yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran minat yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat
substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedabgkan asumsi metodologis berkaitan
dengan metodologi penelitian.
h. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Paparan pada ruang lingkup penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti, populasisubjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dapat
juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Sementara keterbatasan penelitian diperlukan
agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu
keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang dihadapi menyangkut dua hal.
Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan
prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua,
keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti
untuk mencari data yang diinginkan.
i. Definisi Istilah
Definisi istilah disebut juga definisi operasional atau penegasan istilah diperlukan agar terjadi persepsi yang sama antara penulis dan
pembaca terhadap istilah-istilah penting dalam skripsipenelitian. Istilah yang perlu didefinisikan adalah istilah-istilah kuncipokok yang
berhubungan dengan judul, masalah, dan variable penelitian. Definisi istilah dibuat berdasarkan pada pengertian yang diberikan oleh
peneliti. Contoh definisi operasional, misalnya “kemampuan berbahasa”
adalah kompetensi dalam bidang bahasa yang meliputi menyimak,
Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IKIP BU Malang-
17
berbicara, membaca, dan menulis. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang
diselidiki akan memudahkan pengukurannya.
j. Kajian Pustaka
Kajian pustaka memuat dua hal utama, yaitu: i deskripsi teoretis tentang objek variabel yang diteliti, dan ii argumentasi
atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat memeberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka
diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti
mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan.
Pembahasan tentang hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, skripsi, laporan penelitian, buku teks,
makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain, dan
browsing dan unduh teori dari internet, baik berupa jurnal, bahan diskusi, maupun email. Akan
lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan-temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai
penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan kepada
prinsip: i kemutakhiran recency kecuali untuk penelitian historis,
dan ii relevansi relevance. Prinsip kemutakhiran ini penting karena
ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada satu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode
yang lain. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat
Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IKIP BU Malang-
18
berargumentasi berdasarkan teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap
penelaahan laporan-laporan penelitian. Sementara prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan teori atau
hasil penelitian yang paling mutakhir dalam satu cabang ilmu yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang diteliti.
k. Metode Penelitian