Koefisien Lift dan Drag.

Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 181 - 189 182 Salah satu faktor penting dari sebuah turbin aliran silang aksial adalah bentuk dari blade kaskade yang akan digunakan, untuk itu maka informasi mengenai karakteristik dari sebuah profil sudu runner yang akan digunakan sangat dibutuhkan. Pada kebanyakan perencanaan turbin aliran silang, sudu yag digunakan adalah sudu tipis pada sudut serang 16 O. Untuk itu penelitian ini dibuat untuk melihat kemungkinan penggunaan British Profil 9C732,5 C50 pada turbin aliran silang. Meskipun perancangan sebuah turbin aliran silang dapat menggunakan hasil perhitungan teoritis, namun informasi eksperimental tetap diperlukan, sebab dari informasi inilah pemodelan teoritis tersebut dapat semakin disempurnakan. 1.2 Rumusan masalah Melalui eksperimen ini akan diteliti secara nyata dan mendetail mengenai efek variasi stagger dan sudut serang terhadap koefisien lift, koefisein drag dan stalling limit dari blade cascade British profil 9C732,5 C50 dalam penggunaannya pada turbin aliran silang. Batasan Masalah : - Pengujian di simulasikan pada sebuah linear runner turbin dengan menggunakan British profil 9C732,5 C50 dengan panjang l = 120 mm. - Pengujian dilakukan dengan meng- gunakan 3 buah variasi sudut stagger  30 o ,40 o dan 50 o dan variasi angle of attack  dari 0 o hingga 22 O pada space chord ratio sl = 1 - Kecepatan aliran masuk yang konstan Bilangan Reynold konstan= 25.6628

2. Tinjauan Pustaka

Sebagai suatu turbin aliran radial atmosferik, yang berati bekerja pada tekanan atmosfir, turbin aliran silang menghasilkan daya dengan meng- konversikan energy kecepatan fluida. Meninjau dari kecepatan spesifiknya, ia berada diantara turbin pelton dan turbin Francis aliran campur. Persyaratan awal bagi pertukaran energy antara fluida yang bergerak dengan sudu runner, yang jug abergerak pada sebuah mesin hidrolis adalah perubahan kecepatan akibat sudu raner. Dalam hal fluida di percepat oleh sudu runner, maka akan terjadi penyerahan energy oleh sudu ke fluida, seperti yang terjadi pada pompa. Sebaliknya, dimana fluida di perlambat oleh sudu maka terjadi perpindahan energy dari fluida ke runner mesin yang merupakan prinsip kerja semua turbin air.

2.1 Koefisien Lift dan Drag.

Dengan mengacu pada gambar 2.1 , maka besarnya gaya aksial X yang diberikan oleh fluida pada tiap sudu dapat di tentukan dari persamaan momentum pada volume atur dalam arah aksial. X = p 2 –p 1 . S =   S p S C C . . 2 1 2 2 2 1     =   S p S C x . . tan tan 2 1 2 2 1 2 2       ......1 Dalam hal ini dianggap tidak ada perubahan kecepatan dalam arah aksial, jadi C x1 =C x2 = C x. Gaya tangensial Y yang diberikan oleh aliran fluida pada tiap sudu ditentukan dari persamaan momentum pada volume atur dalam arah tangensial . Y =  C x S C y1 – C y2 =  C x 2 S ta n  1 – tan  2 Jika kecepatan rata-rata pada runner dinyatakan sebagai : C m = C x sec  m Dimana, ta n  m = ½ ta n  m + ta n  m , maka arah dari gaya angkat lift dan seret drag akan mengacu kesini. Konsep kecepatan rata-rata pada Koefisien Lift dan Drag pada Sudu Runner Turbin Aliran Silang dengan Menggunakan British Profil 9C732,5 C50 Kennedy Marsan 183 runner ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.Defenisi sudut dan kecepatan rata-rata. Dalam konsep ini, gaya angkat lift force akan di evaluasi sebagi gaya pada sudu yang tegak lurus terhadap kecepatan rata-rata, C m . Besarnya gaya angkat L adalah, L = X sin  m + Y cos  m = ½ C x 2 S tan 2  1 – tan 2  2 sin  m – p S sin  m + C x 2 S tan  1 – tan  2 cos  m = C x 2 S sec  m tan  1 – tan  2 - p S sin  m ….. ………………….. 2 Sehingga harga koefisien lift C L adalah :   2 2 1 m L C L C             2 2 1 sin cos 2 tan 1 tan 2 m C m l s p m l S          ....3 Gaya seret drag force yang dialami dalam hal ini di evaluasi sebagai gaya pada sudu yang paralel terhadap kecepatan rata-rata ,C m , besarnya adalah : D = Y sin  m – X cos  m =  p S cos  m ............................. …….…4 Koefisien seret drag coefficient dengan demikian adalah :     1 2 2 2 cos cos 2 1 2 1        m m m D l S l C p l C D C ..................... …..5 Seringkali didefenisikan bahwa,      2 1 2 1 C p  =  v1 = tota l pressure loss coefficient . , sehingga : 1 2 1 cos cos     m v D l S C ……….6 vektor gaya-gaya tersebut diatas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2. Defenisi arah dari gaya-gaya areodinamik 2.2. Separation Stall. Pemisahan aliran separation flow adalah fenomena perubahan aliran terhadap aliran utama main body, yang terbentuk akibat adanya inersia pada permukaan saluran yang dilintasi aliran. Bilamana aliran berpisah dari dinding, maka akan terbentuk lapisan geser bebas free shear layer antara core flow dengan daerah pemisahan separation region yang menggangu arah aliran utama. Cx 1 = Cx 2 = Cx    m   C 1 C m C 2 Cx 1 = Cx 2 = C x       m   C 1 C m C 2 L R Y  m X D Cx Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 181 - 189 184 Gambar 3. Stream line yang melewati suatu airfoil a  0 , b   20 0[4] Separasi mempunyai pengaruh yang serius terhadap rancangan unjuk kerja yang signifikan pada komponen suatu sistim, baik pada sistem yang menggunakan aliran internal maupun aliran eksternal, bahkan seringkali dapat menyebabkan kerusakan pada komponen tersebut. Pada sistem aerodinamik yang menggunakan airfoil sebagai komponennya, proses separasi ini menyebabkan terjadinya kondisi stall, dimana terjadinya penurunan koefisien lift dari airfoil tersebut. Pada sebuah pesawat terbang pada kondisi stall ini merupakan kondisi batas dari daya angkat sebuah pesawat terbang, sementara pada kompressor aerodinamik, stall dinyatakan sebagai kerugian energi energy losses. 3. Metode Penelitian 3.1 Pengambilan data

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24