menambahkan “Hanya saja kehadiran insentif ekonomi tidak berlaku bagi masyarakat yang memiliki karakteristik keputusan rasional, karena keputusan
memilih merupakan keputusan investasi masa depan.” Pemaparan diatas menunjukkan bahwa faktor demografi, informasi dan komunikasi massa lebih
dominan dalam mempengaruhi keputusan pemilih.
2. Teori-Teori Perilaku Pemilih
Sitepu 2012, hlm. 183 menjelaskan ada dua teori perilaku pemilih yakni party identification model dan sociological model. Mengenai teori-teori perilaku
pemilih Gaffar Alie, 2013, hlm. 53-54 menjelaskan bahwa “Terdapat dua pendekatan untuk menganalisis perilaku pemilih: pendekatan sosiologis dikenal
pula dengan mazhab Colombia dan pendekatan psikologis dikenal dengan
mazhab Michigan”. Dari kedua pendapat tersebut memiliki kesamaan, oleh
karena itu untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut berikut dipaparkan mengenai teori perilaku pemilih.
a. Party Identification Model
Sitepu 2012, hlm. 183 menjelaskan bahwa: Teori perilaku pemilih yang paling awal, adalah Party Identification
Model, adalah teori yang berdasarkan kepada “sense of psycological” yang secara psikologis terikat dengan partai politik. Atau identifikasi psikologis
berupa kesamaan psikologis yang terlihat antara diri dan keadaan seseorang dengan partai yang hendak dipilihnya seperti identifikasi
seorang calon pemilih dari kalangan seorang pedagang kecil misalnya dengan citra Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP sebagai partai
wong cilik. Lalu kemudian ada lagi yang namanya identifikasi kelas sosial social class identification yaitu kesamaan yang dalam pandangan
pemilih, ada diantara kedudukan sosial dirinya dan kedudukan sosial partai politik seperti kelas buruh, dan tani mengidentifikasikan diri mereka
dengan Partai Komunis Indonesia PKI di masa lalu.
Teori ini menjelaskan bahwa kesamaan psikologis dan identifikasi kelas sosial menjadi daya tarik bagi para pemilih. Hal ini mulai terjadi pada masyarakat
Indonesia yang sudah berfikir kritis dan rasional. Gaffar Alie, 2013, hlm. 54 juga menjelaskan pendekatan psikologis adalah:
Mailis Dawaty, 2014 Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keputusan pemilih terhadap partai politik atau kandidat didasarkan respon psikologis, seperti kualitas personal kandidat, performa pemerintah yang
saat itu berkuasa, isu-isu yang dikembangkan oleh kandidat, dan loyalitas terhadap partai.
Pendekatan psikologis lebih menjelaskan mengenai perilaku pemilih yang lebih mempertimbangkan kualitas kandidat dari pada latar belakang seperti yang
akan dijelaskan dalam analisis pendekatan sosiologis. Pemilih yang membuat keputusan didasarkan respon psikologis lebih bersifat kritis dalam menentukan
pilihannya karena sangat teliti dan peka terhadap apa yang menjadi daya tarik dan sesuatu yang berbeda dari figur atau tokoh yang menjadi kandidat.
b. Sosiological Model