BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi Buku Pedoman Universitas Sumatera Utara, 2010. Mahasiswa
digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja
akhir ke dewasa awal Gunawati Hartati, 2006 Masa peralihan yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa
untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru. Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan
adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis dan sosial. Perubahan tersebut menuntut mahasiswa untuk
melakukan penyesuaian diri Gunawati Hartati, 2006 Penyesuaian diri merupakan suatu proses individu dalam memberikan
respon terhadap tuntutan lingkungan dan kemampuan untuk melakukan koping terhadap stres Rathus Nevid, 2002. Kegagalan individu dalam melakukan
penyesuaian diri dapat menyebabkan individu mengalami gangguan psikologis. Adapun salah satu masalah penyesuaian diri yang sering dihadapi mahasiswa
adalah penyesuaian diri vokasional, yaitu penyesuaian diri dalam bidang pendidikan, yangsalah satunya adalah penyesuaian diri pada tugas skripsi
Gunawati Hartati, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Mengerjakan sebuah skripsi telah menjadikan kebanyakan mahasiswa stres, takut, bahkan sampai frustasi dan ada juga yang nekat bunuh diri. Telah
banyak contoh kasus mahasiswa yang menjadi lama dalam penyelesaian studinya karena terganjal dengan masalah tugas akhirnya, karena adanya pemikiran
pembuatan tugas akhir susah dan berat maka akhirnya banyak mahasiswa menyerahkan pembuatan skripsi ini ke orang lain atau semacam biro jasa
pembuatan skripsi, atau membelimencari skripsi orang lain untuk ditiru Riewanto, 2003.
Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi Purwadarminta, 2005
dalam Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 2006. Semua mahasiswa wajib mengambil matakuliah tersebut karena skripsi digunakan sebagai salah satu
prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisnya sebagai sarjana. Mahasiswa yang menyusun skripsi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan
proses belajar yang ada dalam penyusunan skripsi. Proses belajar yang ada dalam penyusunan skripsi berlangsung secara individual, sehingga tuntutan akan belajar
mandiri sangat besar. Mahasiswa yang menyusun skripsi dituntut untuk dapat membuat suatu karya tulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum Gunawati Hartati, 2006.
Dalam menyelesaikan skripsinya, mahasiswa dihadapkan banyak hambatan atau masalah. Masalah-masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa
dalam menyusun skripsi adalah, banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang
Universitas Sumatera Utara
memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian Slamet, 2003. Kegagalan dalam penyusunan skripsi juga disebabkan oleh adanya
kesulitan mahasiswa dalam mencari judul skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi
dosen pembimbing Riewanto, 2003. Apabila masalah-masalah tersebut menyebabkan adanya tekanan dalam diri mahasiswa maka dapat menyebabkan
adanya stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Gunawati Hartati, 2006.
Stres menurut Lazarus 1994 adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang,
mengancam atau merusak keseimbangan kehidupan seseorang. Untuk mengatasi stres tersebut, perlu adanya koping yang efektif, agar dihasilkan adaptasi.
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang
mengancam Keliat, 1998. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berpikir kognitif, perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk
menangani stres yang dihadapi. Mudah atau tidaknya seseorang terkena stres, dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah faktor kepribadian Potter
Perry, 2002. Kepribadian adalah kumpulan sifat dan cara individu bertingkah laku
dalam proses penyesuaian diri dengan kondisi tertentu yang tidak dapat dimanipulasi oleh individu tersebut Rosliana, 1998 dalam Nisfa Freyana,
2003. Ada 2 tipe kepribadian yaitu kepribadian tipe A dan tipe B. Kepribadian
Universitas Sumatera Utara
tipe A dan B memiliki perbedaan dalam hal stres, baik dalam mudah atau tidaknya terkena stres ataupun dalam hal mengatasi stres tersebut Ratna, 2006.
Kepribadian tipe A memiliki ambisi untuk selalu sempurna dalam melakukan segala hal, terburu-buru, dan memiliki jiwa bersaing yang tinggi
Muis, 2009. Oleh karena itu, individu dengan kepribadian tipe A rentan terhadap stres Ratna, 2006. Dan tingkat stres kepribadian tipe A lebih tinggi
dibandingkan kepribadian tipe B Iswanto, 2001. Karakteristik kepribadian tipe B merupakan kebalikan dari tipe A.
Individu dengan kepribadian tipe B bekerja dengan nyaman tanpa usaha untuk memerangi situasi yang mereka hadapi secara kompetitif dalam menghadapi
tekanan, waktu, sikap dan mereka juga lebih santai sehingga tidak mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan stres Lailan 2002 dikutip dari Ratna,
2006. Perbedaan kedua tipe kepribadian tersebut tentu akan menghasilkan
koping yang berbeda pula. Naoughton 1997 dikutip dari Ratna 2006 menyatakan bahwa koping yang digunakan kepribadian tipe A adalah dengan
emosi dan marah jika ada masalah. Sedangkan individu dengan kepribadian tipe B biasanya menggunakan koping adaptif seperti relaksasi, pergi jalan-jalan,
mendengarkan musik Cooper, 1995 dikutip dari Ratna, 2006. Sejalan dengan penjelasan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui
tingkat signifikansi perbedaan stres dan koping individu dengan kepribadian tipe A dan B dalam menyusun skripsi, khususnya mahasiswa ekstensi pagi dan sore
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2010. Dengan alasan bahwa peneliti menemukan berbagai keluhan yang dilontarkan mahasiswa keperawatan
Universitas Sumatera Utara
ekstensi pagi dan sore yang menyatakan bahwa mereka masih kurang siap dalam menyusun skripsi ini, disamping itu mereka juga masih dihadapkan pada banyak
tugas-tugas kelompok juga tugas individu yang semakin memberatkan mereka dalam menyusun skripsi ini.
Beberapa faktor yang dijadikan alasan bagi peneliti dalam memilih sampel yaitu mahasiswa ekstensi pagi dan sore adalah ragam perbedaan yang muncul dari
sampel meliputi perbedaan usia yang sangat beragam, jumlah bersaudara, status dalam keluarga apakah mahasiswa sebagai anak kandung, anak angkat, istri atau
suami, status perkawinan apakah mahasiswa sudah menikah, belum menikah, janda atau duda, tempat tinggal apakah mahasiswa kos, tinggal dengan orang
tua, atau berasrama, status pekerjaan PNS, pegawai Swasta, atau mahasiswa belum bekerja sama sekali, sumber biaya pendidikan dari orang tua, suami, istri
atau biaya sendiri, dan besar penghasilan per bulannya. Melihat banyaknya perbedaan diatas, oleh karena itu peneliti menetapkan
mahasiswa ekstensi pagi dan sore sebagai sampel penelitian.
1.2 Perumusan Masalah