Analisis pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII periode 2010-2013

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ANNISA NUR AFIFAH NIM : 1110046100130

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ANNISA NUR AFIFAH, NIM 1110046100130. ANALISIS PENGARUH

INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI JII PERIODE 2010-2013. Strata Satu (1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan. Intellectual Capital dalam penelitian ini diukur menggunakan VAIC (Value Added Intellectual Coeficient), sedangkan nilai perusahaan diukur dengan PBV (Price to Book Value). Teknik pengambilan sampel dengan metode

Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel, dengan pengolahan data menggunakan

Eviews 7.0.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel VAHU (Value Added Human

Capital) dan STVA (Structural Capital Value Added) memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sementara VACA (Value Added

Capital Employed) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan di JII periode 2010-2013. Besarnya pengaruh komponen Intellectual

Capital terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 21% .

Kata kunci: Intellectual Capital, Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), Nilai Perusahaan (PBV).


(6)

ii

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat, hidayah serta inayahNya, penulis dapan menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh lulusan dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk junjungan Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah pemberi cahaya dalam kehidupan manusia di muka bumi ini dan juga suri tauladan yang menjadi panutan dalam hidup.

Dapat terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar di JII Periode 2010-2013” ini tidak terlepas dari kesempatan, bimbingan, dorongan dan doa yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak J.M. Muslimin, M.A., Ph.D.

2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H dan Bapak Abdurrauf Lc.,M.A.


(7)

iii

Anggraeni, S.T., M.Si. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau.

4. Para dosen Program Studi Muamalat konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya kepada penulis. 5. Kepada seluruh pegawai UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta, khususnya

pegawai Fakultas Syariah dan Hukum.

6. Kedua orang tua tercinta. Alm. Bapak Asmat dan Ibu Umsiah yang tak pernah bosan memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama ini.

7. Kakakku tercinta, Kak Ayani, Bang Hadad, Bang Yunus, Kak Ummi, Bang Yahya, Kak Eliyani Umas, M.Pd., Alm. Bang Husni S.Pd, Kak Ellawati Umas S.E., kak Nurul dan juga adikku, Adinda Fajri Aulia yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis, serta keponakan-keponakanku tersayang, Ammar, Aisha, Rara, Aufa dan Thoriq.

8. Orang-orang tercinta, Atika Rachmah, Meliawati, Syifa Nisfiyani, Siti Aisyah, Agustin Takarini, Ahmad Fauzi dan sahabat di MAN 10 Jakarta, Khalilah Mukarramah, Fitriani Nurhasanah, Riza Imroatul Azizah, Puspa Pratiwi, Rifkah Nurullita dan Retno Dian Mayasari yang telah banyak memberi doa, bantuan dan support kepada penulis.

9. Keluarga besar Perbankan Syariah angkatan 2010, terutama teman-teman tercinta di kelas PS C 2010 dan Keluarga besar KKN Madani 2013 Nadi,


(8)

iv

10.Kakak-kakak senior dan adik-adik junior di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa meluangkan waktunya kepada penulis untuk sharing tentang skripsi.

11.Keluarga besar HMPS Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum dan Keluarga Besar HMI Komfaksy atas segala ilmu dan pengalaman yang penulis dapatkan selama ini.


(9)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

1. Pembatasan Masalah ... 6

2. Perumusan Masalah ... 7

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Pedoman Penulisan ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A.Landasan Teoritis ... 11

1. Resource-Based Theory ... 11


(10)

vi

5. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) ... 19

6. Nilai Perusahaan ... 22

7. Kerangka Pemikiran ... 26

8. Hipotesis ... 26

9. Review Studi Terdahulu ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A.Ruang Lingkup Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel... 33

C.Jenis Penelitian ... 35

D.Metode Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 36

1. Model Regresi Data Panel ... 36

a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square) ... 36

b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect) ... 37

c. Pendekatan Efek Random (Random Effect) ... 39

2. Pengujian Model ... 41

a. Uji Chow ... 41

b. Uji Haussman ... 42


(11)

vii

c. Koefisien Determinasi ... 45

d. Persamaan Model Regresi Data Panel ... 46

4. Operasional Variabel Penelitian ... 47

a. Variabel Independen ... 47

1. VACA (Value Added Capital Employed) ... 47

2. VAHU (Value Added Human Capital) ... 48

3. STVA (Structural Capital Value Added) ... 48

b. Variabel Dependen ... 49

1. Nilai Perusahaan ... 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

A.Gambaran Umum Objek Penelitian... 51

1. Deskripsi Objek Penelitian ... 51

2. Jakarta Islamic Index (JII) ... 52

B. Deskripsi Data Penelitian ... 55

1. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ... 55

2. Nilai Perusahaan ... 59

C.Pengujian Model Regresi Data Panel ... 60

1. Uji Chow ... 60


(12)

viii

STVA) terhadap Nilai Perusahaan secara Parsial (Uji t) ... 62

a. Pengaruh VACA terhadap Nilai Perusahaan ... 63

b. Pengaruh VAHU terhadap Nilai Perusahaan ... 64

c. Pengaruh STVA terhadap Nilai Perusahaan ... 64

2. Pengaruh komponen Intellectual Capital (VACA, VAHU, dan STVA) terhadap Nilai Perusahaan secara Simultan (Uji F)... 65

3. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 66

4. Persamaan Model Regresi ... 67

E. Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A.Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

ix

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 34

Tabel 4.1 Kapitalisasi Pasar Perusahaan di JII Periode 2010-2013 ... 53

Tabel 4.2 Purposive Sampling ... 54

Tabel 4.3 Sampel Penelitian Perusahaan ... 54

Tabel 4.4 Peringkat VAIC... 57

Tabel 4.5 Nilai Perusahaan (PBV) ... 59

Tabel 4.6 Uji Chow ... 60

Tabel 4.7 Uji Haussman ... 61

Tabel 4.8 Uji t ... 63

Tabel 4.9 Uji F ... 65

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi... 66


(14)

x


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi, pada akhirnya menuntut perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar terus bertahan, perusahaan-perusahaan tersebut harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labour-based business) menuju knowledge bassed business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian intellectual capital (IC) sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan, sehingga penelitian tentang intellectual capital (IC) menjadi sebuah tantangan yang patut dikembangkan.1

Banyak perusahaan masih cenderung menggunakan konsep conventional

based dalam membangun bisnisnya. Hal demikian dapat menyebabkan produk yang dihasilkan miskin dengan kandungan teknologi. Maka yang diharapkan adalah perusahaan-perusahaan dapat memahami pentingnya modal intelektual yang berbasis manajemen pengetahuan.

1

Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return On Asset (ROA) perbankan”. Jurnal Nominal/Volume 1, Nomor 1/ Tahun 2012. Akuntansi, Jakarta: Erlangga


(16)

Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing. Berkurangnya atau bahkan hilangnya aktiva tetap dalam neraca perusahaan tidak menyebabkan hilangnya penghargaan pasar terhadap mereka. 2.

Penelitian mengenai intellectual capital (IC) atau modal intelektual dalam konteks Indonesia menjadi sangat menarik karena berdasarkan survei global yang dilakukan Taylor and Associates pada tahun 1998, ternyata isu-isu mengenai pengungkapan modal intelektual merupakan salah satu dari sepuluh jenis informasi yang dibutuhkan pemakai seperti yang dijelaskan oleh William (2001).3

Di Indonesia, fenomena intellectual capital (IC) mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No.19 (revisi 2009) tentang Asset Tidak Berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital (IC), namun lebih kurang intellectual capital (IC) telah mendapat perhatian. Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau

2

Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Researh), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No.1, (Mei, 2003), h.35

3


(17)

menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif, seperti yang dikemukakan dalam PSAK No. 19.4

Purnomosidhi (2006) menemukan bahwa rata-rata jumlah atribut

intellectual capital (IC) yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan

publik di Indonesia sebesar 56%. Persentase ini menggambarkan bahwa perusahaan publik telah memiliki kesadaran terhadap arti penting intellectual

capital (IC) bagi peningkatan keunggulan kompetitif, meskipun cara

pengungkapan intellectual capital (IC) belum sistematis sesuai dengan kerangka kerja yang ada, serta praktik pengungkapan intellectual capital (IC) diantara perusahaan yang masih bervariasi.5

Intellectual capital (IC) memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan keunggulan kompetitif.6 Karenanya manfaat lain yang diperoleh perusahaan dengan melaporkan intellectual capital (IC), selain untuk mengkomunikasikan keunggulan mereka, perusahaan juga dapat menarik sumber daya yang bernilai tambah. Nilai tambah sebuah perusahaan dapat dilihat dari nilai kapitalisasi pasar pada perusahaan tersebut.

4Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode value added intellectual coefficient”,Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 3,(Desember, 2013), h. 157-180

5

Adis alkhalifa, “ Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan, skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 6

6 Budi Artinah, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan), Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 3, No.1, (Februari, 2011) h.51


(18)

Tabel 1.1

Capital Market Perusahaan di JII Tahun 2010-2013

(Dalam jutaan rupiah)

KODE 2010 2011 2012 2013

AALI 41.258.319.000 34.171.966.500 31.022.476.500 39.526.099.500

ANTM 23.369.226.387 15.452.304.795 12.209.228.480 10.396.921.127

ASII 220.837.782.378 299.578.293.236 307.675.003.864 275.288.161.352

INCO 48.439.651.260 31.796.283.904 23.350.395.992 26.331.297.608

INTP 58.715.645.599 62.765.000.467 82.643.651.642 73.624.633.980

ITMG 57.343.693.750 43.671.601.250 46.948.383.750 32.202.862.500

KLBF 33.007.046.871 34.530.449.034 53.826.876.436 58.593.902.637

LPKR 14.706.828.940 15.231.275.148 23.077.689.619 21.000.697.553

LSIP 17.534.760.390 15.351.443.921 15.692.587.119 13.168.127.452

PTBA 52.879.825.957 39.976.687.597 34.792.390.935 23.502.144.870

SMGR 56.052.864.000 67.915.904.000 94.014.592.000 83.931.008.000

TLKM 160.271.994.276 142.127.994.924 182.447.993.484 216.719.992.260

UNTR 79.179.679.335 98.289.060.833 73.483.662.179 70.872.567.584

UNVR 125.895.000.000 143.444.000.000 159.085.500.000 198.380.000.000

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasannya terdapat 14 perusahaan yang bersaing dari segi Capital Market yang dimiliki oleh sebuah perusahaaan. Perusahaan tersebut terdaftar secara konsisten di JII dan kapitalisasi perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar, yaitu 307,675 trilyun rupiah (2012) untuk nilai kapitalisasi yang terbesar dan 10,396 trilyun rupiah (2013) untuk kapitalsasi pasar yang terkecil.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, salah satunya adalah faktor likuiditas perusahaan. Perusahaan perlu menjaga nilai likuiditasnya karena akan berdampak pada aktivitas perusahaan. Aktivitas perusahaan dapat dilihat dari capital market yang diperoleh oleh perusahaan tersebut.


(19)

Ginanjar (2012) menjelaskan bahwa perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal saja, tetapi berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya. Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham.7

Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potencial (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka). Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing dipasaran. Pada prinsipnya, sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada Intellectual Capital (IC), sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan value added (nilai tambah) bagi perusahaan.8

7Nia Imaniah, ”Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting, Kinerja Keuangan dan

Kepemilikan Publik Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Periode 2010-2013)”, (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 34

8 Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA) Pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”, Jurnal EMBA, Vol.1, No.3, (September 2013),h. 151-159


(20)

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba mengangkat hal-hal yang terkait dengan intellectual capital (IC) dan nilai perusahaan untuk dikaji dalam bentuk skripsi dengan judul : ANALISIS

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JII PERIODE 2010-2013 B. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud intellectual capital? 2. Apa saja komponen intellectual capital?

3. Apa yang melatarbelakangi perkembangan intellectual capital? 4. Bagaimana perkembangan intellectual capital pada perusahaan? 5. Apa yang dimaksud nilai perusahaan?

6. Bagaimana cara mengukur nilai perusahaan?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar pembahasan penelitian ini tidak terlalu luas dan menyimpang dari yang sudah diuraikan oleh penulis. Maka dalam penelitian ini batasan masalahnya yaitu nilai perusahaan yang terdaftar di JII periode 2010-2013. Perusahan-perusahaan tersebut yaitu, PT Astra Argo Lestari Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Astra Internasional Tbk, PT Indocement Tunggal Prakasa, PT Kalbe Farma Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT London Sumatera Tbk, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT


(21)

Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT United Tractors Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital

Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan STVA

(Structural Capital Value Added)) mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013 secara parsial?

2. Apakah komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital

Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan STVA

(Structural Capital Value Added)) mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013 secara simultan?

3. Berapa besar pengaruh komponen intellectual capital (VACA (Value

Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan STVA (Structural Capital Value Added)) terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII periode 2010-2013?


(22)

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

a. Menganalisis pengaruh komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human

Capital), dan STVA (Structural Capital Value Added)) terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013 secara parsial

b. Menganalisis pengaruh komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human

Capital), dan STVA (Structural Capital Value Added)) terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013 secara simultan

c. Mengukur seberapa besar pengaruh komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added

Human Capital), dan STVA (Structural Capital Value

Added))terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013?


(23)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

1) Bagi penulis

Sebagai studi awal dan penambah wawasan mengenai

intellectual capital (IC) dan komponen-komponennya pada perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

2) Bagi Akademisi

Memberikan pemahaman bagi para akademisi untuk melakukan kajian mendalam tentang intellectual capital (IC) pada perusahaan dan menambah wawasan keilmuan bagi para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

b. Manfaat Praktis

Manfaat bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan

intellectual capital (IC) yang berbasis pengetahuan serta memberi keunggulan kompetitif jangka panjang.

E. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan penelitian skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman

Penulisan Skirpsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif


(24)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latarbelakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu, Resource-Based Theory, Stakeholder

Theory, Intellectual Capital, Value Added dan Nilai Perusahaan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data secara terperinci.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembahasan pengaruh

Intellectuall Capital (IC) terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembahasan-pembahasan sebelumnya.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Resource-BasedTheory

Resource-Based Theory (RBT) adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul.9Berdasarkan resource-based view of the firm, sumberdaya perusahaan merupakan pemicu dibalik keunggulan bersaing dan kinerja. Berbeda dengan pandangan sebelumnya yang lebih banyak memberikan penekanan dan peran strategis aset fisik berwujud, resource-based view of the firm, melihat bahwa kinerja unggul perusahaan hanya mungkin dicapai dengan mengakuisisi, memperoleh, menguasai, dan menggunakan aset-aset strategis yang vital bagi keunggulan bersaing dan kuat pengaruhnya bagi kinerja keuangan. Aset-aset strategis tersebut meliputi baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud. Menurut Belkoui (2003). Konsepsi resource-based view of the firm telah banyak

9

Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA,) Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, (September, 2013), h. 153


(26)

diterima dalam disiplin ilmu dan literatur akuntansi, manajemen, ekonomi dan manajemen strategik.10

Pada sisi lain, Knowledge-based view of the firm memberikan penekanan pada peran strategis pengetahuan, Intellectual Capital, serta kekayaan yang tidak berwujud (intangible assets) sebagai sumber keunggulan bersaing dan untuk meraih kinerja superior. Kemampuan perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi aset tidak berwujudnya jauh lebih menentukan daripada melakukan investasi dan mengelola aktiva fisik yang berwujud. Sumberdaya tidak berwujud (intangible resource) merupakan aktiva yang paling berharga bagi suatu perusahaan.11

2. Stakeholder Theory

Penelitian ini didasarkan pada stakeholder theory, dimana teori ini lebih menitik beratkan pada posisi para stakeholder yang dipandang lebih memiliki pengaruh. Kelompok inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi suatu perusahaan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi dalam laporan keuangan. Kelompok-kelompok stakeholder disini bukan hanya mencakup pelaku usaha dan pemegang saham perusahaan, tetapi juga para pekerja/buruh/karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, masyarakat dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

10 Moh. Nasih, “Intelektual kapital dan Kinerja Perusahaan Perbankan di Indonesia”, Staff Pengajar Ekonomi Universitas Airlangga, h. 5


(27)

Satu kesepakatan umum dalam teori stakeholder dimana alaba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham (stakeholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan

stakeholder dan kemudian disalurkan kepada stakeholder yang sama. Value added yang dipandang mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dihubungkan dengan

return yang dianggap sebagai ukuran bagi stakeholder.12

3. Intellectual Capital (Modal Intelektual)

Modal Intelektual bisa juga disebut sebagai intellectual property,

intellectual asset, dan knowledge asset. Namun sebenarnya ketiga istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda. Modal Intelektual dianggap sebagai pengetahuan dengan nilai yang potensial. Ketika pengetahuan tersebut telah ditegaskan dengan adanya kepemilikan, maka pengetahuan tersebut menjadi intellectual property yang memiliki nilai yang dapat diukur tergantung penggunaannya. Pengetahuan yang memiliki nilai tertentu dan penggunaannya yang spesifik untuk tujuan tertentu menjadi aset intelektual bagi pemiliknya. Modal intelektual menunjukkan pengetahuan yang ditransformasikan menjadi sesuatu yang bernilai bagi perusahaan, sedangkan aset intelektual atau knowledge asset merupakan pertukaran bentuk bagi transformasi pengetahuan tersebut.13

12Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan CSR terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI)”, Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol. 1, No.2, Juli 2008, h. 215

13 Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode value added intellectual coefficient”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 3,(Desember, 2013), h. 160


(28)

Intellectual capital dapat diartikan sebagai saham atau modal yang berbasis pada pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga merupakan hasil akhir dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang dijadikan dalam bentuki aset atau hak intelektual perusahaan.

Perhatian terhadap pengelolaan intellectual capital (IC) telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran bahwa modal intelektual merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk dapat menciptakan nilai. Ketertarikan mengenai intellectual capital (IC) berawal ketika Tom Stewart, Juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain Power-How Intellectual Capital Is Becoming America’s Most Valuabel Asset, yang mengantar IC kepada agenda manajemen.14

Ada banyak definisi berbeda mengenai modal intelektual (intellectual

capital) diantaranya:

a. Stewart, seperti dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan

Intellectual Capital sebagai berikut:15

Intellectual Capital is the term given to the combined intangible assets of market, intellectual properti, human centred and infrastructure –wich enable the company to function”.

(Modal Intelektual adalah istilah yang diberikan terhadap gabungan aktiva tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual ,

14

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 18

15

Astuti dan Sabeni, ”Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance dengan Diamond Spesification : Sebuah Perspektif Akuntansi”, Simposium nasional Akuntansi VIII, Solo, (September 2005), h. 696


(29)

centered dan infrastruktur – yang memungkinkan perusahaan untuk berfungsi).

b. Bontis, Mendifinisikan Intellectual Capital:16

“Intellectual Capital is elusive, but once it is discovered and exploited, it may provide an organisation with a new resource-base from which to compete and win”.

(Modal Intelektual sulit dipahami, tetapi setelah modal intelektual ditemukan dan dieksploitasi, akan memberikan sumber daya yang baruuntuk bersaing dan menang).

c. Sawarjuwono dan Kadir, mendefinisikan Intellectual Capital:17

“Jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (Human Capital, Structural Capital, Customer Capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih

begi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi.” 4. Komponen Intellectual Capital

Dalam penelitian kali ini, peneliti membahas komponen Intellectual

Capital, yaitu Human Capital, Structural Capital dan Capital Employed. Dengan memahami komponen – komponen intellectual capital (IC) dalam kaitannya dengan strategi pengelolaan intellectual capital (modal intelektual) maka

16

Nick Bontis, Intellectual Capital: an Exploratory Study that Develope Measure and Models, Manajemen Decision, Vol. 36, No.2, (1998), h.63

17 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir, Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No. I (2003), h. 38


(30)

diharapkan dapat memberikan dasar bagi perusahaan untuk mampu menciptakan nilai tambah.

a. Human Capital

Salah satu komponen dari Intellectual Capital yang sangat menentukan

Intellectual Capital yang efisien adalah Human Capital. Human Capital termasuk didalamnya suatu kekuatan intelektual yang bersumber dari manusia-manusia yang dimiliki perusahaan yaitu karyawan yang kompeten, berkomitmen, termotivasi dalam bekerja, dan sangat setia pada perusahaan, dimana mereka adalah inti dari penciptaan kekuatan intelektual yang dapat menghilang ketika mereka sudah tidak bekerja untuk perusahaan lagi seperti pernyataan Bontis (1999)18

Human Capital sangat penting karena sumber dari inovasi, strategi, mimpi dari perusahaan, proses re-engineering, dan segala sesuatu yang menciptakan suatu persepsi pasar yang positif bagi perusahaan dimata pasar adalah pada personal skill yang dimiliki oleh karyawan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat mengungguli persaingan dan penjualan. Jelaslah bahwa karyawan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu aset yang tidak ternilai jika mereka setia pada perusahaan dan terus menerus mencipatakan nilai bagi perusahaan. Terlihat juga bahwa nilai yang terkandung didalam Human Capital ini tidak dapat dicerminkan di dalam

18

Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode value added intellectual coefficient”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 3,(Desember, 2013), h. 163


(31)

laporan keuangan, tetapi beban yang dikeluarkan perusahaan untuk perkembangan karyawan merupakan beban yang tergolong investasi intellectual capital jika perusahaan bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual yang dimiliki oleh orang-orang tersebut untuk kemajuan perusahaan. Jika tujuan perusahaan untuk mengembangkan kemampuan intelektual ini berhasil dengan ukuran memiliki dampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan maka human capital efficiency atau investasi berarti efisien.

Human Capital merupakan unsur utama dalam modal intelektual.

Human Capital merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual, kreatifitas dan inovasi-inovasi yang dimiliki karyawannya.19Human Capital merujuk kepada nilai pengetahuan, keterampilan, inovasi dan pengalaman yang dimiliki oleh anggota perusahaan. Berbagai ahli mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan perusahaan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Edvinson dan Malone mendefinisikan human capital sebagai kombinasi pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan anggota perusahaan untuk melaksanakan tugas-tugasnya.20

19

Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Departemen Akuntansi FEUI vol.2 (2004), h.19

20 Sangkala, ”Intellectual Capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing Perusahaan”, (Jakarta: Yapensi, 2006), h.40


(32)

b. Structural Capital

Structural Capital merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah dicapai oleh perusahaan mulai bekerja dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan. Structural Capital termasuk didalamnya segala sesuatu yang tidak berhubungan dnegan manusia, yaitu terdiri dari database,struktur organisasi, rangkaian proses, strategi dan segala sesuatu yang menciptakan nilai perusahaan lebih tinggi dari nilai meteriilnya. Perusahaan yang memiliki structural capital yang kuat akan memiliki budaya yang mendukung individu-individu di dalamnya untuk mencoba hal baru, untuk belajar lebih banyak, dan mengalami kegagalan.

Structural Capital timbul dari proses dan nilai organisasi, yang mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan, ditambah pengembangan dan pembaharuan nilai untuk masa depan. Jika sebuah organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk dalam menjalankan aktivitasnya, intellectual capital keseluruhan tidak mencapai potensinya yang paling penuh. Termasuk structural capital adalah membangun sistem seperti

database yang memungkinkan orang-orang dapat saling berhubungan dan belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu dalam organisasi dan semua hal selain manusia yang berasal dari pengetahuan yang berada dalam suatu organisasi termasuk struktur organisasi, petujuk proses,


(33)

stretegi, rutinitas, software, hardware, dan semua hal yang nilainya terhadap perusahaan lebih tinggi daripada nilai materinya.21

c. Capital Employed atau Relational Capital22

Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.

Relational capital antara lain terdiri dari: merk, pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan perjanjian franchise.

5. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient)

Metode Value Addde Intellectual Capital Coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1998 yang di desain untuk menyajikan

21

Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode value added intellectual coefficient”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 3 (Desember, 2013), h. 166

22 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38.


(34)

informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan asset tidak berwujud (intangible asset) yang dimilkiki perusahaan.23 VAIC merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Definisi Pulic tentang efisiensi disini adalah menghasilkan nilai tambah sebesar mungkin dengan menggunakan sumber daya yang ada. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan.

Model VAIC dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan

value added. Value Added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output (OUT) merepresentasikan revenue. Didalam laporan keuangan terdapat dalam akun pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam meperoleh revenue. Hal paling penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam input. Karena peran aktifnya dalam proses penciptaan nilai, maka

intellectual potencial (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya dan tidak termasuk dalam kompunen IN, karena itu aspek kunci dalam model Pulic ini adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creatio entity). Didalam laporan keuangan komponen IN terdapat dalam akun bagi hasil untuk investor dana tidak terikat, beban penyisihan

23 Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA,) Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, (September, 2013),h. 153


(35)

penghapusan aktiva, beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, beban operasional (dikurang beban karyawan), dan beban non operasional.

Setelah memperoleh nilai value added, maka selanjutnya adalah mencari informasi tentang seberapa efisien value added diciptakan. Caranya adalah dengan mengitung komponen-komponen utama dari VAIC yaitu VACA (Value Added

Capital Employed), VAHU (Value Adde Human Capital) dan STVA (Structural

Capital Value Added).

a. VACA (Value Added Capital Employed)

VACA adalah indikator Value Added (VA) yang teercipta atas modal yang diusahakan perusahaan dengan efisien. VACA ini menggambarkan seberapa banayak nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan. Didalam laporan keuangan, capital

employed terdapat dalam akun ekuitas. Jika 1 unit dari capital employed menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan capital

employed-nya. Dengan demikian, pemanfaatan capital employed yang baik merupakan IC perusahaan.24

b. VAHU (Value Adde Human Capital)

VAHU menunjukkan seberapa banyak Value Added dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU ini mengindikasikan kemampuan HC (Human Capital) untuk menciptakan

24 Ihyaul, Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 87


(36)

nilai di dalam perusahaan. Didalam model ini, human capital direpresentasikan oleh beban karyawan. Didalam laporan keuangan human

capital terdapat dalam akun beban personalia. c. STVA (Structural Capital Value Added)

STVA menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam proses penciptaan nilai. Besarnya nilai SC juga tergantung pada nilai

human capital (HC) pada perusahaan. Semakin besar kontribusi HC dalam

value creation maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Hal ini dikarenakan nilai SC didapatkan dari jumlah pengurangan Value

Added (VA) dengan Human Capital (HC).

6. Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya.25 Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan pandangan investor atau pasar terhadap sebuah perusahaan yang kerap tercermin dari harga sahamnya, atau dengan kata lainsebuah perusahaan dengan harga saham yang tinggi merupakan sebuah perusahaan yang memiliki nilai baik di mata investor. Maka dari itu sebuah perusahaan akan melakukan berbagai upaya

25 Reny Dyah Retno dan Danies Priantinah, “Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Nominal Vol.1, No.1, 2012, Universitas Negeri Yogyakarta, h. 86


(37)

dalam meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan nilai pasar perusahaannya, dimana tujuan alami keuangan sebuah perusahaan asalah memaksimalkan nilai pasar.26

Nurlela dan Islahudin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value atau yang dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.27

Nilai perusahaan yang baik dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang meningkat. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.28

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, salah satunya adalah faktor likuiditas perusahaan. Perusahaan perlu menjaga nilai likuiditasnya karena akan berdampak pada aktivitas perusahaan. Likuiditas diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan, membayar hutang jatuh tempo, melakukan investasi perusahaan serta membayar deviden. Likuiditas jauh menghindarkan perusahaan dari risiko kebangkrutan. Investor akan menilai positif perusahaan

26

Adis alkhalifa, “ Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan, skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 23

27 Nia Imaniah, ”Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting,

Kinerja Keuangan dan Kepemilikan Publik Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Periode 2010-2013)”, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 34

28 Rina Br. Bukit, ”Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas : Analisis Data Panel Perusahaan Manufaktur di Bursa efek Indonesia”. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 4, No. 3, November 2012, h.207


(38)

dengan tingkat likuiditas yang baik karena memberikan jaminan keamanan bagi investasi yang dilakukan oleh investor.29

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kepemilikan saham oleh publik. Wicaksono (2002) menjelaskan bahwa pada umumnya pemegang saham publik juga memiliki kepentingan-kepentingan berupa peningkatan nilai perusahaan dan memperoleh imbal hasil berupa dividen. Sehingga pada kondisi sebagaimana seharusnya semakin besar tingkat kepemilikan oleh publik juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena fungsi kontrol dari pemegang saham publik akan mengawasi agar perusahaan dijalankan menurut koridor yang benar.

Aspek lain yang tak kalah penting sebagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah kinerja sosial perusahaan. Semakin baik kinerja yang dilakukan perusahaan dalam memperbaiki lingkungannya, maka nilai perusahaan semakin meningkat sebagai implikasi dari investor yang menanamkan sahamnya pada perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena para investor saat ini lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang ramah lingkungan.

Sebuah perusahaan yang dijalankan dengan baik dan manajemen yang kuat dan sebuah organisasi yang bekerja secara efisien harus mempunyai nilai pasar yang lebih tinggu daripada nilai buku historis aktiva fisiknya. Menurut Rachmawati dan Triatmoko (2007), bagi perusahaan yang menerbitkan saham di

29 Natassia Louise Elok Anggi Pratiwi, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Likuiditas, Growth, Size dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, 2011), h.2


(39)

pasar modal, harga saham yang ditransaksikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan, laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya.30

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah rasio price to book value (PBV). PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham sebuah perusahaan, dimana PBV diperoleh dari harga saham penutupan dibagi dengan nilai buku per lembar saham.

30

Adis alkhalifa, “ Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan, skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 24


(40)

7. Kerangka Pemikiran

8. Hipotesis

a. Hubungan Intellectual Capital dengan Nilai Perusahaan

Resource-Based Theory mengungkapkan bahwa suatu pemikiran yang

berkembang dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif

Human Capital

Structur

Capital Capital

Employed Intellectual Capital

VAIC (Value Added

Intellectual Coefficient)

Analisis dan Pembahasan Nilai Perusahaan


(41)

perusahaan yang meyakini bahwa peusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul.31

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen et.al (2005)32 diketahui bahwa investor cenderung akan membayar lebih tinggi atas saham perusahaan yang meiliki sumber daya intelektual yang lebih dibandingkan terhadap perusahaan dengan sumber daya intelektual yang rendah, harga yang dibayar oleh investor tersebut mencerminkan nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Variabel VACA

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel VACA terhadap nilai perusahaan.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel VACA

terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel VAHU

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel VAHU terhadap nilai perusahaan.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel VAHU terhadap nilai perusahaan.

31

Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA,) Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, (September, 2013),h. 153

32

Adis alkhalifa, “ Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan”, Skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 32


(42)

3. Variabel STVA

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel STVA terhadap nilai perusahaan.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel STVA terhadap nilai perusahaan.

9. Review Studi Terdahulu

1. Adis alkhalifa, 109082000101, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan”. Skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan 35 sampel perusahaan properti dan real estate yang telah terdaftar di BEI selama 2010-2012. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa VAHU (Value Added Human Capital) sebagai komponen Intellectual Capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan secara parsial, sedangkan komponen Intellectual Capital yang lain VACA (Value Added Capital Employed) dan STVA (Structural Capital Value Added) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan secara parsial.


(43)

Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini juga menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Capital) untuk mengukur sebuah variabel dependen (kinerja keuangan dan nilai perusahan).

Perbedaannya yaitu variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja keuangan dan nilai perusahaan, sedangkan penelitian penulis hanya nilai perusahaan saja. Selain itu komponen VAIC yang digunakan oleh peneliti diatas hanya VACA dan STVA saja.

2. Airlangga Dwi Putra, 109082100003. “Modal intelektual dan kinerja keuangan (Kajian Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI periode 2009-2011))”. Skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel modal intelektual secara intelektual, Human Capital Efficiency (HCE), mempunyai pengaruh negatif dan Structural Capital Efficiency (SCE) dan

Capital Employed Efficiency (CEE) selebihnya berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu sama-sama membahas tentang variabel modal intelektual dan juga menggunakan metode analisis regresi.


(44)

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah objek yang diteliti oleh penulis menggunakan perusahaan yang konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). 3. Uniariny, 1006818072, “Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual

terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”, Skripsi S1 Universitas Indonesia tahun 2012 . Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh struktur modal dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010. Penelitian ini menggunakan metode uji statistik. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan struktur modal dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan sektor perbankan.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama membahas tentang struktur modal dan modal intelektual.

Perbedaan yaitu variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja keuangan dan nilai perusahaan perbankan, serta komponen yang VAIC yang digunakan hanya VACA dan STVA.

4. Ainurridha, 109046100026, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Tahun

2010-2012)”, Skripsi S1 Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


(45)

penelitian ini diukur dengan VAIC (Value Added Intellectual Capital

Coefficient), sedangkan profitabilitas diukur dengan ROA (Return On

Asset). Teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling. Sampel dalam dalam penelitian ini adalah 8 Bank Umum Syariah periode Kuartal II 2010 sampai Kuartal IV 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Capital) untuk mengukur sebuah variabel.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah objek pada penelitian ini adalah bank syariah pada periode 2010-2012, sedangkan objek pada penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan yang konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) periode 2011-2013. 5. Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STAVA)

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011. Jurnal EMBA, September 2013. Penelitian ini membahas tentang pengaruh Value Added Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan bank pemerintah. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data laporan keuangan bank pemerintah Indonesia yang sudah go public selama 2007-2011. Hasil dari penelitian ini yaitu ketiga variabel Value Added

Intellectual Capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.


(46)

Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Capital) untuk mengukur sebuah variabel.

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu variabel yang digunakan oleh peneliti sebelumnya adalah kinerja keuangan yang dilihat dari ROA (Return On Asset) perusahaan bank yang telah go public. Selain itu objek penelitian ini adalah bank sedangkan penelitian penulis menggunakan objek perusahaan yang konsisten di JII (Jakarta Islamic


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa laporan tahunan perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013. Data tersebut diambil dari website www.idx.co.id.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apapun yang menjadi objek dari survei kita.33 Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) pada tahun 2010-2013. Peneliti menggunakan metode Purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria dibawah ini:

1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index). 2. Periode penelitian berlangsung dari tahun 2010-2013.

3. Menggunakan laporan tahunan (disajikan dalam rupiah) perusahaan yang diteliti.

4. Variabel dependen adalah Nilai Perusahaan

5. Variabel independen adalah Capital Employed, Human Capital dan

Structural Capital

33

Eriyanto, “Teknik Sampling (Analisis Opini Publik)”, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007, h. 61”


(48)

Berdasarkan hasil seleksi, maka sampel dari penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Penentuan Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013

14

2 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan tahunan

2

3 Perusahaan yang tidak memiliki

laporan tahunan lengkap dari tahun 2010-2013

1

4 Perusahaan yang memenuhi kriteria 11

5 Total sampel penelitian dari tahun 2010-2013 (selama 4 tahun)

11 x 4 = 44

Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 perusahaan, yaitu:

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan

NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN

1 PT Astra Argo Lestari Tbk AALI

2 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM

3 PT Astra Internasional Tbk ASII

4 PT Indocement Tunggal Prakasa INTP

5 PT Kalbe Farma Tbk KLBF

6 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR

7 PT London Sumatera Tbk LSIP

8 PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

9 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM

10 PT United Tractors Tbk UNTR


(49)

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka-angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis. Penelitian ini menggunakan data laporan tahunan perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan diperoleh dari berbagai cara, yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku, skripsi, jurnal, dan tesis. Metode ini digunakan peneliti untuk dapat memperoleh landasan dan konsep dalam penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan tahunan perusahaan di Indonesia pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 yang telah dipublikasikan secara lengkap di www.idx.co.id.


(50)

E. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pemilihan sampel, dan menentukan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi untuk menguji hipotesis. Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software pengolah data statistik Eviews versi 7.0.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi data panel. Data panel adalah kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).34

1. Model Regresi Data Panel

Dalam membuat regresi data panel, kita dapat menggunakan tiga pendekatan yaitu :

a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square)

Pada model ini digabungkan data cross section dan data times

series. Kemudian digunakan metode OLS terhadap data panel tersebut. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana dibandingkan dengan kedua pendekatan lainnya. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope dari model sama. Terlihat bahwa baik

interceptmaupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar

34 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), h. 10.2.


(51)

waktu.35 Persamaan untuk Pooling Least Square ditulis dengan persamaan sebagai berikut:

Yit = β0 + βXit + Ɛit

Dengan :

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0 = Intersep model regresi

Ɛit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)

Dalam menganalisis data runtut waktu, kita dapat memakai asumsi berdasarkan lima kriteria berikut ini:

Konstanta koefisien regresor objek Waktu

sama Sama Semua semua waktu

berbeda Sama Semua semua waktu

sama Berbeda Semua semua waktu

berbeda Berbeda antarindividu semua waktu

berbeda Berbeda antarindividu Antarwaktu

35

Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Ustman, Ekonometrika, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 312.


(52)

Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu. Metode ini sering disebut dengan common effect.

Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antarobjek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal dengan model regresi fixed effect (effect tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa suatu objek, memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).36

Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut dengan Least Squares Dummy Variables dan disingkat LSDV. Persamaan model ini adalah sebagai berikut :

36Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h.


(53)

Yit =β0i+ βXit + Ɛit

Dengan :

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi pada unit observasi ke-i

Ɛit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Perhatikan bahwa konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i menunjukkan objeknya. Dengan demikian masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek lainnya.37

c. Pendekatan Efek Random (Random Effect)

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarobjek.

37Ibid., h. 9.15


(54)

Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada

model ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :

β0 = β0 +ui , i = 1,...., n

sehingga persamaan model yang digunakan adalah

Yit =β0i+ βXi,t + ui + Ɛit

dengan :

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi

ui = komponen error pada unit observasi ke-i

Ɛi = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Namun untuk menganalisis dengan metode efek random ini ada satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada banyaknya koefisien. 38

38Ibid., h. 9.17.


(55)

2. Pengujian Model

Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan 2 pengujian model, yaitu :

a. Uji Chow

Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau

fixed effect.39 Rumus yang digunakan dalam test ini adalah:

Dimana :

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = jumlah variabel penjelas

Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model menggunakan pendekatan common effect

H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect

Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F statistik lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow

39 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi, (Bogor : IPB press, 2012), h. 193.


(56)

menunjukkan nilai F statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai F tabel yang digunakan berarti kita menggunakan model

fixed effect.40 Atau kita dapat melihat kepada nilai probabilitas cross

section F dan Chi Square, dengan ketentuan

- Jika Probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1. - Jika Probabilitas > 0,05, berarti H0 diterima.

b. Uji Haussman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect yang paling tepat.41 pengujian uji hausman dilakukan dengan hipotesis berikut :

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Statistik Uji Haussman ini mengikuti distribusi statistic Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Haussman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik haussman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model random effect. Atau dapat

40Ibid., h. 195.


(57)

melihat kepada nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan42 :

- Jika probabilitas < 0,05, maka tolah H0, dan terima H1 - Jika Probabilitas > 0,05, maka terima H0

3. Pengujian statistik

Untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen (X) kepada variabel dependen (Y), maka dilakukan uji regresi data panel yang terdiri dari:

a. Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen.43 Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 = bi = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H1 = bi ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

42Ibid., h. 197

43Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang : Universitas Diponegoro, 2009, Edisi Keempat), h. 99.


(58)

Nilai statistik t dapat dicari dengan rumus:

Kriteria penerimaan H0 adalah sebagai berikut:

1.) Berdasarkan perbandingan t-statistik dengan t tabel

Untuk menentukan nilai statistik t tabel ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k), dimana n adalah jumlah observasi (elemen sampel), dan k adalah banyaknya perkiraan yang harus dibuat atau banyaknya variabel yang tercakup, dengan kriteria uji adalah:

- Jika t hitung> t tabel ( a / 2 , n-k), maka H0ditolak - Jika t hitung< t tabel ( a / 2 , n-k), maka H0diterima 2.) Berdasarkan probabilitas

- Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0 diterima - Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak

b. Uji F

Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.44 Hipotesis untuk uji F yaitu:

H0 = b1 b2 b3 b4 b5 b6 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

44


(59)

H1 = b1 b2 b3 b4 b5 b6 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menentukan nilai F tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (k-1) dan (n-k), dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel dengan kriteria uji yang digunakan adalah:

Jika F hitung> F tabel (k-1; n-k), maka H0 ditolak

Jika F hitung< F tabel (k-1; n-k), maka H0 diterima

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat kontribusi kemampuan menjelaskan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dimana nilai koefisiennya terletak antara 0 < x < 1. Nilai R2 yang semakin besar mendekati nilai 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen.45 Nilai Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan untukmengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen kedalam suatu persamaan regresi. Nilai adjusted R2telah dibebaskandari pengaruh derajat kebebasan (degree

of freedom).

45Ibid., h. 100.


(60)

d. Persamaan Model Regresi Data Panel

Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabeldependen. Pengaruh

Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan dapat diformulasikan sebagai berikut:

NPit =β0i+ β1 X1it + β2 X2it+ β3 X3it + β4 X4it + it

Nilai Perusahaanit =β0i + β1VAICit + β2VACAit + β3VAHUit +β4STAVA +it

Dengan :

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 –β3 = koefisien regresi

Nilai Perusahaanit = Nilai Perusahaan pada unit observasi ke i dan waktu ke t

VAIC it = VAIC pada unit observasi ke i dan waktu ke t

VACAit = VACA pada unit observasi ke i dan waktu ke t

VAHUit = VAHU pada unit observasi ke i dan waktu ke t

STAVAit = STAVA pada unit observasi ke i dan waktu ke t

it = Komponen error pada unit observasi ke i dan


(61)

4. Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Independen

Intellectual Capital yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh VACA, VAHU, dan STVA. Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (1998).46

1. VACA (Value Added Capital Employed)

VACA menunjukan seberapa banyak VA yang dapat diciptakan oleh satu unit CE. Jika satu unit CE dapat menghasilkan return yang lebih besar pada suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mampu memanfaatkan CE dengan lebih baik. Pemanfaatan CE dengan lebih baik merupakan bagian dari Intellectual Capital perusahaan. Sehingga CE menjadi indikator kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan CE dengan lebih baik

Rumus:

VACA =

VA = OP + EC + D + A

CA/CE = Dana yang tersedia (Ekuitas, Laba Bersih)

46

Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA,) Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, (September, 2013), h. 154


(62)

2. VAHU (Value Added Human Coeffeicient)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap Value Added organisasi.

Rumus:

VAHU =

VA = OP + EC + D + A

HC = Total beban karyawan (total staff cost)

3. STAVA (Value Added Tructural Capital)

Rasio ini mengukur jumlah struture capital (SC) yang dibutuhkan untuk mnghasilkan value added (VA) dan merupakan indtikasi seberapa sukses SC dalam melakukan proses penciptaan nilai pada perusahaan.

Rumus:

STVA =

SC = VA – HC

VA = OP + EC + D + A (dalam rupiah)


(63)

Keterangan:

VA = Value Added

OP = Laba Operasi

EC = Beban Karyawan

D = Depresi

A = Amortisasi

Keterangan:

VAIC = Value Added Intellectual Capital VACA = Value Added Capital Employed VAHU = Value Added Human Capital STVA = Value Added Structural Capital

b. Variabel Dependen Nilai Perusahaan

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio PBV (Price to Book

Value). PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham

VAIC = VACA + VAHU + STVA

VA =

OP + EC + D + A


(64)

suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut.

Pada penelitian ini penulis memperoleh data nilai PBV masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel dari ringkasan kinerja keuangan perusahaan. Nilai PBV (Price to Book Value) tersebut tertera dalam ringkasan kinerja keuangan perusahaan yang dimuat dalam situs resmi www.idx.co.id.

PBV =

�� �


(65)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) atau perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbersar (dalam rupiah). Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dan memenuhi kriteria adalah sebanyak 11 perusahaan, dimana penelitian dilakukan selama 4 tahun yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2013, sehingga terkumpul sampel data sebanyak 44. Data penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan dan ringkasan kinerja perusahaan yang terdapat di situs resmi Indonesia Stock

Exchange yaitu www.idx.co.id.

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Intellectual

Capital yang dalam penelitian ini menggunakan Intellectual Capital

menggunakan model Pulic dimana Intellectual Capital diwakili oleh VAIC (Value Added Intellectual Capital) yang dibentuk dari VACA (Value Added

Capital Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan STVA (Structural

Capital Value Added) terhadap nilai perusahaan yang diwakili oleh PBV (Price to

Book Value).


(1)

6.

Nilai Perusahaan

NO

PERUSAHAAN

2010

2011

2012

2013

1

AALII

5,72

4,06

3,31

4,26

2

ANTM

2,44

1,43

0,95

0,82

3

ASII

4,48

3,95

3,43

2,79

4

INTP

4,49

3,99

4,26

3,41

5

KLBF

6,14

5,3

7,3

7,4

6

LPKR

1,91

1,62

2,01

1,52

7

LSIP

3,85

2,63

2,5

2,1

8

SMGR

4,67

4,65

5,18

4,24

9

TLKM

3,61

2,33

2,72

2,98

10

UNTR

4,91

3,57

2,27

2,09

11

UNVR

31,12

38,97

40,09

36


(2)

1.

Common Effect

Dependent Variable: NP Method: Panel Least Squares

Date: 12/09/14 Time: 18:51 Sample: 2010 2013

Periods included: 4

Cross-sections included: 11

Total panel (balanced) observations: 44

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -7.916011 1.577487 -5.018116 0.0000

VACA 2.411940 0.612594 3.937258 0.0003

VAHU 3.755704 0.875746 4.288577 0.0001

STVA 5.052608 1.809790 2.791820 0.0080

R-squared 0.250142 Mean dependent var 6.533409

Adjusted R-squared 0.193902 S.D. dependent var 9.775787

S.E. of regression 8.776988 Akaike info criterion 7.268652

Sum squared resid 3081.421 Schwarz criterion 7.430851

Log likelihood -155.9103 Hannan-Quinn criter. 7.328803

F-statistic 4.447807 Durbin-Watson stat 0.054572


(3)

2.

Fixed Effect

Dependent Variable: NP Method: Panel Least Squares Date: 12/09/14 Time: 18:53 Sample: 2010 2013

Periods included: 4

Cross-sections included: 11

Total panel (balanced) observations: 44

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.148986 0.909106 3.463825 0.0016

VACA 0.329283 0.549569 0.599166 0.5536

VAHU 0.809952 0.231909 3.492548 0.0015

STVA 1.809541 1.127495 1.604922 0.1190

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.985570 Mean dependent var 6.533409

Adjusted R-squared 0.979316 S.D. dependent var 9.775787

S.E. of regression 1.405937 Akaike info criterion 3.772656

Sum squared resid 59.29972 Schwarz criterion 4.340352

Log likelihood -68.99843 Hannan-Quinn criter. 3.983185

F-statistic 157.6102 Durbin-Watson stat 1.921544


(4)

3.

Random Effect

Dependent Variable: NP

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/09/14 Time: 18:55

Sample: 2010 2013 Periods included: 4

Cross-sections included: 11

Total panel (balanced) observations: 44

Swamy and Arora estimator of component variances

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.739837 0.820446 3.339450 0.0018

VACA 0.395985 0.478842 0.826962 0.4132

VAHU 0.908256 0.490670 2.851051 0.0416

STVA 1.989110 0.697286 2.852645 0.0068

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 10.20790 0.9814

Idiosyncratic random 1.405937 0.0186

Weighted Statistics

R-squared 0.307354 Mean dependent var 0.448861

Adjusted R-squared 0.210406 S.D. dependent var 1.410094

S.E. of regression 1.381313 Sum squared resid 76.32097

F-statistic 3.603532 Durbin-Watson stat 1.479863

Prob(F-statistic) 0.003691

Unweighted Statistics

R-squared 0.113112 Mean dependent var 6.533409


(5)

4.

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEFFECT

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 152.890486 (10,30) 0.0000

Cross-section Chi-square 173.823824 10 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: NP

Method: Panel Least Squares Date: 12/09/14 Time: 18:57 Sample: 2010 2013

Periods included: 4

Cross-sections included: 11

Total panel (balanced) observations: 44

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -7.916011 1.577487 -5.018116 0.0000

VACA 2.411940 0.612594 3.937258 0.0003

VAHU 3.755704 0.875746 4.288577 0.0001

STVA 5.052608 1.809790 2.791820 0.0080

R-squared 0.250142 Mean dependent var 6.533409

Adjusted R-squared 0.193902 S.D. dependent var 9.775787

S.E. of regression 8.776988 Akaike info criterion 7.268652

Sum squared resid 3081.421 Schwarz criterion 7.430851

Log likelihood -155.9103 Hannan-Quinn criter. 7.328803

F-statistic 4.447807 Durbin-Watson stat 0.054572


(6)

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 3 1.0000

* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero. ** WARNING: robust standard errors may not be consistent with assumptions of Hausman test variance calculation.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

VACA 0.329283 0.395985 0.072736 0.8047

VAHU 0.809952 0.908256 -0.186976 NA

STVA 1.809541 1.989110 0.785036 0.8394

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: NP

Method: Panel Least Squares Date: 12/09/14 Time: 19:00 Sample: 2010 2013

Periods included: 4

Cross-sections included: 11

Total panel (balanced) observations: 44

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.148986 0.909106 3.463825 0.0016

VACA 0.329283 0.549569 0.599166 0.5536

VAHU 0.809952 0.231909 3.492548 0.0015

STVA 1.809541 1.127495 1.604922 0.1190

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.985570 Mean dependent var 6.533409

Adjusted R-squared 0.979316 S.D. dependent var 9.775787

S.E. of regression 1.405937 Akaike info criterion 3.772656

Sum squared resid 59.29972 Schwarz criterion 4.340352

Log likelihood -68.99843 Hannan-Quinn criter. 3.983185

F-statistic 157.6102 Durbin-Watson stat 1.921544


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Komponen Pembentuk Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI

1 5 7

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 – 2012.

0 8 13

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 - 2012.

0 4 14

INTELLECTUAL CAPITAL DAN KINERJA PERUSAHAAN PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 - 2012.

0 30 29

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, DAN INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN DALAM INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI PADA PERIODE 2012-2015.

4 41 36

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Intellectual Capital, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009

1 5 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Intellectual Capital, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 200

0 3 17

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai

0 1 18

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PERTUMBUHAN PENDAPATAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN KONTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

0 0 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2014

0 2 18