Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT TIMELINESS

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

IKA ENDA SUKANTI 120522123

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Timelines Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2015 Yang membuat pernyataan,

Ika Enda Sukanti


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness antara lain variabel ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit dan audit report lag pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit, variabel kualitas auditor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit timeliness dan audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit timeliness.

Kata kunci : ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit, audit report lag, audit timeliness.


(4)

ABSTRACT

The objective of this research is to investigate the influence of the firm size, the quality of auditor,audit opinion and audit report lag toward the Timeliness on Banking company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2012. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id, Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is logistic regression.

The result of this research shows that the firm size has negative and not significant correlation to the timeliness, the quality of auditor has negative and not significant correlation to the timeliness and audit report lag has positive and significant correlation to the timeliness.

Keyword : firm size, quality of auditor, audit opinion, audit report lag, audit timeliness


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta ‘alla atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, cintai dan banggakan, ayahanda Baktiar Efendi dan ibunda Harnayati yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini serta selalu mendukung dan memotivasi saya dalam penulisan ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Buat sahabat-sahabatku Muhammad Saleh Nst, Santi Ramadani, Ali Imran dan Yuli Ferawati dan juga teman-teman seangkatan 2012 serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2015 Penulis,

Ika Enda Sukanti NIM : 120522123


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ...i

ABSTRAK ... ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ...1

1.2 Rumusan masalah ... 8

1.3 Tujuan penelitian... 9

1.4 Manfaat penelitian...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori ...10

2.1.1 LaporanKeuangan ... 10

2.1.2 Auditing ... 12

2.1.2.1 Defenisi Auditing ... .12

2.1.2.2 Audit LaporanKeuangan ... 13

2.1.2.3 Tujuan Audit ... 14

2.1.2.4 Standar Auditing ... 15

2.1.3 Teori Kepatuhan ... 16

2.1.4 Ketepatan waktu (timelines) ... 19

2.1.5 Audit Timeliness ... 22

2.1.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi audit timeliness ... 24

2.1.6.1 Ukuran perusahaan ...24

2.1.6.2 Kualitas auditor ...25

2.1.6.3 Audit Report Lag ... 27

2.2 Tinjauan Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka konseptual dan hipotesis ...31

2.3.1 Kerangka konseptual ...32

2.3.2 Hipotesis ...33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian ...34

3.2 Populasi dan sampel penelitian ... 34

3.3 Jenis dan sumber data ...38

3.4 Metode pengumpulan data ... 38

3.5 Defenisi operasional dan pengukuran variabel ...39


(8)

3.6.1 Analisis statistik deskriptif ...42

3.6.2 Pengujian model ...42

3.6.2.1 Menilai keseluruhan Model...42

3.6.2.2 Menguji kelayakan model regresi ... 43

3.6.2.3 Koefisien determinasi ...44

3.6.2.4 Matriks Klasifikasi ... 45

3.6.3 Pengujian data... 45

3.6.3.1 Uji Multikolonieritas... 46

3.6.4 Pengujian hipotesis ... 47

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 49

4.1 Data Penelitian ... 49

4.2 Hasil Penelitian ...51

4.2.1 Hasil uji statistik deskriptif ... 51

4.2.2 Hasil uji model ... 53

4.2.2.1 Hasil uji kesesuaian keseluruhan model ...53

4.2.2.2 Hasil uji kelayakan model regresi ... 55

4.2.2.3 Hasil uji koefisien determinasi ...55

4.2.2.4 Hasil matriks klasifikasi ... 56

4.2.3 Hasil Pengujian data ... 57

4.2.3.1 Hasil uji multikolonieritas...57

4.2.4 Hasil uji hipotesis... 59

4.2.4.1 Hasil Likelihood ratio test( uji simultan)... 59

4.2.4.2 Hasil uji regresi logistik... 60

4.3 Pembahasan hasil penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 66

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ...68


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu... 30

3.1 Daftar Populasi... 35

3.2 Hasil Seleksi Sampel... 37

3.3 Identifikasi variabel penelitian... 41

4.1 Daftar sampel penelitian... 49

4.2 Rincian sampel penelitian... 51

4.3 Hasil uji statistik deskriptif... 52

4.4 Nilai -2 Log Likelihood akhir... 54

4.5 Nilai Hosmer and Lemeshow Test... 55

4.6 Model summary... 56

4.7 Hasil matriks klasifikasi... 57

4.8 Hasil uji multikolonieritas... 58

4.9 Likelihood ratio test... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar populasi... 72

Lampiran 2 Audit timeliness... 75

Lampiran 3 Ukuran perusahaan... 76

Lampiran 4 Kualitas auditor... 77

Lampiran 5 Audit report lag... 78


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness antara lain variabel ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit dan audit report lag pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit, variabel kualitas auditor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit timeliness dan audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit timeliness.

Kata kunci : ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit, audit report lag, audit timeliness.


(13)

ABSTRACT

The objective of this research is to investigate the influence of the firm size, the quality of auditor,audit opinion and audit report lag toward the Timeliness on Banking company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2012. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id, Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is logistic regression.

The result of this research shows that the firm size has negative and not significant correlation to the timeliness, the quality of auditor has negative and not significant correlation to the timeliness and audit report lag has positive and significant correlation to the timeliness.

Keyword : firm size, quality of auditor, audit opinion, audit report lag, audit timeliness


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal ini terlihat dari berkurangnya ketaatan likuiditas perbankan dan timbulnya total kredit perbankan. Namun ditengah ketidakpastian dari perekonomian global, perbankan diprediksikan akan tetap mampu mempertahankan stabilitas keuangan karena masih memiliki likuiditas yang cukup banyak dilihat dari segi jumlah operasi moneternya.

Perkembangan dunia perbankan sangat pesat di era modern pada saat sekarang ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya bank-bank yang beroperasi sehingga meningkatkan persaingan yang ketat di dunia perbankan. Setiap perbankan mengharapkan agar tetap bertahan dan bersaing dalam dunia perbankan demi mewujudkan kemajuan sektor perekonomian negara melalui fungsi intermediasi dan menghasilkan profitabilitas yang baik sehingga para investor akan memilih bank sebagai sarana penanaman asset dan modalnya.

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir dan sejak tahun 2013 perbankan termasuk dalam kategori sektor yang akan tetap meneruskan kejayaannya. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas


(15)

pada layanan yang ditawarkan, lokasi tempat beroperasi, dan tarif yang dibayar untuk simpanan deposan. Dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Tujuan utama bank adalah untuk memperoleh keuntungan optimal atas usaha yang dijalankan dalam pencapaian rencana (target) yang telah ditentukan sebelumnya. Namun untuk mengetahui semua itu perusahaan tidak akan terlepas dari laporan keuangan. Setiap perusahaan harus membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban bagi manajemen kepada pihak eksternal dan internal perusahaan.

Menurut Harahap (2002) menjelaskan bahwa“laporan keuangan adalah pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya”.Laporan keuangan merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan kondisi keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu yang berfungsi untuk memberikan informasi yang digunakan untuk kepentingan manajemen.

Oleh karena itu laporan keuangan perusahaan harus diaudit. Laporan keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor yang nantinya akan mempunyai konsekuensi dan tanggungjawab yang besar sehingga menuntut auditor untuk bekerja secara professional dalam menghasilkan laporan keuangan independen yang akurat sesuai dengan penemuan bukti yang ada. Dalam menyusun laporan keuangan salah satu hal yang harus diperhatikan adalah waktu penyampaian


(16)

laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkam laporan keuangan yang tepat waktu, akurat dan sistematis sebelum audit dilakukan.

Menurut Mc Gee (2007) menjelaskan bahwa “salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu,rentang waktu antara tanggal laporan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan’’. Dan menurut Hendriksen dan Van Breda (2006) yang menyatakan bahwa ‘’informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu,yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan’’. Pihak pengguna laporan keuangan seperti akuntan, manajer dan analis keuangan memerlukan hal tersebut tidak hanya untuk memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Dalam penyusunan laporan keuangan harus disajikan secara tepat waktu (tidak mengalami keterlambatan) sehingga membantu pembaca atau penerima laporan keuangan dalam pengambilan keputusan pada saat yang tepat.Selain itu penerima juga dapat memiliki waktu untuk mempelajari laporan keuangan apabila disajikan secara tepat waktu. Setelah laporan keuangan disusun dan dipublikasikan, kemudian akan dilakukan audit dari laporan keuangan perusahaan.

Dalam melakukan proses audit,auditor harus memenuhi standar audit yang dapat menimbulkan dampak terhadap lamanya penyelesaian laporan audit dan kualitas audit sehingga munculnya suatu dilema bagi auditor. Tugas dari auditor


(17)

adalah untuk menilai kewajaran dari penyajian laporan keuangan yang hasil auditnya memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang besar atas opini yang dikeluarkan.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 150 dari Ikatan Akuntan Indonesia (2001) khususnya menjelaskan tentang”standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan”. Prosedur ini mengatur hal-hal seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Namun proses audit itu tidak mudah dilakukan karena akan menimbulkan kendala lamanya waktu pelaporan keuangan yang diaudit.

Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan (Audit Timeliness). Keterlambatan informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan akan menimbulkan reaksi dari pelaku pasar modal karena didalam laporan keuangan memuat informasi berupa gambaran laba perusahaan bersangkutan yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehubungan dengan kegiatan pembelian ataupun penjualan kepemilikan investor. Apabila terjadi keterlambatan informasi akan menimbulkan suatu masalah baru bagi pengguna laporan keuangan karena salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan.


(18)

Menurut PSAK No.1 paragraf 43 menjelaskan bahwa “jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya”. Tambahan pula, menurut Standar Akuntansi Keuangan(2007) menjelaskan bahwa “Ketepatan waktu merupakan salah satu elemen dalam laporan keuangan yang akan berkurang manfaat dari laporan keuangan jika laporan tersebut tidak tersedia tepat waktu”. Ketepatan waktu dari keuangan akan mempengaruhi nilai informasi dari laporan keuangan. Karena informasi yang relevan akan lebih bermanfaat bagi para pemakai informasi apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.

Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki kewajiban serta tanggung jawab untuk melaporkan laporan keuangan tahunan kepada investor dan Bursa Efek baik perusahaan yang bersifat moneter atau nonmoneter.Dalam memenuhi prinsip keterbukaan sesuai dengan pasal 86 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 yang menjelaskan bahwa ”pasar modal dimana semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan mengumumkan kepada masyarakat”. Hal itu sesuai dengan keputusan oleh ketua BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) No.Ke.36/PM/2003 tentang”pasar modal yang dijelaskan bahwa laporan keuangan auditan bersifat wajib diserahkan dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada Bapepam”.


(19)

Ketepatan waktu (audit timeliness) perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan melaporkan ke Bapepam tergantung dari lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya sebab, semakin cepat pekerjaan audit diselesaikan maka akan semakin cepat informasi dipublikasikan. Oleh karena itu, manajer harus menyeimbangkan manfaat relatif antara laporan keuangan tepat waktu dengan keandalan informasi . Meskipun terkadang perusahaan sering mempublikasikan laporan keuangan sebelum seluruh aspek transaksi diketahui sehingga memunculkan kurangnya keandalan dari laporan tersebut. Apabila dilakukan penundaan pelaporan maka akan menghasilkan laporan yang andal namun kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Dyer dan McHugh (dalam Subekti dan Widiyanti, 2004) menyimpulkan bahwa “ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai.Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusan, tetapi informasi juga harus bersifat baru”.

Ketepatan waktu (audit timeliness) menggambarkan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Sebab informasi yang usang terjadi jika tidak lagi memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan dan ketepatan waktu akan berpengaruh terhadap nilai informasi dari laporan keuangan. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan kepada


(20)

publik dengan harapan akan memberikan manfaat dan nilai atas informasi yang disajikan jika tidak terjadi penundaan pelaporan.

Sebuah laporan keuangan memberikan banyak informasi kepada para pengguna untuk berbagai jenis kepentingan. Melalui laporan keuangan dapat diketahui kondisi keuangan selama periode tertentu untuk melihat bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, seberapa besar perusahaan dan sudah berapa lama perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia dan seberapa lama proses pengauditan serta informasi lainnya. Keseluruhan informasi tersebut dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan audit yaitu paling lambat akhir bulan ketiga.

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dari total asset dimana perusahaan besar yang memiliki total asset yang tinggi, perusahaan kecil yang memiliki total asset rendah. Perusahaan besar biasanya segera menerbitkan laporan keuangan untuk menunjukkan tingginya permintaan dan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan tersebut.

Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik (good news) biasanya akan segera menerbitkan laporan keuangan untuk menarik investor, kreditor, pelanggan dan pengguna lain. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karna dapat segera mencairkan aktiva(harta) yang tersedia untuk melunasi utang(kewajiban) ketika jatuh tempo,sehingga dapat tepat waktu dalam pelaporan keuangan.

Peningkatan akan kebutuhan informasi yang akurat dan tepat waktu mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Proses penyelesaian


(21)

audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai

dengan tanggal yang tertera pada laporan auditan. Lamanya pengauditan dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat proses pengauditan laporan keuangan maka akan semakin cepat juga pelaporannya, dan sebaliknya proses pengauditan yang lambat dapat mengakibatkan ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu dengan variabel independen yang digunakan menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh secara parsial terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh secara simultan terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag terhadap Audit Timeliness secara parsial.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag terhadap Audit Timeliness secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness.

2. Bagi Pihak Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lain.

4. Bagi investor, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhiAudit Timeliness berkaitan dengan keandalan laporan keuangan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam berinvestasi.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

2.1.1 Laporan keuangan

Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya transparansi dari laporan keuangan agar bisa mengetahui dengan mudah informasi dari suatu perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi berupa pencatatan dan pengikhtisaran bagi pemakai untuk pengambilan keputusan pada periode tertentu yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:5) menjelaskan bahwa:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen memiliki tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas tugas yang diberikan oleh pemilik perusahaan, sehingga harus disajikan secara wajar.


(24)

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya.Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu tentang keseluruhan aktivitas operasi perusahaan baik dari segi aktiva, kewajiban, pendapatan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca,laporan laba rugi,laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memberikan informasi bagi penggunanya yang merupakan produk akhir dari siklus akuntansi.Dimana laporan keuangan dapat menggambarkan dengan jelas tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dan informasi yang diberikan untuk entitas itu sendiri ataupun bagi entitas lainnya.

Menurut Standar akuntansi Keuangan (2007:5) menjelaskan bahwa “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan’’. Dengan memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan yang bukan hanya bisa dibaca tapi juga bisa dimengerti tentang posisi keuangan melalui analisis laporan keuangan.


(25)

Menurut PSAK No. 1 paragraf 7 (IAI, 2007 : 1.2) menjelaskan bahwa “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dan beban termasuk keuntungan”.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan kerugian; dan (5) arus kas.

Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu, dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

2.1.2 Auditing

2.1.2.1 Defenisi Auditing

Pengertian auditing menurut Alvin Arens, Mark,Elder (2008)yaitu “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derjat


(26)

kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilalukan oleh orang yang kompeten dan independen”.

Menurut Mulyadi (2002:9) menjelaskan bahwa “auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara penyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan’’.

2.1.2.2 Audit laporan keuangan

Menurut Arens (2009:17) menjelaskan ‘’Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi uang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang biasanya berlaku yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum/GAAP.Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang berterima umum memiliki sejumlah keterbatasan bawaan atau keterbatasan melekat. Salah satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi antara lain biaya yang memadai (reasonable cost) dan jumlah waktu yang memadai (reasonable length of time). Selain itu keterbatasan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan


(27)

laporan keuangan yang berkaitan dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles) dan estimasi akuntansi (accounting

estimates). Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses

akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu estimasi itu, sehingga hal ini dapat menimbulkan suatu ketidakpastian. Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan keuangan akan menambah kredibilitas suatu laporan keuangan. Perlunya audit atas laporan keuangan karena adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan, konsekuensi, kompleksitas penyajian laporan keuangan, dan keterbatasan akses dari para pemakai laporan keuangan. Selanjutnya, dari segi ekonomis audit bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas, efisiensi dan kejujuran, efisiensi operasional, dan mendorong efisiensi pasar modal. Demikian pula, audit bermanfaat dilihat dari sisi pengawasan yang bmeliputi “preventive control”, “detective control”, dan “reporting control”. Dan apabila suatu perusahaan

tidak memerlukan auditor independen maka akan kecil kredibilitasnya atas laporan keuangan.

2.1.2.3 Tujuan Audit

Menurut SPAP No.01 (2001)‘’tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang


(28)

material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum’’. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Dimana auditor perlu mengidentifikasi dan menyusun sejumlah bukti dari apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut dari setiap akun laporan keuangan secara spesifik, sesuai dengan tujuan umum audit yang berkaitan dengan keterjadian, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, penetapan waktu dan lainnya.

2.1.2.4 Standar Auditing

Standar Auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggungjawab profesionalismenya dalam audit atas laporan keuangan yang mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan dan bukti.Standar auditing yang berlaku umum (generally accepted auditing standards) yang diperbaharui dengan SAS 105 dan SAS 113 menjelaskan bahwa “ 10 standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu standar umum, standar lapangan, standar pelaporan”.

Menurut PSA.01 (SA Seksi 150) menyatakan bahwa’’ standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur bekaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan Standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja


(29)

tindakan tersebut berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut’’.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (2011:150.1-150.2) dalam Sukrisno Agoes (2012:31),terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar :

1. Standar Umum

a. Audit harus dilakukan oleh seorang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,pengamatan,permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuanganan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c. Penggunaan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan dalam laporan auditor. d. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat n mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus


(30)

dinyatakan.Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan,jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor(IAPI,2011:150.1 & 150.2)

2.1.3 Teori Kepatuhan

Penelitian Siti Suharni dalam Shaleh ( 2013) menyatakan bahwa “teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu’’.

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) Baron dan Bryne (1991: 387) dinyatakan bahwa :

Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is in a sense, the most direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of destructive obedience. These include reminding individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond some point obedience is inappropriate, calling into question the motives of authority figures.

Selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011, tentang “Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik”. Peraturan tersebut inilah yang secara hukum menyatakan bahwa adanya kepatuhan setiap individu


(31)

maupun organisasi (emiten atau perusahaan publik) yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan Bursa Efek di Negara Lain wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan ini telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011 dan mulai berlaku kembali pada tanggal 5 Juli 2011.Hal tersebut inilah yang sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory).

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 38, “suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca (SAK, 2007) akan tetapi bagi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor 36/PM/2003’’, tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dengan Nomor Peraturan X.K.2 menjelaskan bahwa Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ketentuan


(32)

akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa ”emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)”. Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.


(33)

Menurut Mc Gee (2007) menjelaskan bahwa’’ salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu (audit timeliness). Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas infomasi keuangan yang dilaporkan’’. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pengguna apabila disajikan secara tepat waktu sebelum pengguna kehilangan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ada dua cara mendefenisikan ketepatan waktu yaitu:

1. Ketepatan waktu : Ketepatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan audit.

2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 24 (SAK, 2007:5) menjelaskan bahwa “laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pengguna.Keempat karakterisktik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan’’.

Dalam paragraf 43 (SAK, 2007:8) dinyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal yaitu : Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat


(34)

waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.

Menurut Belkaoui (2006) dalam Situmorang(2010) menjelaskan bahwa “relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat”. Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Tambahan pula menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Rachmawati (2008:1) bahwa ‘’nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut.Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Profesi akuntansi pun mengakui akan kebutuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha untuk tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangan.Ketepatan waktu diukur


(35)

dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu.

2.1.5 Audit Timeliness

Manfaat dari laporan keuangan suatu perusahaan tergantung pada keakuratannya dan ketepatan waktunya. Ketepatan waktu(timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan disajikan tepat waktu. Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi pembuat keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Dalam melaksanakan kegiatan audit dibutuhkan perencanan yang merupakan bagian dari prosedur audit, termasuk membuat anggaran waktu (time budget).

Anggaran waktu merupakan suatu pedoman yang tidak absolut dan dilakukan dengan menetapkan pedoman mengenai jumlah dari masing-masing bagian audit. Auditor akan melakukan penyimpangan dari program audit akibat suatu kondisi berupa penyimpangan anggaran waktu. Biasanya penyimpangan untuk menunjukkan efisiensi dalam memenuhi


(36)

anggaran waktu untuk membantu mengevaluasi kinerjanya. Namun jika tujuan pokok audit tidak sesuai maka informasi yang disampaikan tidak akan baik dan menimbulkan kerugian bagipihak tertentu. Proses dalam mencapai ketepatwaktuan dalam menyajikan laporan keuangan auditor independen tidak mudah melihat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan di Indonesia yang merupakan hambatan dalam pencapaian harapan untuk laporan keuangan yaitu ketepatan waktu. Hambatan ini dijelaskan Standar Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik pada standard ketiga yang menyatakan bahwa ’’audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketentuan serta pengumpulan alat pembuktian yang cukup memadai’’. Audit ketepatan waktu diperlukan dalam penyajian laporan keuangan auditor independen karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.

Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Suharni (2013) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya:

1. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.


(37)

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu audit (audit timeliness)

2.1.6.1 Ukuran Perusahaan

Dyer dan Mc Hugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Owusu-Ansah (2000) dalam Situmorang (2010) menjelaskan ’’ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran (proksi) yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total aset’’. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Sebab perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran


(38)

perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat

2.1.6.2 Kualitas Auditor

Kualitas auditor dalam penelitian ini dilihat dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan.Semakin banyak auditor melakukan audit maka semakin sedikit waktu yang di butuhkan dalam menyelesaikan audit terhadap laporan keuangan. The Big 4 atau The Big F our adalah suatu kelompok kantor akuntan internasional yang menangani bagian terbesar pekerjaan audit dari perusahaan-perusahaan publik. Anggota the Big Four sesuai urutan

berdasarkan jumlah penghasilan dan sumber daya adalah:

1. Price Water House Cooper 2. Deloitte

3. Ernst & Young 4. KPMG

Daftar sebelumnya mencantumkan Ar thur Ander sen sebagai kantor yang terkecil dari the Big Five. Kantor ini dituduh berbuat salah dalam skandal Enron pada tahun 2001 karena “pemalsuan laporan keuangan Enron”. Bangkrutnya Arthur


(39)

Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan non-auditnya. Karena itu, hilangnya salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien.

Pr icewater houseCooper s (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia saat ini. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Pr ice Water house dan Cooper s & Lybr and. PwC adalah yang terbesar di antara The Big Four , yang lainnya adalah: Deloitte, Ernst & Young dan KPMG. Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia mencapai 20.3 Miliar Dollar AS untuk tahun fiskal 2005 dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148 negara. Di Amarika Serikat kantor ini beroperasi dengan nama Pr icewater houseCooper s LLP yang merupakan perusahaan swasta terbesar keenam.

Adapun KAP di Indonesia yang telah berafiliasi dengan KAP Big Four:


(40)

2.KAP Osman Bing Satrio (Deloitte & Touche Tohmatsu) 3.KAP Siddarta Siddharta Widjaja (KPMG Peat Marwick)

4.KAP Drs Haryanto Sahari dan KAP Tanudiredja, Wibisana (Price Waterhouse Coopers)

Menurut Gilling (1997) dalam Made Gede Wirakusuma (2004: 1208) menemukan adanya hubungan antara perusahaan audit dengan lamanya penyelesaian audit. Sementara Davis dan Whittred (1980) dalam Wirakusuma (2004:1209) serta Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Wirakusuma tidak menemukan adanya hubungan antara perusahaan audit dengan lamanya penyelesaian audit.

2.1.6.3 Audit Report Lag

Menurut Wah Lai dan Cheuck (2005) menyatakan ‘’ An audit report lag or audit delay is a period from a companys

year-end date to the audit report date’’.Audit Report Lag adalah rentang

waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Dalam Standar Umum ketiga menyatakan bahwa”audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, demikian juga dalam Standar Pekerjaan Lapangan pertama dan ketiga menyatakan bahwa audit harus


(41)

dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai’’. Adanya standar ini mengakibatkan proses pengauditan membutuhkan waktu yang relatif lama karena auditor harus mengumpulkan semua bukti- bukti yang akan memakan waktu yang cukup lama, akibatnya akuntan publik menunda pengumuman laporan keuangan auditannya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:5) “Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan’’. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan audit report lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat (semakin sedikit hari) audit report lag, maka pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya semakin lama (semakin banyak hari) audit report lag, maka pelaporan keuangan semakin tidak tepat waktu.

2.2 Tinjauan Terdahulu

Mengingat pentingnya pengungkapan dan penyampaian laporan keuangan maka banyak penelitian dilakukan untuk “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’. Seperti Astuti (2007) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan


(42)

hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa reputasi KAP,opini audit, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Dengan hasil reputasi KAP dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu.

Situmorang (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel laba(rugi) bersih, umur perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu waktu. Sedangkan variabel likuiditas , ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketepatan waktu , dan variabel reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu serta audit report lag berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Sembiring (2011) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia., dengan hasil penelitian ukuran perusahaan dan audit report lag berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu, profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu sedangkan umur perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu.

Sedangkan Sidauruk (2012) meneliti tentang analisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan


(43)

perusahaan publik sektor jasa pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan item-item luar biasa berpengaruh terhadap ketepatan waktu, profitabilitas, rasio gearimg, ukuran perusahaan dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu dan reputasi KAP tidak berpangaruh signifikan terhadap ketepatan waktu.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

Peneliti Judul Variabel Analisis Hasil

Cristina Dwi Astuti (2007) Faktor-faktor yang mempengaruh i ketepatan waktu pelaporan keuangan

Independen: reputasi KAP, opini audit, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan, profitabilitas.

Dependen: Ketepatan waktu Regresi logistik reputasi KAP,opini audit, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Dengan hasil reputasi KAP dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Gratia M Situmoran g (2010) Analisis faktor-faktor yang mempengaruh i ketepatan waktu tpelaporan keuangan pada perusahaan Independen: laba(rugi)bersih, Likuiditas, ukuran perusahaan,reputasi kantor akuntan public,audit report lag

Dependen: Ketepatan waktu

Regresi logistik

Laba rugi

bersih,likuiditas,ukur an perusahaan, umur perusahaan

berpengaruh tapi tidak signifikan namun audit report lag dan reputasi KAP berpengaruh secara signifikan


(44)

perkebunan dan pertambangan go public. Sembiring, Yan Christin Br (2011) Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

Independen : ukuran perusahaan, umur perusahaan,

profitabilitas, opini audit, dan audit report lag

Dependen : Ketepatan Waktu

Regresi Sederha na

ukuran perusahaan dan audit report lag berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan waktu, sedangkan umur perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Sidauruk, Rio Salomo (2012) Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Publik Sektor Jasa Pariwisata yang Terdaftar di BEI Indepeden:profitabilias , rasio gearing, ítem-item luar biasa, ukuran perusahaan, reputasi KAP, dan pergantian auditor

Dependen :

ketepatan waktu

Regresi Logistik

item-item luar biasa memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu, profitabilitas, rasio gearing, ukuran perusahaan dan pergantian auditor independen tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu, reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu.


(45)

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Permintaan akan audit laporan keuangan meningkat karena kebutuhan para pengguna atas informasi akurat, relevan dan tepat waktu. Sehingga hal ini menuntut adanya transparansi kondisi perusahaan khususnya kondisi keuangan.Supaya informasi yang disajikan tidak berkurang nilainya maka laporan keuangan harus disajikan secara tepat waktu. Ketepatan waktu akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien dipasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing yang dapat mengurangi tingkat inside trading dan kebocoran serta rumor yang berkembang di pasar saham. Berdasarkan penelitian sebelumnya ada banyak faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness.Hubungannya dapat dilihat sebagai berikut :

H1

H2

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Konseptual UKURAN PERUSAHAAN

(X1)

KUALITAS AUDITOR (X2)

AUDIT TIMELINESS

(Y)

AUDIT REPORT LAG (X3)


(46)

2.3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang menjadi dasar tentang bagaimana fakta fakta itu akan dipresentasikan dan dijelaskan (Hanafiah, 2003:19).

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelas kan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh secara parsial terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2 : Ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh secara simultan terhadap Audit timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. Menurut Husein (2003:63) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Penelitian ini menggunakan desain kausal untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel dengan variabel lainnya .

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono(2004), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2010 sampai 2012 yaitu sebanyak 42 perusahaan perbankan.

Sampel adalah bagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel melalui cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu criteria tertentu (Jogiyanto, 2004).


(48)

Adapun kriteria pengambilan sampel penelitian ini antara lain : 1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2010, 2011, 2012 dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah di audit per 31 Desember.

3. Merupakan laporan keuangan dengan data lengkap yaitu tanggal laporan audit independen dan diaudit oleh akuntan publik bersertifikat sehingga lebih akurat dan dapat dipercaya.

Tabel 3.1 Daftar Populasi

No Nama Perusahaan Kriteria

Sampel

1 2 3

1 Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk

Sampel 1

2 Bank ICB Bumi Putera Tbk √ √ √ Sampel 2

3 Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 3

4 Bank Ekonomi Raharja Tbk √ √ √ Sampel 4

5 Bank Central Asia Tbk √ √ √ Sampel 5

6 Bank Bukopin Tbk √ √ √ Sampel 6

7 Bank Mestika Dharma Tbk √ - √ -

8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 7


(49)

10 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 9

11 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 10

12 Bank Mutiara Tbk √ √ √ Sampel 11

13 Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 12

14 Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 13

15 Bank Jabar Banten Tbk √ √ √ Sampel 14

16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

√ - √

-17 Bank Kesawan Tbk √ √ √ Sampel 15

18 Bank Maspion Indonesia Tbk √ - √

-19 Bank Mandiri (persero) Tbk √ √ √ Sampel 16

20 Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ Sampel 17

21 Bank CIMB Niaga Tbk Tbk √ √ √ Sampel 18

22 Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 19

23 Bank Permata Tbk √ √ √ Sampel 20

24 Bank Sinar Mas Tbk √ √ √ Sampel 21

25 Bank Pembangunan Maluku √ - √ -

26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

√ √ √ Sampel 22

27 Bank Victoria Internasional Tbk √ √ √ Sampel 23

28 Bank Artha Graha Internasional Tbk √ √ √ Sampel 24

29 Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ √ Sampel 25

30 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk

√ √ √ Sampel 26


(50)

32 Bank Mitraniaga √ - √ -

33 Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ Sampel 28

34 Bank National Nobu Tbk √ - √ -

35 Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 29

36 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ √ √ Sampel 30

37 Bank of India Indonesia Tbk √ - √

-38 Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri

√ - √

-39 Bank DKI √ - √

-40 Bank Nagari (BDP Sumatera Barat) √ - √

-41 Bank Sulut √ - √

-42 Bank Pembangunan Daerah Sumut √ - √

-Sumber

Tabel 3.2 Hasil Seleksi Sampel

No Keterangan Jumlah Akumulasi

1 Total perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 42

2 Perusahaan perbankan yang tidak terdaftar di BEI secara berturut-turut selama periode 2010-2012

(12) 30

3 Data yang tersedia tidak lengkap 0 30

Jumlah Perusahaan Sampel 30

Tahun pengamatan 3

Jumlah Sampel Total Selama Periode Penelitian (2010-2012)

90


(51)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian adalah data dokumenter sedangkan sumber datanya adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya yaitu data time series dan data cross section.Menurut Umar (2003:61) dijelaskan bahwa ‘’Data time series (data deret waktu) adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu, misalnya dalam waktu mingguan , bulanan, tahunan. Sedangkan data cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu’’.

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi pada periode 2010, 2011, 2012 antara lain rasio lancar, total penjualan dan tanggal dikeluakannya opini audit yang tertera pada laporan keuangan auditan. Sumber data adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang didapatkan dari situs www.idx.co.id dan ICMD ( Indonesia Capital Market Directory).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari, mengklasifikasikan, menganalisis data, catatan atau dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan berupa laporan auditor independen,laporan keuangan dan informasi terkait dengan penelitian melalui media internet (situs


(52)

www.idx.co.id) dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan.

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan metode analisis, maka variabel variabel penelitian yang terdiri dari :

1) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain yang menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel terkait.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah : 1. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dari beberapa segi yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset yang akan dihitung dengan menggambarkan logaritma naturan atas total aset.

2. Kualitas Auditor

Reputasi KAP tercermin dari ada atau tidaknya afiliasi KAP tersebut dengan KAP big four. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Dimana KAP yang berafiliasi dengan KAP big four diberi kode 1 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP big four diberi kode 0.

3. Audit Report Lag

Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian


(53)

lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen

2) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen yang menjadi akibat dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit timeliness yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 0 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan tepat waktu yakni paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan tahunan (tanggal 1 Jan - 31 Maret) dan angka 1 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu yaitu setelah akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan (setelah tanggal 31 Maret).

Defenisi operasional menjelaskan kakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset (Jogiyanto, 2004:62). Defenisi operasional penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:


(54)

Tabel 3.3

Identifikasi Variabel Penelitian

Jenis variabel

Nama Variabel

Defenisi Paramater Skala

Independent (X) Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan Logaritma Natural Total Aset Rasio Kualitas Auditor Kualitas auditor sama dengan reputasi auditor, kualitas audit dapat dibedakan menjadi dua yaitu KAP Big Four dan KAP Non Big Four

KAP Big Four diberi nilai 1 dan KAP non Big Four diberi nilai 0. Nominal Audit Report Lag Rentan waktu penyelesaian audit laporan keuangan sejak tutup buku sampai tertera dilaporan auditan Tanggal laporan audit- tanggal laporan keuangan Nominal Dependen (Y) Audit timeliness (ketepatan waktu) Tanggal penerbitan laporan kuangan auditan di BEI (paling lambat akhir bulan ketiga sejak tutup buku

Tepat waktu 0 Tidak tepat waktu 1


(55)

3.6 Teknik Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression) dengan menggunakan SPSS versi 22. Penggunaan alat regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan (audit timelines) bersifat dummy. Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan katagorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2013).Adapun yang menjadi teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu:

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu audit timeliness, ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit, audit report lag pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi (standard deviation).

3.6.2 Pengujian Model

3.6.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model)

Dalam penelitian ini pertama kali akan dilakukan penilaian terhadap keseluruhan model fit terhadap data. Beberapa


(56)

tes statistik digunakan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model ini adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis tersebut hipotesis nol harus ditolak agar model fit dengan data. statistik yang digunakan menggunakan statistik Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi - 2 Log Likelihood atau -2LL. Penurunan likehood (-2LL) menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood

menunjukkan model regresi yang semakin baik (Ghozali, 2013).

3.6.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test)

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa

data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test


(57)

sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer andLemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.(Ghozali, 2013).

3.6.2.3Koefisien Determinasi (Negelkerke R Square)

Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square

merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 dalam multiple

regression yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood.

Nagelkerke R Square lebih mudah diinterpretasikan daripada Cox and Snell R Square sehingga untuk mengetahui seberapa besar

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell‟s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R

Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple


(58)

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.6.2.4Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan prinsip konservatismeyang digunakan oleh perusahaan. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen dalam hal ini Tepat waktu (0) dan tidak tepat waktu (1), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen Tepat waktu (0) dan tidak tepat waktu (1). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%.. Dalam output regresi logistik, angka ini dapat dilihat pada Classification Table (Ghozali, 2013).

3.6.3 Pengujian Data

Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik sedangkan pengujian model dan pengujian hipotesis menggunakan regresi logistik. Regresi logistik yaitu regresi yang digunakan sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen. Teknik analisis regresi logistik tidak lagi memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik seperti uji autokorelasi pada variabel


(59)

bebasnya (Ghozali, 2013). Dengan demikian tujuan regresi logistik adalah pembuatan sebuah model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel binary menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,2014).Regresi Logistik

juga mengabaikan uji heteroscedary, tetapi menggunakan uji

multikolonieritas.

3.6.3.1Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. Bila VIF > 10 terdapat masalah multikolinearitas. b. Bila VIF < 10 tidak terdapat masalah multikolinearitas. c. Tolerance <0,1 maka diduga mempunyai persoalan

multikolinearitas.


(60)

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji kecocokan model dengan menggunakan keseluruhan variabel penjelas secara bersama-sama digunakan Likelihood Ratio Test atau uji simultan.Untuk melihat pengaruh seluruh variabel

bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama (simultan) digunakan uji statistik G2 (Likelihood Ratio Test).

Adapun Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Tidak ada pengaruh antara variabel penjelas terhadap variabel respon

H1 : Minimal ada satu variabel penjelas yang berpengaruh terhadap variabel respon

Pengujian hipotesis dapat dilakukan melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari setiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara variabel. Pengujian secara parsial dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikasi

(α). Jika nilai asymtotik signifikan < dari 0,05 (tingkat signifikansi /α ) maka berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, bila asymtotik signifikan > dari 0,05

(tingkat signifikansi/α ) maka berarti H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel dependen.


(61)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression), dengan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal).. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini yaitu :

TIME = β0 + β1 SIZE + β2 KAUD + β3ARLAG + e

Keterangan :

β0 : Konstanta

TIME : Audit timeliness yang diukur dengan menggunakan variabel dummy

SIZE : Total aset

KAUD : Kualitas Auditor yang diukur dengan menggunakan variabel dummy

ARLAG : Audit Report Lag β1,β2,β3, β4 : Koefisien Regresi


(62)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi logistik (Logistic Regression). Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel , selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi logistik. Pengujian asumsi klasik dan regresi logistik digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 22. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 30 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2010-2012.

TABEL 4.1

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

No Nama Perusahaan KODE

1 Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk AGRO

2 Bank ICB Bumi Putera Tbk BABP

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA

4 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK


(63)

6 Bank Bukopin Tbk BBKP

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN

11 Bank Mutiara Tbk BCIC

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

14 Bank Jabar Banten Tbk BJBR

15 Bank Kesawan Tbk BKSW

16 Bank Mandiri (persero) Tbk BMRI

17 Bank Bumi Arta Tbk BNBA

18 Bank CIMB Niaga Tbk Tbk BNGA

19 Bank Internasional Indonesia Tbk BBII

20 Bank Permata Tbk BNLI

21 Bank Sinar Mas Tbk BSIM

22 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

23 Bank Victoria Internasional Tbk BVIC

24 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC

25 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA

26 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR


(64)

28 Bank NISP OCBC Tbk NISP

29 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

30 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA

Sumber

TABEL 4.2

RINCIAN SAMPEL PENELITIAN

No Keterangan Jumlah Akumulasi

1 Total perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 42

2 Perusahaan perbankan yang tidak terdaftar di BEI secara berturut-turut selama periode 2010-2012

(12) 30

3 Data yang tersedia tidak lengkap 0 30

Jumlah Perusahaan Sampel 30

Tahun pengamatan 3

Jumlah Sampel Total Selama Periode Penelitian (2010-2012)

90

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistic deskriptif diperoleh sebanyak 90 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian ( 3 tahun yaitu dari tahun 2010-2012) dengan jumlah perusahaan sampel sebanyak 30 perusahaan. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag sebagai


(65)

variabel independen,sedangkan variabel dependen berupa audit timeliness. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TIME 90 0 1 ,04 ,207

KAUD 90 0 1 ,70 ,461

ARLAG 90 23,00 162,00 69,0778 20,79176

LNSIZE 90 12,55 12,74 12,6450 ,05175

Valid N

(listwise) 90

Sumber : Output SPSS

Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing- masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (SIZE) yang diukur dengan logaritma natural total aset, menunjukkan nilai minimum sebesar 12,55, nilai maksimum sebesar 12,74 dengan nilai rata-rata sebesar 12,6450 dan standar deviasi sebesar 0,05175. Hasil uji analisis statistik deskriptif terhadap kualitas auditor (KAUD) yang diukur dengan dengan variabel dummy antara kantor akuntan publik big four dan non big four menunjukkan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1 dengan nilai rata-rata sebesar 0,70 dan standar deviasi 0,46.

Pada variabel audit report lag (ARLAG) yang diukur dengan rentang waktu pelaporan laporan audit (tanggal laporan audit) sampai dengan pelaporan laporan keuangan (tanggal laporan keuangan) menunjukkan nilai minimum sebesar 23 dan nilai maksimum sebesar 162


(1)

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

TIME Percentage

Correct

0 1

Step 0 TIME 0 86 0 100,0

1 4 0 ,0

Overall Percentage 95,6

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


(2)

Iteration History

a,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant LNSIZE

KAUD

OPAU

ARLAG

Step 1 1

34,731

-38,037

2,776

-,354

.104

,020

2

18,992

-77,940

5,737

-,837

.081

,045

3

11,310 -115,443

8,446

-1,466

.074

,082

4

5,544 -140,261

9,896

-2,000

.074

,156

5

2,357 -138,832

9,103

-2,294

.074

,249

Step 2 1

35,167

-2,941

-,223

,018

2

19,440

-5,535

-,546

,045

3

11,637

-8,960

-1,019

,082

4

5,568

-15,826

-1,465

,160

5

2,350

-24,451

-1,790

,253

Step 3 1

35,452

-3,249

,021

2

20,166

-6,267

,050

3

12,710

-10,361

,093

4

6,218

-18,471

,184

5

2,570

-28,515

,291

Step 4 1

35,308

-22,993

1,554

,022

2

20,156

-34,287

2,209

,051

3

12,718

-25,033

1,156

,094

4

6,217

-13,210

-,415

,184

5

2,554

-2,350

-2,064

,290


(3)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 30,370 3 ,000

Block 30,370 3 ,000

Model 30,370 3 ,000

Step 2 Step ,007 1 ,931

Block 30,378 2 ,000

Model 30,378 2 ,000

Step 3a Step -,220 1 ,639

Block 30,158 1 ,000

Model 30,158 1 ,000

Step 4 Step ,016 1 ,900

Block 30,173 2 ,000

Model 30,173 2 ,000

a. A negative squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous step.

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 2,357a ,286 ,939

2 2,350a ,286 ,940

3 2,570a ,285 ,934

4 2,554a ,285 ,934

a. Estimation terminated at iteration number 5 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 ,373 8 1,000

2 ,487 8 1,000

3 ,406 8 1,000


(4)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

TIME = 0 TIME = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 9 9,000 0 ,000 9

2 9 9,000 0 ,000 9

3 9 9,000 0 ,000 9

4 9 9,000 0 ,000 9

5 9 8,997 0 ,003 9

Step 2 1 9 9,000 0 ,000 9

2 9 9,000 0 ,000 9

3 9 9,000 0 ,000 9

4 10 10,000 0 ,000 10

5 9 8,997 0 ,003 9

Step 3 1 9 9,000 0 ,000 9

2 9 9,000 0 ,000 9

3 9 9,000 0 ,000 9

4 9 9,000 0 ,000 9

5 9 8,999 0 ,001 9

Step 4 1 9 9,000 0 ,000 9

2 9 9,000 0 ,000 9

3 9 9,000 0 ,000 9

4 9 9,000 0 ,000 9


(5)

Classification Tablea

Observed

Predicted

TIME Percentage

Correct

0 1

Step 1 TIME 0 86 0 100,0

1 0 4 100,0

Overall Percentage 100,0

Step 2 TIME 0 86 0 100,0

1 0 4 100,0

Overall Percentage 100,0

Step 3 TIME 0 86 0 100,0

1 0 4 100,0

Overall Percentage 100,0

Step 4 TIME 0 86 0 100,0

1 0 4 100,0

Overall Percentage 100,0

a. The cut value is ,500

Variables in the Equationc

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a LNSIZE 9,103 35,587 ,065 1 ,798 8986,402 ,000 1,760E+34

KAUD -2,294 3,671 ,390 1 ,532 ,101 ,000 134,611

ARLAG ,249 ,112 4,930 1 ,026 1,282 1,030 1,597

Constant -138,832 447,106 ,096 1 ,756 ,000

Step 2a KAUD -1,790 2,513 ,507 1 ,476 ,167 ,001 23,013

ARLAG ,253 ,110 5,297 1 ,021 1,288 1,038 1,598

Constant -24,451 10,241 5,701 1 ,017 ,000

Step 3a ARLAG ,291 ,109 7,100 1 ,008 1,338 1,080 1,658

Constant -28,515 10,080 8,002 1 ,005 ,000

Step 4b LNSIZE -2,064 19,171 ,012 1 ,914 ,127 ,000 2,644E+15

ARLAG ,290 ,110 7,029 1 ,008 1,337 1,079 1,657

Constant -2,350 242,980 ,000 1 ,992 ,095

a. Variable(s) entered on step 1: LNSIZE, KAUD, ARLAG. b. Variable(s) entered on step 4: LNSIZE.


(6)

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 2a Variables LNSIZE 23771,351 1 ,000

Overall Statistics 23771,351 1 ,000 Step 3b Variables LNSIZE 10559,426 1 ,000

KAUD 1,803 1 ,179

Overall Statistics 11998,431 2 ,000

Step 4b Variables KAUD 1,842 1 ,175

Overall Statistics 1,842 1 ,175

a. Variable(s) removed on step 2: LNSIZE. b. Variable(s) removed on step 3: KAUD.

B

S.E.

Wald

df

Sig.

Keterangan

LNSIZE -2,064 19,171 ,012 1 ,914 TIDAK SIGNIFIKAN

KAUD -2,294 3,671 ,390 1 ,532 TIDAK SIGNIFIKAN

ARLAG ,290 ,110 7,029 1 ,008 SIGNIFIKAN

Constant -2,350 242,980 ,000 1 ,992 -