Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
5
dicapai untuk kepentingan siswa. Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru laki-laki dan perempuan tidaklah
berbeda, yang membuat gaya mengajar berbeda tergantung settingan kelas, lingkungan, jurusan, dan tujuan yang akan guru capai. Meskipun demikian,
Grasha 2002 menyatakan dalam penelitiannya bahwa laki-laki biasanya menggunakan gaya mengajar formal authority dan personal model saat berada
di kelas pada tingkat Perguruan Tinggi. Dalam keefektifan pengajaran di kelas pun, gaya mengajar laki-laki dan perempuan tidak dapat dibandingkan
mana yang lebih baik karena laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan bukan
berdasarkan kepada
gender
. Sama halnya dalam tingkat pendidikan di Taman Kanak-kanak, guru laki-laki dan perempuan seharusnya memiliki kesempatan
yang sama untuk mengajar dan menyesuaikan gaya mengajarnya sesuai dengan kebutuhan anak di kelas.
Berdasarkan uraian di atas dan
research
yang telah dilakukan sebelumnya, maka studi ini ingin mengkritisi, mencari tahu dan membuktikan
bahwa guru laki-laki dapat mengajar di Taman Kanak-kanak dengan melihat bagaimana gaya mengajar guru laki-laki dalam tahapan proses pembelajaran
serta hambatannya di Taman Kanak-kanak. Selain itu, penelitian ini ingin melihat manfaat yang dapat diberikan oleh guru laki-laki terhadap
perkembangan anak di Taman Kanak-kanak. Implikasi dari penelitian ini yaitu menemukan gaya mengajar yang tepat dan sesuai yang dapat diterapkan
oleh guru laki-laki di Taman Kanak-kanak. Oleh sebab itu, judul dari penelitian ini adalah Gaya Mengajar Guru Laki-Laki di Taman Kanak-kanak.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Isu yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu masih banyaknya masyarakat yang berpandangan bahwa guru perempuan lebih
pantas mengajar di TK dan tidak untuk guru laki-laki. Terutama dalam mendidik dan mengajar anak, gaya mengajar guru laki-laki dianggap kurang
sesuai karena perempuan memiliki kodrat untuk melahirkan dan mengasuh
Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
6
anak sedangkan laki-laki tidak. Hal tersebut dikuatkan bahwa guru laki-laki biasanya menggunakan gaya mengajar
formal authority
dan
personal model
Grasha, 2002, yang biasanya digunakan kepada siswa tingkat atas. Meskipun demikian, dalam penelitian Laird 2007, Islahi Nasreen 2013
dalam setting tingkat pendidikan yang berbeda menyatakan bahwa gaya mengajar guru laki-laki dan perempuan tidaklah berbeda, yang membuat gaya
mengajar berbeda tergantung settingan kelas, lingkungan, jurusan, dan tujuan yang akan guru capai. Dalam keefektifan pengajaran di kelas pun, gaya
mengajar laki-laki dan perempuan tidak dapat dibandingkan mana yang lebih baik karena laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan bukan berdasarkan kepada
gender
. Sama halnya dalam tingkat pendidikan di Taman Kanak-kanak, guru laki-laki dan perempuan seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk
mengajar dan menyesuaikan gaya mengajarnya sesuai dengan kebutuhan anak di kelas.
Adapun uraian dari pokok permasalahan di atas terkait dengan kekeliruan
pemahaman tentang
guru laki-laki
dihubungkan dengan
bagaimana gaya mengajarnya di kelas antara lain sebagai berikut: 1.
Banyaknya pandangan bahwa guru laki-laki tidak dapat mengajar di TK karena yang melahirkan dan mengasuh anak adalah perempuan. Hal
tersebut menyebabkan guru perempuan lebih dibutuhkan di Taman Kanak-kanak.
2. Gaya mengajar guru laki-laki tidak tepat dalam setting Taman Kanak-
kanak. 3.
Gaya mengajar laki-laki menggunakan gaya mengajar
formal authority
dan
personal model.
4. Gaya mengajar guru laki-laki dan perempuan tidaklah berbeda, yang
membuat gaya
mengajar berbeda
tergantung settingan
kelas, lingkungan, jurusan, dan tujuan yang akan guru capai Laird, 2007.
5. Gaya mengajar laki-laki dan perempuan tidak dapat dibandingkan mana
yang lebih baik karena laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan
Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
7
yang sama dalam menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan bukan berdasarkan kepada
gender
Islahi Nasreen, 2013. 6.
Gaya mengajar yang ditampilkan oleh guru laki-laki dalam proses pembelajaran dapat membantah ataupun mengkuatkan bahwa laki-laki
dapat mengajar di Taman Kanak-kanak atau tidak.
Sesuai dengan latar belakang dan fokus masalah di atas maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pandangan guru laki-laki tentang jarangnya laki-laki mengajar
di Taman Kanak-kanak dalam penelitian ini? 2.
Apa saja faktor-faktor penyebab guru laki-laki berminat mengajar di Taman Kanak-kanak dalam penelitian ini?
3. Bagaimana gaya mengajar laki-laki pada proses pembelajaran di Taman
Kanak-kanak dalam penelitian ini?
4. Apa kesulitan dan hambatan yang dihadapi laki-laki saat mengajar di
Taman kanak-kanak dalam penelitian ini?
5. Apa manfaatnya gaya mengajar laki-laki di Taman Kanak-kanak untuk
perkembangan anak dalam penelitian ini?
C. Tujuan Penelitian