Penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi “pemilihan anggota legislatif dari kalangan selebritas’’ siswa kelas X SMK Triguna Utama Ciputat
KELAS X SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
RINI SETIANINGRUM 1110013000114
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
i
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebriti” Siswa Kelas X SMK Triguna Utama Ciputat”.
Penulis mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif siswa kelas X SMK Triguna Utama dalam karangan argumentasi. Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah “Bagaimana kalimat efektif dalam karangan argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebritas”siswa kelas X SMK Triguna Utama Ciputat?”
Metode yang digunakan adalah metode kualtatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan tiga puluh satu karangan siswa. Bentuk penyajian data adalah dalam bentuk tabel dan pengkodean nama siswa dengan bentuk abjad.
Hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan tentang penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa kelas X AK SMK Triguna Utama Ciputat belum memenuhi kriteria kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya. Sebanyak enam kriteria belum terpenuhi yaitu kesatuan pikiran, kepaduan, penekanan, variasi, kepararelan, dan kehematan. Karangan argumentasi yang diteliti sebanyak tiga puluh satu buah, kesalahannya sebanyak dua kesalahan aspek kesatuan pikiran, dua puluh sembilan kesalahan aspek kepaduan, tujuh aspek kesalahan penekanan, satu kesalahan aspek variasi, dua kesalahan aspek kepararelan, dan dua puluh tiga kesalahan aspek kehematan.
Kata kunci: kalimat efektif, penggunaan kalimat efektif, dan karangan argumentasi.
(6)
ii
Literature Education. Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah University Jakarta. Thesis title “The Use of Effective Sentence in Argument Essay ‘Legislative Elections Amongst Celebrities’ SMK Triguna Utama Students Class of X ”.
The writer describes the student class X SMK of Triguna Utama mistake form of the use of effective sentence students class X of SMK Triguna Utama in argument essay. The problem formulation in this thesis is “How is the effective sentence in argument essay “Legislative Elections Amongst Celebrities” students class X of SMK Triguna Utama?”
Method which is used is qualitative descriptive method. The data collection technique is implemented with collecting thity one of students essay. The form of presenting data is in table form and encoding the name of students in the form of the alphabet.
The result of the research which implemented explains about the use of effective sentence in argument essay of students class X AK SMK Triguna Utama Ciputat which have not fulfilled the requirement of effective sentence based on characteristics. As many as six characteristics have not fulfilled the unity of mind, consist of coherence, emphasis, variation, parallels and effectiveness. Argumentative essay which is researched as many as thirty one materials, the mistake is as much as two mistakes of unity of aspects, twenty nine mistakes coherence of aspect, seven mistakes of emphasis aspect, one mistake of variation mistake, two mistakes of parallels mistake, and twenty five mistakes of effectiveness aspect.
Keywords: Effective sentence, the use of effective sentence, and argumentative essay.
(7)
iii
Puji syukur bagi Allah SWT karena rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebritas” Siswa Kelas X SMK Triguna Utama” untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jenjang Strata Satu (S1) di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi penulis mendapatkan bantuan, dukungan, dan dorongan dari pihak-pihak lain ,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifai, Ph.D., Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Didin Syafrudin, M.A., Ph.D., PLT Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Hindun, M.Pd.,Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Makyun Subuki, M.Hum., Dosen Pembimbing Akademik .
5. Bapak dan Ibu dosen PBSI, yang telah mengajar dan memberikan ilmunya yang luar biasa selama perkuliahan. Terutama kepada Djoko Kentjono MA.
6. Nirachmat, S.Pd., Kepala SMK Triguna Utama.
7. Rahmat, S.Pd., Guru bidang studi bahasa Indonesia yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan saran kepada penulis sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.
8. Keluarga Besar SMK Triguna Utama Ciputat yang membantu selama penelitian.
(8)
iv
memotivasi penulis menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini untuk bapak dan ibu.
10.Saudara-saudara kandung saya, Mega Irawan, Adi Roso Sukoco, Bima Aryanto, Wahyu Pandu Winoto, dan Rahma Dina Safitri. Kakak ipar dan ponakan-ponakan tersayang yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11.Sahabat-sahabatku tersayang teman-teman PBSI C 2010 yang saya cintai yang selalu memberikan bantuan, semangat, dan keceriaan. Kalian luar biasa.
12.Nico Harumanu Efel, sang pemberi warna hidup saya.
Penulis berharap semoga semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa diberi keberkahan yang melimpah. Apabila ada kekurangan dalam skripsi ini, penulis membuka saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, November 2014 Penulis
(9)
v LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan ... 5
F. Manfaat Peneltian... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kalimat Efektif... 7
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif ... 10
C. Ciri Gramatikal Kalimat Efektif ... 16
D. Karangan Argumentasi ... 18
E. Penelitian yang Relevan ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
B. Subjek Penelitian... 23
C. Sumber Penelitian ... 23
D. Metode Penelitian ... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ... 24
F. Teknik Analisis Data ... 25
G. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 30
H. Penyajian Data ... 30
BAB IV PROFIL SEKOLAH, DESKRIPSI DATA, DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 32
B. Dekripsi Data ... 34
(10)
vi
DAFTAR PUSTAKA ... 68 DATA PRIBADI PENULIS
(11)
vii Tabel 2 : KesatuanPikiran
Tabel 3 : Kepaduan Tabel 4 : Penekanan
Tabel 5 : Variasi
Tabel 6 : Kepararelan Tabel 7 : Kehematan
(12)
viii Lempiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 3 : Surat Keterangan
Lampiran 4 : Paragraf Argumentasi Siswa
Lampiran 5 : RPP
Lampiran 6 : UjiReferensi
(13)
1 A. Latar Belakang Masalah
Dalam linguistik terdapat struktur tingkatan kebahasaan yaitu fonem,
morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan terakhir wacana. Kalimat menjadi
pokok bahasan yang akan ditekankan di sini. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya
subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah
kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran, sedangkan bagi penutur
atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang
diungkapkan dalam kesatuan kata.
Keterampilan bahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu mendengar,
berbicara, membaca dan menulis. Pertama, mendengar adalah sebuah cerita
atau pesan yang disampaikan orang lain dan menangkap pesan yang
disampaikan. Mendengarkan adalah memperhatikan dan memahami yang
disampaikan orang lain dengan baik, sedangkan menyimak adalah proses
pemahaman terhadap sesuatu yang telah disampaikan orang lain.
Kedua, membaca adalah kegiatan membaca sebuah paragraf atau
wacana dan menemukan ide-ide dari bacaan tersebut. Ketiga, berbicara adalah
kegiatan yang mampu menyampaikan atau menginformasikan sesuatu kepada
orang lain. Menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan pikiran ke dalam
(14)
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang
sulit untuk dikuasai karena menulis memerlukan waktu dan konsentrasi yang
tinggi untuk melakukannya. Selain itu dalam menulis dibutuhkan pengetahuan
yang luas agar tulisan yang dihasilkan lebih berkualitas untuk dibaca.
Keterampilan menulis idealnya mencakup banyak aspek, selain harus
sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) tulisan yang dihasilkan
sesuai dengan konteks yang ditulis dari awal. Kategori tulisan seorang siswa
sebenarnya tidak perlu kriteria yang rumit cukup dengan ide pokok yang
kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf dengan kalimat penjelas
yang sesuai.
Terdapat empat jenis karangan yaitu karangan narasi, eksposisi,
deskripsi, dan argumentasi. Karangan argumentasi adalah tulisan yang
bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau
penyataan penulis
Dalam karangan argumentasi siswa, banyak ditemukan
kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan .di antaranya kesalahan-kesalahan ejaan, kesalahan-kesalahan
penggunaan tanda baca, dan kesalahan penggunaan huruf kapital. Namun,yang
menjadi pembahasan dalam skripsi ini adalah kesalahan siswa dalam
penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif tak hanya memenuhi syarat
komunikatif namun harus sesuai dengan kaidah gramatikal.
Fenomena yang ada saat ini di lingkungan sekolah SMK Triguna
Utama, nilai menulis siswa dapat dikatakan kurang memuaskan karena hanya
(15)
dapat menulis sekadarnya dan mereka kurang serius apabila ditugasi untuk
membuat tulisan.
Faktor-faktor penyebabnya adalah kurang membaca, kurangnya
keinginan, kebiasaan sejak awal, dan belum ada hal-hal yang mereka anggap
menarik. Seorang anak yang jarang membaca akan sulit untuk menulis karena
ide-ide yang ia miliki sedikit dan pembendaharaan katanya kurang. Kurangnya
keinginan siswa yang menganggap banyak hal yang lebih menarik
dibandingkan itu semua. Kebiasaan merupakan salah satu penyebab karena
sejak dini siswa tidak dibiasakan untuk membaca sehingga sangat sulit
menumbuhkan keinginan apabila sudah besar. Penyebab terakhir adalah
menulis dianggap sebagai hal yang kurang menarik dan membosankan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul
skripsi “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi
“Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebriti” Kelas X AK SMK
Triguna Utama, Ciputat. Pemilihan judul Pemilihan Anggota Legislatif dari
Kalangan Selebritas karena pada 9 April kita telah melaksanakan pemilu
legislatif dan sedang hangat diperbincangkan. Hal ini akan sangat mudah bagi
siswa untuk mengembangkan idenya dalam sebuah karangan argumentasi.
B. Identifikasi Masalah
Kajian penggunaan kalimat efektif dalam karanga argumentasi sangat
penting karena karangan tersebut berkaitan dengan ide, penalaran, dan
pendapat. Sehubungan dengan hal tersebut maka ditemukan permasalahan
(16)
1. Rendahnya pemahaman siswa mengenai kalimat efektif dalam
karangan argumentasi.
2. Rendahnya pemahaman siswa mengenai ciri-ciri kalimat efektif
dalam karangan argumentasi.
3. Kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan
argumentasi siswa.
C. Pembatasan Masalah
Beberapa masalah yang ada dalam penelitian ini, penulis membatasi
masalah yang dibahas pada penggunaan kalimat efektif dalam karangan
argumentasi, yaitu hanya mencari kesalahan kalimat efektif berdasarkan
ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesatuan pikiran, kepaduan, penekanan, variasi,
kepararelan, dan kehematan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana kalimat efektif pada
karangan argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
(17)
E. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan penggunaan
kalimat efektif pada karangan argumentasi siswa kelas X SMK Triguna Utama
Ciputat tahun ajaran 2013/2014. .
F. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
referensi dan khazanah intelektual untuk penelitian lebih lanjut
mengenai kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar dalam pelajaran bahasa Indonesia.
2) Menjadi pedoman dan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran
karangan argumentasi.
3) Mempermudah guru untuk membuat bahan ajar.
b. Bagi Siswa
1) Penelitian ini memiliki manfaat untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menggunakan kalimat efektif.
2) Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat
(18)
3) Memberikan dorongan kepada siswa untuk meningkatkan
pengetahuan dan prestasi belajar.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan pengembangan materi pembelajaran.
2) Mendorong untuk mengembangkan kualitas belajar yang lebih
(19)
7
A.
Kalimat Efektif
Setiap kalimat dalam struktur lahirnya (lisan/tulis) sekurang-kurangnya
memiliki predikat. Dengan kata lain, jika suatu pernyataan memiliki predikat,
pernyataan itu merupakan kalimat, sedangkan suatu untaian kata yang tidak memiliki
predikat disebut frasa. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat dilakukan
pemeriksaan apakah ada verba ( kata kerja) dalam untaian kata itu.
1Dapat dikatakan
bahwa sebuah kalimat paling tidak memiliki predikat dan apabila pernyataan tersebut
memiliki predikat maka disebut dengan kalimat.
Unsur-unsur yang membentuk sebuah kalimat terdiri dari subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan.Pengenalan ciri-ciri tersebut bukan semata-mata
menganilisis/menguraikan kalimat atas unsur-unsurnya melainkan untuk mengecek
apakah kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat kaidah tata bahasa karena kalimat
yang benar harus memiliki kelengkapan unsur kalimat.
2Sebuah kalimat dikatan
memenuhi kelengkapan unsur kalimat apabila memiliki subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan.
Dalam berkomunikasi posisi kalimat sangatlah penting karena sebagai wujud
dari sebuah gagasan.Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta,
pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu
kalimat yang menimbulkan daya khayal kepada pembaca, minimal mendekati
1
Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009) h. 30
2
(20)
apayang dipikirkan penulis.
3Jadi, kalimat dikatakan efektif apabila dapat
menimbulkan daya khayal bagi pembaca dan sesuai dengan apa yang ada di pikiran
penulis.
“Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap.Kalau diucapkan,
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam satu kalimat boleh saja
terdapat beberapa kesatuan pikiran , tetapi seluruhnya hanya merupakan satu kesatuan
yang lebih luas”.
4Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah pengungkapan suatu
fakta dan pikiran yang diawali dan diakhiri dengan kesenyapan.
Dapat dikatakan bahwa kalimat adalah ungkapan sebuah pikiran yang berupa
fakta, pikiran, sikap, dan perasaan penulis.Kalimat yang menjadi suatu kesatuan
pikiran biasanya diawali dan diakhiri dengan kesenyapan.Kalimat dapat
menimbulkan daya khayal bagi pembaca.Kalimat dapat berkembang menjadi suatu
kesatuan yang lebih luas.
Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan
menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan
kepada orang lain.
5Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan
berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Dalam berbahasa, seseorang tidak
mungkin menggunakan bahasa yang formal jika berkomunikasi dengan pedagang di
pasar.Demikian juga, kita kita hendak berkomunikasi dengan teman sebaya tatkala
bergurau, bahasa yang digunakan pada situasi seperti itu biasanya tidak begitu formal
asal kmunikatif.Komunikatif atau tidaknya suatu percakapan, dibangun oleh proses
kebiasaan dan kelaziman penggunaan bahasa tersebut.Jadi, pengertian efektif dalam
3
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007).h.79
4
Sudarno, Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1986)
5
(21)
kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula.
6Kalimat efektif digunakan agar pembaca mudah memahami yang ditulis oleh
penulis dan kalimat efektif harus memenuhi syarat secara gramatikal maupun
sintaksis.Kalimat efektif berguna untuk menimbulkan sikap komunikatif dalam
percakapan sehari-hari.Kalimat efektif digunakan dengan mengutamakan ketepatan
dan ragam bahasa yang digunakan dalam suatu lingkungan tertentu.
Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik
sebagai alat komunikasi.Ada dua pihak terlibat yaitu yang menyampaikan danyang
menerima, dan di luar itu, ada yang disampaikan berupa gagasan, pesan,
pemberitahuan, dan sebagainya.Kalimat yang efektif dapat menyampaikan pesan
kepada si penerima sesuai dengan yang ada dalam benak si penyampai.
7Syarat kalimat efektif sebagai kalimat yang baik: strukturnya teratur, kata
yang digunakan mendukung makna secara tepat, dan hubungan antarbagiannya logis.
Susunan kata yang tidak teratur, penggunaan kata berlebih, penggunaan kata tak tepat
makna, penggunaan kata tugas yang tak tepat dalam kalimat semuanya dapat
membuat kalimat tidak efektif.
8Sebuah alat untuk berkomunikasi adalah kalimat efektif.Ada dua pihak dalam
komunikasi yaitu penyampai dan penerima. Sebuah informasi yang di sampaikan
harus sesuai dengan apa yang ada di benak penyampai dan penerima menerima
informatsi tersebut dengan persepsi yang sama pula. Selain itu, kalimat efektif harus
memiliki struktur yang baik, dan maknanya sesuai serta logis.Apabila semua itu tidak
terpenuhi maka kalimat itu dikatakan tidak efektif.
6
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi., h. 79
7
J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1994), h. 129
8
(22)
Kalimat efektif biasanya dirumuskan sebagai kalimat yang tiap-tiap kata yang
membangun kalimat tersebut mempunyai fungsi yang pasti.Kalau sebuah kalimat
memiliki sebuah kata yang tidak berfungsi, kalimat tersebut disebut kalimat mubazir,
dan dianggap tidak efektif.
9Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk.Isi ialah pikiran penulis, sedangkan
bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis.Jadi isi dan bentuk menjadi
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat.Itulah sebabnya,
kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai
syarat minimal.Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama
dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan dan
kevariasian.
10B.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.
Kesatuan Pikiran
Setiap kalimat yang baik harus memperhatikam kesatuan pikiran yang
mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari
satu pikiran ke yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan
pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang mendukung
kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, ditambah
objek.Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan,
dan pilihan.Ciri dari kesatuan adalah dengan adanya kata hubung seperti:
dan,
tetapi, atau.
Contoh
:
a)
Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi
dan
telah berangkat
dengan pesawat satu jam yang lalu. (majemuk)
9
Soemarsono, Filsafat Bahasa, ( Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 195
10
(23)
b)
Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu,
tetapi
ia tdak senang dengan
pekerjaan itu. (pertentangan)
c)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu
atau
tinggal.(pilihan)
2.
Kepaduan
Agar pikiran dapat dituangkan dengan benardalam bentuk kalimat
yang benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu
harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan
kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang
membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang
menduduki fungsi dalam kalimat.Jadi, bisa saja kalimat mengandung kesatuan
pikiran, tetapi tidak memiliki kepaduan yang baik. Kepaduan akan rusak oleh
letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat, salah menggunakan kata depan
dan kata hubung, pemakaian kata yang tumpang tindih, dan salah
menggunakan keterangan aspek.
111) Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
a) Anjing kemarin sore di kebun adik memukul dengan sekuat tenaga.
(Seharusnya,
Kemarin sore adik memukul anjing di kebun dengan
sekuat tenaga
)
2) Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
a) Kebutuhan akan makan oleh manusia tidak dapat menunggu hari
esok. (seharusnya, tanpa
akan
).
b) Saya baca sudah buku itu hingga tamat. (seharusnya, tanpa
sudah
).
c) Saling bantu membantu. (seharusnya, saling bantu atau bantu
membantu).
11
(24)
3) Pemakaian kata yang tumpang tindih
a) Demi untuk kepentingan Anda sendiri, Anda dilarang merokok.
(seharusnya,
demi kepentingan
atau
untuk kepentingan
).
4) Salah menggunakan keterangan aspek
a) Saya sudah beli buku itu. (seharusnya,
Saya sudah membeli buku itu
atau
Sudah saya beli buku itu
).
3.
Koherensi yang Baik dan Kompak
Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
(kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.Sebagaimana
hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek,
serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok
tadi.
12.
Contoh
:
a)
Adik saya yang paling kecil memukul anjinh di kebun kemarin pagi,
dengan sekuat tenaga. (benar)
b)
Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin
pagi di kebun anjing. (salah)
4.
Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama)
haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Gagasan utama
12
(25)
kalimat tetap didukung oleh subjek, dan predikat, sedangkan unsur yang
dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata yang lain. Kata yang
dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari
unsur-unsur yang lain.
13Contoh
:
a)
Saudaralah
yang harus bertanggungjawab dalam soal itu.
b)
kami pun turut dalam kegiatan ini.
5.
Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi.Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh penekanan,
lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Pemakaian bentuk yang sama
secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca.
Sebab itu ada upaya lain yang berlawanan dengan repetisi yaitu variasi.
Variasi tidak laindaripada menganekaragamkan bentuk-bentuk bahasa agar
minat dan perhatian orang tetap terpelihara.Variasi yang digunakan bisa
berupa variasi sinonim kata, variasi panjang pendeknya kalimat, variasi
penggunaan bentuk me- dan di-, variasi dengan mengubah posisi kalimat
14Contoh
:
a)
Harapan kami
adalah agar soal inidapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
b)
Pada kesempatan lain
kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal
ini.
6.
Pararelisme
13
Gorys Keraf, Komposisi, h. 41
14
(26)
Pararelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan
sama fungsinya ke dalam suatu struktur/kontruksi gramatikal yang sama. Bila
salah satu dari gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata benda, maka
kata-kata atau kelompok kata-kata yang lain yang menduduki fungsi yang sama harus
ditempatkan dalam struktur kata benda.
15Jadi, kalimat yang efektif
menempatkan gagasan yang penting ke dalam struktur yang sejajar. Selain itu,
pengklasifikasiannya harus sama.
Contoh
:
a)
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b)
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturang tata ruang.
16Dari ciri-ciri kalimat efektif yang disebutkan di atas diketahui bahwa
kalimat efektif harus memiliki ciri seperti: kesatuan pikiran, kepaduan,
koherensi yang baik dan kompak, penekanan, variasi, dan pararelisme.
Kesatuan pikiran maksudnya adalah kalimat tersebut memiliki satu pikiran
pokok dan tidak membahas tentang hal lain yang tidak berhubungan.
Sedangkan kepaduan adalah ketepatan kata-kata sebagai wadah dalam
kalimat.Menimbulkan
hubungan
timbal
balik
hubungan
antarkalimat.Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik
yang jelas dalam struktur kalimat itu seperti hubungan subjek-predikat,
predikat-objek, dan sebagainya. Penekanan maksudnya kata yang memiliki
gagasan utama diberi tekanan yang berbeda, dapat dikatakan harus lebih
menonjol dibandingkan yang lain. Variasi adalah menghindari kata-kata yang
15
Gorys Keraf, Komposisi, h. 47
16
Zaenal Arifin & Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademia Pressindo, 2010),h. 99
(27)
diulang atau repetisi agar pembaca tidak bosan.Variasi dilakukan denga
melakukan keanekaragaman bahasa dalam kalimat. Selain itu cirri yang
berikutnya adalah pararelise yaitu kesamaan gagasan diletakkan dalam
struktur kalimat yang sama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif yang baik sekurangnya memiliki ciri-ciri seperti di atas.Kalimat
tersebut dikatakan tidak efektif apabila tidak memenuhi syarat seperti itu.
Adapun ciri-ciri kalimat efektif yang lain, yaitu:
1.
Kesatuan (
unity
);
2.
Kehematan (
economy
);
3.
Penekanan (
emphasis
);
4.
Kevariasian (
variety
); (
McCrimmon
, 1967).
1.
Kesatuan (
unity
)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat
luas, agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif, haruslah
mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatiuan
tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat,
predikat-objek, dan predikat keterangan.
2.
Kehematan (
economy
)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu.Sebuah kalimat dikatakan
hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak
hemat jika karena jumlah katanya terlalu banyak.Yang utama adalah
seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
3.
Penekanan (
emphasis)
Yang dimaksud dengan penekanan dalam kalimat adalah upaya
pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah
satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi
penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.
4.
Kevariasian (
variety
)
(28)
Kevariasian tidak ditemukan dalam kalimat demi kalimat, atau pada
kalimat-kalimat yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri
sendiri. Ciri kevariasian dapat diperoleh jika kalimat yang satu
dibandingkan dengan kalimat yang lain.
17C.
Ciri Gramatikal Kalimat Efektif
Ciri gramatikal adalah ciri yang harus dipenuhi oleh pemakai bahasa
dalam kaitan dengan ketatabahasaan.Ciri ini dapat dilihat dari bidang
morfologis dan bidang sintaksis.Ciri gramatikal morfologis adalah ciri-ciri
yang sesuai dengan kaidah morfologi.Misalnya ciri-ciri dengan
penggunaan bentuk kata.Ciri gramatikal sintaksis adalah ciri gramatikal
yang berkenaan dengan kaidah sintaksis.Kaidah sintaksis berkaitan dengan
struktur kata dalam kalimat, tanda baca, dan ejaan.
18Ada beberapa faktor yang menentukan efektif dan tidaknya suatu kalimat,
sebagai berikut:
1.
Pemakaian tanda baca
Tanda baca atau tanda diakritik adalah suatu alat kalimat yang
berupa tanda-tanda ekstralingual seperti koma (,), titik (.), dan
tanda seru (!), yang sangat besar peranannya dalam menentukan
makna kalimat.
2.
Bentuk kata
Bentuk kata di sini adalah perubahan suatu kata.Dalam bahasa
Indonesia ada tiga unsur pembentuk kata, yaitu imbuhan (afiksasi),
pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan (komposisi).Semua
perubahan kata tersebut besar sekali pengaruhnya terhadap makna
suatu kata.
17
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif, ( Bandung:PT Refika Aditama, 2007), h. 54-57
18
Markhamah dan Atikah Sarbadila, Analisis Kesalahan dan Kesantunan Bahasa, ( Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2009), h. 8-10
(29)
3.
Urutan kata
Maksudnya urutan kata adalah penempatan kata atau kelompok
kata sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Di dalam kalimat, kata
atau kelompok kata yang memiliki fungsi-fungsi tertentu akan
menduduki pola urutan atau susunan tertentu pula.
19Keefektifan kalimat
Kefektifan kalimat dapat diukur dari sudut pandangan banyak
sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai sasaran komunikasinya.
Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan menarik perhatian
pembaca karena memiliki ciri: keutuhan, perpautan, penegasan,
ekonomi, dan variasi.
20Kalimat Efektif Menggunakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
1.
Pemakaian huruf kapital
2.
Pemakaian huruf miring.
21Contoh Kalimat Efektif
a.
Bentuk salah
-
Saat ini, Sally memakai baju
berwarna
merah jingga.
-
Kepada
para peserta diskusi dipersilakan masuk
-
Yang diceritakan
buku itu menceritakan para putri raja
.
-
Kita harus memperhatikan
daripada
kehendak rakyat.
b.
Bentuk benar
-
Saat ini, Sally memakai baju merah jingga.
-
Para peserta diskusi dipersilakan masuk.
-
Buku itu menceritakan para putri raja
.
19
Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), h. 128-133
20
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.28
21
(30)
-
Kita harus memperhatikan kehendak rakyat.
22Untuk membuat sebuah kalimat yang efektif diperlukan perhatian
dalam memilih keadaan istilah yang tepat, menggunakan ejaan
sederhana, mengemas kalimat sehingga hanya memiliki gagasan
tunggal, dan menghemat pemakaian kata.
23D.
Karangan Argumentasi
Mengarang ialah bagian ekspresi secara tertulis.Segala kesan batin,
baik pikiran, perasaan, maupun kemauan dapat dinyatakan dengan bahasa
tulis.
24Karangan argumentasi adalah karangan yang mengenengahkan alasan,
bukti, atau contoh guna menguatkan pendapat penulis. Penulis berusaha
meyakinkan pembacaakan kebenaran yang dipaparkannya, dengan
memberikan bukti-bukti, alasan-alasan, contoh-contoh itu, dengan harapan
pembaca terpengaruh dan dapat menerima sikap penulis. Pada akhirnya
penulis berharap agar pembaca berbuat sesuai dengan pendapat penulis.
25Mengarang merupakan cara yang dilakukan untuk mengemukakan
pikiran sesorang. Karangan argumentasi adalah salah satu jenis karangan
yang menutamakan alasan dan bukti. Karangan argumentasi berfungsi
untuk mempengaruhi pembaca dengan apa yang dituliskan.
Menulis argumentasi berarti mengemukakan masalah dengan
mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan segala persoalan
dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekadar manasuka
maupun pendekatan emosional. Penulis harus berusaha menyelidiki apa
persoalanitu, apa ada tujuan yang tersembunyi, apa ada keuntungan atau
22
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009) h.130-134
23
Walija, Bahasa Indonesia Komprehensif, (Jakarta: Penebar Aksara, 1996) h. 107
24
Sudarno, Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia, h. 96
25
(31)
kerugian untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan mana yang kiranya
mendapat manfaat dan bagaimana cara mengatasinya. Pendeknya, penulis
harus berusaha menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis.
26Penulisan yang bertujuan meyakinkan seseorang, membuktikan
pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pihak lain agar pendapat
pribadi diterima termasuk golongan perbahasaan. Hasilnya dapat disebut
bahasan persuasi atau argumentasi.
27Karangan argumentasi ditulis untuk mengungkapkan permassalahan
yang terjadi dan pengambilan sikap penulis terhadap masalah itu.Pendapat
yang dikemukakan oleh penulis dalam karangannya haruslah teliti dan
teratur.Pembaca diajak untuk memahami permasalahan yang terjadi dan
mendukung penulis dalam sikapnya.
Bentuk karangan yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan
pendapat orang lain dengan cara merangkaikan kata-kata sedemikian rupa
sehingga dapat diketahui apakah sebuah pendapat itu benar atau tidak.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama
maka karangan argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang
dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan
persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis
dan teratur.
28Sebuah karangan argumentasi memiliki bagian yang
memungkinkan untuk menyelidiki sebuah masalah, tujuan, dan
mengatasinya.
26
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, h. 168
27
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,h. 184
28
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2010) h. 244
(32)
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (
argument
)
berdasarkan fakta dan data.Dengan fakta dan data, penulis berusaha
meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya.
29Paragraf argumentasi sering disebut juga paragraf persuasi. Tujuannya
adalah untuk meyakinkan pembaca tentang arti penting dari objek tertentu
yang dijelaskan dalam paragraf itu, untuk kepentingan propaganda ,
demonstrasi, promosi, negosiasi, dan lain sebagainya.
30Tak hanya untuk mengemukakan pendapat, argumentasi juga dibuat
untuk mengajak pembaca dengan tujuan tertentu tergantung hal apa yang
dicapai dan disampaikan oleh penulis. Penulis juga harus mengumpulkan
fakta untuk mendukung semua pendapatnya.
Argumentasi biasanya ditulis untuk menemukan solusi dari suatu
konflik.Dengan
menulis
karangan
argumentasi
seseorang
dapat
menemukan solusi yang tepat untuk sebuah masalah.Hal pertama yang
dilakukan adalah mendiskusikan konflik dan solusinya.Setelah itu
persiapkan diri untuk membaca.Membaca sebuah informasi yang dapat
mengembangkan karangan argumentasi.
31Adapun susunan karangan argumentasi yaitu:
theme, agent
,
experience, locative, goal, source
, dan i
nstrument
.
Theme
mengacu
kepada tema yang dipakai dalam karangan,
agent
adalah pelaku yang
melakukan perbuatan,
experience
adalah pernyataan terhadap sesuatu,
locative
menyatakan tempat atau situasi,
goal
mengarah kepada tujuan,
source
adalah sumber atau asal, dan
instrument
adalah alat yang
digunakan.
32
29
MAhmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), h. 139
30
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuik Karang Mengarang, h.166
31
McGraw Hill, Mosaic 2 Writing Silver Edition, ( New York: McGraw Companies, 2007), h. 168-171
32
Andrew Radford, An Introduction to English Sentence Structure, (New York: Cambridge University Press, 2009), h. 202
(33)
Dengan demikian, argumentasi intinya adalah suatu solusi dari
konflik.Struktur dalam karangan argumentasi ini juga harus runtut dan
jelas.Mengedepankan solusi dan menyelesaikan konflik yang terjadi.
Terdapat tiga inti karangan argumentasi. Pertama adalah bagian
pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini,
lalu latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan
persoalan yang akan diargumentasikan sehingga pembaca dapat
memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah
penetepan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Bagian tubuh argumentasi berisi pembahasan masalah dengan
menyajikan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara
induksi, deduksi, analogi, dan lain-lain. Bagian ketiga dari karangan
argumentasi adalah simpulan yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu
pembahasan. Sampaikan simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan
utama pembahasan dan segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa
yang telah dicapai.
33Karangan argumentasi memiliki tiga bagian yaitu
pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
E.
Penelitian yang Relevan
Dari berbagai tulisan yang penulis telusuri ternyata banyak penelitian
yang relevan. Penelitian tersebut yakni penelitian Eti Maryati,
Analisis
Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X
SMA Bani Saleh Bekasi Tahun Pelajaran 2011/2012
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Adapun perbedaan penetlitian Eti Maryani
dengan skripsi ini adalah karangan yang diteliti berupa karangan deskripsi
sedangkan skripsi ini karangan argumentasi. Siswa yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas X SMA Bani Saleh berjumlah 25 siswa, skripsi
33
(34)
ini subjeknya adalah siswa kelas X SMK Triguna Utama berjumlah 31
siswa.Hasil peneltiannya yaitu masih banyak siswa yang kurang memenuhi
syarat menggunakan kalimat efektif.Hasil penelitian skripsi ini adalah banyak
siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif.
Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Silvia Hanuryanti
yang berjudul
Penggunaan Media PowerPoint terhadap Keterampilan
Menulis Argumentasi Siswa Kelas XI SMAN 109 Jakarta
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Perbedaan skripsi ini dengan penelitian
Silvia adalah metode.Silvia menggunakan metode kuantitatif sedangkan
skripsi ini deskriptif kualitatif.Subjek penelitian skripsi ini adalah siswa SMK,
sedangkan subjek penelitian Silvia adalah siswa SMA. Hasil penelitian skripsi
ini adalah banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif sedangkan
Silvia hasilnya adalah penggunaan media
powerpoint
sangat berpengaruh
terhadap keterampilan menulis argumentasi.
Selanjutnya penelitian yang relevan yaitu penelitian Yusuf Jauhari
yang berjudul
Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat Majemuk Setara
dengan Kualitas Karangan Argumentasi Siswa Madrasah Tsanawiyah
MTs. AL-Ittihadiyah Sukatani Bekasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Perbedaan
skripsi
ini
dengan
skripsi
Yusuf
adalah
subjek
penelitiannya.Yusuf meneliti 52 siswa madrasah tsanawiyah sedangkan
skripsi ini 31 siswa SMK Triguna Utama.Yang diteliti Yusuf yaitu
penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk setara sedangkan skripsi ini
kalimat efektif. Hasil penelitian Yusuf adalah terdapat hubungan antara
penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk setara dengan kualitas
karangan argumentasi dengan angka korelasi 0,13. Hasil penelitian ini yaitu
banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif.
(35)
23
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X AK SMK Triguna Utama yang
beralamat di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat, Tangerang Selatan.Peneliti
melakukan tindakan berupa pengamatan, merencanakan tindakan,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian.
2.
Waktu
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014
selama 2 minggu.Yaitu bulan Mei 2014 pada tanggal 11 sampai tanggal
24.Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan mengambil sampel
penelitian kelas X. AK yang berjumlah 31 siswa.
B.
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa-siswi kelas X AK SMK Triguna
Utama Ciputat. Yang terdiri dari dua puluh enam siswa perempuan dan
limaorang siswa laki-laki.
C.
Sumber Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan
data sekunder.Sumber data primer merupakan sumber yang langsung
memberikan data kepada penulis. Sumber data primer dalam hal ini adalah
Siswa Kelas X AK SMK Triguna Utama .Sementara data sekunder (data
(36)
pendukung) adalah hasil karangan argumentasi yang dibuat oleh siswa
sebanyak tiga puluh satu karangan.
D.
Metode Penelitian
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dikur dengan bilangan
atau tidak dapat diutarakan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk
kategori-kategori yang
exhaustive
, artinya satu unsur hanya dapat
dimasukkan dalam satu kategori.
34Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang
terjadi sekarang.Peneltian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi
tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.
35Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya
pada saat peneltian berlangsung.
Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, artinya penulis
dilibatkan
dalam
suatu
situasi
dan
fenomena
yang
sedang
dipelajari.Berdasarkan hasil pengamatan penulis mengintepretasikan fakta
yang relevan secara menyeluruh.
E.
TeknikPengumpulan Data
1)
Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasl belajar dilakukan untuk mengukur ketercapaian siswa dalam
suatu kompetensi tertentu.Tes yang diberikan berupa membuat karangan
argumentasi yang berjudul “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
Selebritas” dengan menggunakan kalimat efektif.
34
Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa, ( Jakarta: Diadit Media, 2011), h. 125
35
Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982). H. 415
(37)
2)
Jurnal
Jurnal diisi oleh siswa setelah pelajaran hari ini selesai.Siswa
diharuskan untuk menulis jurnal.Jurnal berfungsi sebagai indikator
pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan.
3) Teknik Observasi
Observasi
atau
pengamatan
merupakan
teknik
atau
cara
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Penulis mengamati jalannya proses kegiatan belajar
mengajar telah sesuai dengan skenario yang telah dirancang dalam RPP.
4
) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti secara fisik terhadap sebuah
penelitian.Dokumentasi berguna untuk memberikan gambaran terhadap
tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil
gambar kegiatan para siswa dan guru pada saat proses pelaksanaan penelitian
dilaksanakan.
F.
TeknikAnalisis Data
Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan tersebut agar
dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain.
36Analisis
data
merupakan
proses
pengaturanurutan
data
mengorganisasikannyakedalamsuatupola, kategoridan satuan uraian dasar.
Dalam penelitian Ini penulis menggunakan teknik kualitatif karena dalam hal
30
(38)
ini penulis terlebih dahulu membaca dan mendeskripsikan (memaparkan atau
menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci) kalimat efektif
dalam karangan argumentasi kemudian menganalisisnya.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi,
mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan,
menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang memang berbeda,
serta menyisihkan pada kelompok lain data yang serupa, tapi tak sama. Dalam
rangka pengklasifikasian dan pengelompokkan data tentu harus didasarkan
pada apa yang yang menjadi tujuan penelitian. Dalam pada itu, tujuan
penelitian itu sendiri adalah memecahkan masalah yang memang menjadi
fokus penelitian.
37Yang menjadi fokus penelitian penulis adalah kalimat efektif dalam
karangan argumentasi siswa kelas X. AK SMK Triguna Utama.Aspek yang
dinilai dari karangan tersebut adalah kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya.
a.
Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan ketika sebelum melakukan
kegiatan.Dilakukan selama dua minggu sebelum kegiatan.Penulis
mengamati hasil kerja siswa yaitu dengan mengoreksi tugas yang
diberikan kemudian memiliki kesimpulan bahwa siswa-siswa belum
secara maksimal mengetahui tentang kalimat efektif.Kemudian, guru
menyiapkan materi tentang kalimat efektif dan tabel untuk melakukan
kegiatan.Ketika
perencanaan
ini
berlangsung
sedang
hangat
dibicarakan mengenai pemilihan anggota legislatif.Lalu, penulis
berinisiatif untuk mengangkat topik ini untuk menjadi bahasan dalam
karangan argumentasi sehingga dipilih judul “Pemilihan Anggota
Legislatif dari Kalangan Selebritas”.Diharapkan siswa dapat
31
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Metodenya, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 253
(39)
mengemukakan pendapatnya mengenai topik ini dalam sebuah
karangan argumentasi yang menggunakan kalimat efektif.
b.
Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin, 12 Mei 2014 pada
pukul 10.50-12.10 berlangsung selama 2 jam mata pelajaran Bahasa
Indoesia dengan alokasi waktu 80 menit. Awal mulanya guru
menjelaskan mengenai kalimat efektif, ciri-ciri beserta contohnya.
Siswa mampu menyimpulkan apa yang dipelajari hari itu
denganmengisi jurnal siswa.
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pertama:
1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2.
Guru dan siswa berdoa bersama.
3.
Guru membuka schemata siswa mengenai kalimat efektif.
4.
Guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai
kalimat efektif.
5.
Guru menjelaskan mengenai kalimat efektif.
6.
Guru menerangkanciri-ciri kalimat efektif.
7.
Guru menyimpulkan pelajaran hari itu dengan melakukan refleksi.
8.
Siswa menyimpulkan semua materi dalam jurnal siswa.
9.
Guru menutup pelajaran.
Kegiatan kedua dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2014 pada
pukul 10.50-12.10.berlangsung selama 2 jam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan alokasi waktu 70 menit. Kali ini guru menjelaskan
tentang karangan argumentasi pengertian dan ciri-ciri karangan
argumentasi. Kemudian siswa menyimpulkan apa yang dipelajarinya
dengan mengisi jurnal siswa.
(40)
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kedua:
1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2.
Guru dan siswa berdoa bersama.
3.
Guru
melakukan
apersepsi
sebelum
mengajarkan
materi
selanjutnya mengenai pelajaran kemarin.
4.
Guru menjelaskan mengenai karangan argumentasi.
5.
Guru menerangkan ciri-ciri karangan argumentasi.
6.
Guru member contoh karangan argumetasi.
7.
Guru menyimpulkan pelajaran hari itu dengan melakukan refleksi.
8.
Siswa menyimpulkan semua materi dalam jurnal siswa.
9.
Guru menutup pelajaran.
Kegiatan ketiga dilaksanakan pada Selasa 20 Mei 2014 pada
pukul 08.20-09.40 berlangsung selama 2 jam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan alokasi waktu 80 menit.Siswa diperintahkan untuk
membuat sebuah karangan argumentasi dengan judul “Pemilihan
Anggota Legislatif dari Kalangan Selebritas”.Siswa dituntut untuk
menggunakan kalimat efektif yang sesuai.Siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan fenomena yang terjadi di sekitar.Informasi
yang telah dimiliki oleh siswa mengenai fenomena ini dapat
dituangkan dalam bentuk karangan argumentasi.
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kedua:
1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2.
Guru dan siswa berdoa bersama.
3.
Guru melakukan apersepsi siswa mengenai pelajaran
sebelumnya.
(41)
4.
Guru melakukan refleksi terhadap materi yang diajarkan.
5.
Guru membuka schemata siswa mengenai fenomena yang
terjadi akhir-akhir ini yaitu pemilihan anggota legislatf yang
dilaksanakan pada taggal 9 April 2014.
6.
Guru menugaskan siswa membuat karangan argumentasi yang
berjudul “ Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
Selebritas”.
7.
Guru memberikan waktu selama 40 menit kepada siswa.
8.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
9.
Tugas diberikan kepada guru ketika sudah selesai.
10.
Guru memberikan kesimpulan mengenai semua materi yang
dipelajari.
11.
Guru menutup pelajaran.
c.
Observasi pemantau
Setelah dilakukan kegiatan belajar belajar dapat diketahui hasil
pengamatan yang telah dilakukan. Dengan melakukan pengamatan
maka dapat dikur sejauh mana kemampuan siswa dan bagaimana
proses yang mereka jalani.
d.
Refleksi
Setelah semua hasil didapatkan maka hal yang dilakukan
selanjutnya adalah melakukan refleksi dan tindak lanjut dari proses
kegiatan belajar mengajar. Melakukan koreksi dan penilaian.
(42)
G.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik
triangulasi data yakni memeriksa kebenaran hipotesis dan analisis
penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu guru dan murid.
2.
Penggunaan alat atau instrument yang telah dibuat sebelum
penelitian.
3.
Penggunaan beberapa teknik pengumpulan data membantu penulis
dalam mempermudah mendapatkan data membantu peneliti dalam
mempermudah mendapatkan data yang nantinya akan dianalisis
setelah melakukan pengamatan.
H.
Penyajian Data
Bentuk penyajian data penulis adalah dalam bentuk tabel dan
mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat, dan memperbaiki
kalimat yang salah.
Kesatuan Pikiran
Kode
siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kepaduan
Kode
siswa
(43)
Penekanan
Kode
siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Variasi
Kode
siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kepararelan
Kode
siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kehematan
Kode
siswa
(44)
32 BAB IV
PROFIL SEKOLAH, DESKRIPSI DATA, DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di kelas X. AK SMK Triguna Utama Ciputat.Hasil penelitian diperoleh dari hasil pengamatan belajar kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
A. Profil Sekolah 1. VISI DAN MISI
Persaingan dan tantangan kehidupan di masa yang akan datang pastinya berat. SMK Triguna Utama sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan menengah kejuruan, mempunyai VISI dan MISI untuk menjawab tantangan tersebut sebagai berikut:
VISI :Menjadikan SMK Triguna Utama yang terampil, unggul, berbudaya, beradab dan berkeberadaban di tingkat Lokal, Nasional maupun Global
MISI
1. Melaksanakan pendidikan agar sekolah menghasilkan tenaga yang terampil.
2. Menyelenggarakan Pelatihan agar sekolah unggul, berbudaya, beradap dan berkeberadaban dalam persaingan Lokal, Nasional maupun global. 3. Menjadikan Sekolah sebagai kebanggan masyarakat.
4. Menjadikan Lingkungan sekolah cermin Dunia Usaha dan Industri. 5. Menciptakan kultur sekolah yang memiliki budi pekerti luhur, beriman
dan bertaqwa ke pada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tujuan
(45)
a. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan Kompetensi Keahlian pilihannya.
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi Keahlian yang diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Prestasi
Banyak prestasi yang telah diraih oleh SMK Triguna Utama baik bidang akademis atau non akademis, didalam perlombaan dari 18 kali perlombaan 2 kali masuk mewakili tingkat nasional (11%). Prosentasi kejuaraan mendapatkan juara 1 sebanyak 72 % pada tingat Kota Tangerang Selatan dan 27 % mendapatkan juara 2 pada periode tahun 2010/2011.
4. Keadaan Sekolah
Keadaan SMK Triguna Utama adalah sekolah standart Nasional dengan predikat Terakreditasi “A” serta memiliki system managemen berdasarkan standart mutu ISO 9001:2008 .Sepintas kegiatan penunjang di SMK Triguna Utama antara lain meliputi:
Ruang Administrasi terdiri atas Ruang Guru,ruang Tata Usaha dan Ruang Kepala Sekolah.
(46)
Ruang Kegiatan Belajar terdiri atas ruang kelas, Bengkel Praktek/workshop/ laboratorium Fisika, kimia dan Biologi,Lab Bahasa,Lab Komputer, dan Moving Class.
Ruang Penunjang Lainnya yaitu Aula, Ruang Sanggar, Hall, Kantin sekolah, Gudang dan Toilet.
5. Guru
Terdapat lima puluh enam guru, tata usaha, dan pegawai di SMK Triguna Utama. Dua puluh enam di antaranya adalah guru tetap.Empat belas merupakan guru tidak tetap.Sisanya adalah pegawai tata usaha, pengurus yayasan, perpustakaan, dan petugas kebersihan.
Guru bahasa Indonesia di SMK Triguna Utama berjumlah dua orang yaitu Bapak Rahmat, S.Pd. dan Bapak Noprizal Nurul Fajri, S.Pd. Bapak Rahmat, S.Pd. lulusan dari Universitas Kuningan Jawa Barat jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun 2012, sedangkan Bapak Noprizal Nurul Fajri, S.Pd., lulusan Universitas Dr. Hamka Jakarta jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun 2013.
B. Deskripsi Data
Berikut ini adalah analisis kesalahan dan penggunaan kalimat efektif yang benar dalam karangan argumentasi siswa kelas X,AK berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif.
Di bawah ini adalah nama-nama siswa X.AK yang penulis teliti karangan argumentasinya.
Tabel 1
KELAS : X AK
WALI KELAS : Siti Khuswatul Hasanah, S.Pd.
No Nama Jenis
Kelamin
Kode Siswa
(47)
2 Aditia Eka Saputra L B
3 Arfakhsal Farabi L C
4 Ayu Adelia Putri P D
5 Datik Handika sari P E
6 Dian Hastika P F
7 Dinda Restu Pertiwi P G
8 Dita Refiana P H
9 Elka Dwi Shinta P I
10 Eka Yulianti P J
11 Firda Amalia P K
12 Juriah P L
13 M. Badar Madani L M
14 M. Habibi L N
15 Nabila Fitria P O
16 Nabila Sulistiani P P
17 Nia Puspitowati P Q
18 Nita Kristianti P R
19 Nuralita Wahyuningtyas P S
20 Nurfaiza P T
21 Puji Rahayu P U
22 Qalby Carolla P V
23 Rahayu Nurfitriani P W
24 Reno Oktivan L X
25 Ria Novianti P Y
26 Rismayani P Z
27 Sri Agisty P AA
28 Sri Anggraini P AB
29 Sri Dwi Dayanti P AC
30 Tia Agustien P AD
31 Weni Swandani P AE
C. Pembahasan
Tabel 2 Kesatuan Pikiran Kode
Siswa
Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar A Pada tanggal 9 April 2014
kita telah melaksanakan PEMILU (pemilihan
Kita telah melaksanakan pemilu legislatif di Indonesia 9 April lalu, tetapi banyak hal
(48)
umum)calon legislatif di seluruh wilayah Indonesia. Banyak hal yang janggal dalam pemilu kali ini.
yang janggal dalam pemilu kali ini.
B Saya sah saja apabila selebriti tersebut mencalonkan diri tetapi harus didasari dengan pondasi yang kuat.
Saya setuju apabila calon legislatif berasal dari kalangan selebritas dan memiliki pondasi dasar yang kuat. C Menurut saya, para selebriti
boleh saja menjadi calon anggota legislatif, tapi dia juga harus memikirkan rakyatnya.
Menurut saya, para selebritas bisa menjadi calon anggota legislatif, tetapi mereka harus memikirkan nasib rakyat.
D Dengan demikian dari kalangan selebritas saya tidak setuju karena hanya omong kosong dan terus berjanji tetapi hasilnya tidak ada.
Dengan demikian saya tidak setujuapabila calon legislatif dari kalangan selebritas karena banyak omong kosong dan janji yang tidak ditepati. F Mungkin, hanya untuk
menaikkan popularitasnya saja atau mencari sensasi semata.
Untuk menaikkan popularitas atau mencari sensasi.
G Saya tidak setuju karena banyak dari mereka yang ikut serta hanya ingin mendongkrak
kepopularitasan semata agar nama mereka terpilih oleh rakyat dan menjadi terkenal.
Saya tidak setuju karena kebanyakan anggota legislative dari kalangan selebritas hanya ingin menaikkan popularitas dan dipilih oleh rakyat.
(49)
hanya berprestasi di dunia hiburan saja. Dan tidak memiliki pengetahuan apalagi pengalaman di dunia politik.
memiliki prestasi di dunia hiburan dan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman di dunia politik.
I Semua orang mempunyai hak atau kebebasan dalam berpendapat, memilih, men-jadikan dirinya seperti apapun, tetapi harus didasari dengan tanggung jawab.
Setiap orang memiliki hak atau kebebasan dalam berpendapat, memilih, dan menjadi apapun, tetapi harus memiliki tanggung jawab.
J Indonesia ini memerlukan wakil rakyat yang jujur, baik, dan adil.
Sudah banyak contoh anggota legislatif yang dipenjara akibat korupsi, tidak mengerjakan tugasnya de-ngan baik dan hanya uncang-uncang kaki saja
Indonesia membutuhkan wakil rakyat yang jujur, baik, dan adil.
Banyak anggota legislatif yang dipenjara karena korupsi, tidak menjalankan tugas dengan baik dan tidak melakukan apapun.
K Pertama ia harus bertanggung jawab dalam mejalankan diri sebagai DPR, dan di sisi lain juga ia bertanggung jawab dalam menjalankan pro-fesinya sebagai artis.
Pertama, dia harus ber-tanggung jawab men-jalankan tugas sebagai anggota DPR dan profesi sebagai artis.
L Tapi menurut saya calon legislatif dari kalangan seleb hanya bisa bermodalkan kepopuleran mereka dan
Menurut saya, calon legislatif dari kalangan selebritas hanya bermodalkan popularitas dan tidak memiliki kemampuan
(50)
mungkin mereka tidak mempunyai bakat yang cukup untuk menjadi calon legislatif.
yang cukup untuk menjadi legislatif.
M Anggota legislatif dari kalangan selebritas ini sebenarnya banyak memiliki kemampuan, selain ke-mampuan dibidang keartisan, tetapi juga memiliki ke-mampuan dibidang ke-pemerintahan.
Anggota legislatif dari kalangan selebritas tak hanya memiliki kemampuan di bidangnya, tetapi dalam pemerintahan.
N Bukannya ingin mencela atau mentidak baguskan nama selebritas, namun inilah ketakutan saya dalam dunia politik jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Kekhawatiran saya apabila kalangan selebritas terjun ke dunia politik, mereka tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Q Dan mereka kurang mengerti tentang politik dan ekonomi yang dialami rakyat Indonesia.
Mereka tidak mengerti politik dan ekonomi rakyat Indonesia.
R Dan bukan hanya dapat merasakan duduk di kursi pejabat juga bisa merasakan uang rakyat.
Yang diinginkan oleh rakyat adalah pemimpin yang bijaksana, adil, jujur, bersih
Tak hanya merasakan jadi pejabat tetapi menikmati uang rakyat.
Rakyat menginginkan pemim-pin yang bijaksana, adil, jujur, dan bersih serta mampu
(51)
dari korupsi dan mampu memimpin rakyat dengan baik.
memimpin dengan baik.
T Karena mereka tidak mampu atau kurang mengerti tentang politik Indonesia dan mereka hanya mengandalkan popu-laritas untuk mencakup suara rakyat.
Mereka tidak mampu dan mengerti politik Indonesia. Hanya mengandalkan popu-laritas untuk memperoleh suara.
U Dari pemilihan legislatif tersebut saya sangat tidak setuju jika anggota legislatif dari kalangan selebritas karena banyak sekali selebritas yang ingin semakin terkenal atau ingin semakin populer dengan mencalonkan dirinya sebagai anggota legislatif.
Saya tidak setuju apabila anggota legislatif dari kalangan selebritas karena sebagian besar hanya menginginkan menjadi terkenal dan populer.
V Dengan demikian calon legislatif yang digeluti oleh kalangan selebritas se-harusnya mempunyai pen-didikan, karakter dan sosial yang baik bukan hanya mengandalkan
kepopularitasan semata tetapi pendidikan, akhlak yang baik dan merasa mampu untuk menjadi pemimpin rakyat.
Dengan demikian, sebagai calon legislatif para selebritas memiliki pendidikan, karakter, dan kehidupan sosial yang baik. Jangan mengandalkan kepopularitasan karena pen-didikan dan akhlak juga penting sebagai bekal menjadi wakil rakyat.
(52)
W Dari kalangan selebritas banyak yang ingin men-calonkan diri sebagai anggota legislatif, mungkin karena kejenuhan mereka di dunia entertaint dan ingin mencoba terjun ke dunia politik.
Banyak kalangan selebritas yang mencalonkan diri men-jadi anggota legislatif karena jenuh di dunia hiburan dan mencoba dunia politik.
X Adapun berbagai pendapat kalau para selebritas hanya memanfaatkan lembaga legislatif sebagai ajang popularitas atau meninggikan namanya.
Beberapa pendapat menya-takan para selebritas me-manfaat legislatif sebagai ajang mencari popularitas atau melambungkan namanya.
Y Dari sekian banyak orang dan sampai dari kalangan selebritas yang ikut serta mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Banyak orang dan kalangan selebritas yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
AA Karena tidak hanya kepopularitasan yang ditampakan, tetapi pendidikan yang baik harus juga ditampakan.
Tidak hanya kepopularitasan, tetapi pendidikan juga harus diperlihatkan.
AD Pendapat kedua mereka hanya mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan rakyat kecil.
Kedua, mereka hanya memikirkan diri sendiri, bukan rakyat kecil.
AE Saya tidak setuju karena mereka hanya ingin mendapatkan popularitas dan
Saya tidak setuju, mereka hanya ingin mendapatkan popularitas dan fasilitas
(53)
mendapatkan fasilitas negara secara gratis.
negara.
Kesalahan kalimat pertama dengan subjek siswa A tidak menggunakan kata hubung pada kalimat selanjutnya. Kata hubung tetapi dilesapkan setelah Indonesia maka jadilah kalimat yang benar Kita telah melaksanakan pemilu legislatif di Indonesia 9 April lalu, tetapi banyak hal yang janggal dalam pemilu kali ini.Karena cirri kesatuan pikiran adalah menggunakan kata hubung dan, tetapi, atau.Kesalahan kedua terletak pada penulisan tanggal 9 April yang menggunakan hiponim tanggal dan hipernim 9 April.Seharusnya tidak menggunakan kata tanggal.
Kesalahan siswa B adalah penggunaan kata sah saja, diganti dengan kata yang baku yaitu setuju. Penggabungan dua kalimat seharusnya ditambah dengan konjungsi dank arena yang dinyatakan bukan pertentangan melainkan penggabungan.Sehingga kalimat yang benar yaitu Saya setuju apabila calon legislatif berasal dari kalangan selebritas dan memiliki pondasi dasar yang kuat.
Selanjutnya kesalahan siswa C, kata boleh saja tidak baku diganti dengan bisa. Kata konjungsi yang menyatakan pertentangan menggunakan kata tapi seharusnya tetapi.Jadi kalimat yang benar adalah Menurut saya, para selebritas bisa menjadi calon anggota legislatif, tetapi mereka harus memikirkan nasib rakyat.
Siswa D menggunakan konjungsi tetapi, sedangkan kalimat yang dibuat menyatakan kesetaraan bukan pertentangan.Konjungsi yang tepat adalah dan.Seharusnya kalimat tersebut menjadi Dengan demikian saya tidak setuju apabila calon legislatif dari kalangan selebritas karena banyak omong kosong dan janji yang tidak ditepati.
(54)
Kesalahan yang dibuat oleh siswa F yaitu penggunaan kata mungkin dan hanya.Kalimat tersebut adalah kalimat yang menyatakan pilihan karena menggunakan konjungsiatau, agar kalimat tersebut efektif maka kata mungkin dan hanya dihilangkan menjadi Untuk menaikkan popularitas atau mencari sensasi.
Kalimat yang dibuat siswa G tidak efektif karena penggabungan antara dua gagasan tidak tepat menggunakan kata hubung agar.Kata hubung yang tepat adalah dan berdasarkan ciri kesatuan pikiran.Saya tidak setuju karena kebanyakan anggota legislatif dari kalangan selebritas hanya ingin menaikkan popularitas dan dipilih oleh rakyat.
Siswa H memiliki kesalahan penggunaan kata karena di awal kalimat dan konjungsi dan setelah titik.Kalimat tersebut tidak efektif karena dan digunakan untuk menggabungkan pikiran bukan di awal kalimat.Kalimat yang benar adalah Menurut saya, mereka hanya memiliki prestasi di dunia hiburan dan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman di dunia politik.
Terdapat dua konjungsi di kalimat siswa I yaitu atau dan tetapi hanya kurang konjungsi dan untuk gagasan terakhir.Kalimat yang seharusnya adalah Setiap orang memiliki hak atau kebebasan dalam berpendapat, memilih, dan menjadi apapun, tetapi harus memiliki tanggung jawab.
Kalimat siswa J Indonesia ini memerlukan wakil rakyat yang jujur, baik, dan adil seharusnya Indonesia membutuhkan wakil rakyat yang jujur, baik, dan adil.penggunaan konjungsi dan sudah tepat hanya kata ini dan memerlukan membuat kalimat ini tidak efektif. Kalimat kedua penggunaan kata akibat seharusnya diganti dengan karena.Sehingga perbaikannya adalah Banyak anggota legislatif yang dipenjara karena korupsi, tidak menjalankan tugas dengan baik dan tidak melakukan apapun.
(55)
Kalimat yang dibuat oleh siswa K tidak efektif dengan adanya konjungsi dalam.Penggabungan dua pikiran menggunakan konjungsi dan, namun kalimat yang dibuat terlalu bertele-tele.Kalimat yang efektif seharusnya Pertama, dia harus bertanggung jawab menjalankan tugas sebagai anggota DPR dan profesi sebagai artis.
Selanjutnya, siswa L tidak efektif karena penggunaan konjungsi tetapi di awal kalimat tidak sesuai dengan cirri kesatuan pikiran.Kalimat yang efektif adalah Menurut saya, calon legislatif dari kalangan selebritas hanya bermodalkan popularitas dan tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi legislatif.
Siswa M membuat kalimat Anggota legislatif dari kalangan selebritas ini sebenarnya banyak memiliki kemampuan, selain kemampuan dibidang keartisan, tetapi juga memiliki kemampuan dibidang kepemerintahan.Kalimat efektifnya adalah Anggota legislatif dari kalangan selebritas tak hanya memiliki kemampuan di bidangnya, tetapi dalam pemerintahan.Kata ini dan sebenarnya membuat kalimat tidak efektif maka dihilangkan dan pernyataan di akhir kalimat yang memiliki konjungsi atau sebaiknya dipersingkat.
Kalimat yang dibuat siswa N, menggunakan konjungsi atau yang menyatakan pilihan.Namun kalimat yang dibuat tidak efektif.Seharusnya dengan inti dan maksud yang lebih efektif menghasilkan kalimat Kekhawatiran saya apabila kalangan selebritas terjun ke dunia politik, mereka tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Siswa Q menggunakan konjungsi dan di awal kalimat sehingga tidak efektif.Konjungsi dan di awal dihilangnkan agar sesuai dengan ciri kesatuan pikiran.Kalimat efektifnya menjadi Mereka tidak mengerti politik dan ekonomi rakyat Indonesia.
(56)
Kalimat pertama yang dibuat siswa R menggunakan konjungsi dan di awal kalimat.Menyatakan dua pertentangan seharusnya menggunakan konjungsi tetapi.Kalimat efektifnya menjadi Tak hanya merasakan jadi pejabat tetapi menikmati uang rakyat.Kalimat kedua terdapat kata yang di awal kalimat, selain itu kata oleh membuat kalimat tidak efektif.PerbaikannyaRakyat menginginkan pemimpin yang bijaksana, adil, jujur, dan bersih serta mampu memimpin dengan baik
Siswa T membuat kalimat dengan meletakkan kata karena di awal kalimat, kemudian kata hubung atau.Penggunaan kata hubung atau tidak tepat yang tepat adalah dan.Sehingga kalimat yang efektifnya yaitu Mereka tidak mampu dan mengerti politik Indonesia.Hanya mengandalkan popularitas untuk memperoleh suara.
Kalimat tidak efektif juga dibuat oleh siswa U, siswa U menggunakan preposisi dari di awal kalimat. Kemudian penggunaan konjungsi atau yang tidak tepat karena gagasannya merupakan dua hal yang sama. Kalimatnya berubah menjadi efektif dengan menghilangkan preposisi dari dan konjungsi atau.Perbaikannya adalah Saya tidak setuju apabila anggota legislatif dari kalangan selebritas karena sebagian besar hanya menginginkan menjadi terkenal dan populer.
Siswa V membuat kalimat dengan banyak kosakata dalam satu kalimat.Hal tersebut tidak efektif. Penghilangan konjungsi olehakan menjadikan kalimat ini efektif dan penggabungan unsur yang sama ke dalam kalimat. Kalimat efektifnya adalah Dengan demikian, sebagai calon legislatif para selebritas memiliki pendidikan, karakter, dan kehidupan sosial yang baik.Jangan mengandalkan kepopularitasan karena pendidikan dan akhlak juga penting sebagai bekal menjadi wakil rakyat.
Kesalahan yang dibuat oleh siswa W yaitu meletakkan preposisi dari di awal kalimat dan penggunaan kata entertaint.Kalimat efektif seharusnya Banyak kalangan selebritas yang mencalonkan diri menjadi
(1)
65
Selanjutnya, kalimat yang dibuat siswa S kata keterkenalan tidak efektif, yang efektif adalah ketenaran.Kata jadi bisa ini pemborosan kata dan tidak menuju kepada inti kalimat.Kalimat efektifnya yaitu Menurut saya, dengan ketenaran mereka yang sering muncul di televisi, masyarakat bisa menilai selebritas tersebut.
Kesalahan yang dilakukan siswa T adalah menggunakan konjungsi untuk yang membuat kalimat ini tidak efektif.Kalimat yang benar adalah Mereka harus berjuang mengambil hati rakyat Indonesia.
Kalimat yang dibuat siswa U tidak efektif karena menggunakan kata banyak sekali.Selain itu, menggunakan konjungsi untuk.Perbaikannya menjadi Banyak kalangan selebritas yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
Siswa V membuat kalimat tidak efektif karena kesalahan peletakan kata depan dari sebnyak dua kali. Kata di mulai dari seharusnya diubah menjadi di antaranya.Kalimat efektifnya menjadi Pemilihan legislatif ini diikuti banyak kalangan, di antaranya pedagang kaki lima, RT/RW, selebritas, dan lain-lain.
Kalimat yang dibuat siswa W tidak efektif karena menggunakan konjungsi dan di awal kalimat. Penggunaan kata banyak sekali dan kata depan dari yang tidak tepat. Kalimat yang benar adalah Banyak kalangan yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif , termasuk kalangan selebritas.
Kesalahan yang dibuat oleh siswa X tidak banyak yaitu menggunakan konjungsi oleh.Kalimat yang benar adalah Sehingga, mereka bisa menjadi anggota legislatif yang dipercaya rakyat.
Selanjutnya kalimat tidak efektif dibuat siswa Y karena menggunakan kata depan dari di awal kalimat. Selain itu konjungsi dan yang tidak tepat.Kalimat efektifnya adalah Banyak orang sampai kalangan selebritas mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
(2)
66
Siswa Z melakukan kesalahan dengan menggunakan kata jika yang membuat kalimat ini tidak efektif.Kesalahan kedua adalah banyak para selebritas seharusnya para selebritas atau banyak selebritas.Terakhir, penggunaan kata yang.Kalimat efektifnya adalah Dengan demikian, saya tidak setuju para selebritas mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Siswa AA dan AD memiliki satu kesalahan.Mereka menggunakan kata oleh dan yang. Apabila diubah menjadi kalimat efektif menjadi Oleh karena itu, calon anggota legislatif dari kalangan selebritas kurang dipercaya masyarakat. Mereka berpikir menjadi anggota legislatif adalah hal mudah.
Kesalahan siswa AE adalah menggunakan kata depan dari. Selain itu, dirinya untuk juga tidak tepat.Maka kalimat efektifnya yaitu Berbagai kalangan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, contohnya kalangan selebritas.
(3)
67
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan tentang penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa kelas X AK SMK Triguna Utama belum memenuhi kriteria kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya. Sebanyak enam kriteria belum terpenuhi yaitu kesatuan pikiran, kepaduan, penekanan, variasi, kepararelan, dan kehematan. Karangan argumentasi yang diteliti sebanyak tiga puluh satu buah, kesalahannya sebanyak dua kesalahan aspek kesatuan pikiran, dua puluh sembilan kesalahan aspek kepaduan, tujuh aspek kesalahan penekanan, satu kesalahan aspek variasi, dua kesalahan aspek kepararelan, dan dua puluh tiga kesalahan aspek kehematan.
B. Saran
Fakta menunjukkan bahwa karangan argumentasi yang dibuat oleh siswa belum memenuhi syarat keefektifan kalimat, maka penulis memiliki saran sebagai berikut:
1. Membuat siswa mengetahui dan mengembangkan pengetahuan mengenai ciri-ciri
kalimat efektif dan karangan argumentasi dengan memberikan materi yang menunjang.
2. Guru bahasa Indonesia sering memberikan latihan mengenai kalimat efektif dan karangan argumentasi karena siswa diharapkan tidak hanya menguasai teori saja melainkan mengaplikasikannya.
(4)
68
DAFTAR PUSTAKA
A.Rahman, Eman, Sudamo.Kemampuan Berbahasa Indonesia.Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1986.
AchmaddanAlek.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
AR, Syamsuddin.Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Arifin, Zaenal&Tasai, Amran.Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademia
Pressindo,Edisi Revisi 2008.
Ary, Donald.dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982. Badudu, JS. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1994.
Fitriyah, Mahmudah&Gani, Ramlan Abdul.Pembinaan Bahasa Indonesia.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007.
Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa. Jakarta: Diadit Media, 2011. Hill, McGraw.An Introduction to English Sentence.New York: McGraw Companies,
2007.
Hindun.Pembelajaran Bahasa dan KreasiSastra Indonesia.Jakarta: MahzabCiputat, 2014.
Keraf, Gorys. Komposisi.NTT: Nusa Indah, 1994.
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, Jakarta: PenerbitMitraWacana Media, 2010.
(5)
69
Mahsun.Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, danMetodenya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif. Bandung:PT. Refika Aditama, 2007.
Radford, Andrew. An Introduction to English Sentence Structure.New York:
Cambridge University Press, 2009.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga, 2009.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007. Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia.Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1990.
Sarbadila, Atikah, &Markhamah.Analisis Kesalahan dan Kesantunan Bahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2009.
Soemarsono.Filsafat Bahasa. Jakarta: PT. Grasindo, 2004 .
Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009
Walija.Bahasa Indonesia Komprehensif. Jakarta: PenebarAksara, 1996.
(6)
DATA PRIBADI PENULIS
Nama lengkap RiniSetianingrum, lahir di Jakarta 17Maret 1991.Anak kelima dari pasangan Achmad Rochani dan Sri Endah Sunarti ini bersekolah di SDN 02 Ciangsana, SMPN 3 Gunung Putri, dan SMAN 7 Bekasi.Wanita berumur 23 tahun ini sangat gemar menyaksikan
pertandingan sepak bola terutama
Liverpool.Aktif dalam bahasa Inggris dan mengikuti pendidikan di LBPP LIA pada tahun 2012-2013.
Setelah lulus dari sekolah menengah atas penulis melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2010. Penulis juga pernah mengajar di lembaga pendidikan Salemba Group padatahun 2012-2013. Saat ini wanita penyuka warna merah ini bekerja di Lembaga Pendidikan Sony Sugema College.