SK-DJ-1CDATAUTG
3. Areal Produksi Benih APB
•
Asal tegakan berasal dari hutan alam atau hutan tanaman. Apabila tegakan berasal dari hutan tanaman, maka dapat berasal dari konversi tegakan yang
ada atau dibangun khusus untuk APB.
•
Asal-usul benih untuk tegakan yang dikonversi sebagai APB sebaiknya diketahui. Apabila dibangun khusus untuk APB, asal-usul benih harus
diketahui. Lot benih untuk membangun APB minimal berasal dari 25 pohon induk untuk menjaga keragaman genetik.
•
Jumlah pohon minimal 20 batang dalam satu hamparan setelah penjarangan.
•
Kualitas tegakan di atas kualitas TBS.
•
Jalur isolasi diperlukan.
•
Penjarangan dilakukan untuk mempertahankan pohon-pohon yang terbaik dan meningkatkan produksi benih.
4. Kriteria khusus untuk klasifikasi Tegakan Benih Provenan TBP, Kebun Benih Semai KBS, Kebun Benih Klon KBK dan Kebun Pangkas KP mengacu pada
Pedoman yang diterbitkan oleh Kepala Badan.
BAB I V PROSEDUR SERTI FI KASI SUMBER BENI H
A. I dentifikasi dan Deskripsi Calon Sumber Benih
1. Pemilik sumber benih mengajukan permohonan sertifikasi sumber benih kepada
Kepala Balai dengan dilampiri dokumen pendukung.
2. Atas dasar permohonan tersebut,:
a. Kepala Balai membentuk Tim untuk sumber benih yang diklasifikasikan pada TBT, TBS, dan APB dengan melibatkan unsur terkait dalam kegiatan
sertifikasi sumber benih, antara lain UPT Badan Litbang Departemen Kehutanan dan atau tenaga pakar di bidangnya.
b. Kepala Pusat membentuk Tim untuk sumber benih yang diklasifikasikan sebagai TBP, KBS, KBK, dan KP dengan melibatkan unsur terkait dalam
kegiatan sertifikasi sumber benih, antara lain Balai dan atau tenaga pakar di bidangnya.
3. Tim melakukan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan tegakan
yang akan diidentifikasi dan melakukan orientasi lapangan quick tour
untuk menentukan kelayakan sebagai sumber benih. 4.
I nformasi yang dikumpulkan sebagaimana dimaksud pada angka 3 digunakan sebagai bahan untuk memenuhi kriteria umum sumber benih.
5. Hasil orientasi lapangan yang memenuhi kriteria umum sumber benih, Tim
dapat menerima tegakan sebagai calon sumber benih, dilanjutkan dengan
SK-DJ-1CDATAUTG
identifikasi dan deskripsi keadaan tegakan dengan mengisi daftar isian sebagaimana disajikan pada Lampiran I I .
Untuk yang ditolak, Tim tidak
melakukan deskripsi. Khusus untuk TBP, KB, KBK dan KP setelah dilakukan deskripsi keadaan tegakan, dilakukan analisis sesuai dengan Pedoman Standar
Sumber Benih TBP, KBS, KBK dan KP yang diterbitkan oleh Kepala Badan.
6. Tim memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada Kepala Balai atau Kepala
Pusat.
7. Apabila hasil rekomendasi dari Kepala Pusat menyatakan bahwa sumber benih
tidak termasuk dalam klasifikasi TBP, KBS, KBK dan KP, maka Kepala Balai dapat memproses sertifikasi sumber benih dimaksud ke dalam klasifikasi TBT, TBS atau
APB.
8. Kegiatan identifikasi dan deskripsi sumber benih untuk klasifikasi TBT, TBS dan
APB diatur tersendiri dalam Petunjuk Teknis I dentifikasi dan Deskripsi Sumber Benih yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal. Sedangkan untuk klasifikasi
sumber benih TBP, KBS, KBK dan KP diatur tersendiri dalam Pedoman yang diterbitkan oleh Kepala Badan.
B. Penerbitan Sertifikat Sumber Benih