonesia Dengan Pemerintah