Laporan magang di PT. Rumpun Sari Medini Kendal ( proses produksi teh hijau ) Citra Maria

(1)

i

LAPORAN

MAGANG DI PT. RUMPUN SARI MEDINI

KENDAL

( PROSES PRODUKSI TEH HIJAU )

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh : CITRA MARIA A

H3107045

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

ii

LAPORAN MAGANG DI PT. RUMPUN SARI MEDINI

KENDAL

(PROSES PRODUKSI TEH HIJAU)

Yang Disiapkan dan Disusun Oleh : Citra Maria Anggraeni

H3107045

Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji

Pada tanggal : ………..

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Mengetahui,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 195512171982031003 Pembimbing/Penguji I

Prof.Dr.Ir. Sri Handayani, MS NIP. 19470729 197612 2 001

Penguji II

Ir. Choirul Anam, MP NIP. 19520615 198303 1 001


(3)

iii

MOTTO

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci

kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan, Anda akan

meraih kesuksesan.

(Herman Cain, Pengusaha, Penulis, Pembicara Bisnis, AS).

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi

bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

Confusius

Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber

semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan. - Albert Einstein

Tuntutlah ilmu akan tetapi jangan lupakan ibadahmu, dan kerjakan

ibadahmu namun jangan lupakan ilmu.

Janganlah mangkritik perbuatan orang, kecuali anda tahu mengapa dia

sampai berbuat begitu. Kemungkinannya adalah bahwa anda sendiri akan

berbuat yang sama kalau berada dalam keadaan yang sama (Intisari

Kewiraswastaan)

Janganlah iri hati diatas keberhasilan orang lain, akan tetapi belajarlah

atas usaha-usaha yang dia capai. Niscaya anda akan memperoleh


(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Salam Damai Sejahtera,

Sembah sujud dan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang

telah memberikan rahmat, berkah, karunia yang berupa kesehatan dan

perlindungan setiap hari sehingga dapat terlaksana dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan lancar.

Dengan diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,

bantuan, dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

Orang tuaku ( mami dan papi ) yang selalu memberikan limpahan kasih

sayangnya dan terima kasih atas doa, dukungan, kesabarannya serta

nasehat-nasehatnya selama ini

Kakak dan adikku yang selalu memberikan dukungan, doanya dan

keceriaan keponakan pertama yang memberikan semangat...semangat..!!

Segenap keluarga besar penulis yang selalu memberi motivasi dan

semangat untuk menjadi manusia yang berguna dan bersahaja

Untuk yayah tercinta terima kasih atas doa, kesabaran dan

dukungannya setiap saat dimanapun dan kapanpun

Semua karyawan PT. Rumpun Sari Medini, terima kasih atas

bimbingan dan bantuannya selama magang

Ibu Sri Handayani, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya

walaupun banyak salah dan kekurangan saya, semoga dengan

nasehat-nasehat yang ibu berikan bisa menjadi semangat buat saya untuk

menjadi pribadi yang lebih baik

Temen-temenku seperjuangan (cah THP 2007 dan genk h2O : Jinem

gaga, kiky kunyil, fyrda, Ria atuk, Nanda, Isty, Widya Imyut) Terima

kasih atas dukunganya, moga-moga masa depan cerah mendampingi kita

semua

Untuk Kru Dotcom Internet ( Mas Umel, Mas Catur, Mikha, Ferry,

Anggo, Andry, Pak Dodiet ) terima kasih atas bantuan internetnya


(5)

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Anugerah dan rahmat yang selalu di berikan kepada penulis, sehingga Tugas Akhir yang

berjudul ”Proses Produksi Teh Hijau” PT. Rumpun Sari Medini Limbangan

Kendal ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak dapat terealisasi dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Direksi PT. Rumpun Sari yang telah memberikan izin untuk melaksanakan magang.

3. Bapak Marsono selaku manager PT. Rumpun Sari Medini.

4. Segenap karyawan yang telah membantu dalam menyelesaikan magang di PT. Rumpun Sari Medini.

5. Bapak dan Ibu Dirman sekeluarga yang memberikan penginapan sementara selama penulis melaksanakan magang.

6. Ir. Bambang Sigit Amanto, MSi, selaku Ketua Program D III Teknologi Hasil Pertanian sekaligus pembimbing akademik mahasiswa D III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2007.

7. Prof.Dr.Ir.Sri Handayani, MS, selaku dosen pembimbing magang yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir.

8. Ir. Choirul Anam, MP, selaku dosen penguji Tugas Akhir laporan magang. 9. Semua Dosen Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas


(6)

vi

10.Bapak dan Ibu serta segenap keluarga yang tercinta yang telah banyak membantu berupa materi dan dukungannya hingga selesainya laporan TA ini. 11.Teman-teman seperjuangan DIII THP 2007 Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan dorongan, masukan, dan nasehatnya. 12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan yang lebih lanjut. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010


(7)

vii

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Magang ... 2

1. Tujuan Umum ... 2

2. Tujuan Khusus ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Teh ... 3

B. Proses Pengolahan Teh Hijau ... 6

C. Kandungan Teh ... 10

D. Manfaat Teh ... 11

BAB III. TATA PELAKSANAAN KEGIATAN ... 12

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 12

1. Tempat Pelaksanaan Magang ... 12

2. Waktu Pelaksanaan Magang ... 12

B. Metode Pelaksanaan ... 12

1. Observasi ... 12

2. Wawancara ... 12

3. Terjun Langsung ... 12


(8)

viii

A. Keadaan Umum Perusahaan ... 13

1. Sejarah dan Status Perusahaan ... 13

2. Tujuan Pendirian Pabrik... 15

3. Lokasi dan Areal Perkebunan ... 15

4. Tata Letak ... 19

B. Manajemen Perusahaan ... 19

1. Struktur dan Sistem Organisasi ... 19

2. Pembagian Tugas dan Wewenang ... 20

C. Bahan Baku ... 24

1. Perawatan Tanaman Teh ... 25

2. Pemupukan ... 26

3. Hama dan Penyakit Tanaman Teh ... 28

4. Pemilihan Teh yang Potensial sebagai Bahan Baku ... 30

5. Pengendalian Mutu Bahan Baku ... 45

D. Proses Pengolahan... 47

1. Pemetikan Pucuk Teh... 49

2. Penghamparan ... 49

3. Pelayuan ... 50

4. Penggulungan ... 53

5. Proses Pengeringan ... 54

6. Sortasi... 58

7. Pengepakan ... 61

8. Penggudangan ... 62

E. Mesin dan Peralatan yang Digunakan ... 63

1. Mesin yang Digunakan ... 63

2. Peralatan yang digunakan ... 75

F. Produk Akhir ... 78

1. Spesifikasi Produk Akhir ... 78

2. Analisa Mutu Teh Hijau ... 81


(9)

ix

G. Pemasaran Produk ... 83

H. Sanitasi ... 83

1. Sanitasi Pabrik... 83

2. Sanitasi Lingkungan ... 85

3. Penanganan Limbah ... 85

BAB V PENUTUP ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran... 87 DAFTAR PUSTAKA


(10)

x

Hal Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini ... 18 Tabel 4.2 Areal Efektif dan Non Efektif PT. Rumpun Sari Medini. ... 18 Tabel 4.3 Jenis dan Ciri Pupuk yang Digunakan di PT. Rumpun Sari

Medini ... 27 Tabel 4.4 Spesifikasi, Ciri dan Tingkatan Mutu (grade) Teh Hijau di


(11)

xi

Hal

Gambar 4.1 Petikan Halus ... 36

Gambar 4.2 Petikan Medium ... 36

Gambar 4.3 Petikan Kasar ... 37

Gambar 4.4 (A) Pemetikan dengan Cara Manual (B) Pemetikan dengan Menggunakan Alat Gunting (C) Pemetikan dengan Menggunakan Alat Pisau ... 39

Gambar 4.5. Penimbangan Pucuk di Lapangan ... 41

Gambar 4.6. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh ... 48

Gambar 4.7 Rawat Pucuk atau Penghamparan ... 49

Gambar 4.8 Mesin Rotarry Panner di Perkebunan Rumpun Sari Medini ... 51

Gambar 4.9 Mesin Jackson Roller di Perkebunan Rumpun sari Medini ... 54

Gambar 4.10 Mesin ECP dryer di Perkebunan Rumpun sari Medini ... 55

Gambar 4.11 Mesin Repeat Dryer di Perkebunan Rumpun Sari Medini ... 57

Gambar 4.12 Mesin Ball Tea di Perkebunan Rumpun Sari Medini ... 58

Gambar 4.13 (A) Mesin Layer Dry Leaf Sifter dan (B) Mesin Extraktor di Perkebunan Rumpun Sari Medini ... 60

Gambar 4.14 Mesin Winower di Perkebunan Rumpun sari Medini ... 60

Gambar 4.15 Kegiatan Sortasi Manual di Perkebunan Rumpun Sari Medini 61 Gambar 4.16 Penggudangan dan Penyimpanan Teh Kering di Perkebunan Rumpun Sari medini ... 62

Gambar 4.17 Rotary Panner ... 63

Gambar 4.18 Press Roller ... 66

Gambar 4.19 Endless Chain Pressure Dryer ... 68

Gambar 4.20 Reapet dryer ... 70

Gambar 4.21 Ball tea ... 72

Gambar 4.22 Layer Dry Leaf Sifter ... 73

Gambar 4.23 Suction Winower ... 74

Gambar 4.24 Tea cutter ... 75

Gambar 4.25 Timbangan bagian pemetikan ... 75

Gambar 4.26 Timbangan bagian penerimaan dipabrik ... 76

Gambar 4.27 Timbangan bagian analisa ... 76

Gambar 4.28 Alat pengangkut (Troly) ... 77


(12)

Di PT. RUMPUN SARI MEDINI KENDAL, JAWA TENGAH

Citra Maria Anggraeni 1

Prof.Dr.Ir.Sri Handayani, MS 2 dan Ir. Choirul Anam, MP 3

ABSTRAK

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini. Pelaksanaan magang pada tanggal 5 April-5 Mei 2010 di PT. Rumpun Sari Medini Kendal, Jawa Tengah.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah observasi, wawancara, pencatatan, studi pustaka dan terjun langsung ke lapangan dalam kegiatan-kegiatan proses produksi. Pengambilan lokasi praktek magang di PT. Pumpun Sari Medini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mengolah hasil pertanian terutama teh. Selain itu, PT. Rumpun Sari Medini merupakan perusahaan swasta yang berdedikasi tinggi.

Proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini adalah sebagai berikut yaitu penghamparan pucuk, pelayuan, penggilingan & pengeringan awal, pengeringan akhir, sortasi dan pengepakan. Pada proses produksi harus diperhatikan, pengendalian mutu pada tiap tahapnya, agar didapat produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Hasil praktek magang menunjukkan bahwa proses produksi teh hijau sangat baik dan untuk pengendalian mutu bahan baku harus lebih diawasi lagi agar tidak banyak pucuk teh yang rusak. Sedangkan untuk pangendalian mutu proses produksi harus diperhatikan pada saat penghamparan pucuk semua karyawan memperhatikan sehingga pucuk teh tidak diinjak-injak sehingga teh tidak terjadi longsong dan setelah penggilingan harus segera dimasukkan ke dalam mecin pengering supaya tidak terjadi fermentasi karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk teh.

Kata Kunci : Proses Produksi Teh Hijau

Keterangan :

1.Mahasiswa Jurusan/Program Studi D-III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H3107045

2.Dosen Pembimbing 3.Dosen Penguji


(13)

RUMPUN SARI MEDINI, Ltd KENDAL, CENTRAL JAVA

CITRA MARIA ANGGRAENI1

Prof. Dr. Ir. Sri Handayani, MS2 and Ir. Choirul Anam, MP 3

ABSTRACT

Activity of this apprentice aimed to knew production process of green tea in Rumpun Sari Medini, Ltd. Execution of apprentice was done on April 5th until May 5th 2010 in Rumpun Sari Medini, Ltd Kendal, Central Java.

Data collecting method applied in activity of this apprentice was observation, interview, record-keeping, book study and worked directly to the field in production process activities. Retrieval of location practice apprentice in Rumpun Sari Medini, Ltd because the company was a company that processing agricultural produce especially tea. Besides, Rumpun Sari Medini, Ltd was a private company having high dedication height.

Production process of green tea in Rumpun Sari Medini, Ltd was extent of sprout, wilting, hulling & initial draining, end draining, grading and packing. At production process must be paid attention, quality control at every phase, to be gotten product that is with quality and safe to be consumed by public.

Result of apprentice indicated that the production process of green tea was done very good and raw material quality control had to be more observed again in order not to many damage tea sprouts. While for quality control of production process we must be gave attention when extent of sprout so that tea sprout was not ridden over so that tea was not happened peel and after hulling must soon to be packed into dryer machine so that not happened fermentation because this could influence quality of tea product.

Keyword : Production Process of Green tea

Description :

1.Student of D-III Agriculture Result Technology Program, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret Universuty Surakarta with NIM H3107045

2.Counsellor Lecturer 3.Tester Lecturer


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia kerja yang semakin ketat disertai era globalisasi yang menjadikan persaingan dalam segala sektor ini menjadikan tuntutan yang tidak terelakkan lagi. Untuk menghadapi perkembangan ini, perusahaan – perusahaan harus kreatif dan mandiri untuk merespon dengan tepat pada setiap perubahan yang terjadi. Dalam hal ini, salah satunya adalah sektor pertanian, mengingat Indonesia merupakan negara agraris, bidang pertanian sangat berperan dalam menunjang perekonomian negara.

Kondisi pertanian di Indonesia mulai bangkit seiring dengan perkembangan industri pengolahan pertanian yang semakin membaik. Sekarang ini, banyak perusahaan yang bersaing ketat baik di pasar lokal maupun internasional, sehingga perusahaan yang berperan sebagai produsen dituntut memiliki daya saing yang kuat dan produk yang dihasilkan atau ditawarkan sesuai dengan keinginan konsumen dalam upaya perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu tanaman pertanian dan perkebunan yang penting adalah tanaman teh, karena selain mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi juga merupakan komoditas ekspor.

Dengan adanya perkembangan tersebut PT. Rumpun Sari Medini mampu bersaing dalam perkembangan dunia ini dengan memproduksi hasil olahan teh hijau yang berkualitas.

Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Ada dua varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal sebagai Camellia sinensis, yang tumbuh dengan baik di daerah pegunungan tinggi berhawa dingin di Cina tengah dan Jepang. Varietas berdaun lebar, dikenal sebagai Camellia assamica, yang tumbuh paling baik di daerah beriklim tropis yang lembab, di India bagian utara dan Szechuan dan propinsi


(15)

Yunnan di Cina. Tanaman teh mempunyai daun berwarna hijau gelap, mengkilap, berukuran kecil, dan berbunga putih. (Anonima, 2009).

Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda. Tanaman teh (Cornelia Sinensis) berbentuk pohon, tingginya bisa mencapai belasan meter. Namun, tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan dalam pemetikan. Hasil pemetikan sangat berpengaruh terhadap mutu teh setelah pengolahan. Oleh karena itu perolehan bahan baku sangat diperhatikan sebelum proses pengolahan di pabrik. Pengolahan teh hijau di Indonesia dilakukan beberapa tahap yaitu terdiri dari pelayuan, penggilingan, pengeringan awal, pengeringan akhir, sortasi kering dan pengepakan.

B. Tujuan Magang

Tujuan dari kegiatan magang pada PT. Rumpun Sari Medini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya di dunia kerja.

b. Membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja sehingga nantinya dapat terjun langsung ke dunia kerja maupun masyarakat.

c. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi teh hijau.

d. Mengetahui prinsip kerja mesin yang digunakan dalam proses produksi teh hijau.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui dan memahami bagaimana proses penyediaan bahan baku dan proses produksi pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini, Desa Medini, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.


(16)

3

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teh

Di zaman dahulu, genus Camellia dibedakan menjadi beberapa spesies teh yaitu sinensis, assamica, irrawadiensis. Sejak tahun 1958 semua teh dikenal sebagai suatu spesies tunggal Camellia sinensis dengan beberapa varietas khusus, yaitu sinensis, assamica dan irrawadiensis. Teh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka) Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah) Sub Kelas : Dialypetalae

Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales) Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae) Genus (marga) : Camellia

Spesies (jenis) : Camellia sinensis

Varietas : Assamica (Anonimb, 2010)

Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis diantara garis balik Cancer dan Capricorn, memerlukan curah hujan hingga 1000-1250 mm per tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 30 °C. Tanaman teh tumbuh pada permukaan laut hingga 2400 meter. Kebun teh (perkebunan teh) adalah tempat dimana teh yang mempunyai potensi rasa enak dihasilkan, dengan perawatan serta perhatian untuk memastikan kondisi pertumbuhan terbaik yang mungkin dibuat. Sebagai contoh dengan penanaman pohon untuk menyediakan tempat yang teduh, atau penanaman tanaman penghalang angin, untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh angin kencang, terutama di dataran Assam . Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu meter. Pohon teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan untuk memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang tetap untuk memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Pohon teh mampu


(17)

menghasilkan teh yang bagus selama 50 – 70 tahun, namun setelah 50 tahun hasil produksinya menurun. Pada saat tersebut pohon yang sudah tua sudah saatnya digantikan dengan pohon yang masih muda yang telah ditumbuhkan di perkebunan untuk pembiakan tanaman muda. (Anonimc, 2010)

Ada beberapa macam teh (Camellia sinensis) yang ada di dunia saat ini. Teh hijau, seperti juga teh hitam, berasal dari tumbuhan yang sama. Teh hijau diproses dengan cara khusus. Setelah dipetik, daun teh akan mengalami pengasapan. Proses ini akan mengeringkan daun teh, namun tidak sampai mengubah warna daun. Kondisi inilah yang menyebabkan air seduhan daun teh tetap terlihat berwarna hijau muda. Proses ini kemudian terbukti dapat mempertahankan berbagai kandungan nutrisi, antara lain zat antioksidan polyphenols pada daun teh. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh. (Anonimd, 2008)

Pucuk teh adalah bahan baku dalam pengolahan teh, baik teh hitam, teh hijau, maupun teh oolong. Sebagai bahan baku, pucuk harus bermutu tinggi agar teh jadi yang dihasilkan bermutu tinggi. Oleh karena itu mutu pucuk harus diusahakan dan dipertahankan agar tetap tinggi, sejak dipetik di kebun sampai ke pabrik. Seluruh kegiatan pengelolaan/pemeliharaan tanaman ditujukan untuk membentuk zat penentu kualitas (chatechin dan enzym) yang tinggi dalam pucuk, mengingat senyawa ini mempunyai peranan yang besar terhadap rasa, aroma teh-jadi. (Tim Asosiasi Penelitian Indonesia, 1992)

Bahan baku pucuk teh yang baik adalah daun muda yang dipetik sampai daun kedua, yaitu terdiri dari peko (calon pucuk yang masih belum terbuka) ditambah dua daun muda. Makin banyak daun muda dalam bahan baku pucuk, kualitas hasil olahannya juga makin baik. Oleh karena itu diperlukan standar bahan baku yang dianggap akan menghasilkan kualitas produksi yang baik tanpa harus mengorbankan kualitas hasil produksi bahan baku. (Anonime, 1998).


(18)

Pemetikan teh memerlukan ketelitian tinggi karena memiliki rumusan tersendiri. Rumusan tersebut dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu:

 Petikan halus dengan rumus p+1 atau b+1 m. Artinya pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m).

 Petikan medium, dengan rumus p+2, p+3, b+1 m, b+2 m, b+3 m. Rumus ini menandakan bahwa pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun, 3 daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun muda.

 Petikan kasar, dengan rumus p+4 atau lebih dan b+(1-4). Ini berarti pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih dan pucuk burung dengan beberapa daun tua. Untuk menghasilkan teh berkualitas, rumus pemetikan yang digunakan adalah petikan halus p+1 atau b+1 m. Memang tidak mudah menerapkan rumus tersebut, tapi untuk

menghasilkan teh yang terbaik hal tersebut haruslah dilakukan (Anonimf, 2007)

Pengangkutan pucuk merupakan kegitan mengangkut pucuk dari kebun ke pabrik. Sebelum melaksanakan proses pengolahan, pucuk teh harus dalam keadaan baik, artinya keadaannya tidak mengalami perubahan selama pemetikan sampai ke lokasi pengolahan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan teh yang bermutu tinggi. Oleh karena itu, proses pengangkutan memilki peranan yang sangat penting (Nazaruddin, 1993).

Menurut (Anonimg, 1993), hal yang dilakukan untuk mencegah kerusakan daun untuk antara lain:

1. Jangan terlalu menekan daun agar daun tidak terperas.

2. Dalam membongkar daun, jangan menggunakan barang-barang dari besi atau yang tajam agar daun tidak sobek atau patah.

3. Hindari terjadinya penyinaran terik matahari dalam waktu lama, lebih dari 3 jam.

4. Jangan menumpuk daun sebelum dilayukan dalam waktu yang lama (daun segera dilayukan)


(19)

B. Proses Pengolahan Teh Hijau 1. Penghamparan

Pembeberan pucuk dalam withering trough segera dilakukan setelah pucuk tiba di pabrik agar panas dan air yang terdapat pada permukaan pucuk segera hilang sehingga kerusakan pucuk akibat terperam dapat dihindari. Pembeberan dilaksanakan satu arah dimulai dari ujung

trough menuju ke sumber aliran udara (fan), dilakukan oleh dua orang berhadapan dari kedua sisi trough. Pucuk diurai, disebar merata sampai

trough penuk dengan ketebalan ±30 cm (30 kg/pucuk/m2). Sementara itu udara segar segera dialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk dengan pintu trough dibuka. Setiap selesai membeber pucuk dalam satu trough, pintu trough ditutp dan udara terus dialirkan. Hasil pembeberab harus rata, pucuk satu sama lain tidak saling menempel, agar udara pelayuan mengalir ke setiap bagian permukaan pucuk. (Tim Asosiasi penelitian Indonesia, 1994)

2. Pelayuan

Pelayuan pada teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur dan mudah digulung. Proses pelayuan dilakukan sampai pada tahap layu tertentu, yang sifat pelayuannya berbeda dibanding dengan cara pelayuan teh lokal. Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan 80-100oC. Selama proses pelayuan berlangsung dalam rotary panner, terjadi proses penguapan air baik yang terdapat di permukaan maupun yang terdapat didalam daun. Uap air yang terjadi harus secepatnya dikeluarkan dari ruang roll rotary panner, untuk menghindari terhidrolisanya klorofil oleh uap asam-asam organik.(Anonimh, 2010)

Perubahan kimia selama pelayuan di antaranya yaitu kenaikan aktifitas enzim, terurainya protein menjadi asam amino bebas seperti alanin; leucin; isoleucin; valin, kenaikan kandungan kafein, kenaikan


(20)

kadar karboidrat yang dapat larut, terbentuknya asam organik dari unsur-unsur C; H; dan O, pembongkaran sebagian klorofil menjadi feoforbid. (Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1994)

3. Penggulungan

Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk menjadi gulungan-gulungan kecil, dan terjadi pemotongan. Proses ini harus segera dilakukan setelah pucuk layu keluar dari mesin rotary panner. Mesin penggulung 26” tipe single action, lama penggulungan berkisar antara 15-17 menit dengan kapasitas 45 kg pucuk layu, sedangkan

mesin penggulung 36” tiper double action yang berkapasitas 70 kg pucuk layu. Yang terpenting, harus diatur agar setiap pengisian pada mesin penggulung terjamin terjadinya sirkulasi/pembalikan pucuk secara sempurna agar pucuk mendapat tekanan yang relative sama, sehingga diperoleh hasil penggulungan yang seragam. (Setyamidjaja, 2000)

Penggulungan dilakukan satu kali agar tidak terjadi penghancuran daun teh yang terlalu banyak, yang dapat meningkatkan jumlah bubuk dengan mutu yang kurang menguntungkan. Lama penggulungan disesuaikan dengan tingkat layu pucuk, ukuran, tipe mesin penggulung serta mutu pucuk yang diolah. Lama penggulungan sebaiknya tidak lebih dari 30 menit dihitung sejak pucuk layu masuk mesin penggulung (Setyamidjaja, 2000).

4. Pengeringan

Pengeringan pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan kadar air dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan memperbaiki bentuk gulungan teh jadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua tahap pengeringan, masing-masing menggunakan mesin yang berbeda.

Mesin pengering pertama disebut ECP (Endless Chain Pressure) Dryer. Pada mesin pengering ini, suhu diatur supaya suhu masuk


(21)

130-135oC dan suhu keluar 50-55oC dengan lama pengeringan 25 menit. Pada pengeringan pertama ini, jumlah air yang diuapkan mencapai 50% dari bobot pucuk, sehingga hasilnya baru setengah kering dengan tingkat kekeringan 30-35%.

Pada pengeringan tahap kedua digunakan mesin pengering Rotary Dryer tipe Repeat Rool. Maksud pengeringan kedua adalah untuk menurunkan kadar air sampai 3-4% serta memperbaiki bentuk gulung teh keringnya. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh diameter mesin itu. Rotary dryer yang rollnya berdiameter 70 cm, mempunyai kapasitas pengeringan sebesar 40-50 kg teh kering, dan untuk roll yang berdiameter 100 cm kapasitasnya 60-70 kg teh kering (Setyamidjaja, 2000).

5. Sortasi

Teh yang berasal dari pengeringan ternyata masih heterogen atau masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh masih mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang sangat berpengaruh terhadap mutu teh nantinya. Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh yang saragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin (Nazarudin dan Paimin, 1993).

Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan membentuk atau mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau. Pada prinsipnya, sortasi kering teh hijau adalah :

a. memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu ekspor,


(22)

b. memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran yang relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade), kemudian memisahkannya dari tulang-tulang daunnya,

c. melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki,

d. setelah hasil sortasi teh hijau terkumpul menjadi beberapa jenis dilakukan polishing dengan menggunakan mesin polisher.

Hasil sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau sesuai dengan mutu yang ada (Setyamidjaja, 2000).

6. Pengemasan

Kemasan adalah suatu barang atau benda yang digunakan untuk menampung dan merapikan produk, sehingga bahan tersebut dapat disimpan dan ditransfer dengan mudah. Penyimpanan dan pengemasan mutlak dilakukan mengingat teh yang baru dihasilkan belum bisa langsung di pasarkan. Selain jumlahnya masih sedikit, teh yang baru disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa terkontrol. Proses ini terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum (Nazaruddin, 1993).

7. Penggudangan

Gudang adalah tempat penyimpanan barang sementara. Secara ringkas sistem manajemen gudang mengandung pemahaman : pengelolaan dari aktifitas yang saling terkait dalam aktifitas penyimpanan barang sementara. Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara umum kegiatan di Gudang.

Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana : 1. Administrasi.

2. Penerimaan barang. 3. Penyimpanan barang.


(23)

4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju. 5. Pengeluaran barang. (Anonimi, 2009) C. Kandungan Teh

Daun teh mengandung beberapa zat kimia yang dapat digolongkan

menjadi empat. Keempat golongan itu adalah : substansi fenol (katekin, flanavol), bukan fenol (karbohidrat, pectin, alkaloid, protein, asam amino, klorofil, asam organic), senyawa aromatic, dan enzim.

(Nazzarudin dan Paimin, 1993).

Subtsansi fenol terdiri dari Tanin merupakan turunan dari asam galat sehingga sifatnya dihubungkan pada warna, rasa, dan aromanya sedangkan

katekin yaitu senyawa komplek yang tersusun dari catekin, epicatekin, epicatekin galat, epigalo catekin, epigalo catekin galat, galo catekin. Kandungan catekin 20-30% dari seluruh berat kering daun. Epigalo-catekin dan galat-nya merupakan bahan terbanyak. Flavanol pada teh meliputi kaemferol, quercetin dan miricetin. Substansi bukan fenol terdiri dari

karbohidrat 0,75% dari berat kering daun; substansi pektin terdiri atas pektin

dan asam pektat 4,9-7,6% berat kering daun atau tangkai; alkaloid utama dalam daun teh adalah kafein, selain theobromin dan theofilin dengan 3-4% berat kering; protein dan asam-asam amino yang berpengaruh adalah alanin, fenil alanin, valin, leucin, dan iso leusin dengan berat kering daun berkisar 1,4-5%; klorofil dan zat warna yang lain mendukung 0,019% dari berat kering. Karotenoid (zat warna jingga) dalam daun teh menetukan aroma teh, karena oksidasinya menghasilkan substansi mudah menguap yang terdiri atas aldehid dan keton tidak jenuh; asam organik dalam proses metabolisme terutama respirasi, asam organik berperan penting sebagai pengatur proses oksidasi dan reduksi; substansi resin bau atau aroma teh tergantung pada minyak esensial dan resin. Kandungan resin besarnya 3% dari berat kering;

vitamin-vitamin diantaranya vitamin P, C, K, A, B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat; substansi mineral ini bertanggung jawab atas perubahan koloid dan langsung berperan pada metabolisme sel. Kandungan mineral dalam daun teh kira-kira 4-5% berat kering. Unsur fosfor yang mengatur pH


(24)

selama oksidasi, magnesium yang merupakan komponen dari klorofil, serta tembaga (Cu) yang merupakan gugusan prostetis dari polifenol oksidasi.

Substansi aromatis yang digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu fraksi karboksilat, fraksi fenolat, fraksi karbonil, fraksi netral bebas karbonil. Aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tidak jenuh). Enzim-enzim yang dikandung dalam daun teh

diantaranya adalah invertase, amilase, β gluchosidase, oximetilase, protease,

dan peroxidase. (Tim Asosiasi penelitian Indonesia, 1994) D. Manfaat Teh

Mungkin hampir semua orang telah tau, bahwa teh hijau bukanlah teh biasa. Teh hijau telah terkenal memiliki ribuan manfaat bagi kesehatan tubuh kita seperti dapat melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari penyebab kanker kulit, dapat Menstabilkan tekanan darah kita. tekanan darah yang sehat adalah berada di angka 120/80. Kandungan teh yang membantu menyetabilkan tekanan darah adalah polyphenol. Polyphenol dapat menjaga pembuluh darah agar tidak mengecil dan peningkatan tekanan. Teh hijau dapat menjaga daya ingat dan ternyata bisa menjaga penurunan fungsi otak. Teh hijau ini mengandung antioksidan tinggi yang dapat melawan radikal bebas yang menyerang otak, yang menyebabkan penyakit Alzheimer dan Parkinson. Teh hijau dapat membuat terlihat muda. Semakin sehat arteri, semakin terlihat muda dan sehat yang dikonsumsi setiap hari, bisa mengabsorbsi arteri dari kelebihan lemak dan kolesterol. Teh hijau dapat mengurangi berat badan. Dengan meminum teh hijau bisa membantu tubuh kita dalam proses pembakaran kalori. (Anonimj, 2009)

Dalam ekstra teh (kering atau konsentrat) yang dihasilkan melalui proses tersebut, akan dihasilkan ekstra dengan kandungan komponen bioaktif katekin yang tinggi (katekin bersifat polar, sehingga larut dalam air). Produk ekstra teh kasar ini dapat langsung dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (pangan, kosmetik, dan lain-lain) atau diproses lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa bioaktif murni. ( Arif Hartoyo, 2003).


(25)

12

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Pelaksanaan Magang

Tempat pelaksanaan magang atau praktek kerja lapangan dilaksanakan di PT. Rumpun Sari Medini, Desa Medini, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Waktu pelaksanaan magang di PT. Rumpun Sari Medini telah dilaksanakan terhitung mulai tanggal 5 April 2010 sampai 5 Mei 2010. B. Metode Pelaksanaan

1. Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung pada proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini yang meliputi aktivitas dan kinerja karyawan dari pengadaan bahan baku, proses produksi, sanitasi pengolahan limbah sampai produk teh dapat dipasarkan sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aspek-aspek yang dikaji.

2. Wawancara

Melakukan serangkaian wawancara langsung dengan semua pihak yang terlibat langsung dalam proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini.

3. Terjun Langsung

Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung di lokasi baik di pabrik maupun di kebun.

4. Studi Pustaka

Melakukan studi pustaka sebagai pembanding dan data pelengkap serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah.


(26)

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Status Perusahaan

Dahulu perkebunan teh Medini merupakan kebun kina dan kopi milik N.V. Cultur My Medini yang dimiliki oleh Firman Francis Perk & Co. Ltd di Jakarta yang berkebangsaan Inggris, firman merupakaan perseroan dagang yang masing-masing anggotanya turut bertanggung jawab. Kurang menguntungkannya perkebunan kopi dan kina maka diganti dengan tanaman teh yang pelaksanaannya jatuh pada tanggal 17 April 1958. Pada waktu jepang berkuasa kebun medini menjadi tidak terawat. Tanaman kina habis ditebang dan batang-batangnya digunakan Jepang dalam pembuatan bangunan gua sebagai pertahanan.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu kebun teh Medini dirintis kembali oleh pemiliknya yang sesuai dengan perjanjian renville. Pada waktu perang kemerdekaan Republik Indonesia yang kedua, tentara Belanda melakukan agresinya masuk ke wilayah Republik Indonesia dan kebun Medina tidak luput dari pergolakan yang menggakibatkan pabrik teh dan kina serta perumahan administratif dihancurkan. Dengan adanya persetujuan konferensi Meja Bundar di Belanda maka semua wilayah Republik Indonesia dikembalikan kepada republik Indonesia. Dan perkebunan Medini dikembalikan kepada pemiliknya semula. Kerusakan akibat perang fisik mulai diperbaiki yaitu dengan membangun kembali pabrik teh dan perumahan administratif, sedangkan pabrik kina tidak dibangun lagi.

Kebun teh Medini pada tahun 1951 dijual oleh pemiliknya kepada N V. Kencanawati & Co Ltd dengan alamat Jalan Beringin No. 23 A Semarang yang merupakan gabungan saham dari Aci, Arif dan Tarn Jasen. Sejak saat itu hanya tanaman teh saja yang diusahakan, sedangkan hak


(27)

guna usahanya telah diperpanjang oleh keputusan Menteri Agraria No. 160 KA sampai tanggal 17 April 1983.

Meletusnya G 30 S/PKI pada tahun 1965 membuat kebun teh Medini menjadi rusak. Sehingga oleh pemiliknya diserahkan ke Departemen Perkebunan Jakarta yang pelaksanaannya diserahkan kepada Inspektorat Perkebunan Propinsi Jawa Tengah karena pemimpinnya dan sebagaian besar karyawannya langsung atau tidak langsung terlibat G 30 S / PKI.

PT. Rumpun yang terbentuk pada tahun 1967 dengan Akte Notaries No. 9/97 maka semua kebun di wilayah Dati I Jawa Tengah telah di ambil alih oleh Kodam 4 Diponegoro yang pengelolaannya di serahkan kepada PT. Rumpun, termasuk kebun teh medini. PT. Rumpun mengajukan hak guna usahanya dalam mengelola kebun teh Medini kepada Dirjen Agraria pada tahun 1968. Tahun 1973 surat keputusan hak guna usaha keluar dengan nomor 10/HGU/DA/1973 yang berarti kebun teh Medini sepenuhnya dikelola oleh PT. Rumpun dengan luas 450,070 Ha nomor SK 10/HGU/DA 1973 tanggal 31 Desember 1973.

PT. Rumpun pada tanggal 2 Maret 1973 membentuk dua PT yaitu PT. Rumpun teh dan PT. Rumpun Aneka Tanaman (ANTAN). Kebun-kebun PT. Rumpun teh meliputi Kebun-kebun teh Medini di kabupaten Kendal, kebun teh Kemuning di Surakarta dan kebun kopi Kaligantung di Tamaggung, sedangkan PT. Rumpun ANTAN meliputi kebun kluwak di Pati, kebun Larui Rejodadi, kebun Samudra Bumi Ayu dan kebun Darma Kradenan Majenang.

Berdasarkan surat keputusan direksi PT. Rumpun Teh SK No: Dirkop 04/3/MA/1984 tertanggal 17 Maret 1984 kebun teh Medini menerima penggabungan dengan kebun Kaligantung yang mempunyai area 148.101 ha. Pada tahun 1989 dengan surat keputusan Dir. Kep. 29/teh/12/1989 dengan tertanggal 20 Desember 1989 luas area kebun teh Medini menjadi kebun teh Medini terhitung mulai tanggal 1 Januari 1989.


(28)

PT. Rumpun Sari Medini yang merupakan anak perusahaannya bekerja sama dengan PT. Astra Agroniaga yang merupakaan anak perusahaan PT. Astra Internasional. Kerja sama tersebut dapat teralisasi pada bulan Febuari 1990, maka dengan akte notaris Ny. Liliana Tedjosaputra SH secara asset milik PT. Rumpun dan pengolahan dilakukan oleh PT. Astra Agroniaga.

Kepemilikan PT. Rumpun Sari Medini pada tanggal 1 Mei 2004 yang semula di bawah managemen PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jakarta, sekarang dipegang oleh PT. Sumber Abadi Tirta Santosa yang beralamat di Jl. Boulevard Raya Wisma Gading Jakarta utara.

2. Tujuan Pendirian Pabrik

Tujuan dari pendirian pabrik PT. Rumpun Sari Medini ini tercantum dalam visi dan misi perusahaan, yaitu :

a. Visi

Menjadi perusahaan perkebunan medium scale yang efisien, dengan production cost yang rendah, yield optimal, dan ramah lingkungan.

b. Misi

1) Memberikan kontribusi yang optimal kepada stake holders 2) Membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar kebun 3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional

4) Menjaga kelestarian lingkungan dengan menjalankan operasional kebun yang ramah lingkungan

3. Lokasi dan Areal Perkebunan a. Lokasi Perusahaan

PT. Rumpun Sari Medini mempunyai kantor pusat di Jl. Pemuda 145 Semarang, kantor perwakilannya dua Jl. Ir. H. Juanda 22 Jakarta 10120, dan kebun di kotak pos No. 2 Boja, Kendal, Jawa Tengah. Pabrik pengolahan daun teh menjadi teh hijau berada di lokasi perkebunan Boja, Kendal.


(29)

Perkebunan teh Medini terletak sebelah barat daya dan berjarak sekitar 40 km dari Semarang serta 11 km dari Boja, Kendal. Adapun tepatnya perkebunan teh PT. Rumpun Sari Medini terletak di desa Ngresep Balong, kecamatan Limbangan, kabupaten Kendal, propinsi Jawa Tengah. Sedang perkebunan ini dibatasi oleh:

Utara : Desa Ngresep Balong - Gonoharjo Selatan : Lereng Gunung Ungaran

Timur : Kecamatan Limbangan

Barat : Lereng gunung Nglimut FTP. XVII kebun gabungan. Pada dasarnya penentuan lokasi perusahaan harus memperhatikan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi tata letak yang baik. Adapun pertimbangan PT. Rumpun Sari Medini mengambil lokasi di daerah ini:

1) Iklim

Iklim ini menduduki peringkat pertama dalam pemilihan lokasi perusahaan karena pengaruh yang sangat besar. Iklim di Indonesia adalah tropik dengan dua musimnya yaitu kemarau dan penghujan, kedua musim itu sangat besar pengaruhnya pada hasil pertahuan. Alasan diambilnya pertimbangan tersebut karena tanaman teh dapat tumbuh dengan baik dengan curah hujan yang ada dan juga penyinaran yang cukup untuk fotosintensis tanaman. 2) Sumber Bahan Mentah

Tersedaianya bahan mentah secara berkesinmbungan dan mantap merupakan persyaratan untuk pemilihan daerah karena bahan mentah yang berada dekat lokasi perusahaan dapat mengoptimalkan efisiensi biaya.

Bahan mentah yang diperlukan oleh PT. Rumpun Sari Medini diperoleh dengan sangat mudah karena mempunyai kebun teh sendiri dengan luas total 349,15 ha.


(30)

3) Keberadaan Pasar

Pasar merupakan tempat bertransaksi konsumen dan produsen, ini erat hubungannya dengan transportasi hasil produksi. Lokasi pasar yang keberadaannya dekat dengan pabrik dapat mengefisien biaya transportasi. Untuk pembangunan lokasi perusahaan diusahakan untuk dekat dengan sumber bahan mentah dan pasar. Sebagai contoh pangsa pasar perusahaan yang berada dekat dengan lokasi PT. Rumpun Sari Medini yaitu kota Semarang dan Solo.

4) Pajak dan Peraturan Pemerintah

Berbagai macam pajak yang harus dibayar oleh pabrik, baik berupa pajak daerah maupun pajak tingkat pusat. Tiap daerah mempunyai peraturan perpajakan yang berbeda-beda, pemilihan lokasi ini diutamakan pada daerah yang mempunyai pajak rendah. 5) Keadaan Tanah

Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Medini berada di daerah pegunungan dengan ketinggian 700 – 1600 m dpi, sehingga daerah ini cocok untuk ditanami teh.

6) Ketersediaan Tenaga Kerja

Faktor tenaga kerja merupakan faktor penting bagi perusahaan, karena berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan dipengaruhi oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat diambil dari daerah sekitar perusahaan, baik sebagai karyawan, buruh harian maupun borongan.

7) Ketersediaan Fasilitas dan Pengangkutan

Sarana transportasi dan pengangkutan juga merupakan faktor yang penting dan menunjang kelancaran usaha suatu perusahaan. Dengan dekatnya lokasi pabrik dengan kebun dan jalan raya maka akan lebih memudahkan kegiatan transportasi, sehingga dapat menghemat biaya.


(31)

b. Areal Perkebunan

Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini memiliki luas areal total 598.23 ha yang terdiri atas tiga afdeling yaitu afdeling A seluas 248.70 ha dengan luas areal efektif 114.17 ha, afdeling B seluas 201.37 ha dengan luas areal efektif 170.54 ha dan afdeling C seluas 148.16 ha dengan luas areal efektif 23.00 ha. Penggunaan tata guna lahan perkebunan PT. Rumpun Sari Medini secara rinci tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini Uraian Afdeling A

(ha)

Afdeling B (ha)

Afdeling C

(ha) Total

Teh (TM) 115.17 170.54 23.00 307.71

Jalan 7.62 7.52 3.52 18.66

Jurang 16.60 0.06 13.04 29.70

Sungai 0.71 3.15 3.06 6.92

Emplacement 7.80 1.34 3.98 13.12

Areal okupasi 63.37 - - 63.37

Areal Cadangan 36.82 18.10 - 54.92

Areal Belum Diefektifkan - - 62.08 45.82

Budidaya Tanaman Lain - - 39.48 55.74

Areal Sisipan 1.61 0.66 - 2.27

Total 248.70 201.37 148.16 598.23

Sumber: Arsip kantor PT. Rumpun Sari Medini (2010)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui luas areal efektif yang merupakan areal tanaman teh yang sudah menghasilkan (TM) dan areal non efektif yang merupakan areal yang tidak dapat ditanami tanaman teh, yang perinciannya seperti tabel 4.1 diatas. Untuk luas areal efektif dan non efektif seperti tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Areal Efektif dan Non Efektif PT. Rumpun Sari Medini. Afdeling Areal Efektif

(ha)

Areal Non Efektif (ha)

Total (ha)

A 114.17 134.53 248.70

B 170.54 30.83 201.37

C 23.00 125.16 148.16

Total 307.71 290.52 598.23


(32)

4. Tata Letak

Tata letak merupakan suatu pengaturan semua fasilitas pabrik yang bertujuan agar penggunaan ruang rasional dan ekonomis. Urutan proses dan jumlah mesin yang digunakan perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak peralatan atau mesin di dalam pabrik.

a. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari Medini ini ditempatkan dalam satu ruangan besar berukuran 33 m x 24 m. Mesin dan peralatan ini terdiri dari dua unit rotary panner, dua unit

Jackson, dua unit ECP belong, lima unit repeat dryer, dan lima Ball Tea. Pengaturan penempatan alat diurutkan sesuai proses sehingga kerja yang dilakukan bisa efesien.

b. Pabrik dan Bangunan

Pabrik pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari Medini lokasinya terletak diantara perkebunan teh Medini. Ini memudahkan pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik, sehingga untuk menuju pabrik tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan pucuk teh tidak layu. Pabrik pengolahan didirikan jauh dari perkampungan penduduk sehingga segala kegiatan pengolahan tidak menimbulkan gangguan. Untuk bangunan lain seperti kantor didirikan agak jauh dari pabrik, sedangkan gudang diletakkan tepat di depan pabrik.

B. Manajemen Perusahaan

1. Struktur dan Sistem Organisasi

Kebijaksanaan dan pengaturan sepenuhnya PT. Rumpun Sari Medini barada pada direksi yang berkedudukan di Jalan Kepoh G.2. Semarang, Jawa Tengah, sedangkan untuk menjalankan tugas dan program dari direksi diserahkan kepada bagian organisasi Kebun Medini.

Struktur organisasi pelaksanaan PT. Rumpun Sari Medini berbentuk garis lini, sistem lini ini berjalan dua arah artinya atasan dapat memberi perintah kepada bawahan, pihak bawahan mendegalasikan atau memberi perintah sebagian wewenang kebawahannya lagi dan seterusnya


(33)

tetapi bawahan juga dapat memberi usulan keatasannya lagi sampai ke posisi tertinggi diperusahaan yaitu manajer. Jadi dalam organisasi lini ini atasan tidak dapat memberi perintah langsung tanpa melalui tahapan-tahapan dibawahnya dan itu berlaku juga untuk bawahan. Sebagai contoh kepala proyek harus melalui kepala kebun dan kepala afdeling jika ingin memberikan usulan ke kepala proyek. Keuntungan organisasi lini antara lain :

a. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pemimpin dipegang oleh satu orang.

b. Garis komando berjalan sangat tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran, karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.

c. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat karena orang yang diajak konsultasi masih sedikit.

d. Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi karena mereka saling mengenal satu dengan yang lainnya.

Tetapi organisasi lini juga memiliki kelemahan, yaitu :

a. Seluruh organisasi terlalu tergantung pada satu orang, sehingga kalau seorang lini tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugasnya maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.

b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter sangat besar, karena dia sendiri sajalah yang membuat rencana dan melaksanakan pengawasannya.

c. Kesempatan karyawan untuk dapat mengembangkan ketrampilan serta pengetahuan sangat terbatas.

2. Pembagian Tugas dan Wewenang

Adapun pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan dari struktur organisasi PT. Rumpun Sari Medini:


(34)

a. Manager

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi dan administrasi, penguasaan materi atau personil serta penangan wilayah perkebunan termasuk harta dan kekayaan perusahaan.

2) Melaksanakan perencanaan dan kebijakan direksi.

3) Mengumpulkan dan mengajukan usulan maupun pendapat untuk bahan perbaikan.

4) Memberi laporan kepada direksi tentang kegiatan bulanan dan tahunan maupun data keseluruhan tentang perkebunan.

5) Memperhatikan kesejahteraan karyawan. b. Kepala tanaman

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengelola dan mengkoordinasi pekerjaan yang ada dibawah pengawasannya baik menyangkut teknik maupun administratif sesuai dengan kebijakan administrator.

2) Melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang telah disetujui.

3) Melaksanakan koordinasi dengan karyawan lain dalam segala hal yang berhubungan dengan perusahaan.

4) Membuat laporan bulanan dan tahunan hasil produksi kebun kepada administratur.

5) Membuat laporan pertanggung jawaban pengelolaan kebun. c. Kepala pabrik

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan pengelolaan dan produksi teh.

2) Bertanggung jawab atas infrastruktur dan bangunan pabrik. 3) Menjalankan administrasi produk pengolahan.


(35)

d. Kepala administrasi

Mempunyai tugas dan tangung jawab sebagai berikut:

1) Mengadakan sentralisasi administrasi pelaksanaan pengelolaan kebun.

2) Mewakili pimpinan jika ditunjuk ketika pimpinan berhalangan. 3) Mengadakan hubungan kerja dengan karyawan sesuai dengan

fungsinya serta memelihara hubungan demi kelancaran tugas operasional.

4) Mengontrol tugas seksi administrasi.

5) Mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah yang telah disetujui oleh kepala pabrik dan kebun/tanaman.

e. Asisten afdeling

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan pemetikan di kebun pada afdeling yang dikuasai.

2) Bertanggung jawab atas pengelolaan tanaman dan pemetikan di kebun pada afdeling yang dikuasai.

f. Mandor 1 afdeling

Tugas dan tanggung jawab mandor 1 afdeling adalah mengawasi kegiatan di kebun mulai dari pemetikan dan pemanenan. g. Krani timbang

Tugas dan tanggung jawab krani timbang adalah mencatat hasil timbangan setelah dilakukan pemetikan baik yang dilakukan di kebun maupun di pabrik.

h. Mandor rawat

Tugas dan tanggung jawab mandor rawat adalah mengawasi bagian perawatan kebun mulai dari pembibitan, pemupukan, penyemprotan dan pemangkasan.

i. Mandor panen

Tugas dan tanggung jawab mandor panen adalah mengawasi pemetik selama pemanenan.


(36)

j. Keamanan

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1) Menjaga keamanan perusahaan.

2) Membuat laporan tentang situasi keamanan perusahaan.

3) Membuat arsip dan mengkoordinasi buku tamu apabila ada tamu ataupun karyawan yang keluar masuk area perusahaan.

k. Krani P/U

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugas dalam hal peraturan cuti dan pengeluaran barang.

2) Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib kantor dan menyelenggarakan rapat pertemuan.

3) Menyelenggarakan urusan umum, surat-menyurat dan tugas kesekretariatan kebun.

4) Menertibkan dan mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, agama dan olah raga.

5) Membuat rencana, mengkoordinir dan mengawasi tugas keamanan, pembinaan wilayah dan dibantu oleh petugas harian tersendiri. 6) Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya. l. Krani gudang

Tugas dan tanggung jawab krani gudang adalah mencatat dan memberikan laporan mengenai data di gudang secara keseluruhan kepada administratur.

m. Krani keuangan

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan untuk keperluan pembiayaan produksi dan gaji.

2) Membuat neraca laba rugi pada tiap bulan dan akhir tahun.

3) Membuat laporan kas mingguan, bukti penerimaan dan pengeluaran kas.


(37)

n. Mandor 1 teknik

Tugas dan tanggung jawab mandor 1 teknik adalah mengawasi kondisi mesin dan peralatan yang ada serta bertanggung jawab atas perbaikkannya.

o. Mandor 1 pabrik

Tugas dan tanggung jawab mandor 1 pabrik adalah mengawasi kegiatan di pabrik baik proses maupun sortasi.

p. Mandor proses

Tugas dan tanggung jawab mandor proses adalah mengawasi atas segala pelaksanaan pengolahan pucuk hingga menjadi produk teh hijau.

q. Mandor sortasi

Tugas dan tanggung jawab mandor sortasi adalah mengawasi proses sortasi produk kering teh hijau menurut jenis kualitasnya. C. Bahan Baku

Pucuk teh segar merupakan bahan dasar yang digunakan untuk mengolah teh hijau. Bahan dasar tersebut diperoleh PT. Rumpun Sari Medini dan kebun teh Medini yang terletak di sekitar pabrik. Varietas tanaman teh yang diusahakan di kebun Medini ini meliputi TRI 2024, TRI 2025, CHIN 143 dan Gambung 45. Adapun spesifikasinya sebagai berikut:

1. TRI (Tea Research Institut) 2024, 2025 yang bercirikan : a. Klon yang daya produksinya besar.

b. Dapat tumbuh baik hampir disemua tempat.

c. Mempunyai kualitas petikan teh dari medium sampai halus. d. Mudah distek.

e. Tahan terhadap penyakit cacar. 2. CHIN 143 yang bercirikan :

a. Klon yang mempunyai daya produksi sedang sampai besar. b. Dapat tumbuh baik dibeberapa tempat.

c. Mempunyai kualitas petikan teh dari medium sampai halus. d. Ketahanan terhadap penyakit cacar daun teh sedang sampai tahan.


(38)

3. GAMBUNG 45 yang termasuk varietas assamica dengan ciri: a. Daya produksinya lebih besar dari CHIN dan TRI.

b. Tahan terhadap penyakit.

c. Kualitas daun baik dan hasilnya banyak.

Kualitas bahan baku sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas mutu dari teh hijau yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan pucuk daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh hijau baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas daun teh tersebut.

Proses pengolahan teh hijau dimulai dari daun yang masih segar sampai menjadi teh kering, terdiri atas macam-macam tingkatan pekerjaan. Tiap-tiap tingkatan pekerjaan itu ikut menentukan tentang kualitas dari hasil terakhir yaitu teh kering. Sebenarnya kualitas dari teh kering itu, terutama ditentukan oleh kandungan senyawa polifenol dari daun itu sendiri, yaitu sifat-sifat dan kandungan zat-zat tertentu dalam daun yang masih segar.

Keadaan daun segar pada waktu diterimanya di pabrik akan ikut menentukan apakah pengolahan nanti dapat berlangsung baik atau tidak. Keadaan daun pada waktu diterimanya di pabrik harus masih segar betul dan tidak ada yang rusak atau putus-putus. Mengangkutnya dari kebun ke pabrik harus berhati-hati betul, memasukkan ke dalam keranjang-keranjang, pengumpulan daun juga tidak boleh dipadatkan, sebab daunnya dapat patah atau rusak yang dapat menimbulkan proses pemeraman. Oleh karena itu kualitas bahan baku (daun teh) sangat menentukan kualitas teh kering sehingga perlu adanya pemilihan daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh hijau. Adapun hal-hal yang mempengaruhi mutu dari bahan baku teh adalah:

1. Perawatan Tanaman Teh

Perawatan tanaman teh yang dilaksanakan di PT. Rumpun Sari Medini meliputi:

a. Pengendalian Gulma

Adalah menekan kerugian yang ditimbulkan akibat gulma hingga serendah mungkin untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman teh yang baik dan produksi pucuk yang maksimal.


(39)

b. Pemberantasan Lalang

Adalah kegiatan pemberantasan setiap lalang yang tumbuh di areal tanaman dan disekitarnya termasuk jalan, parit, dan sebagainya. c. Pemangkasan

Adalah kegiatan untuk mengurangi cabang atau ranting daripada pohon teh yang bertujuan untuk mencapai produktivitas tinggi dan keseragaman tanaman sehingga memberikan kemudahan dalam perawatan tanaman dan panen.

d. Penyisipan

Adalah mengganti tanaman yang mati di lapangan segera setelah diketahui yang mana penyisipan ini maksimal 10% dari populasi tanaman yang ada.

e. Centring dan Decentring

Adalah pembentukan bidang petik yang dilakukan pada saat tanaman teh masih TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) agar diperoleh bidang petik yang luas dan dapat menghasilkan sebanyak-banyaknya pucuk teh dalam waktu secepatnya.

f. Soil Conservation

Adalah usaha untuk melindungi atau mempertahankan lapisan dan kesuburan tanah serta mengatur dan mengurangi hilangnya sumber daya air akibat faktor alam (hujan, angin dan panas)

2. Pemupukan

a. Pengenalan Pupuk

Pemupukan adalah penyediaan hara yang sangat mudah di serap oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, khusus untuk tanaman teh maka pertumbuhan vegetatif lebih diutamakan.

b. Tujuan Dari Pemupukan

1) Pelaksanaan pemupukan yang tepat dosis dan waktu diharapkan produktivitas tinggi dapat dicapai.


(40)

2) Selain itu biaya pemupukan yang tinggi diharapkan dapat kembali dalam jumlah produksi yang besar.

c. Jenis dan Ciri Pupuk

Spesifikasi pupuk yang digunakan di PT. Rumpun Sari Medini adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4.3 Jenis dan Ciri Pupuk yang Digunakan di PT. Rumpun Sari Medini

No Jenis Unsur yang

Dikandung Ciri-ciri 1. Urea Nitrogen - Warna putih

- Bentuk butiran

- Higroskopis (menyerap air) - Larut dalam air

2. ZA Nitrogen (N) dan Belerang (S)

- Warna putih - Bentuk butiran 3. Rock

Phosphate

Phospor (P) - Warna putih kecoklatan - Bentuk tepung halus - Tidak larut dalam air 4. TSP Phosphor (P) - Warna abu-abu

- Bentuk butiran kasar - Larut dalam air 5. Moriate OF Kalium (K) - Warna putih/merah

- Bentuk abu kasar - Tidak larut dalam air 6. Abu Janjang

(Bunc Ash)

Kalium (K) - Warna keabu-abuan - Bentuk abu kasar - Tidak larut dalam air 7. Kieserite Magnesium (Mg)

dan Belerang (S)

- Warna putih

- Bentuk butiran halus 8. Pupuk NPK

12-12-17 dan 15-15-16-4

N,P,K - Warna merah /putih /orange /kuning

- Bentuk butiran Kasar 9. Dolomete Magnesium (Mg) - Warna putih

- Bentuk tepung - Tidak larut dalam air 10. HGF Bor Art Boron (B) - Warna putih

- Bentuk butir halus - Larut dalam air

Sumber : Buku Brefeat Tanaman dan Perawatan PT. Rumpun Sari Medini.


(41)

3. Hama dan Penyakit Tanaman Teh a. Hama

Hama adalah pengganggu pada tanaman teh yang disebabkan oleh serangga dan atau mamalia yang dapat menurunkan hasil dan secara ekonomis merugikan manusia. Hama yang umum menyerang teh dari kelompok serangga penggerek batang dan cabang, serangga penggerak dan pengisap daun dan serangga penggerek buah. Dan dari kelompok mamalia terdiri dari tikus, hewan ternak dan sebagainya. Jenis, hama penyerang :

1) Helopeptissp.

Beberapa spesies Helopeltis yang berbahaya antara lain

helpeltis antonii, Helopeltis theivora. Hama ini menyerang daun muda dan daun muda yang mengakibatkan daun-daun melengkung, tumbuh kecil dan warna kehitaman.

2) Ulat Jengkal (Hiprosida talaca)

Pada umumnya yang menyerang tanaman teh adalah

Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra dan Biston suppressaria.

Ulat ini menetas dengan bantuan angin atau merayap menuju perdu teh sebagai tempat tinggal baru. Ulat jenis ini menyerang daun muda, pucuk dan daun tua yang mengakibatkan tanda berlubang-lubang pada daun, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pohon.

3) Ulat Penggulung Daun

Beberapa jenis yang dikenal sebagai ulat penggulung daun adalah Homona coffearia, Enamornia leucostoma, Caloptilia theivora. Ulat ini mempunyai daur hidup periode telur 6-11 hari, periode ulat 5-6 minggu, periode pupa 7-10 hari. Ulat ini menyerang menggunakan benang-benang sutra yang dapat menyebabkan perdu teh tidak berdaun sama sekali.


(42)

4) Ulat Penggulung Pucuk

Salah satu jenis ulat penggulung pucuk adalah ulat api yang sering ditemui pada perkebunan teh adalah jenis Darna trima, daur hidup ulat ini pada ketinggian 1450 m dpi adalah periode telur 8-10 hari, periode ulat 30 hari dan periode kepompong 19 hari. Hama ini menyerang pada pucuk daun teh yang akan menyebabkan pucuk daun teh akan menggulung dan akan memperlambat pertumbuhan. b. Penyakit Tanaman Teh

Adalah faktor pengganggu tanaman teh yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus yang secara ekonomis dapat menurunkan hasil. Penyakit yang sering dijumpai pada tanamam teh adalah penyakit cacar teh, busuk daun, mati ujung bidang petik dan lain-lain. 1) Penyakit Cacar Teh

Adalah penyakit pada tanaman teh yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans Massat. Penyakit ini disebabkan oleh spora yang diterbangkan oleh angin, terbawa serangga atau manusia. Pada umumnya mengakibatkan terjadinya infeksi pada peko.

2) Penyakit Busuk Daun

Adalah penyakit tanaman teh yang disebabkan oleh jamur

Cylindrocladium scoparium Glomerella cingulata. Biasa menyerang stek teh yang baru tumbuh di persemaian dan berdampak pembusukan pada daun dan kematian pada stek.

3) Penyakit Akar

Ada banyak jenis penyakit akar pada tanaman teh, antara lain sebagai berikut:

4) Penyakit Akar Merah

Adalah jenis penyakit pada tanaman teh yang paling berbahaya, terutama pada perkebunan pada ketinggian sedang dan rendah. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ganoderma


(43)

pseudoferum yang mengakibatkan menguningnya daun dan rontok dan bisa mengakibatkan kematian.

5) Penyakit Merah Bata

Adalah penyakit pada tanaman teh yang disebabkan oleh jamur Phoria hypolateritia, yang dampak penyerangannya terjadi penguningan daun, kerontokan dan dapat mengakibatkan kematian. 6) Penyakit Akar Hitam

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rosseliania arcuata

dan Rosseliania burodes. Menyebabkan menguningnya pada daun dan dapat menyebabkan kematian.

4. Pemilihan Teh yang Potensial sebagai Bahan Baku

Bahan baku untuk pembuatan berbagai macam jenis teh adalah pucuk teh segar yang penyediannya secara kontinyu untuk memenuhi kebutuhan produksi atau pengolahan sesuai dengan kapasitas pabrik. Yang membedakan jenis-jenis teh adalah pada proses pengolahannya, sehingga menentukan hasil akhir produk teh itu sendiri, yaitu teh hitam, teh hijau, maupun teh oolong. Di PT. Rumpun Sari Medini pucuk daun teh akan diolah menjadi teh hijau. Daun teh tersebut didapatkan dari panen kebun teh yang dimiliki oleh PT. Rumpun Sari Medini yang dipetik setiap hari mulai pagi hingga siang.

Dalam kenyataannya pucuk daun teh yang diterima di pabrik terdiri dari bermacam-macam petikan dari peko+ 1 daun muda, peko+ 2 daun muda, peko+ 3 daun muda, peko+ 4 daun, 2 daun peko (biasa disebut

Pucuk Burung) dan Daun Teh kasar berwarna hijau tua. Di PT. Rumpun Sari Medini standar yang dipakai adalah bahan baku harus mengandung pucuk halus dan medium sebanyak 60%nya dari keseluruhan bahan baku pucuk yang diolah. (Brevet Dasar-1 Pabrik, 1998)

Potensi produksi pucuk teh tergantung pada kecepatan pertumbuhan tunas baru, sedangkan kecepatan pertumbuhan tunas baru dipengaruhi oleh daun-daun yang tertinggal pada perdu yang biasa disebut sebagai daun pemeliharaan. Panen merupakan kegiatan inti pada


(44)

perkebunan teh, oleh karena itu panen harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar pucuk teh yang dipanen dapat memenuhi target yang diinginkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Perangkat-perangkat pendukung dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan panen, yaitu:

a. Jenis pemetikan, yaitu pemetikan yang dilakukan selama masa satu daur pangkas, yang dapat dibedakan menjadi pemetikan jendangan, pemetikan produksi, dan pemetikan gendesan.

b. Jenis dan rumus petik, yaitu petikan imperial, petikan emas, petikan halus, petikan medium, petikan kasar, petikan kasar sekali, dan petikan lempar.

c. Daur petik, yaitu jangka waktu antara satu pemetikan ke pemetikan berikutnya, yang dinyatakan dalam hitungan hari.

d. Kebutuhan tenaga pemetik, yaitu rata-rata jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memetik pucuk teh yang dihitung per satuan luas (Ha) per tahun.

e. Hanca petik, yaitu luas areal petikan yang harus dipetik setiap harinya. f. Analisa petikan, yaitu uraian tentang hasil pucuk dari suatu blok pada

suatu hari yang menunjukkan perbandingan antara pucuk yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat untuk jenis pengolahan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).

g. Alat dan sarana pemetikan, yaitu peralatan yang digunakan oleh pemetik dalam melaksanakan pekerjaan petik. Peralatan berupa waring

(fishing net), gunting pemotong, etem (pisau), keranjang gendong (junak), ani-ani, dan perlengkapan pribadi (sarung tangan, caping, sepatu bots).

h. Sarana transportasi, yaitu kendaraan berupa truk untuk mengangkut pucuk dari kebun dibawa ke pabrik pengolahan pucuk.

Pelaksanaan panen berkaitan dengan pemeliharaan daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh hijau. Untuk beberapa hal yang harus diketahui berkaitan dengan pelaksanaan panen, antara lain yaitu:


(45)

a. Jenis Pemetikan

Jenis Daun teh yang digunakan sebagai bahan dasar teh hijau adalah bagian pucuk daun, akan tetapi dalam hal ini pucuk daun yang dipetik menurut rumus petikan yang telah baku. Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk kering. Pemetikan daun teh bertujuan untuk memungut hasil tanaman teh yang sesuai dengan tujuan pengolahan dan juga berfungsi sebagai usaha untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan.

Untuk mendapatkan kualitas pucuk daun teh dengan kualitas tinggi secara kontinyu, perlu diperhatikan jenis pemetikan. Jenis pemetikan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan petikan berdasarkan daun yang dipetik dan yang ditinggalkan setelah dilakukan pemetikan.

1) Pemetikan Jendangan

Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan ini bertujuan untuk membentuk bidang petik yang rata dengan cabang-cabang yang tumbuh melebar dengan tunas yang banyak sehingga tanaman mempunyai potensi produksi yang tinggi.

Pemetikan jendangan di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilaksanakan dengan menggunakan mal (ukuran) yaitu apabila sebagian areal telah menunjukkan pertumbuhan tunas melebihi 15-20 cm dari luka pangkas (melebihi 15-15-20 cm dari 60 cm). Waktu pelaksanaan pemetikan jendangan umumnya 2-3 bulan setelah pemangkasan dengan 6-10 kali daur petik dimana satu daur petik = 12-15 hari. Pemetikan hanya dilakukan pada tunas yang tumbuh ke atas (pancer), sementara tunas yang tumbuh ke samping (slewer)

dibiarkan karena slewer ini berfungsi menutupi tanah dari sinar matahari yang dapat menyebabkan tumbuhnya benalu atau rumput


(46)

yang dapat mengganggu pertumbuhan teh. Untuk membentuk bidang petik yang rata pada ketinggian yang sama digunakan alat bantu salip. Alat yang digunakan untuk pemetikan jendangan adalah jidar salib, waring dan pisau. Ukuran jidar salib yang digunakan adalah tinggi 80 cm dan lebar 100 cm yang bertujuan untuk menjaga kerataan tinggi perdu. Pemetikan jendangan di Perkebunan Rumpun Sari Medini melibatkan tenaga kerja seperti pada pemetikan produksi.

2) Pemetikan Produksi

Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan setelah lepas pemetikan jendangan sampai menjelang pemetikan gendesan dengan memperhatikan kesehatan tanaman. Pemetikan produksi merupakan pemetikan pucuk teh yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi tanaman secara maksimal baik kuantitas maupun kualitasnya.

Pemetikan produksi yang dilakukan Kebun Medini adalah petik sedang (medium plucking) dengan rumus p+2 (peko dengan dua daun), p+3 (peko dengan 3 daun), b+1m (burung dengan satu daun muda) dan b+2m (burung dengan dua daun muda). Pemetikan di Kebun Medini dilakukan dengan dua system manual dan menggunakan etem (pisau). Petikan dengan cara manual dilakukan dengan cara ibu jari dan telunjuk tanpa menggunakan sarung tangan tujuannya adalah agar pemetik juga dapat mengetahui mana pucuk yang layak dipetik dan mana pucuk yang tidak layak untuk dipetik. Pemetikan dengan cara dirampas tidak dibenarkan, petik sedang merupakan pemetikan yang tidak menyisakan daun diatas kepel pada bagian tengah perdu (k+0), tetapi pada bagian pinggir ditinggalkan satu daun diatas kepel (k+1). Petikan produksi dilakukan 2-2.5 bulan setelah jendang yang ditandai dengan tumbuhnya tunas tersier dan bentuk perdu yang rata.


(47)

Pucuk yang dipanen adalah semua pucuk peko yang telah siap dipetik dan pucuk burung yang berada di atas bidang petik

(cakar ayam). Pucuk yang baru muncul jika diperkirakan pada gilir berikutnya sudah terlalu tua harus dipetik, hal tersebut dimaksudkan agar peko yang dihasilkan lebih banyak. Pemetikan produksi di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilakukan secara manual oleh tenaga kerja manusia dengan alat ani-ani untuk memotong pucuk daun teh dan salip untuk mengukur bidang petik supaya rata. Para pekerja atau pemetik selain menggunakan ani-ani dan salip, juga menggunakan perlengkapan lain saat memetik yaitu sepatu bots, keranjang untuk menampung pucuk daun teh hasil pemetikan, waring untuk tempat pucuk daun teh hasil pemetikan setelah keranjangnya penuh, pakaian yang dibalut dengan plastik dengan tujuan supaya pakaian yang digunakan tidak basah atau bisa juga untuk pengganti waring jika waring telah penuh dengan pucuk daun teh, dan caping.

3) Pemetikan Gendesan

Pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan menjelang tanaman dipangkas, yaitu memetik semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan pucuk yang ditinggalkan pada perdu teh. Pemetikan gendesan di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilakasanakan secara manual dan melibatkan tenaga kerja seperti pada pemetikan produksi.

b. Jenis Petikan atau Rumus Petik

Jenis petikan yang dipakai di Perkebunan Rumpun Sari Medini yaitu petikan sedang atau petikan medium, yaitu pucuk daun teh dengan rumus petik p+2 atau p+3m atau b+1. P+2 maksudnya daun yang dipetik adalah kuncup peko dengan 2 helai daun biasa, sedang daun yang ditinggalkan daun kepel dan 1 helai daun biasa di atasnya. p+3 muda, daun yang dipetik adalah kuncup peko dengan 3 daun biasa namun dengan syarat daun ketiga tersebut masih muda, sedang daun


(48)

yang ditinggalkan daun kepel dan 1 helai daun biasa di atasnya. Sedangkan yang dimaksud b+1 yaitu daun yang dipetik adalah kuncup burung dengan 1 helai daun biasa, dan yang ditinggalkan daun kepel serta 1 helai daun biasa di atasnya.

Jenis petikan medium atau sedang ini digunakan karena pucuk yang diambil mempunyai kualitas yang masih bagus sebagai bahan baku teh yaitu kuncup daun dan daun yang masih muda, selain itu dikarenakan faktor ekonomi yaitu jumlah pucuk teh yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Apabila hanya kuncup peko saja yang diambil maka hasil pemetikan daun teh kuantitasnya atau jumlahnya sedikit sehingga akan memakan biaya yang tinggi. Pucuk daun teh muda digunakan karena mempunyai kualitas yang lebih bagus dari daun tua, baik dari segi warna, aroma, dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi biokimiawinya, pucuk daun teh (peko) lebih banyak mengandung senyawa-senyawa terutama katekin yang lebih banyak daripada daun di bawahnya.

Jenis dan rumus petikan yang umum dipakai PT. Rumpun Sari Medini adalah:

1) Petikan Halus

Rumus petiknya : p+2m/k+l, p+2/k+l, b+lm/k+1. Rumus p+2m/k+l artinya satu ranting peko dipetik pucuknya, terdiri dari kuncup peko dan dua helai daun dengan satu daun termuda masih menggulung dan meninggalkan kepel dengan satu helai daun tua di ranting (k+1). Rumus p+2/k+l artinya satu ranting peko dipetik pucuknya, yang terdiri atas kuncup peko dipetik pucuknya, terdiri dari kuncup burung dan satu helai daun muda. Rumus b+lmk+1 artinya pucuk yang dipetik ujungnya terdiri dari kuncup burung dan satu helai daun di atasnya.


(49)

Gambar 4.1 Petikan Halus 2) Petikan Medium

Rumus petiknya p+l/k+1 dan p+3m/k+l artinya satu ranting peko dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko dan satu helai daun tua. Rumus p+3m/k+l artinya satu ranting peko dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko dan tiga helai daun dengan satu helai daun termuda masing-masing menggulung.

Gambar 4.2 Petikan Medium 3) Petikan Kasar

Rumus petiknya p+3/k+1 dan p+4m/k+l. Rum us p+3/k+l artinya satu ranting dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko dengan tiga helai daun. Rumus p+4m/k+l artinya satu ranting dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko dan empat helai daun dengan satu daun termuda masih menggulung.


(50)

Gambar 4.3 Petikan Kasar

Keterangan rumus : petikan halus (p+2m/k+l, p+2/k+l dan b+lm/k+1), petikan medium (p+l/k+1 dan p+3m/k+l) dan petikan kasar (p+3/k+l dan p+4m/k+l) adalah sebagai berikut:

p = peko m = daun muda k = kepel

b = kuncup burung c. Daur Petik

Daur petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok kebun yang sama, dihitung dalam hari. Panjang pendeknya gilir petik tergantung pada pertumbuhan pucuk, jenis, dan cara pemetikan yang dilaksanakan. Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1) Umur pangkasan

Semakin tua umur pangkasan, maka semakin lambat pertumbuhan dan daur petik semakin panjang

2) Elevasi

Semakin tinggi letak kebun dari permukaan laut, maka semakin lambat pertumbuhan sehingga daur petik menjadi lebih lama atau panjang


(51)

3) Iklim

Pada musim kemarau pertumbuhan tunas semakin lambat sehingga daur petik menjadi lebih lama dibandingkan pada musim hujan

4) Kesehatan tanaman

Semakin sehat tanaman maka pertumbuhan pucuk semakin cepat sehingga daur petik menjadi lebih pendek bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak sehat

5) Kesuburan tanah

Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah, maka semakin cepat pertumbuhan pucuk, sehingga pada tanah yang subur daur petik menjadi lebih pendek bila dibandingkan dengan tanah yang kurang subur. Perkebunan Rumpun Sari Medini menetapkan daur petik 10-12 hari pada musim hujan dan 12-15 hari pada musim kemarau.

d. Pelaksanaan Pemetikan

Pelaksanaan pemetikan di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilakukan berdasarkan banyaknya pucuk, jika pucuk yang akan dipetik atau pucuk yang siap petik banyak maka pemetikan dilakukan 2 kali dalam sehari namun jika pucuk yang akan dipetik sedikit maka pemetikan dilaksanakan satu kali dalam sehari. Pemetikan pertama dilakukan pada pukul 06.30 WIB dan berakhir pada pukul 09.30 WIB untuk dilakukan penimbangan I dan pemetikan kedua dimulai pada pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 13.30 WIB untuk dilakukan penimbangan II. Pemetikan di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilakukan dua cara yaitu dengan cara manual dan menggunakan alat. Untuk perkebunan medini menggunakan alat etem dan gunting. Penggunaan etem merupakan trik mandor karena tidak semua pemetik terampil menggunakannya . Keutamaan menggunakan etem yaitu untuk menghindari pemetikan dari penyerambutan sehingga tidak terjadi kangker batang, ranting dan menghindari karusakan daun


(52)

penyangga dan pucuk yang dipanen. Pemetikan yang menggunakan gunting berfungsi untuk pemerataan bidang petik akan tetapi produksi yang dihasilkan kasar, sehingga penggunaan gunting di Kebun Rumpun Sari Medini tidak diperbolehkan penggunaannya. Pemetikan pucuk produksi yang menggunakan alat dapat dilihat pada Gambar 4.4

(A) (B) (C)

Gambar 4.4 (A) Pemetikan dengan Cara Manual (B) Pemetikan dengan Menggunakan Alat Gunting (C) Pemetikan dengan Menggunakan Alat Pisau

Perlengkapan pemetik adalah jidar, waring yang terbuat dari jala dengan kapasitas 20-35 kg dan celemek plastik. Para mandor menerapkan prinsip 3M dalam pemetikan yaitu mana yang dipetik, mana yang ditinggal dan mana yang dipelihara. Jumlah pucuk dalam genggaman dianjurkan tidak terlalu banyak untuk menghindari kerusakan pucuk. . Pucuk yang telah dipetik tidak boleh terlalu lama dan terlalu banyak dipegang dalam kepalan tetapi harus segera dimasukkan ke dalam junak, yaitu keranjang bambu yang digendong oleh pemetik agar tidak rusak dan tidak terjadi fermentasi. Pemetik kadang-kadang menganggap remeh aturan-aturan yang ditetapkan karena mereka berorientasi untuk mendapatkan hasil yang setinggi - tingginya tanpa menghiraukan aturan-aturan yang berlaku sehingga sering terjadi kesalahan. Kesalahan tersebut antara lain pucuk burung tidak bersih dipetik sehingga gilir petik berikutnya pucuk tersebut sudah tua, pucuk tanggung ikut terpetik, cara memetik yang dijambret dan jidar yang dibawa tidak digunakan.


(1)

87 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktek magang di PT. Rumpun Sari Medini adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya ketelitian para pemetik dalam memetik pucuk teh di kebun PT. Rumpun Sari Medini.

2. Kurangnya perhatian dalam penyimpanan pucuk teh dalam waring pada saat pengangkutan oleh truk.

3. Tujuan pemasaran PT. Rumpun Sari Medini tidak hanya dalam negeri tetapi sudah ke luar negeri yaitu Afganistan.

4. Sistem pemasaran di PT. Rumpun Sari Medini adalah sistem DO (Order Pengiriman Barang) yaitu pertama-tama pihak PT memberikan sampel hasil produksi teh hijau tersebut kepada konsumen.

5. Kesadaran semua karyawan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan menjalankan operasional kebun yang ramah lingkungan.

6. Sanitasi perusahaan dan tata letak alat pengolahan saling mendukung dalam menciptakan proses pengolahan yang bersih, aman dan efesien. 7. Sumber referensi yang masih seadanya atau kurang lengkap tentang ilmu

pengetahuan di perpustakaan PT. Rumpun Sari Medini.

B. Saran

Untuk memperoleh daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh hijau, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlunya ketelitian para pemetik dalam pemetikan pucuk daun teh, yaitu disesuaikan dengan rumus petikan, sehingga meningkatkan mutu hasil petikan yang akan berpengaruh pada produk teh hijau.

2. Perlunya perhatian dalam pengangkutan pucuk teh dalam waring agar tidak diinjak-injak saat pengangkutan oleh truk agar tidak terjadi longsong.


(2)

88

3. Perlunya peningkatan kesejahteraan karyawan terutama bagi mereka yang telah lama bekerja dan juga penghargaan bagi mereka yang berprestasi, sehingga memberi motivasi pekerja untuk bekerja lebih baik.

4. Perlunya penambahan buku-buku perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pertanian dan ilmu pengetahuan dan juga kelengkapan bahan dan alat untuk penelitian terutama yang berkaitan dengan ketersediaan zat kimia.


(3)

89

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2009. Tanaman Teh. http://www.food-info.net/id/.(Diakes pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 16.00 WIB).

Anonimb,2010. Sejarah Teh. http://go2smart.co.cc/tanaman-teh-camelia-sinensis/.(Diakses pada tanggal 15Mei 2010 pukul 16.00 WIB).

Anonimc,2010. Penanaman Teh.http://www.plantcultures.org/pccms/. (Diakes pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 16.00 WIB).

Anonimd,2008.Khasiat Daun Teh. http://ipa-terpadu-082.blogspot.com/2008/ khasiat-daun-teh.html.(Diakses pada tanggal 15 Mei pukul16.45 WIB) Anonime, 2009.Teh. http://www.csrreview-online.com/.(Diakses pada tanggal 10

Juli pukul 20.00 WIB)

Anonimf, 2007.Rumus Pemetikan Teh. http://19bee.blogspot.com/2007/12/rumus-pemetikan-teh.html.(Diakses pada tanggal 10 Juli pukul 20.10 WIB) Anonimg, 2004.Tentang Teh. http://dianekawati.wordpress.com/2004/09/29/

tentang-teh/.(Diakses pada tanggal 10 Juli pukul 20.20 WIB)

Anonimh, 2010.Pengolahan Teh. http://images.dyagi.multiply.multiplycontent. com/Pengolahannya.pdf?.(Diakses pada tanggal 10 Juli pukul 20.45 WIB) Anonimi, 2009.Sistem Manejemen Gudang. http://romailprincipe.wordpress.com/

2009/04/16/sistem-manajemen-gudang/.(Diakses pada tanggal 23 Juli pukul 17.00 WIB)

Anonimi,2008. Manfaat Teh Hijau. http://www.nahninu.com/Articles/Blog/88/27-Manfaat-Teh-Hijau-Bagi-Kesehatan.html.(Diakes pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 16.00 WIB).

Anonimj,1998.Brevet Dasar-1 Pabrik Teh.PT. Astra Agro Niaga.Jakarta.

Hartoyo, Arif M. S.2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Kanisus. Yogyakarta.

Nazaruddin dan Paimin,1993. Teh, Pembudidayaan dan Pengolahan.PT. Penebar Swadaya.Jakarta.

Setyamidjaja, Djoehana.2000. Teh, Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen.Kanisius.Yogyakarta

Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Badan PengolahanPertanian.Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.Bandung.

Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1994. Petunjuk Kultur Teknis Pengolahan Teh. Badan Pengolahan Pertanian.Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.Bandung.


(4)

(5)

Pemangkasan Jenis Teh CHIN 143

Jenis Teh TRI 2024, 2025

Jenis Teh GAMBUNG


(6)

PSK PSB

Tulang CM

Dust Kempring