Analisis kata berimbuhan dalam karangan deskripsi siswa kelas X SMK Nusantara, Legoso, Ciputat, Tangerang tahun pelajaran 2011/2012
ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN DALAM
KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK
NUSANTARA, LEGOSO, CIPUTAT, TANGERANG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri
Syaraif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Ani Nurhayati
107013000666
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ANALISIS KATA BERIMBUHAN DALAM KARANGAN
DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK NUSANTARA, LEGOSO,
CIPUTAT, TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri
Syaraif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Ani Nurhayati
107013000666
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS KATA BERIMBUHAN DALAM KARANGAN
DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK NUSANTARA LEGOSO
CIPUTAT TANGERANG TAHUN AJARAN 2OIII2OI2
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Strata Satu (S1) Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Ani Nurhavati
107013000666
NIP. 19820628200912 2 003
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20tl
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul : "ANALISIS KATA BERIMBUHAN DALAM KARANGAN
DESKRIPSI SISWA KELAS
X SMK NUSANTARA LEGOSO CIPUTAT
TANGERANG TAHUN AJARAN 2011-2012", yang disusun oleh AniNurhayati
Nomor Induk Mahasiswa 107013000666 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarla, 13 Desember 2A11
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua J urusan/Prodi)
Tanggal
Mahmudah Fitriyah. ZA, M.Pd.
NIP. I 9640212199703 2 002
13-12-2011
Penguji
I
Drs. JamalD. Rahman, M.Hum.
Penguji
l3-12-2011
II
Mahmudah Fitriyah. ZA" M.Pd.
NrP. 19640212199703 2 002
13-12-2011
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Nurlena Rifa'i. M.A. Ph.D
NrP. 19s91020198603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Ani Nurhayati
Tempat/Tanggal lahir
Brebes, 06 februari 1988
NIM
107013000666
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Analisis kata Berimbuhan dalam Karangan
Judul Skripsi
Deskripsi Siswa Kelas
X SMK
Nusantara Tahun
Ajaran 20ll-2012
Dosen Pembimbing
Dengan
1.
ini
:
Nuryani, S. Pd. M.A.
saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakankarya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memeroleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
I
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
3.
di Universitas
-*
UIN Syarif Hidayatullah
"Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah lakafta.
Jakafta,
METERAI
TEMPEI,
rlrar\ruN tllcsr
0l
Desemser
Penulis
P!/rx
39BC
Et:+1.1-Bl9V.tytltl-r
6"-ww_w
0
107013000666
l1l
20ll
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
:
Memiliki sedikit ilmu (pengetahuan) itu berbahaya, tapi jika tidak memilikinya justru sangat
membahayakan.
Tuntutlah ilmu setinggi langit dan raihlah cita secerah mentari.
Sinari ketidaktahuanmu dengan cahaya ilmu yang telah dimiliki, niscaya kehidupan tidak akan
berbahaya.
PERSEMBAHAN
:
Penulis persembahkan hasil skripsi ini kepada kedua orang tua yang
senantiasa mendoakan penulis, para pendidik yang telah memberikan ilmunya
tanpa pamrih menjadikan penulis tahu apa yang tadinya belum diketahui, dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis.
Terimakasih penulis ucapkan atas segala keikhlasan yang telah kalian
berikan. Semoga apa yang telah jalian berikan mendapatkan pahala dari
Allah Swt. Amin…
iv
ABSTRAK
Ani Nurhayati; 107013000666 “Analisis Kata Berimbuhan dalam
Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Nusantara Tahun Ajaran 2011-2012”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Ciputat pada bulan Juli dan
Oktober 2011.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis
isi yaitu penulis meneliti suatu objek yang dipaparkan secara lengkap dan jelas
tentang segala hal mengenai objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data, penulis
memisahkan karangan-karangan deskripsi siswa yang terdapat kesalahankesalahan pembentukan katanya, kemudian menganalisisnya berdasarkan kriteriakriteria kesalahan pembentukan kata berimbuhan.
Penelitian ini memfokuskan diri pada analisis kata berimbuhan yang
terdapat dalam karangan deskripsi siswa. Dari hasil penelitian ini terdapat
kesalahan-kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang terbagi menjadi: a)
penyengauan kata dasar yakni pada kata „ngrasa‟. Kata „ngrasa‟ bisa diubah
menjadi „merasa‟. Hasil analisis kesalahan penyengauan kata dasar menunjukkan
bahwa dari 296 kalimat terdapat 1 penyengauan kata dasar dengan persentase
0,33%, b) prefiks ke- yang keliru, yaitu kata „ketawa‟. Kata „ketawa‟ dapat diubah
menjadi „tertawa‟. Hasil analisis kesalahan prefiks ke- menunjukkan bahwa dari
296 kalimat terdapat 1 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 0,33%, c)
prefiks di- yang keliru, yakni di antaranya terdapat pada kata „di rasa‟, „di suruh‟,
dan „di tendang‟. Ketiga kata tersebut dapat diubah menjadi „dirasa‟, „disuruh‟,
dan „ditendang‟. Hasil analisis kesalahan prefiks di- menunjukkan bahwa dari 296
kalimat terdapat 5 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 1,68%, d)
bunyi huruf /k/, /p/, /t/, /s/ yang tidak luluh, yakni pada kata „mempunyai‟. Kata
tersebut dapat diubah menjadi „memunyai‟. Hasil analisis kesalahan bunyi huruf
/k/, /p/, /t/, /s/ menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 4 bunyi huruf yang
tidak luluh, yakni /p/, pada kata memunyai dengan persentase 1,35 %, e)
pemakaian konfiks yang keliru, yakni terdapat pada beberapa kata di antaranya:
„di dirikan‟, „di bersihkan‟, „men dapat kan‟, dan „di inginkan‟. Kata-kata tersebut
dapat diubah menjadi: „didirikan‟, „dibersihkan‟, „mendapatkan‟, dan „diinginkan‟
Hasil analisis kesalahan konfiks menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 14
pembentukan kata yang keliru dengan persentase 4,72%, f) pemakaian sufik –nya
yang keliru, di antaranya: „lain nya‟, „tempat nya‟, dan „seni nya‟. Kata-kata
tersebut dapat diubah menjadi „lainnya‟, „tempatnya‟, dan „seninya‟. Hasil analisis
kesalahan sufiks -nya menunjukan bahwa dari 296 kalimat terdapat 9
pembentukan kata yang keliru dengan presentase 3,04%.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam karangan deskripsi siswa
kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang paling banyak terdapat pada
pemakaian konfiks yang keliru.
Kata kunci: kata berimbuhan, penggunan kata berimbuhan, dan karangan
deskripsi.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah
Swt yang Maha suci dan Gofur, yang telah senantiasa memberikan kesehatan lahir
dan batin keridloan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsinya sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam
senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa
umatnya dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan.
Penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik karena ada
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak kepada penulis, baik berupa moral
maupun material. Oleh karena itu, perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa‟i, M.A. Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan PBSI sekaligus
sebagai penasehat akademik yang selalu memberikan nasehat yang berguna
untuk penulis.
3. Nuryani, S.Pd. M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya untuk memberikan petunjuk serta pengarahan kepada
penulis.
4. Dra. Hindun, M.Pd. dan Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis
selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah memberikan balasan
dan pahala berganda atas ilmu yang diberikan dengan ikhlas kepada kami
semua.
5. Drs. H. Faisal Bakar, S.E. sebagai kepala SMK Nusantara beserta jajaran yang
telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian
di sekolah tersebut.
vi
6. Ayahanda dan Ibunda, atas segala bentuk cinta dan kasih sayangnya kepada
ananda yang selalu memberikan doa, motivasi, bantuan moril, dan materil,
semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya kepada keluarga kita.
7. Adik-adikku yang tersayang: Fauzi Anwar, Asep Saepudin, Saega Adi
Purnama, dan Diniyatul Bana Fahma Tina, serta nenekku yang selalu
memberikan bantuan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
8. Keluarga besar Bapak Kyai U‟ud Mas‟ud,bapak Carwo Diharjo, bapak Kusdi,
bapak Carsim dan bapak Raswito yang selalu mendoakan penulis tetap
semangat dalam menuntut ilmu yang Allah ridhoi dan memberikan dukungan
serta bantuan moril serta materilnya kepada penulis.
9. Kakak-kakakku, Khaerul Umam, Zainal Arifin Dahlan S.Kom, dan Yuni
Ruwanti, S.Pd. serta segenap keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang tak terhingga kepada
penulis.
10. Teman-teman seperjuangan mas Owhie, Ahmad, Imeh, Intan, Kokom, Nuni,
dan seluruh angkatan 2007 PBSI serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan dan semangatnya
kepada penulis, semoga Allah melindungi kalian semua.
Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu
dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal di sisi
Allah Swt. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca.
Amin
Jakarta, 01 Desember 2011
Penulis
Ani Nurhayati
107013000666
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .........................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
9
C. Rumusan Masalah ...................................................................
9
D. Tujuan Penelitian.....................................................................
10
E. Manfaat Penelitian...................................................................
10
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ........................................................................
12
1. Hakikat Kata......................................................................
12
2. Hakikat Kata Berimbuhan .................................................
14
3. Hakikat Karangan ..............................................................
38
4. Hakikat karangan Deskripsi ..............................................
40
5. Kesalahan Pembentukan kata Berimbuhan .......................
42
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................
44
viii
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
48
B. Metode Penelitian....................................................................
48
C. Analisis Data ...........................................................................
55
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian ................................................................
57
B. Pengumpulan Data .................................................................
57
C. Analisis Data ...........................................................................
59
D. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................
66
PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................
74
B. Saran ........................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan
(afiks)
Tabel 2
:
Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan Awal
(Prefiks)
Tabel 3
:
Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan Akhir
(Sufiks)
Tabel 4
:
Frekuensi
Kesalahan
Pembentukan
Kata
Berimbuhan
Pembentukan
Kata
Berimbuhan
Pembentukan
Kata
Berimbuhan
Gabung (Konfiks)
Tabel 5
:
Frekuensi
Kesalahan
(AFIKSASI)/KPKB
Tabel 6
:
Persentasi
Kesalahan
(AFIKSASI)/KPKB
x
DAFTAR SINGKATAN
1.
PglPref me-
= Penanggalan Prefiks me-
2.
PglPref ber-
= Penanggagaln Prefik ber-
3.
Pref ke- Kel
= Prefiks ke- yang Keliru
4.
PmkSuf –ir Kel
= Pemakaian Sufiks –ir yang Keliru
5.
PLHNBu /c/
= Peluluhan Bunyi /c/
6.
Penga KD
= Penyengauan Kata Dasar
7.
BH /k/, /p/, /s/,/t/
= Bunyi Huruf /k/, /p/, /t/, /s/ yang Tidak Luluh
8.
Pref di- Kel
= Prefiks di- yang Keliru
9.
PemKomf Kel
= Pemakaian Konfiks yang Keliru
10. PmkSuf –nya Kel
= Pemakaian Sufik –nya yang Keliru
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket
Lampiran 2 : Data Analisis Kata Berimbuhan Karangan Deskripsi Siswa
Kelas X SMK Nusantara Legoso Ciputat Tangerang Tahun
Ajaran 2011-2012
Lampiran 3 : Surat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 4 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian/Riset
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
xii
UJI REFERENSI
Nama
: Ani Nurhayati
NIM
: 107013000666
Fakultas
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Analisis Kata Berimbuhan dalam Karangan Deskripsi
Siswa
Kelas
X
SMK
Nusantara
Legoso
Ciputat
Tangerang.
Dosen Pembimbing
: Ibu Nuryani, S.Pd. M.A.
No
1
Nama Buku
Abdul Chaer. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Reneka Cipta,
2008.
2
Achmad HP. Linguistik Umum. Jakarta : Depdikbud, 1996.
3
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009.
4
Andrew Spencer. Modern Linguistics Series. England: Kind Permission
Of J. W. Spear and Son PLC, Enfield EN3 7TB, 1994.
5
Badudu. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia,
1983.
6
Budi Santoso. Karya Mahasiswa dan Dosen. “AnalisisKesalahan
Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Nonbahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Islam Malang”. http://www.infodiknas.com/
(diakses hari Rabu, 07 Juni pada pukul 10.10 WIB)
7
Erin Komarudin, Atih Supriatih. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia.
Bogor: Yudhistira, 2004.
8
Euis Honiarti dan E. Kosasih. Intisari Bahasa dan Sastra Idonesia.
Bandung: Pustaka Setia, 1999.
9
E. Kusnadi, H. dan Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta:
xiii
Paraf
Pembimbing
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
10
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Akademika Perssindo, 2008.
11
E.Zaenal Arifin dan Farid Hadi. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Akademika Perssindo, 2009
12
Harimurti Kridalaksana. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia, 1986.
13
Harimurti Kridalaksana. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia, 2009.
14
Hasan Alwi. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2003.
15
Henry Guntur Tarigan, Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: PT. Angkasa, 1990.
16
Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP Press, 2009.
17
Masnur Muslich. Tata Bentuk Bahasa Idonesia ( kajian ke arah tata
bahasa deskriptif. Rawamangun: Bumi Aksara, 2006.
18
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
19
M. Ramlan. Morfologi ‟Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UP.
Karyono, 1985.
20
Ninik M.
Kuntarto. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.
21
Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2008.
22
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum
Pembentuka Istilah. Bandung: Yrama Widya, 2009.
23
Sabarti Akhadiat dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Erlangga, 1994.
24
Sadikin Muhammad. EYD. Bekasi: Laskar Acara, 2011.
xiv
25
Samsuri. Analisis Bahasa. Malang: Erlangga, 1987.
26
Sarwidji Suwandi Dan Muhammad Rohmadi. Maju Bersama Bahasa
Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008
27
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.
28
Setya Tri Nugraha. Skripsi Kesalahan Berbahasa. ” Kesalahan-kesalahan
Berbahasa IndonesiaPembelajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Asing: Sebuah Penelitian Pendahuluan”. http://ialf.edu/kipbipa/pap
(diakses Rabu, 07 Juni 201 pada pukul 09. 43 WIB)
29
Wikipedia, 23 Desember 2007, Wikipedia: Pedoman Ejaan danPenulisan
Kata,
.(diakses
hari Rabu, 07 Juni pada pukul 10.10 WIB)
Jakarta, 01 Desember 2011
Dosen Pembimbing,
Nuryani, S.Pd. M.A.
NIP. 19820628 200912 2 003
xv
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
:
Memiliki sedikit ilmu (pengetahuan) itu berbahaya, tapi jika tidak memilikinya justru sangat
membahayakan.
Tuntutlah ilmu setinggi langit dan raihlah cita secerah mentari.
Sinari ketidaktahuanmu dengan cahaya ilmu yang telah dimiliki, niscaya kehidupan tidak akan
berbahaya.
PERSEMBAHAN
:
Penulis persembahkan hasil skripsi ini kepada kedua orang tua yang
senantiasa mendoakan penulis, para pendidik yang telah memberikan ilmunya
tanpa pamrih menjadikan penulis tahu apa yang tadinya belum diketahui, dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis.
Terimakasih penulis ucapkan atas segala keikhlasan yang telah kalian
berikan. Semoga apa yang telah jalian berikan mendapatkan pahala dari
Allah Swt. Amin…
iv
ABSTRAK
Ani Nurhayati; 107013000666 “Analisis Kata Berimbuhan dalam
Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Nusantara Tahun Ajaran 2011-2012”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Ciputat pada bulan Juli dan
Oktober 2011.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis
isi yaitu penulis meneliti suatu objek yang dipaparkan secara lengkap dan jelas
tentang segala hal mengenai objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data, penulis
memisahkan karangan-karangan deskripsi siswa yang terdapat kesalahankesalahan pembentukan katanya, kemudian menganalisisnya berdasarkan kriteriakriteria kesalahan pembentukan kata berimbuhan.
Penelitian ini memfokuskan diri pada analisis kata berimbuhan yang
terdapat dalam karangan deskripsi siswa. Dari hasil penelitian ini terdapat
kesalahan-kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang terbagi menjadi: a)
penyengauan kata dasar yakni pada kata „ngrasa‟. Kata „ngrasa‟ bisa diubah
menjadi „merasa‟. Hasil analisis kesalahan penyengauan kata dasar menunjukkan
bahwa dari 296 kalimat terdapat 1 penyengauan kata dasar dengan persentase
0,33%, b) prefiks ke- yang keliru, yaitu kata „ketawa‟. Kata „ketawa‟ dapat diubah
menjadi „tertawa‟. Hasil analisis kesalahan prefiks ke- menunjukkan bahwa dari
296 kalimat terdapat 1 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 0,33%, c)
prefiks di- yang keliru, yakni di antaranya terdapat pada kata „di rasa‟, „di suruh‟,
dan „di tendang‟. Ketiga kata tersebut dapat diubah menjadi „dirasa‟, „disuruh‟,
dan „ditendang‟. Hasil analisis kesalahan prefiks di- menunjukkan bahwa dari 296
kalimat terdapat 5 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 1,68%, d)
bunyi huruf /k/, /p/, /t/, /s/ yang tidak luluh, yakni pada kata „mempunyai‟. Kata
tersebut dapat diubah menjadi „memunyai‟. Hasil analisis kesalahan bunyi huruf
/k/, /p/, /t/, /s/ menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 4 bunyi huruf yang
tidak luluh, yakni /p/, pada kata memunyai dengan persentase 1,35 %, e)
pemakaian konfiks yang keliru, yakni terdapat pada beberapa kata di antaranya:
„di dirikan‟, „di bersihkan‟, „men dapat kan‟, dan „di inginkan‟. Kata-kata tersebut
dapat diubah menjadi: „didirikan‟, „dibersihkan‟, „mendapatkan‟, dan „diinginkan‟
Hasil analisis kesalahan konfiks menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 14
pembentukan kata yang keliru dengan persentase 4,72%, f) pemakaian sufik –nya
yang keliru, di antaranya: „lain nya‟, „tempat nya‟, dan „seni nya‟. Kata-kata
tersebut dapat diubah menjadi „lainnya‟, „tempatnya‟, dan „seninya‟. Hasil analisis
kesalahan sufiks -nya menunjukan bahwa dari 296 kalimat terdapat 9
pembentukan kata yang keliru dengan presentase 3,04%.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam karangan deskripsi siswa
kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang paling banyak terdapat pada
pemakaian konfiks yang keliru.
Kata kunci: kata berimbuhan, penggunan kata berimbuhan, dan karangan
deskripsi.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi.
Untuk mencapai komunikasi yang baik dan benar dibutuhkan sarana
komunikasi yang menunjang. Salah satu alat komunikasi yang efektif adalah
bahasa. Dengan bahasa setiap individu dapat mengungkapkan segala
perasaan dan pikiran. Selain itu dengan bahasa setiap orang dapat memahami
jalan pikiran, ide atau gagasan lawan bicaranya, sehingga komunikasi dapat
berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan interpretasi dari lawan bicaranya.
Sering kali kita melihat beberapa tulisan yang masih menggunakan
bahasa yang tidak baku dalam format yang resmi atau kata serapan yang
keliru. Pemerintah Indonesia telah membuat peraturan-peraturan yang resmi
tentang tata bahasa. Namun, masih saja terdapat dan ditemukan beberapa
kekeliruan yang terjadi pada penulisan. Tidak hanya penulisan kalimat saja,
akan tetapi kekeliruan yang terjadi pada penulisan kata pun sering terjadi.
Salah satu contoh kekeliruan yang terjadi adalah penggunaan kata
berimbuhan, sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan makna kalimat.
1
2
Contoh:
Tabel 1: contoh daftar kata berimbuhan yang keliru yang dilakukan oleh
siswa kelas X SMK Nusantara jurusan APH tahun pelajaran 2010/2011
NO Kata yang Salah
Kata yang Benar
Keterangan
1
Ketampanan
Ke- merupakan prefiks, bukan
Ke tampanan
preposisi.
2
Ke anekaragaman
Keanekaragaman
Konfiks ke-an, dibubuhkan pada
kata dasar secara bersamaan.
3
Ketidak adilan
Ketidakadilan
Konfiks ke-an dibubuhkan pada
kata dasar secara bersamaan.
4
Mempengaruhi
Memengaruhi
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “p” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
5
Mengkordinir
Mengordinir
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “k” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
6
Mensosialisasikan Menyosialisasikan Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “s” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
7
Mempublikasikan
Memublikasikan
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “p” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
8
Mentargetkan
Menargetkan
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “t” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
9
Ke baikan
Kebaikan
Ke-merupakan
preposisi
10
Kehadirat
Ke hadirat
Ke- merupakan preposisi.
prefiks,
bukan
Tidak dapat kita pungkiri, kesalahan berbahasa dalam pengajaran
bahasa, baik bahasa pertama (B1) maupun bahasa kedua (B2) ini tidak hanya
terjadi pada peserta didik saja. Tetapi kesalahan tersebut juga bisa terjadi
3
pada pendidik sendiri sebagai pengajar bahasa. Terjadinya kekeliruan bahasa
dapat diakibatkan oleh karena siswa belum memiliki pemahaman yang
sempurna mengenai kesalahan yang dimaksud.
Pelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada hakikatnya
sudah diajarkan sejak peserta didik berada pada jenjang pendidikan usia dini,
sekarang lazim disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai ke
jenjang Perguruan Tinggi (Universitas). Walaupun demikian, tetap saja
kekeliruan bahasa masih sering terjadi bahkan berulang-ulang kali.
Ketidakfahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan
orang-orang selalu melanggar aturan resmi yang telah ditentukan oleh
pemerintah tersebut. Selain itu, yang mengakibatkan terjadinya kesalahan
bahasa adalah acuhnya masyarakat Indonesia terhadap aturan pemerintah
tentang tata bahasa Indonesia. Keacuhan masyarakat terhadap aturan tersebut
sangat dikhawatirkan dan disayangkan sekali, sebagai pengguna atau penutur
asli bahasa Indonesia dengan sengaja tidak memerhatikan kaidah bahasanya
sendiri. Kekhawatiran tersebut akan dianggap lazim bagi generasi penerus,
dan ini merupakan salah satu dampak negatif yang akan tersalur dalam
pemikiran anak-cucu bangsa.
Siswa sebagai insan terpelajar telah mendapatkan kesempatan seluasluasnya untuk mempelajari penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini
memiliki konsekuensi, bahwa mereka harus mampu menggunakan bahasa
dalam berbagai kepentingan yang bersifat resmi baik tulis maupun lisan.
Penggunaan ragam bahasa dalam bentuk lisan secara resmi atau formal dapat
4
kita temukan dalam kegiatan-kegiatan akademik, misalnya: sidang penelitian
(munaqasah), seminar pendidikan, presentasi, pidato kenegaraan dan lain
sebagainya. Sementara penggunaan ragam bahasa tulis dapat kita temukan
pada tulisan-tulisan yang bersifat akademik. Misalnya penulisan hasil
penenlitian pendidikan : karya tulis, skripsi, desertasi dan tesis. Contoh-contoh
tulisan tersebut di atas dapat ditulis dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah penulisan bahasa apabila penulisnya sudah terlatih dengan baik.
Pelatihan-pelatihan dapat dilakukan dengan cara membuat tulisan yang ringan
terlebih dahulu. Misalnya, menulis sebuah karangan.
Menulis sebuah karangan memang mudah jika menulis dengan tidak
memerhatikan kaidah bahasanya. Berbeda dengan penulisan yang mengikuti
kaidah bahasa yang telah ditentukan. Dalam hal ini, untuk menghasilkan
sebuah karangan yang baik dan benar, siswa harus memahami dan menguasai
beberapa aturan dalam penggunaan bahasa. Misalnya, penggunaan kata
berimbuhan dalam kalimat. Hal ini wajar karena jika penggunaan kata
berimbuhan yang tidak tepat, maka makna dan maksud yang terkandung
dalam kalimat-kalimat pada karangan tersebut tidak akan tersampaikan kepada
pembaca dengan maksimal, bahkan mungkin pembaca bisa salah tafsir atau
terjadi kekeliruan makna pada kata berimbuhan tersebut.
Dalam kajian morfologi kata merupakan satuan bahasa terbesar,
sedangkan dalam kajian sintaksis merupakan satuan bahasa terkecil yang
bermakna dalam pembentukan kalimat atau satuan sintaksis lainnya. Sebagai
satuan bahasa terbesar dan dibentuk melalui salah satu proses morfologi yaitu
5
afiksasi kata diproses dengan cara membubuhkan afiks pada bentuk dasar.
Berdasarkan tata bentuk bahasa indonesia menuliskan bahwa jenis/bentuk
morfem imbuhan dibagi atas 4 bagian, antara lain adalah imbuhan awal
(prefiks), imbuhan tengah (infiks), imbuhan akhir (sufiks), dan imbuhan
terbelah (konfiks).
Khusus mengenai proses pembentukan kata melalui afiksasi atau
pembubuhan afiks (imbuhan), pada umumnya sangat berpotensi mengubah
makna dan bentuk kata. Sebagai contoh, dapat dilihat pada kata-kata:baca,
putih, batu, dan sebagainya. Jika kata-kata itu dibubuhi afiks menjadi kata
membaca, pembaca, terbaca, dan sebagainya. Demikian pula terhadap kata
putih dan batu. Maka makna dan bentuk kata-kata tersebut akan berubah,
misalnya: baca (melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis), membaca
(mengeja atau melafalkan apa yang tertulis), terbaca (telah dibaca; dapat
dibaca), dan sebagainya. Jadi proses pengimbuhan afiks atau afiksasi sangat
penting dan memerlukan ketelitian karena jika salah akan menjadi makna dan
bentuknya tidak komunikatif.
Terdapat pula beberapa kekeliruan yang terjadi dalam penulisan kata
berimbuhan yang terdapat pada sebuah kalimat antara lain sebagai berikut.
1. “Mohon maaf, saya tidak bisa hadir, semalam saya ketiduran”.
2.
“Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa”.
Pembahasan:
Kata yang cetak miring adalah contoh kata berimbuhan yang keliru
6
penggunaan dan penulisannya. Kata (ketiduran) pada kalimat (1) keliru, dalam
hal ini penggunaan kata dalam kalimat. Kata yang tepat digunakan adalah
tertidur, karena secara gramatikal makna konfiks ke-an tidak sama dengan
prefiks ter- pada kata dasar “tidur”. Konfiks ke-an pada kata ketiduran
mempunyai makna terkena (tidur). Sedangkan prefiks ter- pada kata tertidur
mempunyai makna tidak sengaja. Untuk itu, kata berimbuhan yang sesuai
dengan konteks kalimat (1) adalah tertidur yang secara gramatikal memiliki
makna tidak sengaja.
Pembenaran:
1. “Mohon maaf,
kemarin saya tidak bisa hadir, karena semalam saya
tertidur ”.
Kata (kehadirat) pada kalimat (2) keliru, dalam hal ini
penulisannya. Kata yang tepat dapat ditulis “ke hadirat”, karena secara
gramatikal makna prefiks ke- adalah tidak sengaja, dapat di (dasar) dan
kena (dasar). Sedangkan ke- pada kata kehadirat mempunyai makna
menunjuk (hadirat). Untuk itu, kata berimbuhan yang sesuai dengan
konteks kalimat (2) adalah ke hadirat yang secara gramatikal memiliki
makna kepada hadirat.
Pembenaran:
2.
“Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa”.
Berdasarkan kenyataan tersebut, karya tulis, dalam hal ini karangan
sebagaimana diketahui, merupakan hasil pekerjaan dari mengarang, yang
telah disepakati termasuk suatu tulisan resmi dalam pemakaian bahasa.
7
Tidak dapat dipungkiri, selain karya tulis yang resmi, juga merupakan
suatu karya tulis yang berpotensi dalam usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Namun, yang
masih menjadi pertanyaan apakah karya tulis, dalam hal ini karangan
siswa (anak didik), sudah patut menjadi panutan berbahasa yang baik dan
benar? Apakah sudah menerapkan kaidah-kaidah morfologis dalam
menggambarkan/melukiskan objek-objeknya? Apakah kalimat yang
tersususn dalam karangan deskripsi siswa sudah efektif? Apakah kalimatkalimat yang digunakan sudah dapat difahami oleh pembaca?
Berdasarkan tujuan penyajiannya, karangan dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu karangan deskripsi, argumentasi, narasi, eksposisi, dan
karangan persuasi. Di antara kelima jenis karangan tersebut, karangan
deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang umum digunakan oleh
para penulis. Karangan deskripsi dianggap mudah bagi penulis (siswa)
dalam proses pengembangannya, selain itu banyak hal yang dapat
dideskripsikan (keadaan, peristiwa seseorang). Dengan deskripsi tersebut,
penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan pancaindera apa yang
dirasakannya
Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik pada salah satu jenis karangan
yang terdapat dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yakni
karangan deskripsi. Penulis juga memilih karangan deskripsi siswa sebagai
objek penelitian.. Sering kali guru kurang memerhatikan struktur
morfologinya terutama menyoroti afiksasi atau kata berimbuhan pada
8
karangan tersebut. Pada saat seseorang membaca karangan deskripsi,
pertama kali yang Ia baca adalah objek yang dideskripsikan tersebut.
Setelah selesai dibaca, kemudian tulisan akan dimasukan ke dalam atau
dibiarkan begitu saja, bahkan mungkin akan dibuang. Jarang sekali seorang
pembaca meneliti kebahasannya, padahal belum tentu setiap karangan tidak
terdapat kesalahan.
Kesalahan bisa terjadi pada penulisan atau penggunaan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD). Tidak terdapatnya kekohesian pada karangannya
juga kaidah gramatikalnya yang kurang diperhatikan khususnya pada
bidang kajian morfologi yaitu afiks pada kata kerja yang berupa prefiks
atau imbuhan awal yang sering dihilangkan. Selain itu masih banyak
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses penulisan
karangan deskripsi, diantaranya: kalimat-kalimat yang digunakan tidak
efektif, objek yang disajikan dalam karangan tersebut tidak terdeskripsikan
dengan baik, pemakaian bahasa yang tidak baik dan benar, dalam hal ini
bahasa yang digunakan bukan bahasa baku, melainkan bahasa sehari-hari,
dan lain sebagainya. Penelitian ini dibatasi pada masalah kesalahan
pembentukan kata berimbuhan (afiks) yang mencakup; (1) penanggalan
awalan me- , (2) penanggalan awalan ber-, (3) peluluhan bunyi /c/, (4)
penyengauan kata dasar, dan (5) bunyi /k/, /p/, /t/, dan /s/ yang tidak luluh,
(6) awalan ke- keliru, dan (7) pemakaian akhiran -ir. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pemakaian kata berimbuhan
(afiks) dan persentase tingkat kekeliruan pembentukan kata berimbuhan
dalam karangan deskripsi.
9
Sehubungan dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, alasan
penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan
kata berimbuhan (afiks) pada karangan deskripsi siswa kelas x jurusan UJP
SMK Nusantara ciputat-tangerang tahun ajaran 2011-2012.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis tuangkan dalam
skripsi yang berjudul “Analisis Kata Berimbuhan dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas X SMK Nusantara Tahun Pelajaran 2011-2012.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis akan mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. rendahnya
pemahaman
siswa
mengenai
kaidah
pemakaian
kata
berimbuhan (afiks) dalam karangan deskripsi,
2. rendahnya
pengetahuan siswa
tentang kekeliruan-kekeliruan pada
pembentukan kata berimbuhan dalam karangan deskripsi,
3. terdapat beberapa kekeliruan dalam memakai kata berimbuhan dalam
karangan deskripsi, dan
4. rendahnya tingkat apresiasi guru terhadap hasil karya siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan
diteliti dirumuskan adalah bagaimanakah penggunaan kata berimbuhan (afiks
asli bahasa Indonesia) dalam karangan deskripsi siswa kelas x UJP SMK
Nusantara di Ciputat, Tangerang tahun pelajaran 2011-2012?
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan kata berimbuhan (afiks)
pada karangan deskripsi siswa kelas X jurusan UJP SMK Nusantara, Ciputat,
Tangerang tahun pelajaran 2011-2012.
E. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi yang bergelut
dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti di antaranya
dapat
meningkatkan
kualitas
ilmu
pendidikan
dan
mampu
mengaplikasikannya. Selain itu, peneliti dapat memahami berbagai
problematika yang terjadi dalam penggunaan kata berimbuhan pada
karangan deskripsi dan dapat menemukan solusi yang berkaitan dengan
kesalahan pembentukan kata berimbuhan (afiks). Selain itu, dapat
memberikan rekomendasi atas hasil temuan yang kiranya dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pada tingkat yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi pendidik (guru)
Bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia diharapkan dapat
memperbanyak wawasan dan menambah alternatif pembelajaran
pembentukan kata berimbuhan (afiks) dalam karangan deskripsi
dengan tepat dan cermat.
11
b. Manfaat bagi peserta didik (siswa)
Bagi siswa atau peserta didik menambah pemahaman dan wawasan
tentang penggunaan kata berimbuhan dalam karangan deskripsi secara
tepat, sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Kata
Istilah kata sering didengar dan digunakan. Para linguis yang
bergelut dengan kata, hingga dewasa ini, belum pernah memunyai
kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang disebut kata. Menurut para
ahli bahasa tradisional, pengertian kata pada umumnya adalah satuan
bahasa yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang
diapit oleh dua spasi, dan memunyai satu arti. Kata atau ayat adalah suatu
unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau
lebih morfem.
Dalam bahasa ada bentuk (seperti kata) yang dapat “dipotongpotong” menjadi bagian yang lebih kecil, yang kemudian dapat
dipotong lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke
bentuk yang, jika dipotong lagi, tidak memunyai makna. 1
Kata memperbesar, misalnya, dapat kita potong sebagai berikut:
Mem-perbesar
Perbesar
Jika kata besar dipotong lagi, maka be- dan –sar masing-masing
tidak memunyai makna. Bentuk mem-, per-, dan besar disebut morfem.
Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang memunyai makna
1
Hasan Alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2003),
hlm.28.
12
13
secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian makna yang lebih
kecil.2
Harimurti Kridalaksana menunjukkan bahwa suatu kata terbentuk
melalui proses morfologis yang bersifat interaktif. Artinya, pembentuk
kata tersebut (leksem-leksem) yang mengalami proses morfologis dan
menjadi kata dapat kembali ke dalam leksikon dan lalu mengalami proses
morfologis lagi kemudian menjadi kata „baru„.3 Sementara Abdul Chaer
mengemukakan bahwa definisi kata berbeda berdasarkan tataran / bidang
kajiannya.4 Dalam kajian/tataran morfologis, kata merupakan satuan
bahasa terbesar dan dalam sintaksis kata merupakan satuan bahasa yang
terkecil dalam pembentukan kalimat atau satuan sintaksis yang lainnya.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa kata merupakan
satuan bahasa yang hanya akan terbentuk dengan adanya proses
morfologis. Morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain.5 Suatu kata
yang sudah terbentuk tidak semata-mata jadi dan siap pakai. Artinya,
pemakaian kata dalam merangkai suatu kalimat tidak cukup hanya dengan
kata dasar saja, tetapi merlukan kata-kata yang berbentuk lain, dalam hal
ini misalnya kata berimbuhan (afiks). Oleh karena itu, dalam kajiannya
kata
akan
mengalami
proses
morfologis
yang
interaktif,
yaitu
pembentukan kata baru dari kata yang sudah terbentuk.
2
Pusat bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2008),
hlm.755.
3
Harimurti Kridakahsana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:PT. Gramedia,
1986), hlm.34-35.
4
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2008), hlm.7-8.
5
Samsuri, Analisis Bahasa (Malang:Erlangga, 1987), hlm.188.
14
2. Hakikat Kata Berimbuhan (Afiksasi)
Berkomunikasi
merupakan
suatu
media
dalam
rangka
menyampaikan pesan atau informasi dari seseorang/kelompok kepada
orang lain/kelompok lain. Pesan akan dapat diterima dengan baik oleh
pendengar apabila komunikasi yang terjadi berjalan dengan lancar.
Kelancaran komunikasi terjadi apabila susunan-susunan bahasa yang
digunakan oleh komunikan komunikatif, selain itu bahasanya juga harus
baik dan benar.
“Komponen-komponen dalam berbahasa adalah kata, bentuk kata,
dan ungkapan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar,
bentuk-bentuk kata perlu diperhatikan. Bentuk kata terdiri atas kata
dasar, kata berimbuhan dan kata majemuk” (suwandi dan
Rohmadi, 2008: 33).6
Wujud morfem afiks atau morfem imbuhan walaupun sudah
banyak diketahui oleh setiap orang, namun tingkat keterfahamannya masih
kurang, terutama penggunaannya dalam komunikasi baik lisan maupun
tulis. Sehingga ini menjadi dilema bagi para pengajar bahasa. oleh karena
itu perlu ditegaskan kembali apa sebenarnya afiks “afiksasi” itu.
Afiksasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan
membubuhkan afiks pada bentuk dasar.7 Perlu diketahui bahwa wujud dari
bentuk dasar ada yang berupa pokok kata, misalnya: tatar, gigit, temu dan
baca; ada yang berupa kata tunggal, misalnya: batu, gergaji, marah, dan
sakit (dalam kata membatu, menggergaji, pemarah, dan penyakit); dan ada
yang berupa kata majemuk (kompleks), misalnya babi buta, anak tiri, dan
kambing hitam.
6
Sarwiji Suwandi dan Nuhammad Rohmadi, Maju Bersama Bahasa Indonesia
(Solo:PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008), cet. 1, hlm.33.
7
Masnur Muslich, Tata Bentuk bahasa Indonesia (Jakarta:Bumi aksara, 2008), hlm. 38.
15
Morfem imbuhan dalam bahasa Indonesia tergolong ke dalam
morfem terikat. Penggunaan morfem imbuhan selalu bergandeng atau
digandengkan dengan morfem lain. Dengan kata lain imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran, dan gabungan) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.8
Morfem-morfem yang dilekati morfem imbuhan ini ada yang
berbentuk bebas ada pula yang berbentuk terikat. Pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia mengikuti pola yang rapi dan teratur dan bentukanbentukan kata tersebut memiliki hubungan antara satu dengan yang
lainnya.9
a. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiks)
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses
pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat
yang digunakan dalam bentuk dasar untuk pembentukan kata.10 Hasil
dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata
turunan. Imbuhan (afiks) menurut posisinya terbagi ke dalam empat
bentuk.
1) Awalan atau Prefiks
Awalan (prefiks) adalah afiks yang dibubuhkan di kiri atau
sebelum bentuk dasar. Jenisnya adalah sebagai berikut : meN-, ber, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-. Awalan (prefiks) memiliki
8
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas,Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentuka Istilah (Bandung:Yrama Widya,
2009) hlm.20.
9
E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi, 1001 Kedalahan Berbahasa (Jakarta:Akademika
Pressindo, 2009), hlm.68.
10
Achmad HP, Linguistik Umum (Jakarta: Depdikbud, 1996), cet.1, hlm.68.
16
bentuk atau veriasi yang berbeda-beda sesuai dengan fonem bentuk
dasar yang dibubuhinya. Bentuk semacam itu dikenal dengan
istilah alomorf.
Awalan meN- memiliki alomorf mem-, me-, meny-, meng-,
menge-, awalan ber- memiliki alomorf be- dan bel-, awalan peNjuga memiliki alomorf seperti awalan me- antara lain : pem-, peng, peny-, dan penge. Selanjutnya awalan yang memiliki alomorf
adalah awalan ter- yaitu te- dan tel-, dan awalan per- hanya
memiliki dua alomorf yaitu pe- dan pelContoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
cair
men-
mencair
2
diskusi
ber-
berdiskusi
3
rawat
di-
dirawat
4
pandai
ter-
terpandai
5
tari
pen-
penari
6
istri
per-
peristri
7
bulan
se-
sebulan
8
tua
Ke
ketua
2) Sisipan atau Infiks
Sisipan (infiks) adalah afiks yang dibubuhkan di tengah bentuk
dasar, dan biasanya pada awal suku kata. Jenisnya adalah sebagai
berikut: -el, -em, -er-, dan –in-
17
Contoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
tunjuk
-el-
telunjuk
2
kilau
-em-
kemilau
3
gigi
-er-
gerigi
4
sambung
-in-
sinambung
3) Akhiran atau Sufiks
Akhiran (sufiks) adalah afiks yang dibubuhkan di kanan atau
sesudah bentuk dasar. Jenisnya adalah sebagai berikut: -kan, -an, i, dan –nya dan imbuhan akhir (sufiks) hasil dari serapan yaitu: man, -wan, -wati, -i, -wi, -iah, -is, if, -isme, -isasi, -or, -logi,Contoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
baca
-kan
bacakan
2
bulan
-an
bulanan
3
gula
-i
gulai
4
luas
-nya
luasnya
5
budi
-man
budiman
6
usaha
-wan
usahawan
7
karya
-wati
karyawati
8
insan
-i
insani
9
alami
-iah
alamiah
10
agama
-is
agamis
11
produk
-if
produktif
12
egois
-isme
egoism
13
nasional
-isasi
nasionalisasi
14
bio
-logi
biologi
15
proklamasi
-or
proklamator
18
4) Konfiks
Konfiks adalah afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk
dasar secara bersamaan. Jenisnya adalah sebagai berikut: ke-an,
per-an, peN-an, ber-an, se-R-nya, me-kan, di-kan, diper-kan,
memper-kan, di-i, pe-an , dan me-i
Contoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
ada
ke-an
keadaan
2
rumah
per-an
perumahan
3
cuci
pen-an
pencucian
4
jatuh
ber-an
berjatuhan
5
pintar
se-nya
sepintar-pintarnya
6
letak
me-kan
meletakkan
7
mandi
di-kan
dimandikan
8
debat
diper-kan
diperdebatkan
9
soal
memper-kan
mempersoalkan
10
cinta
di-i
dicintai
11
kirim
pe-an
pengiriman
12
milik
me-i
memiliki
Selain keempat yang disebutkan di atas, terdapat juga jenis
imbuhan berdasarkan asalnya, yakni imbuhan serapan, yaitu
imbuhan yang diserap dalam bahasa asing. Imbuhan tersebut,di
antaranya adalah sebagai berikut.
a) Dari bahasa Arab:-ah, -i.Fungsinya sebagai penbentuk atau
penanda kata sifat.
Contohnya:manusiawi, alamiah, alami
19
b) Dari bahasa Sansekerta -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai
pembentuk kata benda
Contohnya:budiman, wartawan, peragawati.
c) Dari bahasa Inggris:-is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk
kata sifat.
Contohnya:egois, deskriptif, formal.
Selanjutnya,
terdapat
juga
jenis
imbuhan
berdasarkan
fungsinya. Dalam hal ini imbuhan dapat berfungsi sebagai
pembentuk kata „baru‟ dari kata yang sudah ada, misalnya kata
kerja menjadi kata benda atau sebaliknya. Sebagai suatu proses,
pemerian afiks lebih tepat dimulai dengan afiks pembentuk verba
dan diikuti oleh afiks pembentuk nomina serta pembentuk kelaskelas lain.11
a) Afiks sebagai pembentuk kata kerja (verba), yakni: me-, meN-,
ber-, di-, ter-, ter-i, men-kan, meN-i, di-kan, di-i, ter-kan, dan
ke-an.
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
me-
laut
benda
melaut
kerja
di-
paku
benda
dipaku
kerja
ter
pahat
benda
terpahat
kerja
ber-
sepeda
benda
bersepeda
kerja
men-i
sakit
sifat
menyakiti
kerja
di-kan
buku
benda
dibukukan
kerja
11
Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:PT.
Gramedia, kerja2009), hlm. 37.
20
ter-i
pagar
benda
terpagari
kerja
me-kan
tinggi
sifat
meninggikan
kerja
ter-kan
kendali
benda
terkendalikan
kerja
di-i
marah
sifat
dimarahi
kerja
ke-an
lelah
sifat
kelelahan
kerja
b) Afiks sebagai pembentuk kata benda (nomina), yakni:peN-,
pe-, per-, -an, -wan, ke-an, peN-an, per-an, -elImbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
pen-
tulis
kerja
penulis
benda
pe-
suruh
kerja
pesuruh
benda
per-
tapa
kerja
pertapa
benda
-an
timbang
kerja
timbangan
benda
-wan
olahraga
kerja
olahragawan
benda
ke-an
bersih
sifat
kebersihan
benda
pen-an
beri
kerja
pemberian
benda
per-an
buat
sifat
perbuatan
benda
-el-
tunjuk
kerja
telunjuk
benda
c) Afiks sebagai pembentuk kata sifat ( adjektiva), yakni:men-,
ber-, ter-, peN, ke-an, -em-, dan imbuhan akhir asing.
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
men-
kantuk
kerja
mengantuk
sifat
ber-
satu
benda
bersatu
sifat
ter-
ikat
kerja
terikat
sifat
pen-
takut
sifat
penakut
sifat
ke-an
girang
sifat
kegirangan
sifat
-em-
getar
sifat
gemetar
sifat
21
-i
alam
sifat
alami
sifat
-if
produksi
kerja
produktif
sifat
-is
nasional
sifat
nasionalis
sifat
-iah
ilmu
benda
ilmiah
sifat
-wi
manusia
benda
manusiawi
sifat
-ik
patriot
sifat
patriotik
sifat
-il
prinsip
benda
prinsipiil
sifat
-al
individu
benda
individual
sifat
-ni
gereja
benda
gerejani
sifat
d) Afik sebagai pembentuk kata keterangan (adverbial), yakni:nya, se-nya, se-R-nya.
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
-nya
agak
keterangan agaknya
keterangan
se-nya
baik
sifat
sebaiknya
keterangan
se-r-nya
indah
sifat
seindah-indahnya
keterangan
e) Afiks sebagai pembentuk bilangan (numeralia), yakni:se- , -an,
ke-, ber-, dan ber-R
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
Kelas hasil
berimbuhan
bentukan
ke-
lima
bilangan
kelima
bilangan
se-
lusin
bilangan
selusin
bilangan
-an
juta
bilangan
bilangan
bilangan
ber-
dua
bilangan
berdua
bilangan
ber-r
ratus
bilangan
beratus-ratus
bilangan
Jenis kata berimbuhan yang lain adalah kata berimbuhan yang
berdasarkan maknanya. Antara lain sebagai berikut.
22
a) Bermakna pelaku; bidang bekerja, yakni:pe-, -or, -man, -wan.
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
tulis
pe-
penulis
proyek
-or
proyektor
seni
-man
seniman
ilmu
-wan
ilmuwan
b) Bermakna alat, yakni:pe-, -an, pe-an
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
potong
pe-
pemotong
timbang
-an
timbangan
dengar
pe-an
pendengaran
c) Bermakna tempat, yakni:-an, pe-an, per-an.
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
kubang
-an
kubangan
mandi
pe-an
pemandian
henti
per-an
perhentian
d) Berrmakna perbuatan, yakni:me-, ber-, di-, me-kan, me-i, dikan, di-i, ber-kan.
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
baca
me-
membaca
tamu
ber-
betamu
makan
di-
dimakan
beri
me-kan
memberikan
jelajah
me-i
menjelajahi
23
terang
di-kan
diterangkan
sinar
di-i
disinar
KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK
NUSANTARA, LEGOSO, CIPUTAT, TANGERANG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri
Syaraif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Ani Nurhayati
107013000666
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ANALISIS KATA BERIMBUHAN DALAM KARANGAN
DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK NUSANTARA, LEGOSO,
CIPUTAT, TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri
Syaraif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Ani Nurhayati
107013000666
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS KATA BERIMBUHAN DALAM KARANGAN
DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK NUSANTARA LEGOSO
CIPUTAT TANGERANG TAHUN AJARAN 2OIII2OI2
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Strata Satu (S1) Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Ani Nurhavati
107013000666
NIP. 19820628200912 2 003
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20tl
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul : "ANALISIS KATA BERIMBUHAN DALAM KARANGAN
DESKRIPSI SISWA KELAS
X SMK NUSANTARA LEGOSO CIPUTAT
TANGERANG TAHUN AJARAN 2011-2012", yang disusun oleh AniNurhayati
Nomor Induk Mahasiswa 107013000666 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarla, 13 Desember 2A11
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua J urusan/Prodi)
Tanggal
Mahmudah Fitriyah. ZA, M.Pd.
NIP. I 9640212199703 2 002
13-12-2011
Penguji
I
Drs. JamalD. Rahman, M.Hum.
Penguji
l3-12-2011
II
Mahmudah Fitriyah. ZA" M.Pd.
NrP. 19640212199703 2 002
13-12-2011
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Nurlena Rifa'i. M.A. Ph.D
NrP. 19s91020198603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Ani Nurhayati
Tempat/Tanggal lahir
Brebes, 06 februari 1988
NIM
107013000666
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Analisis kata Berimbuhan dalam Karangan
Judul Skripsi
Deskripsi Siswa Kelas
X SMK
Nusantara Tahun
Ajaran 20ll-2012
Dosen Pembimbing
Dengan
1.
ini
:
Nuryani, S. Pd. M.A.
saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakankarya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memeroleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
I
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
3.
di Universitas
-*
UIN Syarif Hidayatullah
"Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah lakafta.
Jakafta,
METERAI
TEMPEI,
rlrar\ruN tllcsr
0l
Desemser
Penulis
P!/rx
39BC
Et:+1.1-Bl9V.tytltl-r
6"-ww_w
0
107013000666
l1l
20ll
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
:
Memiliki sedikit ilmu (pengetahuan) itu berbahaya, tapi jika tidak memilikinya justru sangat
membahayakan.
Tuntutlah ilmu setinggi langit dan raihlah cita secerah mentari.
Sinari ketidaktahuanmu dengan cahaya ilmu yang telah dimiliki, niscaya kehidupan tidak akan
berbahaya.
PERSEMBAHAN
:
Penulis persembahkan hasil skripsi ini kepada kedua orang tua yang
senantiasa mendoakan penulis, para pendidik yang telah memberikan ilmunya
tanpa pamrih menjadikan penulis tahu apa yang tadinya belum diketahui, dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis.
Terimakasih penulis ucapkan atas segala keikhlasan yang telah kalian
berikan. Semoga apa yang telah jalian berikan mendapatkan pahala dari
Allah Swt. Amin…
iv
ABSTRAK
Ani Nurhayati; 107013000666 “Analisis Kata Berimbuhan dalam
Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Nusantara Tahun Ajaran 2011-2012”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Ciputat pada bulan Juli dan
Oktober 2011.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis
isi yaitu penulis meneliti suatu objek yang dipaparkan secara lengkap dan jelas
tentang segala hal mengenai objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data, penulis
memisahkan karangan-karangan deskripsi siswa yang terdapat kesalahankesalahan pembentukan katanya, kemudian menganalisisnya berdasarkan kriteriakriteria kesalahan pembentukan kata berimbuhan.
Penelitian ini memfokuskan diri pada analisis kata berimbuhan yang
terdapat dalam karangan deskripsi siswa. Dari hasil penelitian ini terdapat
kesalahan-kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang terbagi menjadi: a)
penyengauan kata dasar yakni pada kata „ngrasa‟. Kata „ngrasa‟ bisa diubah
menjadi „merasa‟. Hasil analisis kesalahan penyengauan kata dasar menunjukkan
bahwa dari 296 kalimat terdapat 1 penyengauan kata dasar dengan persentase
0,33%, b) prefiks ke- yang keliru, yaitu kata „ketawa‟. Kata „ketawa‟ dapat diubah
menjadi „tertawa‟. Hasil analisis kesalahan prefiks ke- menunjukkan bahwa dari
296 kalimat terdapat 1 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 0,33%, c)
prefiks di- yang keliru, yakni di antaranya terdapat pada kata „di rasa‟, „di suruh‟,
dan „di tendang‟. Ketiga kata tersebut dapat diubah menjadi „dirasa‟, „disuruh‟,
dan „ditendang‟. Hasil analisis kesalahan prefiks di- menunjukkan bahwa dari 296
kalimat terdapat 5 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 1,68%, d)
bunyi huruf /k/, /p/, /t/, /s/ yang tidak luluh, yakni pada kata „mempunyai‟. Kata
tersebut dapat diubah menjadi „memunyai‟. Hasil analisis kesalahan bunyi huruf
/k/, /p/, /t/, /s/ menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 4 bunyi huruf yang
tidak luluh, yakni /p/, pada kata memunyai dengan persentase 1,35 %, e)
pemakaian konfiks yang keliru, yakni terdapat pada beberapa kata di antaranya:
„di dirikan‟, „di bersihkan‟, „men dapat kan‟, dan „di inginkan‟. Kata-kata tersebut
dapat diubah menjadi: „didirikan‟, „dibersihkan‟, „mendapatkan‟, dan „diinginkan‟
Hasil analisis kesalahan konfiks menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 14
pembentukan kata yang keliru dengan persentase 4,72%, f) pemakaian sufik –nya
yang keliru, di antaranya: „lain nya‟, „tempat nya‟, dan „seni nya‟. Kata-kata
tersebut dapat diubah menjadi „lainnya‟, „tempatnya‟, dan „seninya‟. Hasil analisis
kesalahan sufiks -nya menunjukan bahwa dari 296 kalimat terdapat 9
pembentukan kata yang keliru dengan presentase 3,04%.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam karangan deskripsi siswa
kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang paling banyak terdapat pada
pemakaian konfiks yang keliru.
Kata kunci: kata berimbuhan, penggunan kata berimbuhan, dan karangan
deskripsi.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah
Swt yang Maha suci dan Gofur, yang telah senantiasa memberikan kesehatan lahir
dan batin keridloan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsinya sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam
senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa
umatnya dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan.
Penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik karena ada
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak kepada penulis, baik berupa moral
maupun material. Oleh karena itu, perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa‟i, M.A. Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan PBSI sekaligus
sebagai penasehat akademik yang selalu memberikan nasehat yang berguna
untuk penulis.
3. Nuryani, S.Pd. M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya untuk memberikan petunjuk serta pengarahan kepada
penulis.
4. Dra. Hindun, M.Pd. dan Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis
selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah memberikan balasan
dan pahala berganda atas ilmu yang diberikan dengan ikhlas kepada kami
semua.
5. Drs. H. Faisal Bakar, S.E. sebagai kepala SMK Nusantara beserta jajaran yang
telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian
di sekolah tersebut.
vi
6. Ayahanda dan Ibunda, atas segala bentuk cinta dan kasih sayangnya kepada
ananda yang selalu memberikan doa, motivasi, bantuan moril, dan materil,
semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya kepada keluarga kita.
7. Adik-adikku yang tersayang: Fauzi Anwar, Asep Saepudin, Saega Adi
Purnama, dan Diniyatul Bana Fahma Tina, serta nenekku yang selalu
memberikan bantuan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
8. Keluarga besar Bapak Kyai U‟ud Mas‟ud,bapak Carwo Diharjo, bapak Kusdi,
bapak Carsim dan bapak Raswito yang selalu mendoakan penulis tetap
semangat dalam menuntut ilmu yang Allah ridhoi dan memberikan dukungan
serta bantuan moril serta materilnya kepada penulis.
9. Kakak-kakakku, Khaerul Umam, Zainal Arifin Dahlan S.Kom, dan Yuni
Ruwanti, S.Pd. serta segenap keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang tak terhingga kepada
penulis.
10. Teman-teman seperjuangan mas Owhie, Ahmad, Imeh, Intan, Kokom, Nuni,
dan seluruh angkatan 2007 PBSI serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan dan semangatnya
kepada penulis, semoga Allah melindungi kalian semua.
Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu
dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal di sisi
Allah Swt. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca.
Amin
Jakarta, 01 Desember 2011
Penulis
Ani Nurhayati
107013000666
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .........................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
9
C. Rumusan Masalah ...................................................................
9
D. Tujuan Penelitian.....................................................................
10
E. Manfaat Penelitian...................................................................
10
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ........................................................................
12
1. Hakikat Kata......................................................................
12
2. Hakikat Kata Berimbuhan .................................................
14
3. Hakikat Karangan ..............................................................
38
4. Hakikat karangan Deskripsi ..............................................
40
5. Kesalahan Pembentukan kata Berimbuhan .......................
42
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................
44
viii
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
48
B. Metode Penelitian....................................................................
48
C. Analisis Data ...........................................................................
55
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian ................................................................
57
B. Pengumpulan Data .................................................................
57
C. Analisis Data ...........................................................................
59
D. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................
66
PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................
74
B. Saran ........................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan
(afiks)
Tabel 2
:
Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan Awal
(Prefiks)
Tabel 3
:
Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan Akhir
(Sufiks)
Tabel 4
:
Frekuensi
Kesalahan
Pembentukan
Kata
Berimbuhan
Pembentukan
Kata
Berimbuhan
Pembentukan
Kata
Berimbuhan
Gabung (Konfiks)
Tabel 5
:
Frekuensi
Kesalahan
(AFIKSASI)/KPKB
Tabel 6
:
Persentasi
Kesalahan
(AFIKSASI)/KPKB
x
DAFTAR SINGKATAN
1.
PglPref me-
= Penanggalan Prefiks me-
2.
PglPref ber-
= Penanggagaln Prefik ber-
3.
Pref ke- Kel
= Prefiks ke- yang Keliru
4.
PmkSuf –ir Kel
= Pemakaian Sufiks –ir yang Keliru
5.
PLHNBu /c/
= Peluluhan Bunyi /c/
6.
Penga KD
= Penyengauan Kata Dasar
7.
BH /k/, /p/, /s/,/t/
= Bunyi Huruf /k/, /p/, /t/, /s/ yang Tidak Luluh
8.
Pref di- Kel
= Prefiks di- yang Keliru
9.
PemKomf Kel
= Pemakaian Konfiks yang Keliru
10. PmkSuf –nya Kel
= Pemakaian Sufik –nya yang Keliru
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket
Lampiran 2 : Data Analisis Kata Berimbuhan Karangan Deskripsi Siswa
Kelas X SMK Nusantara Legoso Ciputat Tangerang Tahun
Ajaran 2011-2012
Lampiran 3 : Surat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 4 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian/Riset
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
xii
UJI REFERENSI
Nama
: Ani Nurhayati
NIM
: 107013000666
Fakultas
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Analisis Kata Berimbuhan dalam Karangan Deskripsi
Siswa
Kelas
X
SMK
Nusantara
Legoso
Ciputat
Tangerang.
Dosen Pembimbing
: Ibu Nuryani, S.Pd. M.A.
No
1
Nama Buku
Abdul Chaer. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Reneka Cipta,
2008.
2
Achmad HP. Linguistik Umum. Jakarta : Depdikbud, 1996.
3
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009.
4
Andrew Spencer. Modern Linguistics Series. England: Kind Permission
Of J. W. Spear and Son PLC, Enfield EN3 7TB, 1994.
5
Badudu. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia,
1983.
6
Budi Santoso. Karya Mahasiswa dan Dosen. “AnalisisKesalahan
Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Nonbahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Islam Malang”. http://www.infodiknas.com/
(diakses hari Rabu, 07 Juni pada pukul 10.10 WIB)
7
Erin Komarudin, Atih Supriatih. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia.
Bogor: Yudhistira, 2004.
8
Euis Honiarti dan E. Kosasih. Intisari Bahasa dan Sastra Idonesia.
Bandung: Pustaka Setia, 1999.
9
E. Kusnadi, H. dan Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta:
xiii
Paraf
Pembimbing
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
10
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Akademika Perssindo, 2008.
11
E.Zaenal Arifin dan Farid Hadi. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Akademika Perssindo, 2009
12
Harimurti Kridalaksana. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia, 1986.
13
Harimurti Kridalaksana. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia, 2009.
14
Hasan Alwi. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2003.
15
Henry Guntur Tarigan, Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: PT. Angkasa, 1990.
16
Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP Press, 2009.
17
Masnur Muslich. Tata Bentuk Bahasa Idonesia ( kajian ke arah tata
bahasa deskriptif. Rawamangun: Bumi Aksara, 2006.
18
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
19
M. Ramlan. Morfologi ‟Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UP.
Karyono, 1985.
20
Ninik M.
Kuntarto. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.
21
Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2008.
22
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum
Pembentuka Istilah. Bandung: Yrama Widya, 2009.
23
Sabarti Akhadiat dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Erlangga, 1994.
24
Sadikin Muhammad. EYD. Bekasi: Laskar Acara, 2011.
xiv
25
Samsuri. Analisis Bahasa. Malang: Erlangga, 1987.
26
Sarwidji Suwandi Dan Muhammad Rohmadi. Maju Bersama Bahasa
Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008
27
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.
28
Setya Tri Nugraha. Skripsi Kesalahan Berbahasa. ” Kesalahan-kesalahan
Berbahasa IndonesiaPembelajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Asing: Sebuah Penelitian Pendahuluan”. http://ialf.edu/kipbipa/pap
(diakses Rabu, 07 Juni 201 pada pukul 09. 43 WIB)
29
Wikipedia, 23 Desember 2007, Wikipedia: Pedoman Ejaan danPenulisan
Kata,
.(diakses
hari Rabu, 07 Juni pada pukul 10.10 WIB)
Jakarta, 01 Desember 2011
Dosen Pembimbing,
Nuryani, S.Pd. M.A.
NIP. 19820628 200912 2 003
xv
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
:
Memiliki sedikit ilmu (pengetahuan) itu berbahaya, tapi jika tidak memilikinya justru sangat
membahayakan.
Tuntutlah ilmu setinggi langit dan raihlah cita secerah mentari.
Sinari ketidaktahuanmu dengan cahaya ilmu yang telah dimiliki, niscaya kehidupan tidak akan
berbahaya.
PERSEMBAHAN
:
Penulis persembahkan hasil skripsi ini kepada kedua orang tua yang
senantiasa mendoakan penulis, para pendidik yang telah memberikan ilmunya
tanpa pamrih menjadikan penulis tahu apa yang tadinya belum diketahui, dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis.
Terimakasih penulis ucapkan atas segala keikhlasan yang telah kalian
berikan. Semoga apa yang telah jalian berikan mendapatkan pahala dari
Allah Swt. Amin…
iv
ABSTRAK
Ani Nurhayati; 107013000666 “Analisis Kata Berimbuhan dalam
Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Nusantara Tahun Ajaran 2011-2012”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Ciputat pada bulan Juli dan
Oktober 2011.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis
isi yaitu penulis meneliti suatu objek yang dipaparkan secara lengkap dan jelas
tentang segala hal mengenai objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data, penulis
memisahkan karangan-karangan deskripsi siswa yang terdapat kesalahankesalahan pembentukan katanya, kemudian menganalisisnya berdasarkan kriteriakriteria kesalahan pembentukan kata berimbuhan.
Penelitian ini memfokuskan diri pada analisis kata berimbuhan yang
terdapat dalam karangan deskripsi siswa. Dari hasil penelitian ini terdapat
kesalahan-kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang terbagi menjadi: a)
penyengauan kata dasar yakni pada kata „ngrasa‟. Kata „ngrasa‟ bisa diubah
menjadi „merasa‟. Hasil analisis kesalahan penyengauan kata dasar menunjukkan
bahwa dari 296 kalimat terdapat 1 penyengauan kata dasar dengan persentase
0,33%, b) prefiks ke- yang keliru, yaitu kata „ketawa‟. Kata „ketawa‟ dapat diubah
menjadi „tertawa‟. Hasil analisis kesalahan prefiks ke- menunjukkan bahwa dari
296 kalimat terdapat 1 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 0,33%, c)
prefiks di- yang keliru, yakni di antaranya terdapat pada kata „di rasa‟, „di suruh‟,
dan „di tendang‟. Ketiga kata tersebut dapat diubah menjadi „dirasa‟, „disuruh‟,
dan „ditendang‟. Hasil analisis kesalahan prefiks di- menunjukkan bahwa dari 296
kalimat terdapat 5 pembentukan kata yang keliru dengan persentase 1,68%, d)
bunyi huruf /k/, /p/, /t/, /s/ yang tidak luluh, yakni pada kata „mempunyai‟. Kata
tersebut dapat diubah menjadi „memunyai‟. Hasil analisis kesalahan bunyi huruf
/k/, /p/, /t/, /s/ menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 4 bunyi huruf yang
tidak luluh, yakni /p/, pada kata memunyai dengan persentase 1,35 %, e)
pemakaian konfiks yang keliru, yakni terdapat pada beberapa kata di antaranya:
„di dirikan‟, „di bersihkan‟, „men dapat kan‟, dan „di inginkan‟. Kata-kata tersebut
dapat diubah menjadi: „didirikan‟, „dibersihkan‟, „mendapatkan‟, dan „diinginkan‟
Hasil analisis kesalahan konfiks menunjukkan bahwa dari 296 kalimat terdapat 14
pembentukan kata yang keliru dengan persentase 4,72%, f) pemakaian sufik –nya
yang keliru, di antaranya: „lain nya‟, „tempat nya‟, dan „seni nya‟. Kata-kata
tersebut dapat diubah menjadi „lainnya‟, „tempatnya‟, dan „seninya‟. Hasil analisis
kesalahan sufiks -nya menunjukan bahwa dari 296 kalimat terdapat 9
pembentukan kata yang keliru dengan presentase 3,04%.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam karangan deskripsi siswa
kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang paling banyak terdapat pada
pemakaian konfiks yang keliru.
Kata kunci: kata berimbuhan, penggunan kata berimbuhan, dan karangan
deskripsi.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi.
Untuk mencapai komunikasi yang baik dan benar dibutuhkan sarana
komunikasi yang menunjang. Salah satu alat komunikasi yang efektif adalah
bahasa. Dengan bahasa setiap individu dapat mengungkapkan segala
perasaan dan pikiran. Selain itu dengan bahasa setiap orang dapat memahami
jalan pikiran, ide atau gagasan lawan bicaranya, sehingga komunikasi dapat
berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan interpretasi dari lawan bicaranya.
Sering kali kita melihat beberapa tulisan yang masih menggunakan
bahasa yang tidak baku dalam format yang resmi atau kata serapan yang
keliru. Pemerintah Indonesia telah membuat peraturan-peraturan yang resmi
tentang tata bahasa. Namun, masih saja terdapat dan ditemukan beberapa
kekeliruan yang terjadi pada penulisan. Tidak hanya penulisan kalimat saja,
akan tetapi kekeliruan yang terjadi pada penulisan kata pun sering terjadi.
Salah satu contoh kekeliruan yang terjadi adalah penggunaan kata
berimbuhan, sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan makna kalimat.
1
2
Contoh:
Tabel 1: contoh daftar kata berimbuhan yang keliru yang dilakukan oleh
siswa kelas X SMK Nusantara jurusan APH tahun pelajaran 2010/2011
NO Kata yang Salah
Kata yang Benar
Keterangan
1
Ketampanan
Ke- merupakan prefiks, bukan
Ke tampanan
preposisi.
2
Ke anekaragaman
Keanekaragaman
Konfiks ke-an, dibubuhkan pada
kata dasar secara bersamaan.
3
Ketidak adilan
Ketidakadilan
Konfiks ke-an dibubuhkan pada
kata dasar secara bersamaan.
4
Mempengaruhi
Memengaruhi
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “p” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
5
Mengkordinir
Mengordinir
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “k” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
6
Mensosialisasikan Menyosialisasikan Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “s” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
7
Mempublikasikan
Memublikasikan
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “p” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
8
Mentargetkan
Menargetkan
Kata
dasar
yang
diawali
konsonan “t” akan luluh jika
dibubuhi prefiks mem-.
9
Ke baikan
Kebaikan
Ke-merupakan
preposisi
10
Kehadirat
Ke hadirat
Ke- merupakan preposisi.
prefiks,
bukan
Tidak dapat kita pungkiri, kesalahan berbahasa dalam pengajaran
bahasa, baik bahasa pertama (B1) maupun bahasa kedua (B2) ini tidak hanya
terjadi pada peserta didik saja. Tetapi kesalahan tersebut juga bisa terjadi
3
pada pendidik sendiri sebagai pengajar bahasa. Terjadinya kekeliruan bahasa
dapat diakibatkan oleh karena siswa belum memiliki pemahaman yang
sempurna mengenai kesalahan yang dimaksud.
Pelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada hakikatnya
sudah diajarkan sejak peserta didik berada pada jenjang pendidikan usia dini,
sekarang lazim disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai ke
jenjang Perguruan Tinggi (Universitas). Walaupun demikian, tetap saja
kekeliruan bahasa masih sering terjadi bahkan berulang-ulang kali.
Ketidakfahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan
orang-orang selalu melanggar aturan resmi yang telah ditentukan oleh
pemerintah tersebut. Selain itu, yang mengakibatkan terjadinya kesalahan
bahasa adalah acuhnya masyarakat Indonesia terhadap aturan pemerintah
tentang tata bahasa Indonesia. Keacuhan masyarakat terhadap aturan tersebut
sangat dikhawatirkan dan disayangkan sekali, sebagai pengguna atau penutur
asli bahasa Indonesia dengan sengaja tidak memerhatikan kaidah bahasanya
sendiri. Kekhawatiran tersebut akan dianggap lazim bagi generasi penerus,
dan ini merupakan salah satu dampak negatif yang akan tersalur dalam
pemikiran anak-cucu bangsa.
Siswa sebagai insan terpelajar telah mendapatkan kesempatan seluasluasnya untuk mempelajari penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini
memiliki konsekuensi, bahwa mereka harus mampu menggunakan bahasa
dalam berbagai kepentingan yang bersifat resmi baik tulis maupun lisan.
Penggunaan ragam bahasa dalam bentuk lisan secara resmi atau formal dapat
4
kita temukan dalam kegiatan-kegiatan akademik, misalnya: sidang penelitian
(munaqasah), seminar pendidikan, presentasi, pidato kenegaraan dan lain
sebagainya. Sementara penggunaan ragam bahasa tulis dapat kita temukan
pada tulisan-tulisan yang bersifat akademik. Misalnya penulisan hasil
penenlitian pendidikan : karya tulis, skripsi, desertasi dan tesis. Contoh-contoh
tulisan tersebut di atas dapat ditulis dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah penulisan bahasa apabila penulisnya sudah terlatih dengan baik.
Pelatihan-pelatihan dapat dilakukan dengan cara membuat tulisan yang ringan
terlebih dahulu. Misalnya, menulis sebuah karangan.
Menulis sebuah karangan memang mudah jika menulis dengan tidak
memerhatikan kaidah bahasanya. Berbeda dengan penulisan yang mengikuti
kaidah bahasa yang telah ditentukan. Dalam hal ini, untuk menghasilkan
sebuah karangan yang baik dan benar, siswa harus memahami dan menguasai
beberapa aturan dalam penggunaan bahasa. Misalnya, penggunaan kata
berimbuhan dalam kalimat. Hal ini wajar karena jika penggunaan kata
berimbuhan yang tidak tepat, maka makna dan maksud yang terkandung
dalam kalimat-kalimat pada karangan tersebut tidak akan tersampaikan kepada
pembaca dengan maksimal, bahkan mungkin pembaca bisa salah tafsir atau
terjadi kekeliruan makna pada kata berimbuhan tersebut.
Dalam kajian morfologi kata merupakan satuan bahasa terbesar,
sedangkan dalam kajian sintaksis merupakan satuan bahasa terkecil yang
bermakna dalam pembentukan kalimat atau satuan sintaksis lainnya. Sebagai
satuan bahasa terbesar dan dibentuk melalui salah satu proses morfologi yaitu
5
afiksasi kata diproses dengan cara membubuhkan afiks pada bentuk dasar.
Berdasarkan tata bentuk bahasa indonesia menuliskan bahwa jenis/bentuk
morfem imbuhan dibagi atas 4 bagian, antara lain adalah imbuhan awal
(prefiks), imbuhan tengah (infiks), imbuhan akhir (sufiks), dan imbuhan
terbelah (konfiks).
Khusus mengenai proses pembentukan kata melalui afiksasi atau
pembubuhan afiks (imbuhan), pada umumnya sangat berpotensi mengubah
makna dan bentuk kata. Sebagai contoh, dapat dilihat pada kata-kata:baca,
putih, batu, dan sebagainya. Jika kata-kata itu dibubuhi afiks menjadi kata
membaca, pembaca, terbaca, dan sebagainya. Demikian pula terhadap kata
putih dan batu. Maka makna dan bentuk kata-kata tersebut akan berubah,
misalnya: baca (melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis), membaca
(mengeja atau melafalkan apa yang tertulis), terbaca (telah dibaca; dapat
dibaca), dan sebagainya. Jadi proses pengimbuhan afiks atau afiksasi sangat
penting dan memerlukan ketelitian karena jika salah akan menjadi makna dan
bentuknya tidak komunikatif.
Terdapat pula beberapa kekeliruan yang terjadi dalam penulisan kata
berimbuhan yang terdapat pada sebuah kalimat antara lain sebagai berikut.
1. “Mohon maaf, saya tidak bisa hadir, semalam saya ketiduran”.
2.
“Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa”.
Pembahasan:
Kata yang cetak miring adalah contoh kata berimbuhan yang keliru
6
penggunaan dan penulisannya. Kata (ketiduran) pada kalimat (1) keliru, dalam
hal ini penggunaan kata dalam kalimat. Kata yang tepat digunakan adalah
tertidur, karena secara gramatikal makna konfiks ke-an tidak sama dengan
prefiks ter- pada kata dasar “tidur”. Konfiks ke-an pada kata ketiduran
mempunyai makna terkena (tidur). Sedangkan prefiks ter- pada kata tertidur
mempunyai makna tidak sengaja. Untuk itu, kata berimbuhan yang sesuai
dengan konteks kalimat (1) adalah tertidur yang secara gramatikal memiliki
makna tidak sengaja.
Pembenaran:
1. “Mohon maaf,
kemarin saya tidak bisa hadir, karena semalam saya
tertidur ”.
Kata (kehadirat) pada kalimat (2) keliru, dalam hal ini
penulisannya. Kata yang tepat dapat ditulis “ke hadirat”, karena secara
gramatikal makna prefiks ke- adalah tidak sengaja, dapat di (dasar) dan
kena (dasar). Sedangkan ke- pada kata kehadirat mempunyai makna
menunjuk (hadirat). Untuk itu, kata berimbuhan yang sesuai dengan
konteks kalimat (2) adalah ke hadirat yang secara gramatikal memiliki
makna kepada hadirat.
Pembenaran:
2.
“Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa”.
Berdasarkan kenyataan tersebut, karya tulis, dalam hal ini karangan
sebagaimana diketahui, merupakan hasil pekerjaan dari mengarang, yang
telah disepakati termasuk suatu tulisan resmi dalam pemakaian bahasa.
7
Tidak dapat dipungkiri, selain karya tulis yang resmi, juga merupakan
suatu karya tulis yang berpotensi dalam usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Namun, yang
masih menjadi pertanyaan apakah karya tulis, dalam hal ini karangan
siswa (anak didik), sudah patut menjadi panutan berbahasa yang baik dan
benar? Apakah sudah menerapkan kaidah-kaidah morfologis dalam
menggambarkan/melukiskan objek-objeknya? Apakah kalimat yang
tersususn dalam karangan deskripsi siswa sudah efektif? Apakah kalimatkalimat yang digunakan sudah dapat difahami oleh pembaca?
Berdasarkan tujuan penyajiannya, karangan dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu karangan deskripsi, argumentasi, narasi, eksposisi, dan
karangan persuasi. Di antara kelima jenis karangan tersebut, karangan
deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang umum digunakan oleh
para penulis. Karangan deskripsi dianggap mudah bagi penulis (siswa)
dalam proses pengembangannya, selain itu banyak hal yang dapat
dideskripsikan (keadaan, peristiwa seseorang). Dengan deskripsi tersebut,
penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan pancaindera apa yang
dirasakannya
Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik pada salah satu jenis karangan
yang terdapat dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yakni
karangan deskripsi. Penulis juga memilih karangan deskripsi siswa sebagai
objek penelitian.. Sering kali guru kurang memerhatikan struktur
morfologinya terutama menyoroti afiksasi atau kata berimbuhan pada
8
karangan tersebut. Pada saat seseorang membaca karangan deskripsi,
pertama kali yang Ia baca adalah objek yang dideskripsikan tersebut.
Setelah selesai dibaca, kemudian tulisan akan dimasukan ke dalam atau
dibiarkan begitu saja, bahkan mungkin akan dibuang. Jarang sekali seorang
pembaca meneliti kebahasannya, padahal belum tentu setiap karangan tidak
terdapat kesalahan.
Kesalahan bisa terjadi pada penulisan atau penggunaan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD). Tidak terdapatnya kekohesian pada karangannya
juga kaidah gramatikalnya yang kurang diperhatikan khususnya pada
bidang kajian morfologi yaitu afiks pada kata kerja yang berupa prefiks
atau imbuhan awal yang sering dihilangkan. Selain itu masih banyak
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses penulisan
karangan deskripsi, diantaranya: kalimat-kalimat yang digunakan tidak
efektif, objek yang disajikan dalam karangan tersebut tidak terdeskripsikan
dengan baik, pemakaian bahasa yang tidak baik dan benar, dalam hal ini
bahasa yang digunakan bukan bahasa baku, melainkan bahasa sehari-hari,
dan lain sebagainya. Penelitian ini dibatasi pada masalah kesalahan
pembentukan kata berimbuhan (afiks) yang mencakup; (1) penanggalan
awalan me- , (2) penanggalan awalan ber-, (3) peluluhan bunyi /c/, (4)
penyengauan kata dasar, dan (5) bunyi /k/, /p/, /t/, dan /s/ yang tidak luluh,
(6) awalan ke- keliru, dan (7) pemakaian akhiran -ir. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pemakaian kata berimbuhan
(afiks) dan persentase tingkat kekeliruan pembentukan kata berimbuhan
dalam karangan deskripsi.
9
Sehubungan dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, alasan
penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan
kata berimbuhan (afiks) pada karangan deskripsi siswa kelas x jurusan UJP
SMK Nusantara ciputat-tangerang tahun ajaran 2011-2012.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis tuangkan dalam
skripsi yang berjudul “Analisis Kata Berimbuhan dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas X SMK Nusantara Tahun Pelajaran 2011-2012.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis akan mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. rendahnya
pemahaman
siswa
mengenai
kaidah
pemakaian
kata
berimbuhan (afiks) dalam karangan deskripsi,
2. rendahnya
pengetahuan siswa
tentang kekeliruan-kekeliruan pada
pembentukan kata berimbuhan dalam karangan deskripsi,
3. terdapat beberapa kekeliruan dalam memakai kata berimbuhan dalam
karangan deskripsi, dan
4. rendahnya tingkat apresiasi guru terhadap hasil karya siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan
diteliti dirumuskan adalah bagaimanakah penggunaan kata berimbuhan (afiks
asli bahasa Indonesia) dalam karangan deskripsi siswa kelas x UJP SMK
Nusantara di Ciputat, Tangerang tahun pelajaran 2011-2012?
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan kata berimbuhan (afiks)
pada karangan deskripsi siswa kelas X jurusan UJP SMK Nusantara, Ciputat,
Tangerang tahun pelajaran 2011-2012.
E. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi yang bergelut
dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti di antaranya
dapat
meningkatkan
kualitas
ilmu
pendidikan
dan
mampu
mengaplikasikannya. Selain itu, peneliti dapat memahami berbagai
problematika yang terjadi dalam penggunaan kata berimbuhan pada
karangan deskripsi dan dapat menemukan solusi yang berkaitan dengan
kesalahan pembentukan kata berimbuhan (afiks). Selain itu, dapat
memberikan rekomendasi atas hasil temuan yang kiranya dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pada tingkat yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi pendidik (guru)
Bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia diharapkan dapat
memperbanyak wawasan dan menambah alternatif pembelajaran
pembentukan kata berimbuhan (afiks) dalam karangan deskripsi
dengan tepat dan cermat.
11
b. Manfaat bagi peserta didik (siswa)
Bagi siswa atau peserta didik menambah pemahaman dan wawasan
tentang penggunaan kata berimbuhan dalam karangan deskripsi secara
tepat, sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Kata
Istilah kata sering didengar dan digunakan. Para linguis yang
bergelut dengan kata, hingga dewasa ini, belum pernah memunyai
kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang disebut kata. Menurut para
ahli bahasa tradisional, pengertian kata pada umumnya adalah satuan
bahasa yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang
diapit oleh dua spasi, dan memunyai satu arti. Kata atau ayat adalah suatu
unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau
lebih morfem.
Dalam bahasa ada bentuk (seperti kata) yang dapat “dipotongpotong” menjadi bagian yang lebih kecil, yang kemudian dapat
dipotong lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke
bentuk yang, jika dipotong lagi, tidak memunyai makna. 1
Kata memperbesar, misalnya, dapat kita potong sebagai berikut:
Mem-perbesar
Perbesar
Jika kata besar dipotong lagi, maka be- dan –sar masing-masing
tidak memunyai makna. Bentuk mem-, per-, dan besar disebut morfem.
Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang memunyai makna
1
Hasan Alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2003),
hlm.28.
12
13
secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian makna yang lebih
kecil.2
Harimurti Kridalaksana menunjukkan bahwa suatu kata terbentuk
melalui proses morfologis yang bersifat interaktif. Artinya, pembentuk
kata tersebut (leksem-leksem) yang mengalami proses morfologis dan
menjadi kata dapat kembali ke dalam leksikon dan lalu mengalami proses
morfologis lagi kemudian menjadi kata „baru„.3 Sementara Abdul Chaer
mengemukakan bahwa definisi kata berbeda berdasarkan tataran / bidang
kajiannya.4 Dalam kajian/tataran morfologis, kata merupakan satuan
bahasa terbesar dan dalam sintaksis kata merupakan satuan bahasa yang
terkecil dalam pembentukan kalimat atau satuan sintaksis yang lainnya.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa kata merupakan
satuan bahasa yang hanya akan terbentuk dengan adanya proses
morfologis. Morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain.5 Suatu kata
yang sudah terbentuk tidak semata-mata jadi dan siap pakai. Artinya,
pemakaian kata dalam merangkai suatu kalimat tidak cukup hanya dengan
kata dasar saja, tetapi merlukan kata-kata yang berbentuk lain, dalam hal
ini misalnya kata berimbuhan (afiks). Oleh karena itu, dalam kajiannya
kata
akan
mengalami
proses
morfologis
yang
interaktif,
yaitu
pembentukan kata baru dari kata yang sudah terbentuk.
2
Pusat bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2008),
hlm.755.
3
Harimurti Kridakahsana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:PT. Gramedia,
1986), hlm.34-35.
4
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2008), hlm.7-8.
5
Samsuri, Analisis Bahasa (Malang:Erlangga, 1987), hlm.188.
14
2. Hakikat Kata Berimbuhan (Afiksasi)
Berkomunikasi
merupakan
suatu
media
dalam
rangka
menyampaikan pesan atau informasi dari seseorang/kelompok kepada
orang lain/kelompok lain. Pesan akan dapat diterima dengan baik oleh
pendengar apabila komunikasi yang terjadi berjalan dengan lancar.
Kelancaran komunikasi terjadi apabila susunan-susunan bahasa yang
digunakan oleh komunikan komunikatif, selain itu bahasanya juga harus
baik dan benar.
“Komponen-komponen dalam berbahasa adalah kata, bentuk kata,
dan ungkapan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar,
bentuk-bentuk kata perlu diperhatikan. Bentuk kata terdiri atas kata
dasar, kata berimbuhan dan kata majemuk” (suwandi dan
Rohmadi, 2008: 33).6
Wujud morfem afiks atau morfem imbuhan walaupun sudah
banyak diketahui oleh setiap orang, namun tingkat keterfahamannya masih
kurang, terutama penggunaannya dalam komunikasi baik lisan maupun
tulis. Sehingga ini menjadi dilema bagi para pengajar bahasa. oleh karena
itu perlu ditegaskan kembali apa sebenarnya afiks “afiksasi” itu.
Afiksasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan
membubuhkan afiks pada bentuk dasar.7 Perlu diketahui bahwa wujud dari
bentuk dasar ada yang berupa pokok kata, misalnya: tatar, gigit, temu dan
baca; ada yang berupa kata tunggal, misalnya: batu, gergaji, marah, dan
sakit (dalam kata membatu, menggergaji, pemarah, dan penyakit); dan ada
yang berupa kata majemuk (kompleks), misalnya babi buta, anak tiri, dan
kambing hitam.
6
Sarwiji Suwandi dan Nuhammad Rohmadi, Maju Bersama Bahasa Indonesia
(Solo:PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008), cet. 1, hlm.33.
7
Masnur Muslich, Tata Bentuk bahasa Indonesia (Jakarta:Bumi aksara, 2008), hlm. 38.
15
Morfem imbuhan dalam bahasa Indonesia tergolong ke dalam
morfem terikat. Penggunaan morfem imbuhan selalu bergandeng atau
digandengkan dengan morfem lain. Dengan kata lain imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran, dan gabungan) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.8
Morfem-morfem yang dilekati morfem imbuhan ini ada yang
berbentuk bebas ada pula yang berbentuk terikat. Pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia mengikuti pola yang rapi dan teratur dan bentukanbentukan kata tersebut memiliki hubungan antara satu dengan yang
lainnya.9
a. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiks)
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses
pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat
yang digunakan dalam bentuk dasar untuk pembentukan kata.10 Hasil
dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata
turunan. Imbuhan (afiks) menurut posisinya terbagi ke dalam empat
bentuk.
1) Awalan atau Prefiks
Awalan (prefiks) adalah afiks yang dibubuhkan di kiri atau
sebelum bentuk dasar. Jenisnya adalah sebagai berikut : meN-, ber, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-. Awalan (prefiks) memiliki
8
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas,Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentuka Istilah (Bandung:Yrama Widya,
2009) hlm.20.
9
E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi, 1001 Kedalahan Berbahasa (Jakarta:Akademika
Pressindo, 2009), hlm.68.
10
Achmad HP, Linguistik Umum (Jakarta: Depdikbud, 1996), cet.1, hlm.68.
16
bentuk atau veriasi yang berbeda-beda sesuai dengan fonem bentuk
dasar yang dibubuhinya. Bentuk semacam itu dikenal dengan
istilah alomorf.
Awalan meN- memiliki alomorf mem-, me-, meny-, meng-,
menge-, awalan ber- memiliki alomorf be- dan bel-, awalan peNjuga memiliki alomorf seperti awalan me- antara lain : pem-, peng, peny-, dan penge. Selanjutnya awalan yang memiliki alomorf
adalah awalan ter- yaitu te- dan tel-, dan awalan per- hanya
memiliki dua alomorf yaitu pe- dan pelContoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
cair
men-
mencair
2
diskusi
ber-
berdiskusi
3
rawat
di-
dirawat
4
pandai
ter-
terpandai
5
tari
pen-
penari
6
istri
per-
peristri
7
bulan
se-
sebulan
8
tua
Ke
ketua
2) Sisipan atau Infiks
Sisipan (infiks) adalah afiks yang dibubuhkan di tengah bentuk
dasar, dan biasanya pada awal suku kata. Jenisnya adalah sebagai
berikut: -el, -em, -er-, dan –in-
17
Contoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
tunjuk
-el-
telunjuk
2
kilau
-em-
kemilau
3
gigi
-er-
gerigi
4
sambung
-in-
sinambung
3) Akhiran atau Sufiks
Akhiran (sufiks) adalah afiks yang dibubuhkan di kanan atau
sesudah bentuk dasar. Jenisnya adalah sebagai berikut: -kan, -an, i, dan –nya dan imbuhan akhir (sufiks) hasil dari serapan yaitu: man, -wan, -wati, -i, -wi, -iah, -is, if, -isme, -isasi, -or, -logi,Contoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
baca
-kan
bacakan
2
bulan
-an
bulanan
3
gula
-i
gulai
4
luas
-nya
luasnya
5
budi
-man
budiman
6
usaha
-wan
usahawan
7
karya
-wati
karyawati
8
insan
-i
insani
9
alami
-iah
alamiah
10
agama
-is
agamis
11
produk
-if
produktif
12
egois
-isme
egoism
13
nasional
-isasi
nasionalisasi
14
bio
-logi
biologi
15
proklamasi
-or
proklamator
18
4) Konfiks
Konfiks adalah afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk
dasar secara bersamaan. Jenisnya adalah sebagai berikut: ke-an,
per-an, peN-an, ber-an, se-R-nya, me-kan, di-kan, diper-kan,
memper-kan, di-i, pe-an , dan me-i
Contoh:
No
Bentuk dasar
Imbuhan (prefiks)
Kata berimbuhan
1
ada
ke-an
keadaan
2
rumah
per-an
perumahan
3
cuci
pen-an
pencucian
4
jatuh
ber-an
berjatuhan
5
pintar
se-nya
sepintar-pintarnya
6
letak
me-kan
meletakkan
7
mandi
di-kan
dimandikan
8
debat
diper-kan
diperdebatkan
9
soal
memper-kan
mempersoalkan
10
cinta
di-i
dicintai
11
kirim
pe-an
pengiriman
12
milik
me-i
memiliki
Selain keempat yang disebutkan di atas, terdapat juga jenis
imbuhan berdasarkan asalnya, yakni imbuhan serapan, yaitu
imbuhan yang diserap dalam bahasa asing. Imbuhan tersebut,di
antaranya adalah sebagai berikut.
a) Dari bahasa Arab:-ah, -i.Fungsinya sebagai penbentuk atau
penanda kata sifat.
Contohnya:manusiawi, alamiah, alami
19
b) Dari bahasa Sansekerta -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai
pembentuk kata benda
Contohnya:budiman, wartawan, peragawati.
c) Dari bahasa Inggris:-is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk
kata sifat.
Contohnya:egois, deskriptif, formal.
Selanjutnya,
terdapat
juga
jenis
imbuhan
berdasarkan
fungsinya. Dalam hal ini imbuhan dapat berfungsi sebagai
pembentuk kata „baru‟ dari kata yang sudah ada, misalnya kata
kerja menjadi kata benda atau sebaliknya. Sebagai suatu proses,
pemerian afiks lebih tepat dimulai dengan afiks pembentuk verba
dan diikuti oleh afiks pembentuk nomina serta pembentuk kelaskelas lain.11
a) Afiks sebagai pembentuk kata kerja (verba), yakni: me-, meN-,
ber-, di-, ter-, ter-i, men-kan, meN-i, di-kan, di-i, ter-kan, dan
ke-an.
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
me-
laut
benda
melaut
kerja
di-
paku
benda
dipaku
kerja
ter
pahat
benda
terpahat
kerja
ber-
sepeda
benda
bersepeda
kerja
men-i
sakit
sifat
menyakiti
kerja
di-kan
buku
benda
dibukukan
kerja
11
Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:PT.
Gramedia, kerja2009), hlm. 37.
20
ter-i
pagar
benda
terpagari
kerja
me-kan
tinggi
sifat
meninggikan
kerja
ter-kan
kendali
benda
terkendalikan
kerja
di-i
marah
sifat
dimarahi
kerja
ke-an
lelah
sifat
kelelahan
kerja
b) Afiks sebagai pembentuk kata benda (nomina), yakni:peN-,
pe-, per-, -an, -wan, ke-an, peN-an, per-an, -elImbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
pen-
tulis
kerja
penulis
benda
pe-
suruh
kerja
pesuruh
benda
per-
tapa
kerja
pertapa
benda
-an
timbang
kerja
timbangan
benda
-wan
olahraga
kerja
olahragawan
benda
ke-an
bersih
sifat
kebersihan
benda
pen-an
beri
kerja
pemberian
benda
per-an
buat
sifat
perbuatan
benda
-el-
tunjuk
kerja
telunjuk
benda
c) Afiks sebagai pembentuk kata sifat ( adjektiva), yakni:men-,
ber-, ter-, peN, ke-an, -em-, dan imbuhan akhir asing.
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
men-
kantuk
kerja
mengantuk
sifat
ber-
satu
benda
bersatu
sifat
ter-
ikat
kerja
terikat
sifat
pen-
takut
sifat
penakut
sifat
ke-an
girang
sifat
kegirangan
sifat
-em-
getar
sifat
gemetar
sifat
21
-i
alam
sifat
alami
sifat
-if
produksi
kerja
produktif
sifat
-is
nasional
sifat
nasionalis
sifat
-iah
ilmu
benda
ilmiah
sifat
-wi
manusia
benda
manusiawi
sifat
-ik
patriot
sifat
patriotik
sifat
-il
prinsip
benda
prinsipiil
sifat
-al
individu
benda
individual
sifat
-ni
gereja
benda
gerejani
sifat
d) Afik sebagai pembentuk kata keterangan (adverbial), yakni:nya, se-nya, se-R-nya.
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
berimbuhan
Kelas hasil
bentukan
-nya
agak
keterangan agaknya
keterangan
se-nya
baik
sifat
sebaiknya
keterangan
se-r-nya
indah
sifat
seindah-indahnya
keterangan
e) Afiks sebagai pembentuk bilangan (numeralia), yakni:se- , -an,
ke-, ber-, dan ber-R
Imbuhan
Bentuk dasar
Kelas
Bentuk
Kelas hasil
berimbuhan
bentukan
ke-
lima
bilangan
kelima
bilangan
se-
lusin
bilangan
selusin
bilangan
-an
juta
bilangan
bilangan
bilangan
ber-
dua
bilangan
berdua
bilangan
ber-r
ratus
bilangan
beratus-ratus
bilangan
Jenis kata berimbuhan yang lain adalah kata berimbuhan yang
berdasarkan maknanya. Antara lain sebagai berikut.
22
a) Bermakna pelaku; bidang bekerja, yakni:pe-, -or, -man, -wan.
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
tulis
pe-
penulis
proyek
-or
proyektor
seni
-man
seniman
ilmu
-wan
ilmuwan
b) Bermakna alat, yakni:pe-, -an, pe-an
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
potong
pe-
pemotong
timbang
-an
timbangan
dengar
pe-an
pendengaran
c) Bermakna tempat, yakni:-an, pe-an, per-an.
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
kubang
-an
kubangan
mandi
pe-an
pemandian
henti
per-an
perhentian
d) Berrmakna perbuatan, yakni:me-, ber-, di-, me-kan, me-i, dikan, di-i, ber-kan.
Contoh:
Bentuk dasar
Imbuhan
Bentuk berimbuhan
baca
me-
membaca
tamu
ber-
betamu
makan
di-
dimakan
beri
me-kan
memberikan
jelajah
me-i
menjelajahi
23
terang
di-kan
diterangkan
sinar
di-i
disinar