Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di Dalam Cairan Pembersih Lensa Kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Thivviya Malini Murugan

Tempat/Tanggal Lahir : Pahang,Malaysia / 06 August 1993

Agama : Hindu

Alamat : JP Town House, Jl Abadi N0.5, Setiabudi, Medan. Riwayat Pendidikan : 1. SJK (T) Kuala Terla, Cameron Highlands, Pahang.

2. SMK Kampung Raja, Cameron Highlands, Pahang. 3. Quest International University Perak.

4. Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Riwayat Pelatihan : 1. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru KKIM 2014 2. Seminar and Training in Presentation of Research

Proposal

Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia-Cawangan Medan (PKPMI-CM)

2. Ahli Perwakilan Mahasiswa Malaysia Universitas Sumatera Utara (PM-USU)

3. Ahli Persatuan Kelab Kebudayaan India Malaysia(KKIM)


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN

Saya, Thivviya Malini Murugan, adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2012. Saat ini, saya sedang menjalankan penelitian dengan judul “Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di dalam Cairan Pembersih lensa kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui gambaran mikroorganisme yang ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan saudara/saudari menjadi partisipan dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner ini. Identitas pribadi saudara/saudari sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Jika saudara/saudari bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawanannya.

Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

(Thivviya Malini Murugan) 120100473


(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/tanggal lahir : Alamat :

No. telpon/HP :

Telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di dalam Cairan Pembersih lensa kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015”. Oleh kerana itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini. Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2015 Hormat saya,


(4)

LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN

Pengunaan Lensa kontak dan Terjadinya Kontaminasi pada Cairan Lensa Kontak di Kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2012

Tahun 2015

1. Menurut anda, apakah yang perlu dilakukan sebelum memakai dan melepaskan lensa kontak?

a. Mencuci tangan b. Mencuci wajah c. Mencuci mata d. Tidak tahu

2. Adakah anda membasuh tangan sebelum memegang lensa? a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

3. Adakah anda mencuci lensa kontak? a. Ya

b. Tidak

4. Jika ya, seberapa sering anda mencuci lensa kontak? a. Setiap kali setelah memakai lensa

b. Seminggu sekali c. Tergantung waktu

5. Bagaimanakah cara anda mencuci lensa kontak tersebut? a. Menggosok + saline

b. Pencuci + saline c. Solusi serbaguna

6. Apakah anda membilas lensa setelah mencucinya? a. Tidak dibilas

b. Dibilas beberapa kali c. Dibilas dengan air kran


(5)

7. Apakah anda menggantikan cairan lensa kontak setelah digunakan? a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

8. Apakah anda mencuci wadah penyimpanan lensa kontak? a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

9. Seberapa kerapkah anda menganti wadah penyimpanan lensa kontak? a. 3 bulan sekali

b. 6 bulan sekali c. Tidak pernah

10.Seberapa sering anda mencuci lensa kontak dengan menggunakan air kran?

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

11.Adakah anda melepaskan lensa kontak sebelum tidur? a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

12.Sekiranya anda mengalami masalah setelah memakai lensa kontak, adakah anda masih meneruskan pemakaiannya?

a. Ya b. Tidak

13.Apakah anda masih memakai lensa kontak yang telah kadarluasa ataupun rusak?

a. Ya b. Tidak


(6)

c. Kadang-kadang

14.Seberapa sering anda melakukan pemeriksaan mata dengan dokter mata? a. 6 bulan sekali

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


(7)

LAMPIRAN 5

Alur Kerja

Identifikasi Mikroorganime di Lab Mikro Cairan

Pembersih Lensa Kontak Lensa kontak

Cara

Penggunaan Lensa Kontak

Tidak ada Pertumbuhan Bakteri Ditemukan

Bakteri

Flora Normal

Bakteri patogen


(8)

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Ptotal

P1

Pearson Correlation

1 .134 .257 .134 .134 -.312 .134 .102 .043 -.089 .043 .257 -.385 .000 -.312 -.236 -.153 -.057 -.535* -.153 .013

Sig. (2-tailed) .574 .274 .574 .574 .181 .574 .669 .858 .709 .858 .274 .094 1.00 0

.181 .317 .519 .811 .015 .519 .958

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2

Pearson Correlation

.134 1 .663** .762* *

.524* -.190 .762* *

.491* .892* *

.524* .892** .663* *

.206 .378 -.190 .378 .491* .642** .048 .218 .853**

Sig. (2-tailed) .574 .001 .000 .018 .421 .000 .028 .000 .018 .000 .001 .384 .100 .421 .100 .028 .002 .842 .355 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3

Pearson Correlation

.257 .663* *

1 .663* *

.206 -.252 .435 .157 .560* .435 .560* .780* *

.121 .303 -.252 .061 .157 .279 -.023 -.105 .567**

Sig. (2-tailed) .274 .001 .001 .384 .285 .055 .508 .010 .055 .010 .000 .612 .195 .285 .800 .508 .234 .924 .660 .009

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4

Pearson Correlation

.134 .762* *

.663** 1 .286 -.190 .524* .491* .663* *

.762* *

.663** .663* *

.206 .378 -.190 .378 .491* .642** .048 .218 .786**

Sig. (2-tailed) .574 .000 .001 .222 .421 .018 .028 .001 .000 .001 .001 .384 .100 .421 .100 .028 .002 .842 .355 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5

Pearson Correlation

.134 .524* .206 .286 1 -.190 .762* *

.218 .663* *

.048 .663** .435 .206 -.126 .048 .126 .218 .336 .286 .491* .585**

Sig. (2-tailed) .574 .018 .384 .222 .421 .000 .355 .001 .842 .001 .055 .384 .597 .842 .597 .355 .147 .222 .028 .007


(9)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7

Pearson Correlation

.134 .762* *

.435 .524* .762** -.190 1 .491* .892* *

.286 .892** .663* *

.435 .126 .048 .378 .491* .642** .286 .491* .876**

Sig. (2-tailed) .574 .000 .055 .018 .000 .421 .028 .000 .222 .000 .001 .055 .597 .842 .100 .028 .002 .222 .028 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8

Pearson Correlation

.102 .491* .157 .491* .218 -.055 .491* 1 .419 .218 .419 .419 .157 .000 .218 .289 .375 .490* -.055 .375 .558*

Sig. (2-tailed) .669 .028 .508 .028 .355 .819 .028 .066 .355 .066 .066 .508 1.00 0

.355 .217 .103 .028 .819 .103 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9

Pearson Correlation

.043 .892* *

.560* .663* *

.663** -.252 .892* *

.419 1 .435 1.000** .560* .341 .303 -.023 .303 .419 .572** .206 .419 .867**

Sig. (2-tailed) .858 .000 .010 .001 .001 .285 .000 .066 .055 .000 .010 .142 .195 .924 .195 .066 .008 .384 .066 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10

Pearson Correlation

-.089 .524* .435 .762* *

.048 -.190 .286 .218 .435 1 .435 .435 .435 .378 -.429 .630* *

.764* *

.642** .286 -.055 .630**

Sig. (2-tailed) .709 .018 .055 .000 .842 .421 .222 .355 .055 .055 .055 .055 .100 .059 .003 .000 .002 .222 .819 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P11

Pearson Correlation

.043 .892* *

.560* .663* *

.663** -.252 .892* *

.419 1.00 0**

.435 1 .560* .341 .303 -.023 .303 .419 .572** .206 .419 .867**

Sig. (2-tailed) .858 .000 .010 .001 .001 .285 .000 .066 .000 .055 .010 .142 .195 .924 .195 .066 .008 .384 .066 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P12

Pearson Correlation

.257 .663* *

.780** .663* *

.435 -.023 .663* *

.419 .560* .435 .560* 1 .341 .061 -.252 .303 .419 .572** .206 .157 .760**

Sig. (2-tailed) .274 .001 .000 .001 .055 .924 .001 .066 .010 .055 .010 .142 .800 .285 .195 .066 .008 .384 .508 .000


(10)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P14

Pearson Correlation

.000 .378 .303 .378 -.126 -.378 .126 .000 .303 .378 .303 .061 .061 1 -.378 .200 .289 .404 -.126 -.289 .260

Sig. (2-tailed) 1.000 .100 .195 .100 .597 .100 .597 1.00 0

.195 .100 .195 .800 .800 .100 .398 .217 .077 .597 .217 .268

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P15

Pearson Correlation

-.312 -.190 -.252 -.190 .048 .048 .048 .218 -.023 -.429 -.023 -.252 -.252 -.378 1 -.378 -.327 -.275 -.190 .491* -.152

Sig. (2-tailed) .181 .421 .285 .421 .842 .842 .842 .355 .924 .059 .924 .285 .285 .100 .100 .159 .241 .421 .028 .523

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P16

Pearson Correlation

-.236 .378 .061 .378 .126 .126 .378 .289 .303 .630* *

.303 .303 .787** .200 -.378 1 .866* *

.728** .630** .000 .615**

Sig. (2-tailed) .317 .100 .800 .100 .597 .597 .100 .217 .195 .003 .195 .195 .000 .398 .100 .000 .000 .003 1.00 0

.004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P17

Pearson Correlation

-.153 .491* .157 .491* .218 -.055 .491* .375 .419 .764* *

.419 .419 .681** .289 -.327 .866* *

1 .840** .491* .063 .711**

Sig. (2-tailed) .519 .028 .508 .028 .355 .819 .028 .103 .066 .000 .066 .066 .001 .217 .159 .000 .000 .028 .794 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P18

Pearson Correlation

-.057 .642* *

.279 .642* *

.336 .031 .642* *

.490* .572* *

.642* *

.572** .572* *

.572** .404 -.275 .728* *

.840* *

1 .336 .140 .820**

Sig. (2-tailed) .811 .002 .234 .002 .147 .898 .002 .028 .008 .002 .008 .008 .008 .077 .241 .000 .000 .147 .556 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P19

Pearson Correlation

-.535* .048 -.023 .048 .286 .286 .286 -.055 .206 .286 .206 .206 .892** -.126 -.190 .630* *

.491* .336 1 .218 .407

Sig. (2-tailed) .015 .842 .924 .842 .222 .222 .222 .819 .384 .222 .384 .384 .000 .597 .421 .003 .028 .147 .355 .075


(11)

Sig. (2-tailed) .519 .355 .660 .355 .028 .355 .028 .103 .066 .819 .066 .508 .508 .217 .028 1.00 0

.794 .556 .355 .077

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Ptotal

Pearson Correlation

.013 .853* *

.567** .786* *

.585** -.063 .876* *

.558* .867* *

.630* *

.867** .760* *

.588** .260 -.152 .615* *

.711* *

.820** .407 .404 1

Sig. (2-tailed) .958 .000 .009 .000 .007 .793 .000 .011 .000 .003 .000 .000 .006 .268 .523 .004 .000 .000 .075 .077

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(12)

Hasil Uji Reliabilitas

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.874 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .60 .503 20

P2 .70 .470 20

P3 .65 .489 20

P4 .70 .470 20

P5 .70 .470 20

P6 .70 .470 20

P7 .70 .470 20

P8 .80 .410 20

P9 .65 .489 20

P10 .70 .470 20

P11 .65 .489 20

P12 .65 .489 20

P13 .65 .489 20

P14 .75 .444 20

P15 .70 .470 20

P16 .75 .444 20

P17 .80 .410 20

P18 .85 .366 20

P19 .70 .470 20


(13)

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total Perilaku Responden

1 Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 13 Baik

2 Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah 10 Sedang

3 Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar 9 Sedang

4 Benar Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar 7 Sedang

5 Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar 11 Baik

6 Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah Salah 7 Sedang

7 Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar 11 Baik

8 Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 11 Baik

9 Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar 11 Baik

10 Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah 9 Sedang

11 Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah 12 Baik

12 Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 11 Baik


(14)

14 Benar Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah 9 Sedang

15 Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah 12 Baik

16 Benar Benar Salah Salah Salah Salah Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Salah 6 Sedang

17 Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah Salah Salah Benar Salah Benar Salah 7 Sedang

18 Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah 12 Baik

19 Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Salah 11 Baik


(15)

LAMPIRAN 8 Hasil SPSS

Tabel Distribusi Jenis Bakteri

Jenis bakteri yang ditemukan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak ada pertumbuhan bakteri 17 42.5 42.5 42.5

Bacillus subtilis 9 22.5 22.5 65.0

Klebsiella sp. 6 15.0 15.0 80.0

Staphylococcus aureus 3 7.5 7.5 87.5

Pseudomonas sp. 2 5.0 5.0 92.5

Proteus sp. 2 5.0 5.0 97.5

E.coli 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tabel Frekuensi Jawaban Responden

Pertanyaan1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 20 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 2 10.0 10.0 10.0

Benar 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 2 10.0 10.0 10.0

Benar 18 90.0 90.0 100.0


(16)

Pertanyaan4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 9 45.0 45.0 45.0

Benar 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 10 50.0 50.0 50.0

Benar 10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 11 55.0 55.0 55.0

Benar 9 45.0 45.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 5 25.0 25.0 25.0

Benar 15 75.0 75.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 7 35.0 35.0 35.0

Benar 13 65.0 65.0 100.0


(17)

Pertanyaan9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 5 25.0 25.0 25.0

Benar 15 75.0 75.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 9 45.0 45.0 45.0

Benar 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 20 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 3 15.0 15.0 15.0

Benar 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 2 10.0 10.0 10.0

Benar 18 90.0 90.0 100.0


(18)

Pertanyaan14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 12 60.0 60.0 60.0

Benar 8 40.0 40.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pertanyaan2 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan2 ya 8 4 6 18

kadang-kadang 0 0 2 2

Total 8 4 8 20

Pertanyaan3 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan3 ya 8 4 6 18

tidak 0 0 2 2

Total 8 4 8 20

Pertanyaan4 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan4

setiap kali 7 3 1 11

seminggu sekali 0 0 5 5

tergantung waktu 1 1 2 4


(19)

Pertanyaan6 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan6

tidak dibilas 1 0 4 5

dibilas beberapa kali 5 3 1 9

dibilas dengan air kran 2 1 3 6

Total 8 4 8 20

Pertanyaan7 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan7 ya 8 4 3 15

kadang-kadang 0 0 5 5

Total 8 4 8 20

Pertanyaan8 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan8

ya 8 4 1 13

tidak 0 0 4 4

kadang-kadang 0 0 3 2

Total 8 4 8 20

Pertanyaan9 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen Pertanyaan9

3 bulan sekali 8 4 3 15

6 bulan sekali 0 0 5 5


(20)

Pertanyaan10 * Pertumbuhanbakteri Crosstabulation Count

Pertumbuhanbakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen

Pertanyaan10 selalu 0 0 5 5

kadang-kadang 3 0 1 4

Tidak Pernah 5 4 2 11

Total 8 4 8 20

Tabel Distribusi Cara Penggunaan Lensa Kontak

carapenggunaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 12 60.0 60.0 60.0

Sedang 8 40.0 40.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Cara Penggunaan Lensa Kontak * Hasil Pertumbuhan Bakteri Crosstabulation Count

Hasil Pertumbuhan Bakteri Total Negatif Flora Normal Potensial

Patogen Cara Penggunaan Lensa

Kontak

Baik 16 8 0 24

Sedang 1 1 14 16

Total 17 9 14 40


(21)

Pertanyaan2 * Pertanyaan7 Crosstabulation Count

Mengganti Cairan Lensa Kontak

Total

ya kadang-kadang Membasuh Tangan

Sebelum Memegang Lensa Kontak

ya 13 5 18

kadang-kadang

2 0 2

Total 15 5 20

Pertanyaan3 * Pertanyaan4 Crosstabulation Count

Kekerapan Mencuci Lensa Kontak Total setiap kali seminggu sekali tergantung

waktu Mencuci

Lensa Kontak

Ya 11 3 4 18

tidak 0 2 0 2

Total 11 5 4 20

Pertanyaan3 * Pertanyaan8 Crosstabulation Count

Mencuci Wadah Penyimpanan Lensa Kontak

Total

ya tidak kadang-kadang Mencuci

Lensa Kontak

Ya 11 4 3 18

tidak 2 0 0 2


(22)

LAMPIRAN 9

Sampel Penelitian

Pertumbuhan Bakteri pada Agar Darah Pertumbuhan Bakteri pada MC

Bakteri coccus gram positif S. aureus pada Media MSA


(23)

Bakteri Batang Gram Negatif Uji Biokimia

E.coli pada media EMB Klebsiella sp. pada media EMB


(24)

(25)

(26)

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Agrimanuary, A., 2012. Pemeriksaan Bakteriologi Cairan Perawatan Lensa Kontak Sekelompok Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Available from: http://repository.maranatha.edu/3419/. [Accessed 10 April 2015]. American Optometric Association, 2014. Advantages and Disadvantages of Types

of Contact Lenses. America: American Optometric Association. Available

from: www.aoa.org%2Fx5234.xml. [Accessed 28 April 2015].

American Optometric Association, 2014. Recommendations for Contact Lens

Wearers. America: American Optometric Association. Available from:

http://www.aoa.org/x5230.xml. [Accessed 28 April 2015]. Ania, B.J., 2015. Serratia. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/228495-overview#a0101. [Accessed 2 May 2015].

Bausch + Lomb, 2015. Cara Memakai dan Merawat Lensa Kontak. Indonesia:Bausch+ Lomb. Available from: http://www.bausch.co.id/id- id/vision-and-age/teenager-eyes/teenagers-vision-correction/wearing-and-caring-for-contact-lenses/. . [Accessed 28 April 2015].

Biograpxhimedia, 2006. Eye Anatomy. Available from: http://www.biographximedia.com. [Accessed 16 April 2015].

British Contact Lens Association, 2015. Contact Lens Solution. London: British Contact Lens Association. Available from: https://www.bcla.org.uk/public [Accessed 26 April 2015].

Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A., 2005. Mikrobiology Kedoteran Buku1. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2015. Healthy Contact Lens

Wear Systems & Solutions. Available from:

http://www.cdc.gov/contactlenses/care-systems.html [Accessed 23 April 2015].


(28)

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2013. Acanthamoeba - Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE); Keratitis. Available from:

http://www.cdc.gov/parasites/acanthamoeba/index.html. [Access ed 16 May 2015].

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2015. Healthy Contact Lens

Wear and Care. Available from: http://www.cdc.gov/contactlenses/fast-facts.html. [Accessed 23 April 2015].

Currey, B., 2011. Opportunistic Infections Caused by Serratia marcescens.

Available from :

https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Opportunistic_Infections_Caus ed_by_Serratia_marcescens. [Accessed 2 May 2015].

Doughty, M.J., 2010. Dry eye in the contact lens wearer.

http://www.optometry.co.uk/uploads/cet-answers-2010/july-16-2010-c- 13991.pdf. [Accessed 28 April 2015].

Dutta, D., Cole, N., Willcox M., 2012. Factors influencing bacterial adhesion to contact lenses. Molecular Vision Biology and Genetics in Vision Research. 14-21.

Graham, L.R., Lepri, B.P., Contact Lenses: The Risk You Need to Know. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/773026_3. [Accessed 16 April 2015].

Habibullah H, T., 2013. Perilaku Pemakaian Lensa Kontak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, 2012. Kedokteran Universitas sumatera Utara. [Accessed 15 April 2015]. Ibrahim, A-J., Al-Hadaria S.A.M., and Fayidh, M.A., 2008. Bacterial

Contamination of Contact Lenses Among Some Female Students and Employee of College of Education-Ibn Al-Haitham, University of Baghdad. Department of Biology, College of Education Ibn-Al-Haitham, University of Baghdad. Ibn Al-Haitham J. For Pure & Appl, Sci. 21(2):9-22.

Ilyas, H.S, 2005. Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


(29)

Ilyas, H.S., Mailangkay, H.H.B., Taim, H., Saman, R.R., Simarmata, M., Widodo, P.S., 2010. Ilmu Urai-Faal Mata-Embriologi Dan Imunologi Mata. Dalam

Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum Dan Mahasiswa Kedokteran.

Edisi 2. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.

Irianto, K., 2013. Pencegahan dan Pengendalian Mikroorganisme Penyakit yang Disebabkan Mikroorganisme. Dalam Mikrobiologi Medis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Johnson-Johnson Vision Care, 2009. Applying and removing your contacts.

Available from:

http://www.acuvue.com/sites/default/files/content/us/pdf/applying-removing-lenses.pdf. [Accessed 17 April 2015].

Kamaruddin, F.A., 2010. Gambaran Penggunaan Lensa Kontak Pada Mahasiswa FK USU Dikaitkan Dengan Resikonya Terjadinya Keratitis. Fakultas Kedokteran Universitas sumatera Utara. [Accessed 15 April 2015].

Khan, M.H., Mubeen, S.M., Chaudhry, T.A., Khan, S.A., 2013. Contact lens use and its compliance for care among healthcare workers in Pakistan. Indian

Journal of Ophthalmology. 61(7):334-337.

Klinik Mata Nusantara, 2012. Lensa kontak. Available from: http://www.klinikmatanusantara.com/file/759.pdf. [Accessed 16 April 2015].

Kosasih, R., 2015. Cairan Pembersih Lensa Kontak. Available from: http://www.kerjanya.net/faq/8397-cairan-pembersih-lensa-kontak.html. [Accessed 26 April 2015].

Lima, A,C., Kara-Jose, N., and Nichols, J.J., 2004. Indications, Contraindications, and Selection of Contact Lenses. In: Mannis, M.J., Zadnik, K., Coral-Ghanem, C. (Eds.) Contact Lenses in Opthalmis Practice. New York: Springer. 7-16.

M Kellogg Eye Center, 2015. Contact Lenses. Available from:

http://www.kellogg.umich.edu/patientcare/conditions/contact.lenses.html [Accessed 27 April 2015].


(30)

Scott, O., 2015. Contact Lens Problem. Available from:

http://patient.info/doctor/contact-lens-problem. [Accessed 13 April 2015]. Szczotka-Flynn, L.B., Bajaksouzian, S., Jacobs, Rimm, A., 2010. Risk Factors for

Contact Lens Bacterial Contamination During Continuous Wear. HHS

Public Access. 86(11):1216-1228.

Szczotka-Flynn, L.B., Pearlman, E., and Ghannoum, M., 2012. Microbial Contamination of Contact Lenses, Lens Care solutions, and Their Accessories: A Literature Review. HHS Public Access. 36(2):116-129. Thakur, D.V., and Gaikwad U.N., 2014. Microbial contamination of soft contact

lenses & accessories in asymptomatic contact lens users. Indian Journal of

Medical Research. 140(2):307-309.

Tim Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003. Flora Normal. Dalam Bakteriologi Medik. Edisi 1.127-128.

Willcox, M.D.P., 2007. Pseudomonas aeruginosa infection and inflammation during contact lens wear: A review. Optometry and Vision Science :

Official Publication of the American Academy of Optometry. 84(4):

273-278.

Winda, S.T.F., 2010. Tingkat Pengetahuan Pengguna Lensa Kontak Terhadap Dampak Negatif Penggunaannya Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007-2009. Fakultas Kedokteran Universitas sumatera

Utara. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/22688. [Accessed 15 April 2015].


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi operasional

a. Cairan pembersih lensa kontak akan dikumpulkan daripada setiap pemakai lensa kontak dari mahasiswa FK USU stambuk 2012 yang memakai lensa kontak untuk jangka waktu yang minimal 1 bulan tanpa mempedulikan jenis atau komposisi cairan lensa kontak. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengumpul dua sampel yaitu wadah lensa kanan dan wadah lensa kiri.

 Cara Ukur: Bertanya  Alat Ukur: Kuesioner

 Hasil pengukuran: Jenis cairan lensa kontak  Skala pengukuran: Nominal

b. Identifikasi mikroorganisme adalah uji laboratorium untuk mengetahui adanya kontaminasi pada cairan pembersih lensa kontak di laboratorium mikrobiologi FK USU.

 Cara Ukur: Pemeriksaan mikrobiologi untuk identifikasi bakteri  Alat Ukur: Mikroskop

 Hasil pengukuran: Identifikasi bakteri  Skala pengukuran: Nominal

Cairan Pembersih Lensa Kontak

Identifikasi Mikroorganisme


(32)

c. Penggunaan lensa kontak dengan cara higienitas adalah cara penggunaan lensa kontak dan cara perawatan lensa kontak sehingga mencegah terjadinya kontaminasi pada cairan pembersih lensa kontak.

 Cara ukur : Wawancara

 Alat ukur :Kuesioner, pertanyaan dengan beberapa pilihan jawaban:

a) Jawaban yang benar diberi skor 1 b) Jawaban yang salah diberi skor 0

 Hasil ukur: Teknik penggunaan lensa kontak akan dikategorikan sebagai berikut:

a) Baik (Skor jawaban responden > 75% dari nilai tertinggi) b) Sedang (Skor jawaban responden 40-75% dari nilai tertinggi) c) Buruk (Skor jawaban responden < 40% dari nilai tertinggi)  Skala ukur: Ordinal


(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif yang berdesain

cross sectional, dengan melakukan observasional untuk mengetahui gambaran

mikroorganisme yang terdapat pada cairan pembersih lensa kontak pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Juli sampai November 2015. Tempat penelitian akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah cairan pembersih lensa kontak yang digunakan oleh mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengambilan sampel dari responden akan dilakukan secara total

sampling dimana peneliti memilih seluruh responden yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini. Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a) Pengguna lensa kontak harus bersedia menjadi responden dalam penelitian.

b) Responden harus memakai lensa kontak lebih dari 1 bulan.

c) Responden harus memakai lensa kontak secara rutin selama 1 bulan. Kriteria eksklusi pada penelitian ini:


(34)

4.4. Teknik pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, dimana peneliti akan mengambil sampel dari mahasiswa angkatan 2012 yang memakai lensa kontak dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah itu, seluruh sampel akan dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk diperiksa.

a) Mengumpulkan sampel dari mahasiswa yang mematuhi kriteria penelitian.

b) Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang data pengambilan sampel dan tanggal pengambilan.

c) Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti.

d) Sampel dikirim segera ke Laboratorium Mikrobiologi.

4.4.1. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Mikropipet b. Gelas objek

c. Rak slide/ penjepit slide d. Bunsen/ lampu spiritus e. ose

f. Mikroskop 2. Bahan

a. Pewarnaan gram (Kristal violet, lugol, alcohol, metal blue, safranin) b. Agar Darah

c. Agar Mac Conkey

d. Agar Eosin Methlyn Blue

e. Mannitol Salt Agar 4.4.2. Cara Pemeriksaan


(35)

1. Gunakan 10µl mikropipet untuk mengambil sampel dan langsung tanam sampel diatas media agar lalu diratakan secara penuh keseluruh permukaan.

2. Inkubasi dalam suhu 37ºC selama 24-48 jam.

3. Setelah itu, melihat koloni yang tumbuh, kemudian diambil dengan ose dan melakukan pewarnaan gram.

4. Identifikasi mikroorganisme yang telah diwarnai dibawah mikroskop untuk mengetahui jenis bakteri dalam persen.

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan metode teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS 17. Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan terhadap 20 sampel yang memiliki kriteria yang hampir sama dengan sama dengan penelitian ini. Tabel 4.1 ini menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Nomor Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Teknik Penggunaan

Lensa Kontak

1 0.853 Valid 0.874 Reliabel

2 0.567 Valid Reliabel

3 0.786 Valid Reliabel

4 0.585 Valid Reliabel

5 0.876 Valid Reliabel

6 0.558 Valid Reliabel

7 0.867 Valid Reliabel

8 0.630 Valid Reliabel

9 0.867 Valid Reliabel

10 0.760 Valid Reliabel

11 0.588 Valid Reliabel

12 0.615 Valid Reliabel

13 0.711 Valid Reliabel


(36)

4.6. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian akan diperiksa dengan cara mengultur untuk mengetahui gambaran mikroorganisme yang ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak. Hasil dari pengolahan data ini akan ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan komputer.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan mengumpulkan 40 sampel dari 20 responden yaitu wadah lensa kontak kanan dan wadah lensa kontak kiri. Setelah itu, semua sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk dianalisisa dan mencari tahu jenis bakteri yang ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan dibawah ini.

5.2.Deskripsi Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel cairan pembersih lensa kontak diambil dari mahasiswa angkatan 2012 yang memakai lensa kontak untuk jangka waktu minimal 1 bulan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

5.3.Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 5.1. Distribusi Jenis Bakteri

Spesies Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak ada pertumbuhan bakteri 17 42,5

Flora Normal

Bacillus subtilis 9 22,5

Potensial Patogen

Klebsiella sp. 6 15,0

Staphylococcus aureus 3 7,5

Pseudomonas sp. 2 5,0

Proteus sp. 2 5,0

E.coli 1 2,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 5.1. didapati bahwa tidak ada pertumbuhan bakteri pada 17 sampel (42,5%), ada pertumbuhan flora normal pada 9 sampel (22,5%) dan ada pertumbuhan bakteri potensial patogen pada 14 sampel (35%). Bakteri yang


(38)

paling banyak didapati pada cairan lensa kontak adalah flora normal yaitu

Bacillus subtilis sebanyak 9 sampel (22,5%) dan diikuti dengan potensial patogen

seperti Klebsiella sp. (15%), Staphylococcus aureus (7.5%), Pseudomonas sp. (5%), Proteus sp. (5%) dan E.coli (2,5%).

5.4. Deskripsi Perilaku Penggunaan Lensa Kontak

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner penelitian yang mengandung 14 pertanyaan untuk menguji cara pemakaian lensa kontak pada mahasiswa angkatan 2012 FK USU. Pertanyaan pada kuesioner tersebut telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Responden yang menjawab kuesioner adalah berjumlah 20 orang yang memenuhi kriteria penggunaan lensa kontak secara rutin diatas 1 bulan.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Cara Penggunaan Lensa Kontak

No Pertanyaan

Jawaban Responden Benar Salah

N % N %

1 Menurut anda, apakah yang perlu dilakukan sebelum memakai dan melepaskan lensa kontak?

20 100,0 0 0,0

2 Adakah anda membasuh tangan sebelum memegang lensa?

18 90,0 2 10,0 3 Adakah anda mencuci lensa kontak? 18 90,0 2 10,0 4 Jika ya, seberapa sering anda mencuci lensa

kontak?

11 55,0 9 45,0 5 Bagaimanakah cara anda mencuci lensa kontak

tersebut?

10 50,0 10 50,0 6 Apakah anda membilas lensa setelah

mencucinya?

9 45,0 11 55,0 7 Apakah anda menggantikan cairan lensa

kontak setelah digunakan?

15 75,0 5 25,0 8 Apakah anda mencuci wadah penyimpanan

lensa kontak?

13 65,0 7 35,0 9 Seberapa kerapkah anda menganti wadah

penyimpanan lensa kontak?

15 75,0 5 25,0 10 Seberapa sering anda mencuci lensa kontak

dengan menggunakan air kran?


(39)

Berdasarkan tabel 5.2. diatas, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 1 yaitu tentang perkara yang dilakukan sebelum memakai dan melepaskan lensa kontak serta pertanyaan nomor 11 tentang melepaskan lensa kontak sebelum tidur dengan persentasi sebesar 100%. Sedangkan yang paling banyak menjawab salah adalah pada pertanyaan nomor 14 tentang seberapa sering anda melakukan pemeriksaan mata dengan dokter mata yaitu sebesar 60%.

Tabel 5.3. Distribusi Membasuh Tangan Sebelum Memegang Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Membasuh tangan

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Ya 8 4 6 18

Kadang-kadang 0 0 2 2

Total 8 4 8 20

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa 18 responden mencuci tangan sebelum memegang lensa kontak dan 6 responden daripada mereka menunjukkan ada pertumbuhan potensial patogen.

11 Adakah anda melepaskan lensa kontak

sebelum tidur? 20 100,0

0 0,0

12

Sekiranya anda mengalami masalah setelah memakai lensa kontak, adakah anda masih meneruskan pemakaiannya?

17 85,0 3 15,0 13 Apakah anda masih memakai lensa kontak

yang telah kadarluasa ataupun rusak?

18 90,0 2 10,0 14 Seberapa sering anda melakukan pemeriksaan

mata dengan dokter mata?


(40)

Tabel 5.4. Distribusi Mencuci Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Mencuci Lensa Kontak

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Ya 8 4 6 18

Tidak 0 0 2 2

Total 8 4 8 20

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa 18 responden mencuci lensa kontak dan 6 responden daripada mereka menunjukkan ada pertumbuhan potensial patogen.

Tabel 5.5. Distribusi Kekerapan Mencuci Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Kekerapan Mencuci Lensa Kontak

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Setiap Kali Pemakaian 7 3 1 11

Seminggu Sekali 0 0 5 5

Tergantung waktu 1 1 2 4

Total 8 4 8 20

Tabel 5.5. menunjukkan 11 responden mencuci lensa kontak setiap kali pemakaian. Terdapat pertumbuhan potensial patogen pada kelima responden yang mencuci lensa kontak seminggu sekali.


(41)

Tabel 5.6. Distribusi Membilas Lensa Kontak Setelah Mencuci dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Membilas Lensa Kontak Setelah Mencuci

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Dibilas Beberapa Kali 5 3 1 9

Dibilas Dengan Air Kran 2 1 3 6

Tidak Dibilas 1 0 4 5

Total 8 4 8 20

Tabel 5.6. menunjukkan bahwa 9 responden membilas lensa kontak beberapa kali setelah mencucinya dan terdapat pertumbuhan potensial patogen pada 4 responden yang tidak dibilas lensa kontaknya.

Tabel 5.7. Distribusi Mengganti Cairan Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Mengganti Cairan Lensa Kontak

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Ya 8 4 3 15

Kadang-kadang 0 0 5 5

Total 8 4 8 20

Berdasarkan tabel 5.7. dapat diketahui bahwa 15 responden mengganti cairan lensa kontak setelah digunakan, sedangkan terdapat pertumbuhan potensial patogen pada 5 responden yang kadang-kadang tidak menggantikan cairan lensa kontak.


(42)

Tabel 5.8. Distribusi Mencuci wadah penyimpanan Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Mencuci Wadah Penyimpanan

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Ya 8 4 1 13

Tidak 0 0 4 4

Kadang-kadang 0 0 3 3

Total 8 4 8 20

Tabel 5.8. menunjukkan 13 responden mencuci wadah penyimpanan lensa kontak dan kesemua responden yang tidak mencuci wadah penyimpanan lensa kontak menunjukkan adanya pertumbuhan potensial patogen.

Tabel 5.9. Distribusi kekerapan Mengganti Wadah Penyimpanan Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Mengganti Wadah Penyimpanan

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

3 bulan sekali 8 3 4 15

6 bulan sekali 0 0 5 5

Total 8 4 8 20

Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa 15 responden mengantikan wadah penyimpanan lensa kontak setiap 3 bulan sekali, malahan kelima responden yang menggantikan wadah setiap 6 bulan sekali menunjukkan ada pertumbuhan potensial patogen pada cairan pembersih lensa kontak.

Tabel 5.10. Distribusi Mencuci Lensa Kontak dengan Menggunakan Air Kran dan Hasil Pertumbuhan Bakteri


(43)

Mencuci Lensa Kontak dengan Air Kran

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

Selalu 0 0 5 5

Kadang-kadang 3 0 1 4

Tidak pernah 5 4 2 11

Total 8 4 8 20

Tabel 5.10 menunjukkan 11 responden tidak pernah menggunakan air kran untuk mencuci lensa kontak dan sebanyak 5 responden yang selalu menggunakan air kran untuk mencuci lensa kontak menunjukkan terdapat pertumbuhan potensial patogen.

Cara penggunaan lensa kontak dalam penelitian ini terbagi pada 3 kategori yaitu; baik, sedang dan buruk. Cara penggunaan seorang mahasiswa dikatakan baik apabila mahasiswa tersebut berhasil menjawab benar sebanyak 11-14 pertanyaan. Cara penggunaan lensa kontak dikatakan sedang apabila mahasiswa tersebut berhasil menjawab benar sebanyak 6-10 dari 14 pertanyaan. Cara penggunaan dikatakan buruk apabila mahasiswa tersebut berhasil menjawab benar sebanyak 0-5 soalan dari 14 soalan. Berdasarkan hasil uji tersebut, cara penggunaan lensa kontak dapat dikategorikan seperti yang tertera di tabel 5.11.

Tabel 5.11. Distribusi Responden Berdasarkan Cara Penggunaan Lensa Kontak

Cara Penggunaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 12 60%

Sedang 8 40%

Buruk 0 0%


(44)

Dari tabel 5.11. sebanyak 12 responden atau 60% tergolong dalam cara penggunaan lensa kontak yang baik. Sedangkan, 8 responden menunjukkan cara penggunaan lensa kontak yang sedang dengan persentase 40%.

Tabel 5.12. Distribusi Cara Penggunaan Lensa Kontak Dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

Berdasarkan tabel 5.12. didapati bahwa tidak ada pertumbuhan bakteri potensial patogen pada mahasiswa dengan cara penggunaan lensa kontak yang baik. Sedangkan, terdapat 35% pertumbuhan bakteri potensial patogen pada mahasiswa yang mengendalikan lensa kontak dengan cara yang sedang.

Tabel 5.13. Distribusi Membasuh Tangan Sebelum Memegang Lensa Kontak dan Mengganti Cairan Lensa Kontak

Membasuh Tangan Sebelum Memegang Lensa Kontak

Mengganti Cairan Lensa Kontak

Ya Kadang-kadang Total

Ya 13 5 18

Kadang-kadang 2 0 2

Total 15 5 20

Dari tabel 5.13. dapat dilihat bahwa dari 18 responden yang membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak, 5 responden tidak menggantikan cairan lensa kontak pada setiap kali pemakaian.

Cara Pengguaan Lensa Kontak

Hasil Pertumbuhan Bakteri

Negatif Flora Normal Potensial Patogen Total

N % N % N % N %

Baik 16 40,0 8 20,0 0 0,0 24 60,0

Sedang 1 2,5 1 2,5 14 35,0 16 40,0


(45)

Tabel 5.14. Distribusi Mencuci Lensa Kontak dan Kekerapan Mencuci Lensa Kontak

Mencuci Lensa Kontak Kekerapan Mencuci Lensa Kontak Setiap Kali

Pemakaian

Seminggu Sekali

Tergantung Waktu

Total

Ya 11 3 4 18

Kadang-kadang 0 2 0 2

Total 11 5 4 20

Tabel 5.14. menunjukkan dari 18 responden yang membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak, 7 responden tidak mencuci lensa kontak pada setiap kali pemakaian.

Tabel 5.15. Distribusi Mencuci Lensa Kontak dan Mencuci Wadah Penyimpanan Lensa Kontak

Mencuci Lensa Kontak Mencuci Wadah Penyimpanan Lensa Kontak Ya Tidak Kadang-kadang Total

Ya 11 4 3 18

Kadang-kadang 2 0 0 2

Total 13 4 3 20

Berdasarkan tabel 5.15. dapat diketahui bahwa dari 18 responden yang membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak, 7 responden tidak mencuci wadah penyimpana lensa kontak pada setiap kali pemakaian.


(46)

5.5. Pembahasan

Berdasarkan hasil pemeriksaan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, didapati sebanyak 17 sampel dari 40 sampel atau 42,5% menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri pada media kultur dan 22,5% atau 9 sampel menunjukkan terdapat petumbuhan flora normal. Terdapat 35% pertumbuhan bakteri berpotensial patogen pada 14 sampel dari 40 sampel. Sedangkan, pada penelitian Thakur (2014), menyatakan bahwa 104 dari 200 sampel atau 52% menunjukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme setidaknya pada salah satu sampel, maupun pada lensa kontak sendiri, wadah lensa kontak, cairan pembersih lensa kontak atau botol cairan lensa kontak; dan 46% atau 92 sampel dari 200 sampel menunjukkan kontaminasi bakteri berpotensial patogen.

Terjadinya kontaminasi bakteri pada cairan lensa kontak adalah karena kebanyakan pengguna lensa kontak, masih belum sadar tentang komplikasi yang akan timbul akibat kontaminasi mikroba serta tidak peduli tentang keamanan dalam penggunaan lensa kontak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Scott, O. (2015) bahwa sebanyak 80% pemakai lensa kontak tidak sadar tentang resiko pemakaian lensa kontak, khususnya pada pengguna dengan tingkat higienitas yang buruk dalam pengendalian lensa kontak. Selain itu, kejadian kontaminasi mikroba sering terjadi pada pengguna lensa kontak yang rutin/ daily wear. Ini dapat terbukti dari penelitian Thakur (2014) yang menyatakan bahwa tingkat kontaminasi mikroba pada pengguna lensa kontak rutin adalah 83%, sedangkan pada pengguna sesekali/ occasional adalah 65%. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna lensa kontak secara rutin diatas 1 bulan; maka ini juga menjadi salah satu faktor terjadinya kontaminasi pada cairan lensa kontak.

Dari 40 sampel yang diperiksa, telah ditemukan flora normal dan potensial patogen dari hasil kultur, pewarnaan Gram dan uji biokimia. Mikroorganisme yang sering ditemui adalah flora normal yaitu Bacillus subtilis sebanyak 22,5% dari 9 sampel, diikuti dengan beberapa jenis potensial patogen yaitu Klebsiella sp. dari 6 sampel (15%), Staphylococcus aureus dari 3 sampel (7,5%), Pseudomonas


(47)

sp. dari 2 sampel (5%), Proteus sp. dari 2 sampel (5%) dan E.coli dari 1 sampel

(2,5%).

Penelitian yang sebelumnya menunjukkan terdapat pertumbuhan mikroorganisme yang bervariasi pada peralatan lensa kontak. Pada penelitian ini, terdapat perbedaan pada angka pertumbuhan bakteri dengan penelitian Thakur (2014) yang menunjukkan pertumbuhan mikroba pada 104 sampel dari 200 sampel, didapati petumbuhan potensial patogen yaitu Staphylococcus aureus (21%), Pseudomonas sp. (19.5%), Klebsiella sp. (5%) dan E.coli (0.5%). Sedangkan pertumbuhan flora normal adalah Bacilus sp. (9.5%),

coagulase-negative staphylococcus (2.5%), Micrococcus (1%), dan Nil fermenter Gram negative Bacilli (0.5%).

Demikian juga, hasil pertumbuhan bakteri pada penelitian ini berbeda dengan penelitian Ibrahim (2008) pada mahasiswa dan karyawan di College of

Education-Ibn AI-Haitham, University of Baghdad menunjukkan bahwa terdapat

pertumbuhan mikroba pada 131 sampel dari 156 sampel dan semua sampel menunjukkan pertumbuhan bakteri potensial patogen yaitu patogen yang sering ditemui adalah Pseudomonas aeruginosa (38,9%), diikuti dengan Citrobacter

freundii (16%), Proteus mirabilis (10.7%), Serratia marcescens (9,2%), E.coli (9.2%), Proteus vulgaris (4.6%), Enterobacter aerogenes (3.8%), Acinetobacter (3.8%), Staphylococcus aureus (2.3%) dan Pseudomonas putida (1.5%).

Mikroorganisme ini (Klebsiella sp., Staphylococcus aureus, Pseudomonas

sp., E.coli) sering terdapat pada air, lingkungan atau kulit manusia yang berperan

sebagai oportunistik dan dapat menimbulkan infeksi pada mata apabila daya tahan tubuh seseorang relatif rendah. Pengendalian lensa kontak yang kurang aman memberikan kesempatan pada mikroorganisme untuk mengkontaminasi cairan lensa kontak dan menyebabkan lensa kontak menjadi vektor yang baik untuk terjadinya infeksi mata (Kamaruddin, 2010).

Lembar kuesioner telah didistribusikan pada pemakai lensa kontak untuk menilai cara penggunaan lensa kontak. Ini dikarenakan oleh, cara penggunaan lensa kontak adalah sangat bergantungan terhadap terjadinya kontaminasi pada cairan lensa kontak. Tabel 5.3 menyatakan bahwa 18 responden atau sebanyak


(48)

90% responden membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak dan 6 responden atau 1/3 menunjukkan pertumbuhan potensial patogen, sedangkan semua responden yang tidak membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak menunjukkan pertumbuhan potensial patogen. Hal ini karena, dari tabel 5.13 mendapati bahwa dari 18 responden yang membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak, 5 responden tidak menggantikan cairan lensa kontak pada setiap kali pemakaian. Setiap cara pengendalian lensa kontak saling bergantungan dan turut mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada cairan lensa kontak. Ini dapat terbukti pada penelitian Kamaruddin (2010) yang menyatakan bahwa penggantian cairan pembersih lensa kontak adalah sangat penting karena ini mempunyai kemungkinan yang sangat tinggi untuk terjadinya kontaminasi pada cairan lensa kontak.

Selain daripada itu, tabel 5.4 menjelaskan bahwa dari 18 responden yang mencuci lensa kontak, 6 responden atau 1/3 menunjukkan ada pertumbuhan potensial patogen, sedangkan semua responden yang tidak mencuci lensa kontak menunjukkan ada pertumbuhan potensial patogen. Hal ini karena, dari tabel 5.14 mendapati bahwa dari 18 responden yang mencuci lensa kontak, seramai 7 responden tidak mencuci lensa kontak pada setiap kali pemakaian dan tabel 5.15 menyatakan 7 responden tidak mencuci wadah penyimpanan lensa kontak. Membasuh tangan sebelum memegang lensa kontak, mencuci lensa kontak, kekerapan mencuci, membilas lensa kontak setelah mencuci, menganti cairan pembersih, mencuci wadah penyimpanan lensa kontak dan kekerapan mengganti wadah penyimpanan adalah beberapa cara pengendalian lensa kontak yang dapat menyebabkan kontaminasi pada cairan lensa kontak. Ini terbukti pada penelitian Khan et al (2013) perawatan lensa kontak yang tidak baik, higienitas yang kurang, dan prosedur penggantian lensa kontak adalah hal yang penting dalam terjadinya kontaminasi pada pemakaian lensa kontak. Pada penelitian ini didapati bahwa 60% mahasiswa angkatan 2012 FK USU menunjukkan cara pemakaian lensa kontak yang baik dan 40% mahasiswa menunjukkan cara penggunaan yang sedang. Sedangkan, menurut Kamaruddin (2010) gambaran tindakan penggunaan lensa kontak pada kalangan mahasiswa FK USU rata-rata adalah berada pada


(49)

kategori baik dengan skor 90% dan sebanyak 10% pengguna lensa kontak berada pada kategori sedang mempunyai kemungkinan resiko sedang untuk terkena keratitis.

Namun begitu, pada penelitian Habibullah H. (2013) menggambarkan bahwa perilaku pemakaian lensa pada mahasiswa FK USU angkatan 2010-2012 berada pada kategori sedang dengan persentase 63,4% dan 36.6% mahasiswa menunjukkan berperilaku baik. Habibullah H. menyatakan bahwa sebesar 68,8% mahasiswa menganti cairan lensa kontak setelah digunakan dan 69.6% mahasiswa mencuci bekas penyimpanan lensa kontak. Hal ini sejalan dengan penelitian ini dimana 75% mahasiswa menganti cairan pembersih setelah digunakan dan sebesar 65% mahasiswa mencuci bekas penyimpanan lensa kontak. Berdasarkan penelitian ini perilaku mahasiswa melakukan pemeriksaan mata secara rutin ke dokter mata sepanjang pemakaian lensa kontak adalah hanya 40%. Hal ini sejalan dengan penelitian Habibullah H. yang menunjukkan perilaku buruk terutamanya dalam tidak melakukan pemeriksaan mata secara rutin sepanjang pemakaian lensa kontak yaitu sebesar 73,2%. Menurut American Optometric Association hal ini adalah penting sebagai aftercare untuk mendeteksi komplikasi pada mata sepanjang pemakaian lensa kontak. Secara keseluruhan, pada penelitian ini 60% mahasiswa melakukan teknik penggunaan lensa kontak yang baik.


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka kesimpulan yang di peroleh adalah :

1. Dari 40 sampel, tidak ada pertumbuhan bakteri pada 17 sampel (42,5%), terdapat pertumbuhan flora normal pada 9 sampel (22,5%) dan terdapat pertumbuhan bakteri potensial patogen pada 14 sampel (35%).

2. Dari 40 sampel yang diperiksa, bakteri yang sering ditemui adalah flora normal yaitu Bacillus subtilis sebanyak 22,5%, dan diikuti dengan potensial patogen yaitu Klebsiella sp. (15%), Staphylococcus aureus (7,5%), Pseudomonas sp. (5%), Proteus sp. (5%) dan E.coli (2,5%). 3. Hasil kuesioner menunjukkan 60% pengguna lensa kontak mangamalkan

cara penggunaan yang baik.

6.2. Saran

Saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada peralatan lensa kontak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk mengembangkan penelitian ini.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara cara penggunaan lensa kontak dan terjadinya kontaminasi pada peralatan lensa kontak.


(51)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lensa Kontak

2.1.1. Definisi

Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik (Klinik Mata Nusantara, 2008).

2.1.2. Klasifikasi Lensa Kontak

Klasifikasi lensa kontak beserta keuntungan dan kelemahannya berdasarkan American Optometric Association (2014):

1. Rigid gas-permeable (RGP): Dibuat dari plastik tipis yang fleksibel yang

mempermudah masuknya oksigen ke mata.

Keuntungan: penglihatan lebih baik, waktu berdaptasi pendek, nyaman, mengoreksi hampir seluruh kelainan refraksi mata, mudah digunakan dan disimpan, jangka penggunaannya relatif lama, tersedia dalam berbagai warna, dan bifokal.

Kelemahan: lebih mudah terlepas pada pusat mata daripada tipe yang lain, debris lebih mudah menempel pada lensa, memerlukan penggunaan yang konsisten dan pemeriksaan kesehatan mata.

2. Daily-wear soft lens: Dibuat dari plastik yang lembut dan fleksibel, yang

mempermudah masuknya oksigen ke mata.

Keuntungan: waktu beradaptasi sangat pendek, lebih nyaman dan tidak mudah terlepas seperti RGP, tersedia dalam berbagai warna dan bifokal, baik untuk yang selalu menjaga penampilan.

Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, lensanya mudah berminyak dan harus diganti, dan memerlukan perawatan yang intensif.


(52)

3. Extended-wear: Digunakan pada malam hari, tersedia dalam jenis soft lens

dan RGP.

Keuntungan: bisa dipakai selama 7 hari tanpa dilepas.

Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, risiko komplikasi meningkat, memerlukan pemeriksaan kesehatan mata yang rutin, dan pelayanan yang profesional.

4. Extended-wear disposable: Digunakan dalam waktu berjangka, dari hari

pertama sampai 6 hari kemudian diganti.

Keuntungan: tidak perlu dibersihkan, memiliki risiko yang rendah jika digunakan sesuai petunjuk, tersedia dalam berbagai warna, bifokal, dan sebagai lensa cadangan.

Kelemahan: Penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit. 5. Planed replacement : Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai pengganti

dari soft lens, kebanyakan digunakan lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4 bulan.

Keuntungan: mudah dibersihkan dan tidak mudah terkena infeksi, baik untuk mata yang sehat, tetapi harus dengan resep dokter.

Kelemahan: penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.


(53)

2.2. Anatomi Mata Terkait Lensa Kontak

Gambar 2.1: Anatomi mata (Biographixmedia, 2006)

2.2.1. Kornea

Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera yang bersifat transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kornea berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata. Pembiasan terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. Kornea terdiri dari beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan yaitu epitel, membran bowman, stroma, membran descement dan endotel (Ilyas, 2005).

2.2.2. Palpebra

Palpebra atau sering disebut kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata untuk melindungi bola

Posisi letak lensa kontak


(54)

mata terhadap trauma fisik, trauma kimiawi dan pengeringan bola mata (Ilyas, 2005). Kelopak mata membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar karena pemerataan air mata dan sekresi barbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata (Ilyas, et al; 2002). Pada kelopak mata terdapat beberapa bagian antara lain; kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjar Meibom pada tarsus (Ilyas, 2005).

2.2.3. Konjungtiva

Konjungtiva atau selaput lendir mata adalah membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet dan bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Terdapat tiga bagian konjungtiva yaitu; konjungtiva tarsal yang menutup tarsus, konjungtiva bulbi membungkus bulbi okuli serta menutupi sklera, dan konjungtiva forniks sebagai tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi (Ilyas, 2005).

2.2.4. Air Mata

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal yang terletak di bagian depan rongga orbita, air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior (Ilyas, 2005).

2.3. Pemilihan Lensa Kontak

2.3.1. Indikasi Penggunaan Lensa Kontak

Menurut Windia (2010), indikasi-indikasi penggunaan lensa kontak adalah sebagai berikut:

a. Indikasi optik

Digunakan pada anisometropia, aphakia unilateral, myopia yang berminus tinggi, keratokonus dan astigmatisma irregular. Lensa kontak dapat


(55)

digunakan oleh setiap orang yang memiliki kelainan refraksi mata dengan tujuan kosmetik.

b. Indikasi terapeutik

1. Penyakit pada kornea, contohnya ulkus kornea non-healing, keratopathi bullousa, keratitis filamentari, dan sindrom erosi kornea yang rekuren.

2. Penyakit pada iris mata, contohnya aniridia, koloboma, albino untuk menghindari kesilauan cahaya.

3. Pada pasien glukoma, lensa kontak digunakan sebagai alat pengantar obat.

4. Pada pasien ambliopia, lensa kontak opak digunakan untuk oklusi. 5. Bandage soft contact lenses digunakan untuk keratoplasti dan

perforasi mikrokornea. c. Indikasi preventif

Digunakan untuk prevensi simblefaron dan restorasi forniks pada penderita luka bakar akibat zat kimia, keratitis, dan trichiasis.

d. Indikasi diagnostik

Digunakan selama menggunakan gonioskopi, elektroetinografi, pemeriksaan fundus pada astigmatisma irregular, fundus fotografi, dan pemeriksaan goldman’s 3 bayangan.

e. Indikasi operasi

Lensa kontak digunakan selama operasi goniotomi untuk glukoma congenital, vitrektomi, fotokoagulasi endokular.

f. Indikasi kosmetik

Digunakan apabila terdapat skar pada kornea mata yang menyilaukan mata (lensa kontak warna), ptosis, lensa sclera kosmetik pada phthisis bulbi.

g. Indikasi occupational


(56)

2.3.2. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak

Menurut Lima, et-al; (2004), sebelum memilih lensa kontak untuk tujuan koreksi mata, adalah penting untuk mengevaluasi motivasi pasien, kebutuhan mata, dan riwayat penyakit mata. Pasien yang tidak termotivasi, cenderung tidak mematuhi metode dan rejimen perawatan lensa kontak, dan ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar terhadap komplikasinya .

a. Peradangan akut atau subakut pada segmen anterior mata b. Infeksi mata akut dan kronis

c. Setiap penyakit mata yang mempengaruhi kornea, konjungtiva, dan kelopak mata, misalnya: kelainan epitel (epithelial fragility), kelainan pada endotel, mata kering (dry eye syndrome), alergi, pinguekula dan pterigium d. Hipesthesia kornea

e. Glaukoma yang tidak terkontrol

f. Vitreocorneal pada aphakia (mata tanpa lensa) g. Intoleransi psikologis

h. Lingkungan kerja yang terpapar dengan debu dan kotor (M Kellogg Eye Center, 2015).

i. Ketidak mampuan untuk menangani dan merawat lenasa dengan benar (M

Kellogg Eye Center, 2015).

2.4. Cairan Lensa kontak

Sistem perawatan lensa dan cairan lensa kontak digunakan untuk membersihkan, mendisinfeksi, dan menyimpan lensa kontak. Perawatan lensa kontak yang tepat adalah penting untuk menjaga kesehatan mata yang bebas dari infeksi (CDC, 2015).

Tujuan dari mendisinfeksi dan membersihkan lensa kontak adalah untuk mengurangi jumlah mikroorganisme yang menumpuk pada lensa kontak, sehingga mengurangi risiko terjadinya infeksi mata. Cairan lensa kontak dapat meningkatkan kenyamanan pada mata dengan menyimpan permukaan lensa kontak lebih basah. Mengusap dan membilas lensa kontak dengan cairan pembersih sebelum dan selepas pemakaian adalah langkah yang


(57)

direkomendasikan oleh rezim perawatan. Pengosongan cairan pembersih dalam wadah, membersihkan dan mengeringkan wadah lensa kontak setiap kali pakai dan mengganti dengan cairan pembersih yang segar setiap kali lensa disimpan dalam wadah adalah hal yang penting dalam penggunaan lensa kontak (British Contact Lens Association, 2015).

2.4.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak

Tabel 2.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak Aqueous

(saline) vehicle

Wetting agent

Other polymer Buffering

agent

Preservative (Pengawet)

NaCl NaCl + KCl

saline mixed salts not specified PEG-11 lauryl ether carboxylic acid polamine poloxamer (e.g. pluronic-F127) carboxymethylcelluluse hydroxyethylcellulose hydroxypropyl guar hypromellose glycerine

polyethylene glycol (PEG)

polyvinyl alcohol (PVA) povidone sodium hyaluronate not specified borate (boric acid) citrate phosphate trometamol

chlorite / peroxide chloriteperoxycompound (CPC) Polyhexamethylene Biguanide (PHMB) polidronium polyhexanide sodium perborate sorbic acid stabilised oxychlorite Sumber: Michael J Doughty, 2010.

Cairan lensa kontak umumnya mengandung 4 jenis bahan yaitu aqueous

(saline) vehicle, wetting agent (agen pembasah), polymer dan buffering agent

(untuk memberikan PH cairan yang tepat). Tambahan bahan pengawet pada cairan lensa kontak sebagai suatu agen antimikroba, khususnya digunakan untuk melemahkan atau mencegah pertumbuhan mikroba dalam botol cairan lensa kontak. Beberapa bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan terjadinya efek toksik pada mata yaitu salah satunya dapat menyebabkan alergi mata (Doughty, 2010).


(58)

2.4.2. Jenis-jenis Cairan lensa Kontak:

Sistem perawatan terbaru menggabungkan cairan-cairan lama menjadi dua jenis cairan yaitu peroksida (Hydrogen Peroxide-Based Lens Care Systems) dan cairan serbaguna (Multipurpose Contact Lens Solutions). Kedua cairan ini mengandung agen pembersih seperti senyawa bifosfonat untuk membersihkan protein dan struktur polimer untuk mencegah penempelan lensa dan protein. Cairan tersebut pada umumnya juga mengandung bahan pelembab seperti selulosa, propylene glycol, atau polyvinyl. Selain itu terdapat juga pengatur keasaman dan pengawet.

Cairan peroksida sendiri merupakan cairan yang secara kimiawi berbahaya untuk jaringan mata, namun memiliki sifat pembunuh bakteri yang superior dibanding cairan serbaguna. Maka dalam cairan peroksida yang digunakan untuk lensa kotak terkandung juga didalamnya penetral peroksida untuk mencegah kerusakan jaringan mata.

Cairan serbaguna menggunakan polimer sebagai disinfektan, namun fungsi lainnya yang lebih diutamakan adalah sebagai media penyimpanan steril selama lensa kontak tidak digunakan. Karena lensa kontak yang direndam dalam cairan ini dapat langsung digunakan ke mata maka agen polimer yang digunakan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengiritasi mata dengan mengurangi kekuatan disinfeksinya (Kosasih, 2015).

2.5. Teknik Penggunaan Lensa Kontak

Menurut Johnson-Johnson Vision Care (2009), terdapat beberapa langkah terhadap cara memasang dan melepaskan lensa kontak.

2.5.1. Cara Memakai Lensa Kontak

Langkah 1: Benar-benar mencuci dan mengeringkan tangan dengan sabun dan kain bersih.

Langkah 2: Bilas lensa kontak dengan cairan lensa kontak untuk menghilangkan debris. (untuk menghindari tercampur lensa kontak, selalu memakai dan melepaskan lensa pada mata KANAN terlebih dahulu).


(59)

Langkah 3: Tempatkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk dan pastikan lensa benar-benar berorientasi dengan baik.

Langkah 4: Gunakan tangan yang lain untuk menahan kelopak mata atas sehingga mata tidak akan berkedip.

Langkah 5: Tarik kelopak mata bawah dengan jari-jari tangan yang memasang lensa kontak.

Langkah 6: Lihat ke atas dan letakkan lensa kontak di bagian bawah mata secara perlahan.

Langkah 7: Perlahan-lahan lepaskan kelopak mata dan tutup mata.

Langkah 8: Kedip mata beberapa kali untuk memposisikan lensa di tengah mata.

Langkah 9: Jika matanya tidak nyaman, lepaskan lensa kontak dan memeriksa kerusakan atau debris pada lensa kontak serta bilas kembali dengan cairan lensa kontak dan memakai pada mata.

2.5.2. Cara Melepaskan Lensa Kontak

Langkah 1: Benar-benar mencuci dan mengeringkan tangan dengan sabun dan kain bersih.

Langkah 2: Lihat ke atas dan menarik kelopak mata ke bawah. (untuk menghindari tercampur lensa kontak, selalu melepaskan dengan urutan yang sama).

Langkah 3: Letakkan jari telunjuk pada tepi bagian bawah lensa kontak. Langkah 4: Geser lensa kontak kearah bagian putih mata.

Langkah 5: Jepit lensa kontak dengan jari telunjuk dan ibu jari secara perlahan dan lepaskannya berlahan.

Langkah 6: Menggunakan cara yang sama untuk melepaskan lensa kontak pada mata yang lain.


(60)

2.5.3. Teknik Penggunaan Lensa Kontak Yang Aman

Rekomendasi dari American Optometric Association (2014) bagi para pengguna lensa kontak terkait hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari agar penggunaannya aman:

1. Selalu cuci tangan sebelum mengendalikan lensa kontak.

2. Membersihkan lensa kontak secara rutin, usap lensa kontak dengan jari dan bilas sebelum lensa berendam dalam wadah yang sudah diisi larutan serbaguna yang cukup untuk benar-benar menutupi seluruh lensa.

3. Meletakkan lensa dalam wadah penyimpanan lensa yang tepat dan mengganti wadah penyimpan minimal setiap tiga bulan sekali.

4. Gunakan hanya produk cairan pembersih yang direkomendasikan oleh dokter mata untuk membersihkan dan mendisinfeksi lensa kontak. Saline

solution dan rewetting drops adalah bukan cairan untuk disinfeksi lensa.

5. Gunakan cairan yang masih baru untuk membersihkan dan menyimpan lensa kontak. Jangan menggunakan cairan yang sudah dipakai. Cairan lensa kontak harus diganti menurut rekomendasi pabrikan, meskipun lensa kontaknya sendiri tidak dipakai setiap hari.

6. Selalu ikuti jadwal penggantian lensa kontak sesuai resep dokter.

7. Lepaskan lensa kontak sebelum berenang atau merendam dalam air panas. 8. Konsultasi ke dokter mata secara rutin untuk melakukan pemeriksaan

mata.

2.5.4. Cara Perawatan Lensa Kontak

Lensa kontak sekali buang didesain untuk hanya dipaki sekali dan langsung dibuang, jadi tidak perlu kawatir untuk membesihkan dan menyimpan lensa kontak. Langkah perawatan lensa kontak adalah sangat mudah untuk dilakukan apabila memakai lebih dari satu hari. Pengguna lensa kontak harus mengikuti rutinitas yang disarankan oleh tenaga medis profesional, untuk menjaga kesehatan mata dan kenyamanan memakai lensa kontak dengan memilih cairan lensa kontak yang sesuai (Bausch +Lomb, 2015).


(61)

Merunut Bausch + Lomb (2015) cara penggunaan cairan lensa kontak adalah: Langkah 1: Teteskan 3 tetes cairan pembersih pada kedua permukaan lensa

kontak dan gosok secara lembut selama 20 detik. Hal ini memastikan bahawa permukaan lensa kontak bebas dari debu dan deposit.

Langkah 2 : Membilas kedua permukaan lensa kontak selama 5 detik dengan cairan pembersih lensa kontak.

Langkah 3: Letakkan lensa kontak di dalam wadah lensa kontak yang diisi oleh cairan pembersih lensa kontak yang segar (membuang cairan dari wadah lensa kontak setelah digunakan).

Rendam lensa kontak paling tidak 4 jam.

Sekarang lensa kontak siap untuk dipakai kapanpun kita inginkan.

2.6. Keberadaan Kontaminan

2.6.1. Flora Normal Pada Kulit

Karena kulit secara konstan selalu kontak atau berhubungan dengan lingkungannya baik dengan udara, air, tanah dan sebagainya, kulit manusia mengandungi bermacam-macam mikroorganisme. Namun demikian, kulit manusia tidak memberikan suasana yang menguntungkan bagi kebanyakan mikroorganisme, terutama mikoorganisme yang patogen karena harus mengadakan kompetisi dengan flora mikroba yang telah ada pada kulit.

Flora normal yang ada pada kulit secara garis besar dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu flora tetap (resident flora) dan flora tidak menetap (transient

flora). Flora tetap terdiri atas mikroorganisme yang relatif menetap pada kulit atau

bagian-bagian tertentu dari kulit. Flora tetap umumnya bersifat komensal dan non-invasif pada lingkungannya yang terbatas. Pada keadaan tertentu dapat berpindah tempat, misalnya kedalam aliran darah atau jaringan lain, maka flora residen ini akan menjadi ganas dan dapat menimbulkan penyakit. Mikroorganisme ini disebut sebagai patogen oportunistik. Mekanisme bacterial interference mencegah kolonisasi dari bakteri patogen. Flora residen yang terdapat pada kulit antara lain


(62)

adalah Basil difteroid, Streptococcus viridians, Streptococcus faecalis,

Staphylococcus epidermidis, basil pembentuk spora, mikrobakteria saprofitik.

Flora tidak menetap terdiri atas mikroorganisme non-patogen dan patogen potensial yang tidak menetap atau selalu ada pada kulit , mungkin hanya beberapa jam, beberapa hari atau beberapa minggu. Flora yang tidak menetap ini diperoleh dari lingkungan sekitarnya dan tidak membahayakan selama flora residen tetap intak. Apabila flora residen terganggu, transien flora akan berkembang biak dan dapat menyebabkan penyakit (Tim Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003).

2.6.2. Flora Normal Pada Mata

Tanpa pemakaian lensa kontak, kornea dianggap steril. Namun, pada konjungtiva dan kelopak mata terdapat kediaman mikroorganisme semasa pemakaian yang tidak rumit. Flora normal yang terdapat pada permukaan lensa adalah koagulase staphylococci negatif, Corynebacterium sp., Micrococcus sp.,

Bacillus sp., dan Propionibacterium sp. (Szczotka-Flynn, 2010). Mikroorganisme

konjungtiva terutama adalah difteroid (Corynebacterium xerosis), S. epidermidis dan steptokokus non hemolitik. Sering juga ditemui Neisseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Hemophilus (Moraxella). Flora konjungtiva dalam keadan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim (Brooks, 2005).

2.7. Dasar Masalah Pada Pemakaian Lensa Kontak

a. Pemakaian lensa kontak yang berpanjangan b. Cara penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai c. Cara pembersih lensa kontak yang tidak professional d. Kerutinan pencucian lensa kontak

e. Kekurangan higienitas dalam pengendalian lensa kontak f. Tidur malam tanpa melepaskan lensa kontak (Graham, 2012).


(63)

2.8. Kontaminasi Pada Cairan Pembersih

Botol cairan pembersih sendiri mudah terkontaminasi dan menjadi sumber mikroba yang mungkin mencemari wadah penyimpanan lensa, mengikuti lensa dan menyebabkan reaksi inflamasi, atau menginfeksi kornea. Sebenarnya, keratitis mikroba telah dikaitkan dengan produk perawatan yang terkontaminasi. Semua jenis cairan pembersih, termasuk hidrogen peroksida, telah terbukti menjadi terkontaminasi, bahkan apabila botol pembersih yang masih belum dibuka atau disegal. Meskipun, koagulase-negatif staphylococci biasanya terdeteksi, patogen potensial seperti S.marcescens dan P.aeruginosa biasanya terisolasi, dan menyebabkan kekhawatiran, karena organisme ini bisa langsung menginfeksi kornea dalam kondisi yang tertentu. Disamping itu , mikroorganisme ini dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi organisme patogen lain seperti

Acanthamoeba sp. (Szczotka-Flynn, 2012). Selain itu, bakteri potensial patogen

seperti Pseudomonas sp., Serratia sp., E.coli, Haemophilus influenza,

Streptococcus dan Staphylococcus mampu mengikuti lensa kontak menyebabkan

keratitis mata (Ibrahim, 2008).

2.9. Mikroorganisme Yang Sering Terdapat Pada Cairan Pembersih Lensa Kontak

Antara bakteri yang umumnya sering terdeteksi dalam cairan pembersih lensa kontak adalah Staphylococcus aureus (21%), Pseudomonas sp. (19.5%),

Bacilus sp. (9.5%), Klebsiella sp.(5%), coagulase-negative staphylococcus (2.5%), Micrococcus (1%), E.coli (0.5%) dan Nil fermenter Gram negative Bacilli

(0.5%) (Thakur, 2014). Daripada penelitian Ibrahim pada tahun 2008, mengenai mikroba yang terdapat daripada isolasi wadah lensa kontak dan cairan pembersih lensa kontak adalah Pseudomonas aeruginosa (38.9%), Citrobacter freundii

(16%), Proteus mirabilis (10.7%), Serratia marcescens (9,2%), E.coli (9.2%), Proteus vulgaris (4.6%), Enterobacter aerogenes (3.8%), Acinetobacter (3.8%), Staphylococcus aureus (2.3%) dan Psedomonas putida (1.5%).


(1)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKAT ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Lensa Kontak ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Klasifikasi Lensa Kontak 4

2.2. Anatomi Terkait Lensa Kontak ... 6

2.2.1. Kornea ... 6

2.2.2. Palpebra 6

2.2.3. Konjungtiva 7

2.2.4. Air mata 7

2.3. Pemilihan Lensa Kontak ... 7

2.3.1. Indikasi penggunaan Lensa Kontak 7

2.3.2. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak 9

2.4. Cairan Lensa Kontak ... 9


(2)

vii

2.6.1. Flora Normal Pada Kulit 14

2.6.2. Flora Normal Pada Mata 15

2.7. Dasar Masalah Pada Pemakaian Lensa Kontak 15

2.8. Kontaminasi Pada Cairan Pembersih 16

2.9. Mikroorganisme Yang Sering Terdapat Pada Cairan Pembersih Lensa Kontak 16

2.9.1. Pseudomonas aerugienosa 17

2.9.2. Staphylococcus aureus 17

2.9.3. Serratia marcescens 18

2.9.4. Acanthamoeba 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 19

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 19

3.2. Definisi Operasional... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.4.1.Alat dan Bahan 22

4.4.2.Cara Pemeriksaan ... 23

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23

4.6. Pengolahan dan Analisa Data ... 24

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1. Hasil Penelitian ... 25

5.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

5.3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium ... 25

5.4. Deskripsi Perilaku Penggunaan Lensa Kontak ... 26

5.5. Pembahasan ... 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1. Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN


(3)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Kandungan Cairan Lensa Kontak 10

4.1 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas 23

5.1 Distribusi Jenis Bakteri 25

5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Perilaku Penggunaan Lensa Kontak

26 5.3 Distribusi Membasuh Tangan Sebelum Memegang Lensa

Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

27 5.4 Distribusi Mencuci Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan

Bakteri

28 5.5 Distribusi Kekerapan Mencuci Lensa Kontak dan Hasil

Pertumbuhan Bakteri

28 5.6 e Distribusi Membilas Lensa Kontak Setelah Mencuci dan

rtum Hasil Pertumbuhan Bakteri

29 5.7 Distribusi Mengganti Cairan Lensa Kontak dan Hasil

Pertumbuhan Bakteri

29 5.8 Distribusi Mencuci wadah penyimpanan Lensa Kontak dan

Hasil Pertumbuhan Bakteri

30 5.9 Distribusi kekerapan Mengganti Wadah Penyimpanan

Lensa Kontak dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

30 5.10 Distribusi Mencuci Lensa Kontak dengan Menggunakan

Air Kran dan Hasil Pertumbuhan Bakteri

31 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Penggunaan

Lensa Kontak

31 5.12 Distribusi Perilaku Penggunaan Lensa Kontak Dan Hasil

Pertumbuhan Bakteri

32 5.13 Distribusi Membasuh Tangan Sebelum Memegang Lensa

Kontak dan Mengganti Cairan Lensa Kontak

32 5.14 Distribusi Mencuci Lensa Kontak dan Kekerapan Mencuci

Lensa Kontak

33 5.15 Distribusi Mencuci Lensa Kontak dan Mencuci Wadah

Penyimpanan Lensa Kontak


(4)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(5)

x

DAFTAR SINGKAT

AOA American Optometric Association

CDC Centers for Disease Control and Prevention

WHO World Health Organisation

RGP Rigid gas-permeable

FK Fakultas Kedokteran


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup 2. Lembar Penjelasan 3. Lembar Persetujuan 4. Kuesioner Penelitian 5. Alur Kerja

6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 7. Data Induk

8. Hasil SPSS

9. Gambar Penelitian 10. Surat Izin Penelitian 11. Ethical Clearance


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Tentang Lensa Kontak Pada Mahasiswa Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

12 75 57

Perilaku Pemakaian Lensa Kontak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010,2011 Dan 2012

7 65 68

Gambaran Faal Paru pada Perokok Dikalangan Mahasiswa Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 10 93

Pemeriksaan Bateriologi Cairan Perawatan Lensa Kontak Sekelompok Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

0 0 24

Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di Dalam Cairan Pembersih Lensa Kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015

0 0 13

Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di Dalam Cairan Pembersih Lensa Kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015

0 0 2

Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di Dalam Cairan Pembersih Lensa Kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015

0 0 3

Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di Dalam Cairan Pembersih Lensa Kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015

0 1 4

Gambaran Mikroorganisme yang Ditemukan di Dalam Cairan Pembersih Lensa Kontak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015

0 0 26

Gambaran Faal Paru pada Perokok Dikalangan Mahasiswa Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 14