Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
STVA = SCVA
Dimana : STVA = Structural Capital Value Added = rasio dari SC terhadap VA
SC = Structural Capital = VA-HC VA = Value Added
5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC
VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. VAIC merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya, yakni
VACA, VAHU, STVA. Dengan rumus :
VAIC = VACA + VAHU + STVA Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai perusahaan adalah nilai yang
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Variabel nilai perusahaan diukur berdasarkan rasio Tobin s Q. rumus rasio Tobin s Q adalah :
Tobin s Q = EMV + D EBV + D
Keterangan : Tobins Q : Nilai perusahaan
EMV : Nilai ekuitas pasar Equity Market Value closing price × jumlah saham yang beredar D : Nilai buku dari total hutang
EBV : Nilai buku dari ekuitas Equity Book Value
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai Williams, 2001. Modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam
pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan Stewart, 1997. Modal intelektual mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan
mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual telah diidentifikasi sebagai seperangkat tak berwujud sumber daya, kemampuan dan kompetensi
yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai Bontis, 1998.
Berdasarkan hasil multiple regression analisys dalam penelitian Putra 2012, diperoleh nilai konstanta sebesar 0,137 dan nilai signifikansi sebesar 0,032. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi
berada dibawah nilai 0,05 yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh pada nilai perusahaan diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intellectual Capital
berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Pengelolaan dan penggunaan Intellectual Capital secara efektif terbukti mampu meningkatkan nilai perusahaan yang dalam penelitian ini diukur dengan rasio price to book
value PBV.
Sudibya dan Restuti 2014 berhasil membuktikan bahwa Intellectual Capital berpengaruh langsung pada nilai perusahaan. Ini berarti pasar telah memberikan penilaian yang lebih tinggi pada perusahaan yang
memiliki Intellectual Capital yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penghargaan pasar pada suatu perusahaan tidak hanya didasarkan pada sumber daya fisik yang dimiliki saja tetapi juga
Intellectual Capital yang dimiliki perusahaan, investor juga menitikberatkan pada sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan. Kekayaan intelektual yang dikelola secara efisien oleh perusahaan akan
meningkatkan apresiasi pasar terhadap nilai pasar perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pengelolaan dan penggunaan Intellectual Capital secara efektif terbukti mampu meningkatkan
nilai perusahaan yang dalam penelitian ini yang diukur dengan rasio price to book value PBV. Jadi dalam mengapresiasi nilai pasar investor telah mempertimbangkan adanya pengaruh kekayaan intelektual yang
dimiliki perusahaan.
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Widarjo 2011, yang menunjukkan bahwa pasar tidak memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap perusahaan yang memiliki Intellectual Capital yang tinggi.
Intellectual Capital terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum
ISSN 2460-0784
Seminar Nasional dan The 3rd Call for Syariah Paper
208
Syariah Paper Accounting FEB UMS
saham perdana. Hasil penelitian Widarjo 2011 sejalan dengan hasil temuan Solikhah dan Rohman 2010 dan Sunarsih dan Mendra 2012, yang mengindikasikan bahwa penghargaan pasar terhadap suatu
perusahaan lebih didasarkan pada sumber daya fisik yang dimiliki, investor cenderung tidak menitik beratkan pada sumber daya intelektual perusahaan. Kenyataan tersebut disinyalir bahwa modal intelektual
belum menjadi tema yang menarik untuk dikembangkan agar dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Investor masih lebih banyak terfokus pada kepentingan jangka pendek, yaitu meningkatkan return keuangan.
Hasil penelitian Faza dan Hidaya 2014, menemukan bahwa Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang di proksikan dengan Tobin s Q. Hal ini berarti besar kecilnya
Intellectual Capital tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena :
1 Konsep Intellectual Capital merupakan konsep yang baru, sehingga masih banyak perusahaan di negara- negara berkembang khususnya Indonesia yang belum memberikan perhatian lebih terhadap Intellectual
Capital. Perusahaan juga belum mengelola Intellectual Capital dengan baik. 2 Perusahaan-perusahaan di Indonesia sebagian besar masih menggunakan cara yang konvesnsional dalam
membangun bisnisnya, dan bukan berbasiskan pada knowledge sehingga kurang memberikan perhatian terhadap human capital, structural capital, dan customer capital.
5. SIMPULAN