Evaluasi Proyek Konversi Tanaman Kopi Menjadi Tanaman Teh (Studi Kasus PT. Rumpun Sari Medini)

(Studi Kas

Sari Medinil

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMl PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1991

DEW1 NOVIA T. Evaluasi Proyek Konversi Tanaman Kopi Menjadi Tanaman Teh. Studi Kasus di PT. Rumpun Sari Medini.
Dibimbing oleh Dr. Ir. SRI UTAMI KUNTJORO.
Penelitian

ini bertujuan untuk

mengetahui

mana yang lebih menguntungkan, baik dari sisi
maupun dari sisi masyarakat sekitar proyek.


proyek

pengusaha

Proyek yang

dibandingkan adalah proyek konversi tanaman kopi rnenjadi
tanarnan teh dan proyek peremajaan tanaman kopi. Penelitian ini dilakukan di lahan usaha PT.Rumpun Sari Medini.
Metoda
biaya
sosial.

analisis

yang digunakan

analisis

manfaat


kedua proyek baik dari aspek finansial dan
Aspek finansial proyek dilihat

dari

aspek

beberapa

kriteria investasi yaitu Nilai Kini Bersih, Tingkat

Ke-

untungan Intern, Rasio Manfaat-Biaya Bersih dan Masa Pengembalian Investasi. Tingkat kelayakan proyek yang lebih

besar menunjukkan efisiensi

lahan oleh pengusaha.

penggunaan


sumberdaya

Aspek sosial yang disoroti adalah

penyerapan tenaga kerja dari proyek.
Pengolahan

data menggunakan tingkat kelayakan

in-

vestasi modal pada penanaman teh sebagai indikator kelayakan proyek konversi dan kelayakan penanaman kopi sebagai indikator kelayakan proyek peremajaan.
sis

finansial proyek konversi menunjukkan

Bersih

pada tingkat potongan 12 persen


Hasil analiNilai

adalah

Kini

sebesar

Rp 7 907 057 000, pada tingkat potongan 15 persen

sebe-

sar Rp 4 704 3 6 1 000 dan pada tingkat potongan 22 persen
sebesar R p 955 428 000; Tingkat Keuntungan Intern
sebesar

2 5 . 8 1 persen; Rasio Manfaat-Biaya

(TKI)


Bersih

pada

tingkat potong 12 persen adalah 3 . 1 5 8 6 ; Masa Pengembalian Investasi adalah 10 tahun.

Proyek peremajaan memper-

lihatkan bahwa Nilai Kini Bersih (NKB) pada tingkat
tongan 12 persen adalah Rp 5 117 520 000, untuk
potongan
tingkat

po-

tingkat

persen adalah Rp 2 665 753 0 0 0 ,


dan

pada

potongan 22 persen adalah Rp 127 7 8 1

000;

TKI

15

sebesar 2 1 . 4 6 % ; Rasio Manfaat-Biaya Bersih pada
potongan 12 persen adalah 2.2304;

tingkat

Masa Pengembalian

In-


vestasi (MPI) adalah 12 tahun. Dari hasil tersebut

me-

nunjukkan bahwa proyek konversi lebih menguntungkan

un-

tuk dilaksanakan daripada proyek peremajaan. Dengan kata

lain, penggunaan modal dan lahan lebih efisien

pada

proyek konversi.
Analisis kepekaan proyek konversi dilakukan

dengan


penurunan penerimaan 10 persen dan atau kenaikkan biaya
10 persen.

Pada kondisi penerimaan turun 10 persen

Ni-

lai Kini Bersih (NKB) Rp 5 212 354 000 pada tingkat

po-

tongan 1 2 persen, RP 2 739 543 000 pada tingkat potongan
15

persen, Rp 83 156 000 pada tingkat potongan 22

per-

sen; TKI 2 1 . 6 5 persen; Rasio M-B Bersih 2.3882; MPI adalah 12 tahun.


Kenaikkan biaya sebesar 10 persen

jukkan hasil NKB RP 6 003 060 000 pada tingkat

menun-

potongan

12

persen, Rp 3 209 979 000 untuk tingkat

potongan

persen, Rp 12 387 000 untuk tingkat potongan 22

15

persen:


TKI 22.05 persen, Rasio Manfaat-Biaya Bersih 2.4566, MPI
12

tahun.

Penurunan penerimaan

dan

kenaikkan

biaya

masing-masing 10 persen menunjukkan NKB Rp 3 308 357 000
pada tingkat potongan 12 persen, RP 1 245 161 000

untuk

tingkat potongan 15 persen, Rp 1 026 196 000 pada


ting-

kat

Rasio

potongan 22 persen; TKI sebesar 17.9 persen;

Manfaat-Biaya Bersih sebesar 1.7729; MPI adalah 1 5 tahun
Hasil analisis kepekaan menunjukkan bahwa proyek konversi

tidak

layak dilaksanakan pada tingkat

potongan

22

persen karena NKB bernilai negatif.
Penyerapan tenaga kerja dari proyek konversi tanaman kopi menjadi tanaman teh lebih besar daripada
peremajaan
butuhan

kopi.

Hal ini ditunjukkan dari

proyek

jumlah

hari kerja pada proyek konversi sebesar

ke-

1075.5

HKO/Na/th sedangkan proyek peremajaan membutuhkan 610.25
HKO/Ha/th.

Kebutuhan hari kerja orang pada proyek

kon-

versi akan lebih banyak memberikan kesempatan kerja bagi
penduduk sekitar proyek.
Saran yang dapat dikemukakan dari hasil

penelitian

ini adalah dengan penurunan suku bunga bank akan merangsang

pelaksanaan proyek konversi tanaman

kopi

tanaman teh maupun proyek peremajaan kopi.
kedua

proyek akan menyerap tenaga kerja

sekitarnya.

menjadi

Pelaksanaan

dari

penduduk

EVALUASI PROYEK KONVERSI
TANAMAN KOPI KENJADI TANANAN TEB
( S t u d i K a s u s P T . Rumpun S a r i M e d i - n i )

Oleh

:

DEW1 NOVIA TARWYATI
A 24 1140

Laporan P r a k t e k Lapangan
Sebagai s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k mmemperoleti g e l a r

Sarjana Pertanian
pada

I n s t i t u t Pertanian B o g o r

JURUSAN ILMU-ILMU

SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKIJLTAS PERTANIAN
INSTITIIT PERTANIAN ROGOR

1 9 9 1

(Studi Kas

Sari Medinil

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMl PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1991

DEW1 NOVIA T. Evaluasi Proyek Konversi Tanaman Kopi Menjadi Tanaman Teh. Studi Kasus di PT. Rumpun Sari Medini.
Dibimbing oleh Dr. Ir. SRI UTAMI KUNTJORO.
Penelitian

ini bertujuan untuk

mengetahui

mana yang lebih menguntungkan, baik dari sisi
maupun dari sisi masyarakat sekitar proyek.

proyek

pengusaha

Proyek yang

dibandingkan adalah proyek konversi tanaman kopi rnenjadi
tanarnan teh dan proyek peremajaan tanaman kopi. Penelitian ini dilakukan di lahan usaha PT.Rumpun Sari Medini.
Metoda
biaya
sosial.

analisis

yang digunakan

analisis

manfaat

kedua proyek baik dari aspek finansial dan
Aspek finansial proyek dilihat

dari

aspek

beberapa

kriteria investasi yaitu Nilai Kini Bersih, Tingkat

Ke-

untungan Intern, Rasio Manfaat-Biaya Bersih dan Masa Pengembalian Investasi. Tingkat kelayakan proyek yang lebih

besar menunjukkan efisiensi

lahan oleh pengusaha.

penggunaan

sumberdaya

Aspek sosial yang disoroti adalah

penyerapan tenaga kerja dari proyek.
Pengolahan

data menggunakan tingkat kelayakan

in-

vestasi modal pada penanaman teh sebagai indikator kelayakan proyek konversi dan kelayakan penanaman kopi sebagai indikator kelayakan proyek peremajaan.
sis

finansial proyek konversi menunjukkan

Bersih

pada tingkat potongan 12 persen

Hasil analiNilai

adalah

Kini

sebesar

Rp 7 907 057 000, pada tingkat potongan 15 persen

sebe-

sar Rp 4 704 3 6 1 000 dan pada tingkat potongan 22 persen
sebesar R p 955 428 000; Tingkat Keuntungan Intern
sebesar

2 5 . 8 1 persen; Rasio Manfaat-Biaya

(TKI)

Bersih

pada

tingkat potong 12 persen adalah 3 . 1 5 8 6 ; Masa Pengembalian Investasi adalah 10 tahun.

Proyek peremajaan memper-

lihatkan bahwa Nilai Kini Bersih (NKB) pada tingkat
tongan 12 persen adalah Rp 5 117 520 000, untuk
potongan
tingkat

po-

tingkat

persen adalah Rp 2 665 753 0 0 0 ,

dan

pada

potongan 22 persen adalah Rp 127 7 8 1

000;

TKI

15

sebesar 2 1 . 4 6 % ; Rasio Manfaat-Biaya Bersih pada
potongan 12 persen adalah 2.2304;

tingkat

Masa Pengembalian

In-

vestasi (MPI) adalah 12 tahun. Dari hasil tersebut

me-

nunjukkan bahwa proyek konversi lebih menguntungkan

un-

tuk dilaksanakan daripada proyek peremajaan. Dengan kata

lain, penggunaan modal dan lahan lebih efisien

pada

proyek konversi.
Analisis kepekaan proyek konversi dilakukan

dengan

penurunan penerimaan 10 persen dan atau kenaikkan biaya
10 persen.

Pada kondisi penerimaan turun 10 persen

Ni-

lai Kini Bersih (NKB) Rp 5 212 354 000 pada tingkat

po-

tongan 1 2 persen, RP 2 739 543 000 pada tingkat potongan
15

persen, Rp 83 156 000 pada tingkat potongan 22

per-

sen; TKI 2 1 . 6 5 persen; Rasio M-B Bersih 2.3882; MPI adalah 12 tahun.

Kenaikkan biaya sebesar 10 persen

jukkan hasil NKB RP 6 003 060 000 pada tingkat

menun-

potongan

12

persen, Rp 3 209 979 000 untuk tingkat

potongan

persen, Rp 12 387 000 untuk tingkat potongan 22

15

persen:

TKI 22.05 persen, Rasio Manfaat-Biaya Bersih 2.4566, MPI
12

tahun.

Penurunan penerimaan

dan

kenaikkan

biaya

masing-masing 10 persen menunjukkan NKB Rp 3 308 357 000
pada tingkat potongan 12 persen, RP 1 245 161 000

untuk

tingkat potongan 15 persen, Rp 1 026 196 000 pada

ting-

kat

Rasio

potongan 22 persen; TKI sebesar 17.9 persen;

Manfaat-Biaya Bersih sebesar 1.7729; MPI adalah 1 5 tahun
Hasil analisis kepekaan menunjukkan bahwa proyek konversi

tidak

layak dilaksanakan pada tingkat

potongan

22

persen karena NKB bernilai negatif.
Penyerapan tenaga kerja dari proyek konversi tanaman kopi menjadi tanaman teh lebih besar daripada
peremajaan
butuhan

kopi.

Hal ini ditunjukkan dari

proyek

jumlah

hari kerja pada proyek konversi sebesar

ke-

1075.5

HKO/Na/th sedangkan proyek peremajaan membutuhkan 610.25
HKO/Ha/th.

Kebutuhan hari kerja orang pada proyek

kon-

versi akan lebih banyak memberikan kesempatan kerja bagi
penduduk sekitar proyek.
Saran yang dapat dikemukakan dari hasil

penelitian

ini adalah dengan penurunan suku bunga bank akan merangsang

pelaksanaan proyek konversi tanaman

kopi

tanaman teh maupun proyek peremajaan kopi.
kedua

proyek akan menyerap tenaga kerja

sekitarnya.

menjadi

Pelaksanaan

dari

penduduk

EVALUASI PROYEK KONVERSI
TANAMAN KOPI KENJADI TANANAN TEB
( S t u d i K a s u s P T . Rumpun S a r i M e d i - n i )

Oleh

:

DEW1 NOVIA TARWYATI
A 24 1140

Laporan P r a k t e k Lapangan
Sebagai s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k mmemperoleti g e l a r

Sarjana Pertanian
pada

I n s t i t u t Pertanian B o g o r

JURUSAN ILMU-ILMU

SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKIJLTAS PERTANIAN
INSTITIIT PERTANIAN ROGOR

1 9 9 1