5.3. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kesimpulan di atas saran untuk menjaga Financial Reporting
Lead Time pendek atau sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan BAPEPAM yaitu empat bulan setelah tanggal akhir tahun keuangan,
sebaiknya komite audit lebih efektif dalam menjalankan fungsinya. . 2.
Untuk penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel tambahan yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga dengan menambah variabel
akan lebih baik yang diduga dapat mempengaruhi Financial Reporting Lead Time.
3. Memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari seluruh
perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian mampu menggambarkan keadaaan di Indonesia secara umum.
4. Periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan
lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi
Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling 1976:309 adalah hubungan kontrak kerja nexus of contract antara principal dengan agent
dimana principal adalah pemilik atau pemegang saham, s.edangkan agent adalah manajer atau pihak yang mengelola perusahaan. Perbedaan
kepentingan antara principal dan agent menimbulkan masalah yaitu konflik keagenan. Konflik keagenan yang ditimbulkan ialah agent tidak selalu
bertindak sesuai dengan kepentingan principal.Terkadang tindakan agent dapat merugikan bagi pihak principal. Hal ini disebabkan karena agent
memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan principal , keadaan ini disebut asimetri informasi.
Menurut Scott 1997:201 Asimetri informasi menimbulkan 2 permasalahan. Masalah yang pertama ialah adverse selection, yaitu suatu
keadaan saat seorang agent membuat pengamatan yang belum dilakukan oleh principal dimana hasil pengamatan tersebut dipakai untuk mengambil
keputusan.Principal dalam hal ini sulit memastikan apakah informasi hasil pengamatan agent telah dipakai dengan baik untuk membuat keputusan yang
baik sesuai kepentingan principal. Masalah yang kedua ialah moral hazard, yaitu suatu keadaan saat pemegang saham sebagai principal tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
melakukan pengamatan secara detail apakah manajemen sebagai agent sudah membuat keputusan secara tepat, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Masalah keagenan tersebut dapat dicegah melalui adanya pengawasan komite audit dalam perusahaan di bidang pelaporan keuangan, pengendalian
internal, dan aktivitas audit eksternal. Komite audit yang efektif dapat mendorong manajemen untuk menerbitkan laporan keuangan secara tepat
waktu. Pelaporan keuangan yang tepat waktu dapat menyediakan informasi sesegera mungkin bagi principal yang dapat mencegah timbulnya asimetri
informasi.
2.1.2 Teori Kepatuhan
Ilmu-ilmu sosial khususnya dibidang psikologis telah meneliti teorikepatuhan dan sosiologi khususnya yang lebih menekankan pada
pentingnyaproses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu.Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih
mematuhi peraturan yang berlaku. Pada prinsipnya, seorang individu akan mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-
norma internal mereka Pada bidang ekonomi, Harahap 2011:608 menyebutkan bahwa
kepatuhan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penciptaan nilai perusahaan.Hal tersebut berarti setiap perusahaan harus mematuhi seluruh
aturan yang berlaku seperti kode etik perusahaan, aturan pemerintah, UU, dan lain sebagainya.teori kepatuhan compliance theory jugadiperjelas dengan
pernyataan Baron dan Bryne 1991 : 387:
Universitas Sumatera Utara
Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is an a sense, the most
direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of destructive obedience. These include reminding
individuals that they share in the responsibility for any harm produced, remindingthem that beyond some point obedience is inappropriate,
calling into question the motives of authority figures.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum
mengisyaratkan adanyakepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi perusahaan publik yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam.
2.1.3 Efektivitas Komite Audit
Bursa Efek Jakarta melalui Keputusan Direksi BEJ No. kep- 315BEJ062000 menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu
melakukan pemeriksaaan atau
penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan.
Dalam Keputusan Menteri BUMN No. Kep-103MBU2002, disebutkan bahwa Komite Audit
merupakan suatu badan yang berada di bawah komisaris yang sekurang-
Universitas Sumatera Utara
kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri
baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya serta bertanggung jawab secara langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas.
Persyaratan Keanggotaan Komite Audit dalam Peraturan BAPEPAM-LK NoIX15 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
serta mampu berkomunikasi dengan baik. 2. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan. 3. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami
laporan keuangan. 4. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
5. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang
bersangkutan dalam 1 satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris sebagaimana dimaksudkan dalam peraturan Nomor VIII A.2
tentang Independensi Akuntan yang memberikan Jasa Audit di Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
6.Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau perusahaan publik dalam 1 satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris.
7.Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh
saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka Komite audit dalam perusahaan memiliki peranan penting. Karena
adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pihak pemegang saham. Seringkali manajemen tidak melakukan tindakan yang terbaik untuk
pemegang saham seperti melakukan pengeluaran berlebih, keputusan investasi yang kurang optimal, serta adanya asimetri informasi.Tanggung jawab Komite
Audit tertuang dalam Peraturan BAPEPAM-LK NoIX15 yaitu: 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan
perusahaan. 2. Melakukan penelahaan atas ketaatan perusahaan atas peraturan perundang-
undangan di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya. 3. Melakukan penelaaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
eksternal. 4. Melaporkan kepada komisarin berbagai risiko yang dihadapi perusahaan
dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi. 5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan
yang berkaitan dengan emiten. 6. Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan informasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas komite audit erat kaitannya dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Keterkaitan tersebut didasarkan pada logika bahwa
pembentukan komite audit bertujuan untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance serta melakukan
pengawasan terhadap kinerja manajemen sehingga akan mempermudah pekerjaan auditor dan mempercepat penyampaian laporan keuangan.
Efektivitas komite audit dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ika dan Ghazali 2012 dimana diukur dengan subset indeks keefektifan komite audit
yang didasarkan pada DeZoort et al. 2002. DeZoort et al. 2002 mendefinisikan komite audit yang efektif ialah “komite audit yang telah
memenuhi syarat anggota dengan kewenangan dan sumber daya untuk melindungi kepentingan stakeholder, dengan memastikan laporan keuangan
dapat diandalkan, pengendalian internal, dan manajemen risiko melalui upaya pengawasan rutin”.
Definisi di atas menegaskan bahwa tujuan utama pembentukan komite audit yaitu melindungi kepentingan pemegang saham melalui penunjukan
anggotanya yang mempunyai kompetensi dengan segala kewenangan dan sumber daya untuk memberikan pengawasan yang rutin dan terarah. Menurut
DeZoort et al. 2002 ada empat dimensi yang menentukan keefektifan komite audit, yaitu komposisi, kewenangan, sumber daya, dan ketekunan.
2.1.3.1 Komposisi Composition
Komposisi mengacu pada persyaratan untuk menjadi anggota komite audit, yaitu independensi dan keahlian komite audit. Tujuan dari
Universitas Sumatera Utara
persyaratan tersebut adalah memungkinkan komite audit untuk membuat penilaian yang berada dalam kepentingan terbaik pemegang saham
DeZoort et al., 2002, p. 43. Perusahaan dengan komite audit yang hanya terdiri dari direksi nonrelasi atau luar memiliki pengaruh negatif
terhadap terjadinya penyajian kembali laba Abbott et al., 2004. Sebagai
ahli keuangan yang memiliki pengetahuan dan kompetensi tertentu, mereka diharapkan untuk memimpin komite audit dalam
mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan yang menantang untuk manajemen dan auditor eksternal, dan akibatnya dapat meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan. 2.1.3.2 Kewenangan
Kewenangan mengacu pada tanggung jawab sejak diberikannya suatu tanggung jawab yang disertai dengan kewenangan dalam
melakukan suatu tindakan yang terkait.Contohnya : piagam komite audit, laporan pertanggungjawaban komite audit.
Tanggung jawab komite audit harus dimasukkan dalam piagam komite audit. Sebuah piagam resmi tidak
hanya memberikan panduan kepada anggota untuk tugas-tugas mereka, tetapi juga sumber daya untuk komite audit.
Peraturan BAPEPAM 2012 mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar mengadopsi piagam untuk komite audit mereka. Sebuah
piagam diperlukan karena membantu anggota komite audit untuk berkonsentrasi pada tanggung jawab khusus mereka dan untuk
memfasilitasi para pemangku kepentingan dalam menilai peran dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab komite audit DeZoort et all.,2002.
Oleh karena itu, diharapkan bahwa keberadaan piagam dapat meningkatkan keefektifan
komite audit. Sehubungan dengan tugas komite audit, empat dari tanggung jawab
yang termasuk dalam peraturan BAPEPAM 2012 akan dikaji dalam penelitian ini. Tugas-tugas ini antara lain :
1. Meninjau informasi keuangan perusahaan; 2. Meninjau kegiatan audit eksternal;
3. Meninjau keefektifan pengendalian internal perusahaan; dan 4. Meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan.
Sesuai dengan tugas komite audit untuk bertugas meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan. Peraturan
yang harus ditinjau adalah peraturan di pasar modal dan peraturan- peraturan terkait lainnya yang sejalan dengan kegiatan
perusahaan.Sebagaimana dinyatakan di atas, jangka waktu pelaporan keuangan untuk perusahaan yang terdaftar diatur oleh BEI dan
BAPEPAM. Jika komite audit memenuhi tanggung jawabnya untuk meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan tersebut, perusahaan
akan cenderung menyampaikan laporan keuangan auditan tidak melampaui batas waktu peraturan. Oleh karena itu berdasarkan
pembahasan di atas, dimensi kewenangan keefektifan komite audit tampaknya memiliki pengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan,
khususnya ketepatan waktu pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Sumber Daya
Komite audit harus memiliki jumlah anggota komite yang memadai untuk melakukan tugasnya. BAPEPAM 2012 mensyaratkan bahwa
komite audit setidaknya terdiri dari tiga orang. Penelitian ini menggunakan ukuran atau jumlah anggota komite audit sebagai proksi dari sumber daya.
Jumlah anggota komite audit yang efektif diperlukan agar
dapatmelaksanakan tugasnya dengan optimal.
2.1.3.4 Ketekunan
Efektivitas komite audit tidak dapat hanya didasarkan pada keahlian, kewenangan dan sumber daya yang cukup diperlukan peran yang
aktif dari pihak komite audit. Ketekunan mengacu pada kesediaan anggota komite bekerja sama yang diperlukan untuk mempersiapkan, mengajukan
pertanyaan, dan mendapatkan jawaban ketika berhadapan dengan manajemen, auditor internal, auditor eksternal, dan konstituen lain yang
relevan DeZoort et al., 2002.Konsisten dengan penelitian Ika dan Ghazali 2012, proksi untuk ketekunan adalah jumlah pertemuan atau
rapat yang diadakan setiap tahun oleh komite audit dan pengungkapan sukarela komite audit.
Peraturan BEI 2004 menetapkan bahwa komite audit harus menyerahkan laporan kegiatannya kepada dewan komisaris secara berkala
minimal sekali dalam tiga bulan. Sesuai dengan persyaratan ini, diharapkan bahwa komite audit akan mengadakan pertemuan setidaknya
empat kali dalam setahun sebelum menyampaikan laporan kepada dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris. Untuk menilai keefektifan, penelitian ini konsisten dengan penelitian Ika dan Ghazali 2012, yaitu menggunakan persyaratan bahwa
pertemuan komite audit minimal empat kali dalam setahun.Pengungkapan sukarela komite audit dalam indeks diharapkan menunjukkan bahwa
komite audit menjadi efektif dalam fungsi pengawasan mereka, sehingga perusahaan lebih mungkin untuk menerbitkan laporan keuangan secara
tepat waktu.
2.1.4 Karakterisitik Perusahaan
Karakterisik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat pada perusahaan.Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan
ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kompleksitas opersai perusahaan.
2.1.4.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan manfaat ekonomis
pada masa yang akan datang. Semakin besar sumber daya yang dimiliki perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan, dan sebaliknya
semakin kecil sumber daya yang dimiliki perusahaan maka semakin kecil ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diukur dengan total aset sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar ukuran
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jaggi dan Tsui 1999, perusahaan yang lebih besar memiliki lebih banyak sumber daya untuk mendirikan sebuah
pengendalian internal yang tepat sehingga sedikit waktu untuk dihabiskan oleh auditor eksternal dalam melakukan pengujian
substantif.Selain itu, perusahaan besar terkena pengawasan publik yang menciptakan tekanan pada perusahaan untuk mengeluarkan informasi
keuangan segera.Perusahaan yang besar juga memiliki sumber daya yang tinggi untuk membayar lebih tinggi auditor untuk mendapatkan
waktu audit yang lebih singkat akan lebih cepat untuk menyampaikan laporan keuangannya.
2.1.4.2 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size, yang dapat diproxikan dengan adanya
peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan. Pada penelitian ini pertumbuhan perusahaan diukur dengan selisih antara laba bersih tahun
t dikurangi dengan laba bersih tahun sebelumnya t-1 dibagi dengan total laba bersih tahun sebelumnya t-1.Jumlah laba yang diperoleh
secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan
untuk tetap survive.
2.1.4.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung padajumlah dan lokasi unit operasinya cabang
Universitas Sumatera Utara
sertadiversifikasi jalur produk dan pasarnya. Hal ini lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan auditnya. Sehingga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.
2.1.7 Financial Reporting Lead Time
Financial reporting lead time FRLT atau jangka waktu pelaporan keuangan didefinisikan sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan auditor dalam
proses penyusunan laporan keuangan sampai laporan keuangan tersebut diserahkan ke BAPEPAM. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang disebutkan
oleh Ika dan Ghazali 2012 bahwa financial reporting lead time FRLT adalah jumlah hari antara tanggal tutup tahun buku laporan keuangan sampai
zhari dimana perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan ke bursa efek.
Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan tepat waktu sangat penting bagi para pemegang saham, karena merupakan sumber
informasi utama mereka.Bagi investor, pelaporan yang tepat waktu dapat mengurangi ketidakpastian yang berkaitan dengan keputusan investasi.Apabila
ada keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maka dapat menyebabkan kebocoran rahasia yang mungkin dimanfaatkan oleh pihak
internal perusahaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, hal ini merugikan pasar dan merusak image perusahaan.
Dyer dan McHugh 1975 menggunakan 3 tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a Preliminary lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
b Auditor’s report lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan auditor ditandatangani.
c Total lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
Proksi jangka waktu pelaporan keuangan atau financial reporting lead time, berdasarkan kriteria di atas, masuk dalam kategori total lag.Berbeda
dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengukur ketepatan waktu dengan menggunakan audit delay atau auditor’s report lag, penggunaan proksi
FRLT pada penelitian ini konsisten mengacu pada penelitian Ika dan Ghazali 2012.Pemilihan proksi ini bertujuan untuk menunjukkan ketepatan waktu
pelaporan berdasarkan anggapan bahwa ketika perusahaan menerbitkan laporan keuangannya tepat pada batas waktu yang telah ditentukan, maka tidak
dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menunda menerbitkan laporan keuangannya.Oleh sebab itu, penggunaan financial reporting lead time sebagai
proksi ketepatan waktu pelaporan dianggap sudah tepat.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitan mengenai keefektifan komite audit, karakteristik perusahaan dan ketepatanwaktu pelaporan keuangan telah diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya, antara lain : Al-Ajmi 2008 melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor penentu
ketepatan waktu pelaporan tahunan di Bahrain.Penelitian ini menggunakan ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas akuntansi, tipe auditor, klasifikasi industri, dan tata kelola perusahaan sebagai variabel independen dan
ketepatan pelaporan tahunan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage berpengaruh
terhadap ketepatan pelaporan tahunan, sedangkan untuk kompleksitas akuntansi dan tipe auditor tidak ditemukan bukti yang mendukung, dan untuk tata kelola
perusahaan ditemukan sebagai faktor penentu. Ika dan Ghazali 2012 meneliti pengaruh keefektifan komite audit terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keefektifan komite audit berpengaruh negatif terhadap
ketepatan pelaporan keuangan yang diproksikan financial reporting lead time. Ku Ismail 2001 meneliti pengaruh karakteristik perusahaan company
attributes terhadap batas waktu pelaporan laporan keuangan quartal pada perusahaan di Malaysia. Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan
dengan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan struktur modal perusahaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap timeliness of quarterly reporting sedangkan struktur modal perusahaan berpengaruh positif.
Ni Putu Desy 2014 meneliti pengaruh karakteristik perusahaan dan reputasi auditor terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan di
Indonesia.Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan jenis indu stri, ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan dan
umur perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jenis Industri, Ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas,umur dan reputasi auditor berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan sedangkan kompleksitas operasi perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan Yaputro dan Felizia 2012 meneliti hubungan tingkat efektivitas komite
audit terhadap Timeliness Laporan Keuangan pada badan usaha go public di Indonesia. Penelitian ini memproksikan Timeliness Laporan Keuangan dengan
financial reporting lead time.Hasil penelitian ini menemukan bahwa efektivitas komite audit berpengaruh secara negatif terhadap financial reporting lead time.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif komite audit maka waktu tunda penyampaian laporan keuangan menjadi semakin singkat.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Al-Ajmi
2008 Independen :
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas akuntansi, tipe
auditor, klasifikasi industri, dan tata kelola perusahaan.
Dependen : ketepatan pelaporan tahunan
Ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage berpengaruh
terhadap ketepatan pelaporan tahunan,
sedangkan untuk kompleksitas
akuntansi dan tipe auditor tidak
ditemukan bukti yang mendu kung,
dan untuk tata kelola perusahaan
ditemukan sebagai faktor penentu audit
delay.
2 Ika dan
Ghazali 2012
Independen : keefektifan komite audit.
Dependen : ketepatan waktu pelaporan
Keefektifan komite audit berpengaruh
negatif terhadap financial reporting
Universitas Sumatera Utara
Control : Kondisi Keuangan
Ukuran perusahaan Ukuran KAP
Tipe Industri lead time sebagai
proksi dari ketepatan waktu pelaporan.
3. Ku
Ismail 2003
Independen : Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Pertumbuhan Perusahaan
Struktur Modal Dependen:
Timeliness of quarterly reporting Ukuran perusahaan,
profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif
terhadap Timeliness of quarterly
reporting sedangkan struktur modal
berpengaruh positif.
4. Ni Putu
Desy 2014
Independen : Jenis Industri
Ukuran Perusahaan Profitabilitas
Kompleksitas Operasi Perusahaan Umur Perusahaan
Reputasi Auditor Dependen :
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Jenis Industri,
Ukuran perusahaan, profitabilitas,umur
dan reputasi auditor berpengaruh
terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan sedangkan
kompleksitas operasi perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan
5. Yaputro
dan Felizia
2012 Independen :
Efektivitas Komite Audit Control :
Kondisi keuangan Ukuran perusahaan
Tipe Auditor Dependen:
Timeliness Laporan Keuangan Efektivitas komite
audit, ukuran perusahaan, kondisi
keuangan berpengaruh secara
signifikan terhadap timeliness Laporan
Keuangan sedangkan tipe auditor tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Timeliness
Sumber : berdasarkan penelitian terdahulu
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual