Teori Otokratis Teori Psikologis Teori Sosiologis

sosiologis, teori suportif, teori laissez faire, teori kelakuan pribadi, teori sifat, teori situasi, teori humanistikpopulistik.

a. Teori Otokratis

Teori otokratis identik dengan pemerintahan yang otokrat, mengenai teori ini Kartono 2011, hlm. 72 menjelaskan bahwa: Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, paksaan dan tindakan-tindakan yang arbiter sebagai wasit ia melakukan pengawasan ketat, agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien. Kepemimpinannya berorientasi pada struktur organisasi dan tugas-tugas. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori ini menjelaskan pemimpin yang memiliki ciri-ciri sangat ketat dalam memimpin, lalu dalam memberikan perintah tidak boleh ada kompromi, sehingga tidak adanya kerjasama dengan anak buah.

b. Teori Psikologis

Penjelasan mengenai teori ini yakni: Teori ini menyatakan, bahwa fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan berkerja dari para pengikut dan anak buah. Pemimpin merangsang bawahan, agar mereka mau bekerja guna mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi Kartono 2011, hlm. 74. Pemaparan diatas menunjukkan bahwa kepemimpinan yang dijelaskan dalam teori ini merupakan kepemimpinan yang bertindak sebagai motivator untuk para pengikut dan anak buah agar tujuan yang dicita-citakan tercapai. Pemimpin seperti ini mampu memperhatikan kebutuhan, keinginan, perasaan dan hal-hal lain dari kejiwaan bawahannya. Hal ini dapat dijadikan cara agar pemimpin dapat mengobarkan semangat bawahannya dalam menjalani pekerjaannya.

c. Teori Sosiologis

Kartono 2011, hlm. 75 menjelaskan teori sosiologis yaitu: Mailis Dawaty, 2014 Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub Jabar 2013 Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar- relasi dalam organisasi; dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikutnya, agar tercapai kerjasama yang baik. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan menyertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir. Kepemimpinan berdasarkan teori ini telah ditunjukan oleh pendapat diatas bahwa kepemimpinannya mengedepankan relasi, sehingga apabila terjadi konflik harus diselesaikan dengan baik dan secara kekeluargaan agar tidak merusak kerjasama yang ada, selain itu kepemimpinan didasarkan dengan pengambilan keputusan melalui musyawarah. Musyawarah dilakukan agar terjadi kesepakatan yang adil diantara setiap pihak dalam mencapai tujuan.

d. Teori Suportif