lxxx Main Data of Aceh Tamiang Regency, 2016
Sukureung. Pada tahun 1908, dengan
berlakunya Staatblad No.112 tahun 1878, maka wilayah
Tamiang dimasukkan ke dalam Geuverment
Aceh en
Onderhoorigheden. Maksudnya
adalah, Tamiang berada dibawah status
hukum Onderafdelling. Dalam Afdeling Oostkust
Van Atjeh
Aceh Timur
beberapa wilayah Landschaps berdasarkan Korte Verklaring
diakui sebagai Zelfbestuurder, dengan
status hukum
Onderafdelling Tamiang,
termasuk wilayah - wilayah : 1. Landschap Karang
2. Landschap SeruwaySultan Muda
3. Landschap Kejuruan Muda 4. Landschap Bendahara
5. Landschap Sungai Iyu, dan 6. Gouvermentagebied
Vierkantepaal Kualasimpang.
B. Asal Kata “Tamiang”
Nama Tamiang tumbuh dari legenda Te-Miyang atau
“Da-Miyang” yang berarti tidak kena gatal atau kebal gatal dari
miang bambu. Hal tersebut berhubungan dengan cerita
Sukureang. At 1908, when Staatblad
Number 112, 1878 have been obtained,
then Tamiang
region obtained
in Geuverment
Aceh en
Onderhoorigheden. The meaning is the
Tamiang legality is under Onderafdelling.
In Afdeling Oostkust Van Atjeh East Aceh some
Landschaps region according to Korte Verklaring declare as
Zelfbestuurder, with legality as Onderafdelling Tamiang,
including the region of : 1. Landschap Karang
2. Landschap Seruway
Sultan Muda 3. Landschap Kejuruan
Muda 4. Landschap Bendahara
5. Landschap Sungai Iyu, and
6. Gouvermentagebied Vierkantepaal
Kualasimpang.
B. History
of “Tamiang” Words
Tamiang words came from the legend of Te-
Miyang or “Da-Miyang” that mean is un-itchiness from
miang bamboo. This relation with history of Tamiang King,
Data Pokok Kabupaten Aceh Tamiang 2016 lxxxi
sejarah tentang Raja Tamiang yang bernama Pucook Sulooh.
Ketika masih bayi, ia ditemukan dalam rumpun bambu betong
istilah Tamiang adalah bulooh oleh seorang raja berjulukan
“Tamiang Pehok”. Menginjak dewasa,
Pucook Sulooh
dinobatkan menjadi
Raja Tamiang
bergelar Pucook
Sulooh Raja Te-Miyang, yang artinya seorang raja yang
ditemukan di rumpun rebong, tetapi tidak kena gatal atau
kebal gatal.
Menurut sumber lain, kata Tamiang berasal dari kata “Da
Miang”. Sejarah menunjukkan tentang
eksistensi wilayah
Tamiang melalui
prasasti Sriwijaya. Tak kurang pula
sastra tulis Cina karya Wee Pei Shih mencatat pula keberadaan
negeri Kan
Pei Chiang
Tamiang, atau
Tumihang dalam Kitab Negara Kertagama.
Daerah ini juga berjuluk Bumi Muda Sedia, sesuai dengan
nama Raja Muda Sedia yang memerintah wilayah ini selama
6 tahun 1330-1336. Raja ini mendapatkan cap Sikureung
dan hak Tumpang Gantung dari Sultan Aceh atas wilayah
Karang dan Kejuruan Muda kala itu. Selengkapnya, data-data
tentang
Kerajaan Tamiang
setidaknya termaktub dalam: Pucook Sulooh. When he is
baby, he found in betong bamboo cluster Tamiang
term is bulooh by a king
“Tamiang Pehok”. When he young, Pucook Sulooh been
nominated become Tamiang
King with the name Pucook Sulooh Te-Miyang King, that
mean is “a king who find in bamboo shoot cluster, but un-
itchiness .
According other source, Tamiang words came from
“Da Miang”. Histories show that existence of Tamiang
region show in Sriwijaya epigraphy.
In Chinese
literature by Wee Pei Shih creation, record the existence
of Kan Pei Chiang land Tamiang, or Tumihang in
Negara Kertagama Book. This region has been named
too as Bumi Muda Sedia, same with the name of Muda
Sedia King which lead this region during 6 year 1330-
1336. This king nominate as Sikureang and have tumpang
tindih right form Aceh Sultan for
Karang region
and Kejuruan Muda at the time.
The details, all data about Tamiang Kingdom record in :