Berdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa lebih tinggi tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk lebih baik dan
lebih bijak dalam bertindak. Dari hasil penelitian yang didapatkan, variabel tingkat pendidikan tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan safety
driving. Pengemudi yang tingkat pendidikannya lebih tinggi belum tentu selamanya bertindak aman dalam berkendara. Hal ini bisa juga disebabkan karena pelatihan
safety driving yang belum menyeluruh pada pengemudi, Oleh karena itu perlu diadakan pelatihan safety driving secara menyeluruh kepada seluruh pengemudi
untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan pengemudi dalam berkendara, sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya pengemudi sudah siap untuk
menghadapi kondisi apapun di jalan. Mengemudi bukanlah pekerjaan yang hanya menuntut seseorang untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana semestinya
mengemudi, melainkan lebih kepada kesadaran dari pengemudi tersebut untuk selalu waspada dalam menghadapi kondisi yang terjadi di jalan raya.
5.3 Hubungan Status Pengemudi dengan Safety Driving
Status pengemudi yang di maksud adalah status pekerjaan responden di PT Pertamina. Status pengemudi terdiri dari awak 1 dan awak 2. Awak 1 adalah supir
utama mobil tangki tersebut, sedangkan awak 2 adalah supir cadangan ataupun kernet mobil tangki.
Status pengemudi bukanlah merupakan faktor yang berhubungan dengan safety driving. Hal ini disebabkan karena dari hasil analisa diperoleh tidak adanya
hubungan yang signifikan antara status pengemudi dengan safety driving pada
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pengemudi mobil tangki. Walaupun pengemudi tersebut merupakan awak 1 ataupun supir tetap mobil tangki tersebut, tetapi masi terdapat pengemudi yang bertindak tidak
aman dalam berkendara. Begitu pula dengan awak 2 ataupun supir cadangan mobil tangki, tidak semuanya bertindak tidak aman dalam berkendara. Hal ini kemugkinan
disebabkan karena tugas dan pekerjaan yang dilakukan awak 1 ataupun awak 2 tidak memiliki perbedaan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara awak 1
dan awak 2 ketika menjalankan pekerjaannya, serta perlu diberikan pelatihan safety driving secara merata kepada awak 1 dan awak 2 mobil tangki.
5.4 Hubungan Keikutsertaan Diklat safety driving dengan Safety Driving
Variabel keikutsertaan Diklat Safety Driving menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap safety driving. Bedasarkan hasil analisis, jumlah responden
penelitian yang telah mengikuti diklat Safety Driving lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah responden yang tidak mengikuti diklat Safety Driving.
Pelatihan merupakan komponen utama dari beberapa program keelamatan dan kesehatan kerja. Menurut ILO 1998, dengan adanya pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan di tempat kerja maka pekerja dapat mengetahui bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja serta kerugian akibat kecelakaan yang ditimbulkan. Selain itu
pelaksanaan diklat juga dapat memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai prosedur kerja yang baik.
Pekerja yang tidak mendapatkan pelatihan mempunyai kecenderungan lebih besar untuk melakukan tindakan tidak aman yang merupakan salah satu pemicu
terjadinya kecelakaan Lubis dalam Saputra, 2008. Maka salah satu upaya yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan adalah dengan memberikan pelatihan.
Seperti yang dikemukakan oleh Reima Lehtimaki, Soila Juden Tupakka, dan Matti Tolvanen 2005 yang menyatakan bahwa pelatihan safety driving dapat
mempengaruhi seseorang dalam meningkatkan perilaku mengemudi aman di jalan raya. Jadi seseorang yang telah mengikuti pelatihan safety driving kemungkinan akan
lebih aman dalam mengemudi jika dibandingkan dengan dengan seseorang yang tidak mengikuti pelatihan safety driving.
Dalam hasil penelitan ini, keikutsertaan diklat safety driving tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan safety driving, karena dari
hasil analisa yang diperoleh masih ada responden yang bertindak tidak aman meskipun telah mengikuti diklat safety driving. Namun untuk responden yang telah
mengikuti diklat safety driving, sebagian besar sudah berada pada kategori baik dalam hal safety driving. Hal ini bisa saja terjadi karena mengemudi merupakan
pekerjaan yang berhubungan dengan konsentrasi dan keahlian seseorang, sehingga mengemudi bukan hanya berkaitan dengan pengetahuan seseorang melainkan lebih
kepada cara mengatasi situasi tidak aman yang dihadapi seseorang pada saat mengemudi. Namun pelatihan safety driving merupakan hal yang wajib diberikan
perusahaan secara menyeluruh kepada pengemudi tanpa terkecuali, karena pada dasarnya dengan adanya pelatihan tersebut dapat meningkatkan kinerja pengemudi
tersebut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengemudi. Perusahaan dapat mengevaluasi pelaksanaan diklat safety driving yang dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
oleh pihak penyelenggara agar hasil yang diperoleh dari pelatihan yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kinerja pengemudi secara maksimal.
5.5 Hubungan Kondisi Jalan dengan Safety Driving