SENI BORDAH PADA MASYARAKAT MELAYU DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA KAJIAN TERHADAP BENTUK PENYAJIAN DAN PERUBAHAN.

SENI BORDAH PADA MASYARAKAT MELAYU DI
KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA KAJIAN
TERHADAP BENTUK PENYAJIAN
DAN PERUBAHAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

NUR MALASARI
NIM 2113142053

PENDIDIKAN TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan dapat
menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.
Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Seni Bordah Pada Masyarakat
Melayu di Kabupaten Labuhan Batu Utara kajian Terhadap Bentuk Penyajian dan
Perubahan”. Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan
dari semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada
akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:















Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
Uyuni Widiastuti, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
Sitti Rahma, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.
Martozet, S.Sn, MA selaku Ketua Laboraturium Seni Tari.
Nurwani S.S.T, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi I.
Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.
Seluruh Dosen khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.
Teristimewa Penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua penulis
Ayahanda Agus Salim serta Ibunda Sugiani yang telah memberikan moral,
materil, dan semangat juga abang Sari Sumitro dan kakak Fitri Maya Sari
beserta adik Linda Permata Sari, yang telah memberikan semangat yang tiada
hentinya.
Abdul Habib, Pattah dan Safrida Siregar sebagai Narasumber yang telah
memberikan banyak informasi kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan
ini.

Rafly Nauli Morgana Nasution yang telah banyak memberikan motivasi dan
pandangan luas dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Adik-adik Anggi Permata Sari, Dian Permana dan Pratiwi yang telah
memberikan motivasi dan bantuan moral kepada penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini. Sahabat-sahabat penulis Elia Zuhra, Rizky
Damayanti dan Suriya Setiawan yang sama-sama berjuang dengan penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini.

ii

Saran dan kritik penulis perlukan demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga
Skripsi ini berguna untuk menambah wawasan bagi pihak-pihak akademis yang
memerlukan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, September 2015
Penulis,

Nur Malasari
NIM.2113142053


iii

ABSTRAK
NUR MALASARI, NIM 2113142053, Seni Bordah pada Masyarakat Melayu
di Kabupaten Labuhan Batu Utara Kajian Terhadap Bentuk Penyajian dan
Perubahan, Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Tari
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penyajian dan
perubahan seni bordah pada masyarakat Melayu di Kabupaten Labuhan Batu
Utara.
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori bentuk Jacqueline Smith yang
menyatakan mempunyai bentuk, wujud keseluruhan system, kesatuan, ciri atau
mode dan teori perubahan Farley menyatakan perubahan sosial adalah perubahan
pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu
Metode yang digunakan untuk membahas bentuk penyajian dan perubahan seni
bordah pada masyarakat Melayu di Kabupaten Labuhan Batu Utara adalah
metode deskriptif kualitatif. Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel
penelitian yaitu tokoh adat, seniman dan penari. Teknik pengumpulan data
meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa seni bordah

merupakan Qashidah atau senandung yang berisikan syair-syair diambil dari surat
Al-Barjanji. Seni bordah diciptakan oleh seorang laki-laki Melayu yang bertujuan
untuk menghibur Raja di Singgahsana Kesultanan Kualuh, Kecamatan Kualuh
Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara. Setelah kemerdekaan, tahun 1950-an seni
bordah digunakan untuk acara Pernikahan masyarakat Melayu yang wajib
dilaksanakan karena dianggap pengantin adalah raja dan ratu sehari. Seni Bordah
memiliki 9 tahapan yang harus dilaksanakan 1-2 hari sebelum resepsi, dan
menggunakan alat musik rubano. Karena perkembangan zaman, sekitar tahun
1970-an seni bordah mengalami perubahan. Seni bordah bukan hanya digunakan
pada acara pernikahan, namun acara Sunatan Rasul, penyambutan tamu-tamu
terhormat, MTQ dan perlombaan. Seluruh masyarakat di Kabupaten Labuhan
Batu Utara sudah menggunakan kesenian ini pada setiap acara, bukan hanya
masyarakat Melayu tetapi masyarakat lain seperti Jawa, Banjar, Batak. Tetapi,
saat ini hanya 2-4 tahap bordah yang sering digunakan, dengan alat musik
tambahan selain rubano yaitu biola, organ dan tamborine.
Kata Kunci : Seni Bordah, Bentuk Penyajian dan Perubahan

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
D. Rumusan Masalah .......................................................................
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
F. Manfaat Penelitian .......................................................................


1
5
5
6
7
7

LANDASAN TEORISTIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoristis ......................................................................
1. Teori Bentuk ...........................................................................
2. Teori Perubahan .....................................................................
B. Kerangka Konseptual .................................................................

9
9
10
11

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
1. Lokasi .....................................................................................
2. Waktu Penelitian ...................................................................
C. Populasi dan Sampel....................................................................
1. Populasi...................................................................................
2. Sampel ...................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
1. Studi Pustaka ..........................................................................
2. Observasi ................................................................................
3. Wawancara .............................................................................
4. Dokumentasi ...........................................................................
E. Teknik Analisis Data ...................................................................

13
13
13
14
14
14

14
15
15
17
17
18
18

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Letak Geografis dan Keadaan Kabupaten Labuhan Batu Utara ..
1. Letak Geografis ......................................................................
2. Sistem Mata Pencaharian ........................................................
3. Kesenian Kabupaten Labuhan Batu Utara ..............................
B. Kesenian Bordah .........................................................................
1. Pengertian Bordah ..................................................................
2. Asal – Usul Seni Bordah .........................................................

20
20
22

23
23
23
24

3. Bentuk Penyajian Seni Bordah ...............................................
C. Perubahan Seni Bordah Dimasa Sekarang ..................................
1. Perubahan Pola Perilaku .........................................................
2. Hubungan Sosial .....................................................................
3. Lembaga dan Struktur Sosial ..................................................
BAB V

26
60
61
64
67

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 71

B. Saran ............................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Gambar 4.23
Gambar 4.24
Gambar 4.25
Gambar 4.26
Gambar 4.27
Gambar 4.28

Kerangka Konseptual .................................................................
Peta Kabupaten Labuhan Batu Utara .........................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Buku Al-Barjanji .........................................................................
Salabayung (Bunga Bordah)........................................................
Penampilan Seni Bordah Pada Acara Hagaf ke-56 di Gunting
Saga .............................................................................................

iv

12
20
29
29
30
31
31
32
33
33
34
35
35
37
37
38
39
40
40
42
42
43
44
44
46
46
47
50
66

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa
yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Keragaman ini
terdiri dari kebudayaan-kebudayaan tradisional. Berbagai lapisan kebudayaan
terdapat di Indonesia. Kebudayaan yang menjadi aset nasional ini yang perlu
untuk dilestarikan dan dikembangkan. Sebagai aset nasional, pengembangan dari
produk-produk budaya masyarakat contohnya kesenian yang ribuan jumlahnya
memiliki aturan-aturan tertentu, agar nilainya dapat dijadikan sarana pembinaan
mental spiritual bagi masyarakat pendukungnya,
Menurut C.Kluckhon (1986:5) ada 7 unsur kebudayaan secara universal
yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem teknologi dan peralatan, sistem
kesenian, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, sistem kekerabatan dan
organisasi kemasyarakatan. Oleh karena itu, kesenian adalah salah satu unsur
yang terdapat dalam kebudayaan. Kesenian adalah salah satu produk budaya yang
dalam kehidupannya selalu tidak pernah lepas dari masyarakat. Kesenian adalah
aktifitas dari masyarakat itu sendiri,

dengan demikian masyarakat memegang

peranan penting dalam penyangga kebudayaan.
Selanjutnya, setiap masyarakat yang berkembang di Indonesia memiliki
kesenian yang berbeda-beda,

hal ini disebabkan karena setiap masyarakat

memiliki pandangan hidup dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda pula.
Kesenian masyarakat ini adalah salah satu kebanggaan yang dimiliki suatu

1

2

kelompok masyarakat tersebut. Salah satu bentuk kesenian adalah seni bordah.
Seni bordah adalah salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah
Kabupaten Labuhan Batu Utara khususnya di Desa Gunting Saga yang menjadi
salah satu identitas komunal mereka.
Menurut blog yang dimiliki Amri Munthe (https://amrimunthe. wordpress.
com.diaksespada tanggal12 Mei 2015) mengatakan ada 3 suku mayoritas yang
menempati daerah ini yakni Batak Toba, Batak Mandailing dan Suku Jawa.
Padahal sebagaimana dimaklumi bahwa pesisir pantai timur merupakan basis
hunian bagi suku Melayu yang membentang mulai dari daerah Langkat, Medan,
Bedagai, Asahan hingga daerah Provinsi Riau. Oleh sebab itu, suku Melayu
tentulah menjadi suku asli penghuni Kabupaten Labuhan Batu Utara pada
awalnya. Namun migrasi penduduk yang berdatangan ke Labura baik dari Selatan
maupun dari Utara seolah-olah membuat suku Melayu tidak lagi dominan di
Kabupaten Labuhan Batu Utara. Dikatakan tidak dominan dalam sisi pekerjaan
karena dapat dilihat dari semua pekerja pemerintahan di Kabupaten Labuhan Batu
Utara pada umumnya adalah masyarakat yang berasal dari suku Batak dan Jawa.
Hal ini membuat suku Melayu menjadi terasingkan di Kabupaten Labuhan Batu
Utara. Tetapi, dalam segi kesenian masyarakat Melayu di Kabupaten Labuhan
Batu Utara sangat berkiprah. Kesenian yang dimiliki masyarakat Melayu identik
dengan keagamaan yang berbau Islami dan selalu digunakan pada acara-acara
Islam. Bagi masyarakat Kabupaten Labuhan Batu Utara, kesenian merupakan
salah satu produk dari kebudayaan yang selalu digunakan dalam upacara adat
budaya maupun sebagai hiburan. Contohnya salah satu ciri khas kesenian

3

masyarakat Melayu yang dimiliki Kabupaten Labuhan Batu Utara yaitu seni
bordah.
Bordah dalam Bahasa Arab merupakan suatu qasidah yang berisi syair
tentang pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Seni bordah sering
disebut juga sebagai zikir 12. Kesenian ini disebut sebagai zikir 12 disebabkan
dalam penampilannya dzikir ini terdiri 12 nazam (bagian dzikir) yang dibawakan.
seni bordah merupakan seni musik, syair, tari dan ritual adat. Seni bordah
merupakan perlambang rasa syukur atas dilaksanakannya prosesi pernikahan
dikalangan masyarakat Labuhan Batu Utara pada zaman dahulu. Pelaku bordah
yang umumnya beranggotakan enam orang, dimana dalam penampilannya
membacakan doa-doa dari buku zikir Al-barjanji. Sambil menabuh gendang,
mereka melantunkan doa-doa tersebut layaknya nyanyian. Ketinggian suaranya
dan kemerduan suaranya menjadi ciri khas keindahan yang dimiliki kesenian ini.
Saat ini umumnya kesenian khas Labura ini sering dipertontonkan pada kegiatan
Musabaqoh Tilawatil Quran, pesta kawin, sunatan dan hajatan lainnya.
Masyarakat Labura cukup mengenal kesenian tersebut.
Alat musik yang digunakan pada seni bordah ini adalah gendang. Daya
tarik kesenian ini adalah lirik syair yang dinyanyikan, banyak penonton yang
menangis dan menjerit histeris. Dahulu alat musik yang digunakan pada seni
bordah hanya gendang, namun sesuai dengan perkembangan zaman sekarang Seni
bordah sudah menambahkan keyboard dan sebagainya. Tarian dalam kesenian ini
semakin menambah keindahan bordah. Gerakan tarian juga tidak jauh

4

menggambarkan suasana suka-cita suatu pesta. Tarian dibuat agar gambaran suka
cita orang pesta terlihat, didalamnya juga terlihat kekentalan agamanya.
Dahulu pada acara pernikahan, seni bordah sering dipertunjukkan sebagai
pengungkapan rasa syukur keluarga kepada Tuhan. Seni bordah dipertunjukkan
sebelum akad pernikahan dimulai pada hari yang sama dan dilaksanakan ketika
malam hari. Pelaku seni bordah menjemput mempelai pria menuju kerumah
mempelai wanita dengan gemuruh gendang dan silat mundur yang dilakukan oleh
penari seni bordah. Jika mempelai pria berasal dari luar daerah maka penempatan
rumah untuk menjemput mempelai pria bisa ditempatkan dirumah sanak saudara
yang berdekatan dengan mempelai wanita. Ketika sampai di rumah mempelai
wanita, pembacaan syair dan lirik seni bordah pun mulai dilakukan yang
dilanjutkan dengan

tarian berbentuk gerakan-gerakan silat yang mengajak

keluarga mempelai untuk menari bersama hingga akhirnya acara tersebut selesai
dengan pemberian hormat kepada keluarga. Namun, saat ini seni bordah telah
mengalami bentuk perubahan. Seni bordah dipertunjukkan pada acara Islami
contohnya tilawatil quran, musabaqah yang ada di Kabupaten Labuhan Batu
Utara. Selain dalam acara Islami, saat ini seni bordah juga ditampilkan pada acara
penyambutan tamu-tamu terhormat. Melihat fenomena yang terdapat pada
kesenian seni bordah, peneliti tertarik untuk mengangkat topik ini kedalam bentuk
penelitian, dengan judul “Seni Bordah pada Masyarakat Melayu di Kabupaten
Labuhan Batu Utara Kajian Terhadap Bentuk Penyajian dan Perubahan”.

5

B. Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi
para penulis untuk dicari jawabannya. Identifikasi ini diperlukan untuk melihat
apa-apa saja yang ada dalam latar belakang. Munculnya identifikasi masalah
berarti adanya upaya untuk mendekatkan permasalahan sehingga masalah yang
dibahas tidak meluas dan melebar. Dari uraian latar belakang masalah di atas,
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah terciptanya seni bordah?
2. Bagaimana bentuk penyajian seni bordah?
3. Bagaimana fungsi seni bordah?
4. Bagaimana makna yang terdapat dalam syair-syair dan gerakan tari pada
seni bordah?
5. Bagaimana keberadaan seni bordah pada masyarakat Melayu di Labuhan
Batu Utara?
6. Bagaimana perubahan seni bordah pada masyarakat Melayu di Labuhan
Batu Utara?
7. Bagaimana instrument musik yang digunakan untuk mengiringi seni
bordah?

C. Pembatasan Masalah
Setelah diidentifikasi, ternyata banyak faktor yang dapat diteliti lebih
lanjut dalam permasalahan ini maka arah penelitian harus dibatasi. Hal ini
dilakukan agar dalam proses penulisan data nantinya pembahasan tidak melebar

6

dan tidak meluas sehingga penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan hal tersebut,
maka penulis merasa perlu membatasi masalah penelitian ini sebagaimana yang
dikatakan oleh Kenneth Hoover, seperti yang dikutip oleh Bruce A. Chadwick,
dkk (1991: 9) menyatakan:
“Masalah yang paling sulit dalam pemikiran ilmiah terdapat
pada permulaan sekali. Namun, begitu anda telah berhasil
memecahkannya, langkah-langkah berikutnya akan mudah
dikerjakan. Ini merupakan masalah pembatasan topik, atau lebih
tepatnya, pemusatan pendekatan pada topik yang akan
menuntun anda untuk mendapatkan hal yang ingin anda pahami
secara efektif”.
Untuk itu, berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk penyajian seni bordah?
2. Bagaimana perubahan seni bordah pada masyarakat Melayu di Labuhan
Batu Utara?

D. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan pembatasan masalah, maka diperlukan rumusan masalah dalam
penelitian ini agar semakin terarah dalam pelaksanaanya. Mengenai rumusan
masalah ini sesuai dengan rincian yang dikatakan oleh Cholid Narbuko dan Abu
Achmadi (1997:162) yaitu:
“Yang dimaksud dengan rumusan masalah adalah untuk
membatasi masalah penelitian yang telah ditetapkan. Perumusan
masalah ini pada umumnya ditulis atau dinyatakan dalam
kalimat pertanyaan untuk menambah ketajaman perumusan”

7

Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana bentuk penyajian dan perubahan seni
bordah pada masyarakat Melayu di Labuhan Batu Utara?”.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam sebuah penelitian harus terarah dan dirumuskan untuk
mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Berhasil atau
tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan
penelitian yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk penyajian seni bordah
2. Mendeskripsikan perubahan seni bordah pada masyarakat Melayu di
Labuhan Batu Utara

F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti akan memperoleh hasil yang bermanfaat, segala
sesuatu yang dapat digunakan baik oleh penulis sendiri maupun lembaga, ataupun
orang lain. Sesuai dengan penjelasan di atas dan setelah penelitian dirangkumkan,
maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan serta
wawasan mengenai seni bordah yang ada di Kabupaten Labuhan Batu
Utara.

8

2. Sebagai sumber informasi mengenai kesenian yang ada di Kabupaten
Labuhan Batu Utara.
3. Sebagai bahan motifasi bagi pembaca, khususnya yang berkecimpung
dalam bidang seni dan budaya khususnya seni tari.
4. Sebagai sumber informasi bagi semua pihak tentang potensi kesenian yang
layak disajikan dalam bentuk pertunjukan.
5. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitipeneliti selanjutnya yang hendak meneliti kesenian lebih jauh.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penjelasan yang
sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat di tarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Seni Bbrdah merupakan suatu qasidah atau lagu-lagu yang berisi syair
tentang pujian sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sayir-syair yang
terkandung dalam Seni bordah berasal dari surat Al-barjanji. Seni bordah
diciptakan oleh seorang laki-laki berdarah Melayu, dia bertujuan untuk
menampilkan keahliannya dan menghibur Raja di Singgahsana Kesultanan
Kualuh, Kecamatn Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Kesenian ini hampir punah namun setelah kemerdekaan sekitar tahun
1950-an, seni bordah di tampilkan kembali dalam acara pernikahan
masyarakat Melayu. Mereka menganggap bahwa pengantin adalah raja
dan ratu sehari yang wajib dihibur dan sebagai pengucapan rasa syukur
kepada Tuhan atas pernikahan tersebut. Seni bordah dilaksanakan 1-2 hari
sebelum resepsi pernikahan karena pada seni bordah terdapat 9 tahap yaitu
amintadja, malimbiro, astaghfir, muhammadon, fainnafa, yaumon, zaat,
tabaraq dan damat yang harus dilaksanakan dan membutuhkan waktu
yang lama. Alat musik yang digunakan adalah rubano. Seni bordah
dibawakan oleh laki-laki dan tidak boleh perempuan karena dahulu pada

71

72

masa kerajaan perempuan dianggap tidak sopan jika menampilkan
keahliannya di depan permaisuri dan raja.
2. Pada tahun 1970-an, seni bordah mulai berkembang dan mengalami
perubahan baik dari segi bentuk penyajian, fungsi dan sebagainya. Seluruh
masyarakat diberbagai Kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu Utara
mulai mengenal

dan menjadikan seni bordah ini menjadi salah satu

kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Labuhan Batu Utara. Seni bordah
bukan hanya digunakan untuk acara pernikahan tapi sudah mulai
digunakan pada acara sunatan Rasul, penyambutan tamu-tamu terhormat
dan perlombaan di Kabupaten Labuhan Batu Utara, khususnya di
Kecamatan Gunting Saga tempat penelitian saya. Bukan hanya masyarakat
Melayu yang menggunakan seni bordah pada setiap hajatan yang mereka
adakan tetapi juga masyarakat yang bersuku lain seperti Jawa. Namun,
mulai tahun 1970-an tahapan seni bordah yang sering digunakan pada
setiap acara hanya 2 – 4 tahapan yaitu amintadja, astaghfir, yaumon dan
damat, hal ini dikarenakan zaman yang mengalami perubahan sehingga
masyarakat hanya ingin mempersingkat waktu dan menghemat biaya. Alat
musik yang digunakan saat ini bukan hanya rubano, ada yang
menggunakan alat musik tambahan seperti organ, biola dan tamborine.

73

B. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai bentuk penyajian dan perubahan
seni bordah pada masyarakat Melayu di Kabupaten Labuhan Batu Utara, maka
muncullah beberapa saran sebagai upaya pengembangan kesenian bordah sebagai
berikut:
1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, masyarakat Kabupaten
Labuhan Batu Utara agar dapat menjaga , mengembangkan serta
melestarikan kesenian yang ada di Kabupaten Labuhan Batu Utara
sehingga terhindar dari kepunahan dan tetap eksis.
2. Penulis juga berharap kepada masyarakat Melayu di Kabupaten Labuhan
Batu Utara khususnya kepada pemerintah daerah agar senantiasa
memperkenalkan berbagai bentuk kesenian kepada masyarakat luas baik
didalam maupun di luar daerah Labuhan Batu Utara. Dengan demikian
keberadaan bentuk kesenian tersebut akan lebih dikenal dan diapresiasi
oleh berbagai kalangan.
3. Kepada seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Labuhan Batu Utara agar
dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap bentuk kesenian daerah,
dengan demikian berarti telah membantu menjaga dan melestarikannya
sehingga menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar.
4. Diharapkan kepada para seniman-seniman seni bordah untuk mengajarkan
ilmunya kepada para generasi penerus, agak seni bordah tidak akan punah
karena perkembangan zaman.

74

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Hasibuan, Rishan (2013), Tari Cenggok-Cenggok Pada Masyarakat
Labuhan Batu Induk, Skripsi, Universitas Negeri Medan
Azlina Munthe, Yulfah (2010), Perubahan Bordah dan nacar kemarendengendeng dalam upacara adat perkawinan masyarakat di Kecamatan Na IXX Aek Kota Batu Kabupaten Labuhan Batu Utara, Skripsi, Universitas
Negeri Medan
Hadi, Sumandiyo (2005), Sosiologi Tari, Yogyakarta, Pustaka
Husaeini Pinem, Mieka Ahmad (2013), Senandung dalam tradisi mengayunkan
anak pada Masyarakat Melayu di Kabupaten Batubara Studi terhadap
bentuk musik dan fungsi, Skripsi, Universitas Negeri Medan
Langer, Suzanne,K (1998), Problems of Art, terjemahan F.X Widaryanto,
Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Martono, Nanang (2011), Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada.
Matondang, Hamdani (2011), Peranan musik Endeng-endeng pada upacara
Perkawinan Masyarakat Kabupaten Labuhan Batu Utara, Skripsi,
Universitas Negeri Medan
Nurwani. (2007), Pengetahuan Tari, Diktat, Universitas Negeri Medan
Pranoto, Suhartono,W (2010), Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Graha
Ilmu.
Sahriana, Efriani (2011), Tari Endeng-Endeng Pada Masyarakat Labuhan Batu
Utara, Skripsi, Universitas Negeri Medan
Smith, Jacqueline (1985), Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru,
Yogyakarta, Ikalasti Yogyakarta
Sztompka, Piotr (2011), Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta, Prenada

75

DAFTAR ACUAN INTERNET

http.//id.m.wikipedia.org/wiki/labuhanbatuutara. Diakses Rabu 6 Mei 2015 Pukul
09.30 Wib
http.//AmriMunthe.woodpress.com. Diakses Selasa 12 Mei 2015 Pukul 23.00 Wib
http.//labuhanbatuutarakab.go.id. Dikses Sabtu 25 Juli 2015 Pukul 13.11Wib