ketidaknyamanan  bagi  pengguna  yang  sensitif  terhadap  zat  kimia tersebut.
Menghapus  Protein:  Selain  pembersihan  harian,  pembilasan  dan desinfeksi,  lensa  kontak  lunak  dan  lensa  permeabel  gas  kaku  juga
membutuhkan  penghapusan  protein  secara  mingguan.  Pertama,  letakkan  pil penghapus  protein  ke  dalam  saline  steril  sebelum  menempatkan  lensa  yang
telah  dibersihkan  dan  dibilas  ke  dalam  larutan  penghapus  protein  selama  20 sampai  40  menit.  Lensa  kemudian  harus  diambil  keluar  untuk  pembersihan
dan  pembilasan  lagi  sebelum  disinfeksi.  Tujuan  menggunakan  protein remover  adalah  untuk  menghapus  koagulasi  protein  dari  air  mata.  Hal  ini
terutama  penting  bagi  mereka  yang  telah  memilih  desinfeksi  panas,  di  mana Proses  menghapuskan  protein  harus  dilakukan  secara  mingguan.  Alasannya
adalah  desinfeksi  panas  yang  dapat  menyebabkan  denaturasi  protein transparan  sebelumnya  diendapkan  pada  lensa,  membentuk  jenis  lain  dari
protein buram dan mengakibatkan kerusakan permanen pada lensa.
2.8 Teknik pemakaian lensa kontak yang aman
Menurut  Fatin  Amirah  pada  tahun  2010,  beberapa  hal  yang  perlu diperhatikan oleh pemakai lensa kontak :
i. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
ii. Cuci dan disenfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian.
iii. Tempat  penyimpanan  lensa  kontak  dicuci  dan  dibiarkan  kering  setiap
hari.  Seminggu  sekali,  tempat  lensa  kontak  didisinfeksi  dengan  air mendidih. Gantilah tempat penyimpanan lensa kontak secara teratur.
iv. Ikuti  petunjuk  perawatan  lensa  kontak  yang  diberikan  oleh  dokter
mata anda.
Universitas Sumatera Utara
v. Buang  cairan  yang  telah  dipakai  dengan  segera,  janganlah  digunakan
untuk kali kedua. vi.
Jangan menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri. vii.
Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan  yang tidak steril sperti air keran atau air distilasi.
viii. Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama.
ix. Periksalah mata anda secara teratur minimal setahun sekali.
2.9 Komplikasi penggunaan lensa kontak
Perubahan  fisiologis  terjadi  pada  kornea  setelah  pemakaian  lensa  kontak. Antaranya  adalah  kerusakan  epitel,  stroma,  dan  endotel  serta  gangguan  pada
permukaan  okular.  Komplikasi  yang  muncul  bisa  dari  ringan  sehingga  ke  parah. Beberapa  gejala  awal  yang  sering  dijumpai  adalah  red  eye,  tight  lens  syndrome,
hipoksia  dan  keratitis  mikroba.  Gangguan-gangguan  ini  biasanya  disebabkan  oleh penjagaan lensa kontak yang jelek.
Red  eye  merupakan  infiltrat  pada  kornea  dan  menyebabkan  acute  red  eye. Antara simptomnya adalah ketidaknyamanan dan sensasi benda asing. Perawatannya
adalah mengurangi pemakaian lensa kontak sehingga sembuh secara total dalam masa 2 minggu. Selalunya tiada pengobatan yang dipreskripsi.
Tight  lens  syndrome  terjadi  apabila  lensa  kontak  telah  kering  dan  tidak melekat  pada  kornea  dengan  sebaiknya  sehingga  menekan  kuat  pada  kornea.  Lensa
tidak akan tergeser apabila mata berkedip sehingga menurunkan kadar oksigen  yang dapat diambil pada kornea. Gejala yang muncul adalah iritasi, nyeri, pandangan yang
kabur,  dan  fotofobia.  Antibiotik  topikal  dan  steroid  serta  agen  siklopedik  akan dipreskripsi.
Edema kronik selalu berhubungan dengan penggunaan extended wear contact lens. Pada kasus ini, munculnya mikrokista epitel, peningkatan ketebalan stroma dan
neovaskularisasi. Simptom dari edema kronik adalah lebih ringan berbanding edema
Universitas Sumatera Utara
akut  kerana  tiada  keluhan  nyeri  dan  gangguan  penglihatan  yang  terjadi  adalah minimal.
2.10 Pengetahuan