PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA ST. YOSEPH MEDAN (STUDI EMPIRIS DI SMA ST. YOSEPH MEDAN).

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS XI

SMA SANTO YOSEPH MEDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi

Teknologi Pendidikan

Oleh :

POLTAK RIANTO TAMPUBOLON

NIM : 8106122074

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM

STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Poltak Rianto Tampubolon, Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA St. Yoseph Medan (Studi Empiris di SMA St. Yoseph Medan). Tesis, Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD; (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kreativitas tinggil ebih tinggi daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah; dan (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar matematika SMA Santo Yoseph Medan

Penelitian ini dilakukan pada SMA Santo Yoseph Medan Kelas XI IPS semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 terhadap hasil belajar matematika siswa. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan kreativitas siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 39 untuk eksperimen dan 37 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F dan Barlett, pengujian lanjut menggunakan Uji Scheffe.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD, pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 4,54 dan Ftabel = 4,00, jadi Fhitung> Ftabel = 4,54 > 4,00. Hipotesis telah teruji kebenarannya, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak; (2) Hasil perhitungan tentang perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 38,22 dan Ftabel = 4,00, jadi Fhitung> Ftabel = 38,22>4,00, maka hipotesis telah teruji kebenarannya, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak; (3) Hasil perhitungan Anava faktorial 2x2 diperoleh hasil perhitungan Fh = 8,42 dan harga tabel Ft = 4,00 adalah Ft(0,05)(1,72) = 4,00, sehingga dapat dinyatakan bahwa Fh(8,42) > Ft(4,00), maka hipotesis telah teruji kebenarannya, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian semakin baik strategi pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi matematika, maka semakin tinggi hasil belajar matematika siswa, atau semakin tinggi kreativitas siswa dengan strategi pembelajaran, maka semakin tinggi pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa, interaksi antara strategi pembelajaran dan kreativitas akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Akan tetapi pengaruh strategi pembelajaran lebih banyak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dibandingkan dengan kreativitas siswa.


(7)

ii ABSTRACT

Poltak Rianto Tampubolon, The Effect of Cooperative Learning Strategy and Creativity To The Math Learning Outcomes to student of SMA Saint Joseph Medan (An Empirical Study on SMA Saint Joseph Medan). Thesis, Medan: The Education Technology Study Program, Post graduate program, State University of Medan, 2016.

This study aims to determine: (1) The results of learning math students taught by cooperative learning strategies Jigsaw type was higher than students taught by cooperative learning strategies STAD; (2) the results of learning mathematics students who have high creativity is higher than the students who have low creativity; (3) the interaction between learning strategy and creativity mathematics influence learning outcomes SMA St Yoseph Medan.

This research was conducted at SMA St. Joseph class XI IPS Terrain first semester of the 2015/2016 academic year mathematics student learning outcomes. The sampling technique used by cluster random sampling based on the creativity of the students, so that the study sample in each study group consisted of 39 to experiment and 37 for the control group. The method used is quasi-experimental with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two paths with significance level α = 0,05 F and Barlett test, a further test using Scheffe test.

The results showed (1) the results of learning math students taught by cooperative learning strategies Jigsaw type was higher than students taught by cooperative learning strategies STAD, Ftabel 4.54 and Fh = 4.00, jadi Fhitung> Ftabel = 4.54 > 4.00. The hypothesis has been verified Ha accepted and Ho rejected; (2) the results of the calculation of the difference between the results of learning Mathematics Creativity group of students who have high and low at significance level α = 0.05 to 38.22 Fh and F table = 4.00 so Fhitung> Ftable = 38.82 > 4.00, the hypothesis has been verified Ha accepted and Ho rejected; (3) the calculation Anava 2x2 factorial calculation results obtained Fh = 8.42 and price table is Ft = 4.00 , so it can be expressed Fh (8.42)> Ft (4.00), then the hypothesis has been verified Ha accepted and Ho rejected.

Thus the better the learning strategies used in presenting the material math, then the higher the students' mathematics learning, or the higher the creativity of students with learning strategies, the higher the achievement of competence obtained by the students, the interaction between the learning strategies and creativity will have a positive impact in improve students' mathematics learning outcomes. But the influence of learning strategies more influence on students' mathematics learning outcomes compared to the creativity of the students.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya sehingga penelitian saya pada tesis yang berjudul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Santo Yoseph Medan Tahun Ajaran 2015/2016” berhasil diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan tesis ini, peneliti menghadapi berbagai macam kesulitan, yaitu diantaranya literatur dan pengetahuan peneliti sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari konten maupun bahasanya. Untuk itu, peneliti mengharapkan saran-saran yang dapat membangun dan menyempurnakan tesis saya ini.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen pembimbing I yaitu Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan dosen Pembimbing II yaitu Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.

2. Bapak Ketua Prodi Teknologi Pendidikan, yaitu Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Dr. R. Mursid, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan. 3. Bapak Narasumber, yaitu Prof Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Dr. R. Mursid, M.Pd yang telah banyak memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Pengampuh mata kuliah Program Pascasarjana (PPs) Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang selama ini mendidik dan mengajari peneliti ketika tatap muka perkuliahan dari tahun 2011 – 2012.


(9)

iv

5. Tata Usaha Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Medan, yaitu Bu Rika dan Tata Usaha Program Studi Teknologi Pendidikan, yaitu Sdra. Asrul dan Sdra. Isnaini yang memberikan petunjuk untuk dapat memperlancar urusan administrasi.

6. Kepala Sekolah SMA Katolik Santo Yoseph Medan, yaitu Sr. Sofiani Warasi, SCMM, S.Pd, M.Pd., beserta guru-guru matematika, yaitu Ibu Manurung dan Ibu Siregar yang mengijinkan saya dalam melakukan penelitian di sekolah.

7. Istriku tersayang, yakni Kurniawati Fakho, S.E. (Ina Ignatia) yang membantu saya dalam kelancaran pembayaran uang kuliah. Begitu juga anak-anakku tercinta, yakni Ignatia Carmelita br. Tampubolon, Pascal Baromeus Tampubolon, dan Epifania Glory br. Tampubolon yang telah memberikan dukungan moral dan semangat berjuang.

8. Adek saya, yaitu Pastor Moses Tampubolon, Pr yang memberikan pinjaman kepada saya satu buah laptop untuk memperlancar penelitian saya. Demikian juga adek saya, yaitu Philip Tampubolon, ST. yang memberikan dukungan. 9. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana (PPs) Prodi Teknologi

Pendidikan Universitas Negeri Medan Angkatan XIX-B1, seperti Sdra. Tuppak Nainggolan, Sdri. Sefrida Munthe, dan Sdri. Nova Ulina Sembiring yang setia dan mendukung untuk cepat selesai dan sama-sama wisuda.

10. Ketua Dewan Pastoral Lingkungan (DPL) Santa Katarina Stasi Santo Fransiskus Asisi Padang Bulan Medan, yakni Bpk. Drs. Saut Purba, MM yang memberikan pinjaman berupa komputer untuk memperlancar penelitian.


(10)

v

Seperti pepatah mengatakan bahwa ”Tak ada gading yang tak retak”. Tak ada yang sempurna dari penulisan tesis saya, hanya Tuhan yang sempurna. Akhir

kata peneliti menyampaikan semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 20 Agustus 2016 Penulis,

Poltak Rianto Tampubolon NPM : 8106122074


(11)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... .... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB 1 : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah………1

B.Identifikasi Masalah……….. 8

C.Batasan Masalah………... 9

D.Rumusan Masalah………. 10

E.Tujuan Penelitian………...10

F. Manfaat Penelitian……… 11

BAB II : KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.Kerangka Teoritis………..12

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran………. 12

a. Pengertian Belajar………... 12

b. Pengertian Pembelajaran………. 15

c. Hakikat Matematika……… 20

2. Hakikat Strategi Pembelajaran………. 28

a. Urutan Kegiatan Instruksional……… 30

b. Metode Instruksional……….. 31

c. Media Instruksional………. 35


(12)

vii

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif……… 40

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw………... 48

b. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD………... 55

4. Hakikat Kreativitas……….. 61

a. Definisi……… 61

b. Pola Pendekatan Pengembangan Kreativitas (4 P)………. 65

c. Berpikir Kreatif………... 70

d. Teknik Mengembangkan Kreativitas……….. 72

B.Penelitian Yang Relevan……….. 75

C. Kerangka Berpikir………76

D. Hipotesis Penelitian………... 84

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian……….. 85

B.Populasi dan Sampel Penelitian………... 85

1. Populasi Penelitian………... 85

2. Sampel Penelitian……… 85

C.Metode dan Desain Penelitian... 86

1. Metode Penelitian... 86

2. Desain Penelitian... 86

D.Kontrol Perlakuan... 87

1. Validitas Internal... 88

2. Validitas Eksternal... 88

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan... 89

1. Prosedur Perlakuan... 89

2. Pelaksanaan Perlakuan... 90

a. Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... 90

b. Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 94


(13)

viii

1. Tes Hasil Belajar... 95

2. Tes Angket Kreativitas... 97

G.Instrumen Penelitian... 97

1. Analisis Tes Hasil Belajar... 97

a. Tingkat Kesukaran... 97

b. Daya Pembeda... 98

c. Distraktor/Pengecoh... 99

d. Validitas... 99

e. Reliabilitas... 100

2. Analisis Tes Angket... 101

a. Validitas... 101

b. Reliabilitas... 101

H.Teknik Analisis Data... 102

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data……….. 104

B.Pengujian Persyaratan Analisis……… 114

1. Uji Normalitas Data……… 114

2. Homogenitas Varians Sampel………... 116

C.Pengujian Hipotesis... 118

D.Pembahasan Hasil Penelitian... 126

E. Keterbatasan Penelitian... 140

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan... 142

B. Implikasi... 142

C. Saran... 144


(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Taksonomi Variabel Pembelajaran (Reigeluth) ... ………… 16

2.2 Hubungan Antarkomponen Utama Pada Urutan Kegiatan Instruksional (Dick and Carey: 1985)……….. 29

2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran……….. 38

2.4 Illustrasi Yang Menunjukkan Tim Jigsaw………... 53

2.5 Illustrasi Yang Menunjukkan Tim STAD………....59

4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw………. 105

4.2 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 106

4.3 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Kreativitas Tinggi………. 107

4.4 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Kreativitas Rendah……… 108

4.5 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kreativitas Tinggi……… 110

4.6 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kreativitas Rendah……….. 111

4.7 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Kreativitas Tinggi………. 112

4.8 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Kreativitas Rendah………... 114

4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Tingkat Kreativitas terhadap Hasil Belajar Matematika……… 125


(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus... 150

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw...154

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...164

4 Butir Soal Tes Pilihan Berganda... 174

5 Tes Angket...183

6 Hasil Uji Instrumen Penelitian (Uji Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Be- da, dan Reliabilitas)...186

7 Hasil Analisis Data Penelitian...203

8 Daftar Tabel Statistik...232

9 Foto Dokumentasi... 240

10 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis... 246

11 Surat Undangan Seminar Proposal... 247

12 Surat Izin Penelitian Lapangan dari Pascasarjana...248

13 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 249

14 Surat Undangan Ujian Tesis... 250


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Pada waktu Bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan, ada salah satu tokoh pendidikan nasional yang berjuang melalui pendidikan, yaitu Ki Hadjar Dewontoro yang mengatakan bahwa : “Seorang atau suatu komunitas atau bahkan suatu bangsa akan maju kalau memanfaatkan sekolah ada di mana-mana dan guru ada pada setiap orang”. Pada saat itu azas pendidikan yang dipakai adalah untuk menentang penjajahan kolonial Belanda. Dengan adanya sekolah dimana-mana dan setiap guru ada pada setiap orang, maka rakyat Indonesia tidak mau diadu domba atau dijajah kembali.

Pada zaman sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan Pemerintah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dapat dipertegas lagi dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan Pemerintah untuk mengusahakan dan meyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


(17)

2

Pendidikan menetapkan delapan standar nasional pendidikan yang harus menjadi acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan nasional. Delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dimaksud meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Mengingat pemenuhan SNP masih dirasakan sulit, maka dirancang sebagai tahapan awal Standar Pelayanan Minimal (SPM). Beberapa indikator pemenuhan SPM, yaitu : (1) tersedia satu orang guru setiap mata pelajaran, (2) memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-4 dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang khusus mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, (3) setiap kepala sekolah berkualifikasi akademik S-1 atau D-4 dan telah memiliki sertifikat pendidik, dan (4) setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA. Namun dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) masih jauh dari harapan karena masih banyak sekolah yang belum memenuhinya apalagi di daerah pelosok yang tidak dapat dijangkau.

Djaali (2007: 19) dalam karya tulisnya berjudul : “Guru Profesional, Guru Sejahtera” menggarisbawahi tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan. Ia mengatakan bahwa kinerja pendidik dan tenaga kependidikan khususnya guru, ditentukan oleh kualifikasi akademik dan kompetensi. Kesungguhan seorang guru dalam menjalankan tugas profesionalnya akan sangat menentukan perwujudan pendidikan nasional yang bermutu, karena selain berfungsi sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, guru juga berfungsi sebagai pembimbing kegiatan belajar peserta didik dan sekaligus sebagai teladan bagi peserta didiknya, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Namun dalam kenyataan bahwa kinerja guru


(18)

3

sebagai tenaga didik tidak sesuai dengan harapan karena kurang didukung oleh kesejahteraan, karena kesejahteraan yang memadai akan memberi motivasi kepada guru untuk melakukan tiga profesionalnya secara sungguh-sungguh.

Sanjaya (2010: 2) mengungkapkan beberapa hal dari konsep pendidikan.

Pertama, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, sehingga tidak boleh

hanya menurut kemauan guru secara spekulatif. Kedua, proses dan hasil belajar

harus berjalan seimbang. Ketiga, proses pendidikan harus berorientasi pada siswa (student active learning). Keempat, proses pendidikan berujung pada

pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan ketrampilan sesuai kebutuhan. Dengan demikian proses pendidikan dilaksanakan sedemikian rupa agar manusia dapat memahami dan menghayati makna pendidikan tersebut sehingga mampu untuk bertanggung jawab, mampu untuk menata perilaku, bersikap bijaksana, berpikir secara logis, rasional, dan ilmiah. Namun kenyataannya, pendekatan pembelajaran yang dilakukan selama ini adalah teacher centered learning, yaitu pembelajaran yang

menempatkan siswa sebagai objek belajar dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar sehingga kegiatan belajar bersifat klasik atau konvensional.

Joyce and Weil (1986: 12) mengemukakan bahwa ada lima konsep pembelajaran yang berlaku pada seluruh model pengajaran, antara lain : (1)

contructivism; gagasan tentang kontruksi pengetahuan, dimana dalam proses

pembelajaran, otak menyimpan informasi, mengolahnya, dan mengubah konsepsi-konsepsi sebelumnya, atau dengan kata lain siswa dalam belajar mengkontruksi pengetahuan tentang apa yang telah mereka pelajari, (2) metacognitive;


(19)

4

sadar akan control eksekutif (executive control) bagaimana mereka belajar,

mereka mengembangkan perangkat dan mengamati kemajuan daripada secara pasif merespon lingkungan pembelajaran, (3) scaffolding; merujuk berbagai cara

untuk membantu siswa memperoleh control metakognitif secara maksimal dengan cara mempelajari kemampuan siswa dan memperhatikan perkembangan strategi belajarnya, (4) zone of proximal development; zona perkembangan yang paling

memungkinkan atau dengan kata lain perbandingan terbalik yang optimal dengan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa, dan (5) expert performance; peran

performa ahli saat mengembangkan tujuan, dimana perilaku para ahli menjadi suatu model yang dapat digunakan siswa untuk melejitkan kemampuan dan potensi mereka secara terus menerus.

Pelajaran matematika merupakan suatu bahan kajian penelitian yang mempelajari konsep bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, serta pengolahan data. Selama ini, konsep-konsep matematika yang dibangun oleh guru kepada siswa tidak sesuai dengan yang dikemukakan Joyce and Weil, antara lain : (a) guru hanya melulu pada proses penalaran deduktif (kegiatan inti) tanpa memperhatikan proses penalaran induktif (karakteristik peserta didik) pada awal pembelajaran dimulai; (b) guru tidak mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dasar anak didiknya sehingga begitu masuk dalam kegiatan inti, siswa semakin dijejali hal-hal yang lebih rumit; (c) ketidakmampuan guru untuk mempelajari kemampuan siswa dan memperhatikan perkembangan strategi belajarnya; (d) guru selalu menerapkan strategi pembelajaran terkesan monoton karena tidak diperkaya dengan hal-hal yang ikut melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa cendrung hanya menerima dan menghafal pelajaran


(20)

5

tanpa mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasi pada kehidupannya yang nyata dalam memecahkan masalah yang ada di sekitarnya. Maka muncullah anggapan bahwa belajar matematika itu tetap sulit dan tidak menyenangkan. Sanjaya (2010: 93-95) mengemukakan beberapa faktor penyebab, yaitu : (a) guru tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa; (b) guru tidak pernah mengajak siswa berpikir; (c) guru tidak berusaha memperoleh umpan balik; (d) guru merasa bahwa ia satu-satunya sumber belajar

(learning resources) bukan sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction).

Masalah-masalah yang ada pada sekolah hampir merata untuk semua mata pelajaran termasuk pelajaran matematika. Rendahnya kemampuan siswa dalam mata pelajaran Matematika yang terjadi di SMA Santo Yoseph Medan yang dapat dilihat dari data empat tahun terakhir nilai ujian matematika di bawah KKM seperti pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-rata Ujian Akhir Matematika SMA St. Yoseph Medan

No. Tahun

Ajaran Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Nilai K K M

1. 2011/2012 5,33 5,64 5,48 6,00 2. 2012/2013 5,01 5,12 5,06 6,00 3. 2013/2014 5,25 6,02 5,63 6,00 4. 2014/2015 5,34 6,02 5,68 6,00

Dalam menjawab kondisi di atas, diperlukan berbagai bentuk pendekatan yang tepat agar tingkat kesenjangan dapat diminimalisir. Salah satu strategi pembelajaran yang akan dicoba dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran koperatif (cooperative learning).


(21)

6

Savage (1987: 217) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah

suatu pendekatan yang menekankan kerjasama dalam kelompok, dimana serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara aktif dan kesempatan untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan siswa kepada teman akan membantunya untuk melihat sesuatu yang lebih jelas di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Demikian halnya, Joyce and Weil (1996: 70-73), mengatakan bahwa dasar pemikiran dipilihnya

cooperative learning karena di dalamnya termuat beberapa hal : (1) latihan untuk

efisiensi, yakni melatih siswa untuk bisa bekerja sama dengan lebih efisien; (2) latihan untuk interdepedensi, yakni siswa memiliki perilaku rasa ketergantungan satu sama lain; (3) pembagian kerja, yakni tugas yang diberikan dalam beberapa kesempatan dapat meningkatkan efisiensi pembagian tugas; (4) struktur tujuan yang koperatif dan kompetitif, yakni melatih siswa untuk saling berkompetisi secara positif; dan (5) motivasi internal, yakni akan menghasilkan peningkatan rating pembelajaran dan ingatan yang kuat terhadap informasi dan ketrampilan.

Adapun strategi pembelajaran koperatif dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran tipe STAD (student teams achievement division) dan tipe Jigsaw.

Secara garis besar bahwa strategi pembelajaran koperatif tipe STAD adalah strategi pembelajaran kelompok dengan pemberian bantuan dari siswa yang pandai atau guru kepada siswa yang kurang pandai secara individu atau kelompok. Sedangkan strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw adalah strategi yang mendorong siswa aktif untuk saling membantu dalam menguasai pelajaran agar mencapai prestasi yang maksimal dengan menekankan pada aspek sosial,


(22)

7

yaitu mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil dengan karakteristik yang heterogen.

Selain itu faktor penting penentu keberhasilan belajar adalah karakteristik peserta didik. Merill (1994) mengungkapkan bahwa kondisi pengajaran yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan atau menetapkan strategi pembelajaran yang digunakan adalah karakteristik peserta didik. Adapun karakteristik peseta didik dalam penelitian ini adalah kreativitas. Daryanto (2010: 114) mengatakan bahwa pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu yang telah ada. Munandar (2009: 6) kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Dia buktikan dengan hasil penelitiannya dalam studi korelasi dan analisis faktor bahwa berpikir divergen (kreativitas) sebagai dimensi fungsi kognitif yang relatif bersatu dan memiliki hubungan bermakna yang dapat dibedakan dari berpikir konvergen (inteligensi). Maka,untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar yang terlihat dari hasil belajar yakni kecakapan kognitifnya. Akan tetapi, faktanya di lapangan bahwa siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya belum tentu menunjukkan tingkat kreativitasnya yang tinggi atau sebaliknya. Akanlah menjadi sukar untuk hidup secara normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas itu diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia.

Hal inilah yang mendorong perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pencapaian hasil belajar matematika dan dapat menghasilkan suatu ide atau gagasan yang baru untuk menciptakan sesuatu.


(23)

8

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengaruh antara strategi cooperative learning dengan tingkat kreativitas terhadap hasil

belajar matematika dengan judul penelitian : “Pengaruh Strategi Pembelajaran Koperatif dan Tingkat Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Santo Yoseph Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka dapatlah dipahami bahwa masalah yang sangat esensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan khususnya mata pelajaran matematika. Dari fenomena tersebut akan menumbuhkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan rendahnya hasil belajar matematika SMA, yaitu sebagai berikut : (1) apa yang perlu dibenahi untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai tahapan awal untuk mencapai Delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) khususnya bagi sekolah di daerah terpencil ?; (2) seberapa besar tingkat kesejahteraan guru yang memadai dapat meningkatkan kinerjanya ?; (3) bagaimana cara mengubah pola pikir (mindset) guru dalam proses pembelajaran

yang berorientasi pada siswa (student centered learning) ?; (4) bagaimana konsep

dari proses pendidikan dapat membentuk sikap, mengembangkan kecerdasan intelektual dan mampu mengembangkan ketrampilan sesuai kebutuhan ?; (5) bagaimana cara guru untuk meningkatkan minat atau kegairahan para anak didiknya agar pelajaran matematika itu mudah dan menyenangkan ?; (6) pendekatan apa yang perlu diperhatikan guru untuk mengetahui karakter peserta didiknya sebelum masuk ke dalam kegiatan inti ?; (7) apakah yang menjadi


(24)

9

penyebab sehingga strategi pembelajaran yang digunakan selama ini tidak mencapai hasil belajar yang baik ?; (8) apakah dengan strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika ?; (9) apakah dengan strategi pembelajaran koperatif tipe STAD

(student teams achievement division) dapat juga meningkatkan hasil belajar siswa

pada pelajaran matematika ?; (10) apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran koperatif tipe STAD ?; (11) apakah dengan mengetahui tingkat kreativitas peserta didik mampu meningkatkan hasil belajar ?; dan (12) apakah latar belakang pengetahuan peserta didik dapat mempengaruhi kreativitas dan hasil belajarnya ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka banyak pertanyaan yang akan dijawab sehubungan dengan strategi pembelajaran matematika. Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti baik ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, dan biaya penelitian. Maka penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai berikut : (1) variabel strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran koperatif tipe STAD (student teams achievement division) pada

pelajaran matematika Kelas XI SMA sebagai variabel perlakuan; (2) variabel kreativitas yaitu kreativitas siswa yang tinggi dan kreativitas siswa yang rendah sebagai variabel perlakuan; dan (3) variabel hasil belajar siswa yang mencakup pokok bahasan Statistika di Kelas XI SMA dengan mengukur kemampuan ranah


(25)

10

kognitif dari Taksonomi Bloom pada ranah pengetahuan

 

C1) , pemahaman

 

C2)

, penerapan

 

C3) , dan analisis

 

C4) .

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar matematika pada siswa yang diajarkan dengan startegi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw akan lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran koperatif tipe STAD

(student teams avhievement division) ?

2. Apakah hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih tinggi dari siswa yang memiliki kreativitas rendah ? 3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran koperatif dan tingkat

kreativitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar matematika ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana pengaruh dan aplikasi st`rategi pembelajaran koperatif dan kreativitas terhadap hasil belajar matematika. Secara khusus, adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika pada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran koperatif tipe STAD (student teams avhievement division).


(26)

11

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran koperatif dan tingkat kreativitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan dan sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan strategi pembelajaran koperatif dan hubungannya dengan tingkat kreativitas bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya peningkatan prestasi belajar siswa. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak pengelola sekolah terutama kepada guru bidang studi tentang ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran koperatif pada tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran koperatif pada tipe STAD (student teams avhievement division)

serta tingkat kreativitas terhadap hasil belajar matematika siswa. Disamping itu juga, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kreativitas pada dirinya yang selama ini belum dikembangkan.


(27)

142

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Hasil belajar matematika siswa SMA Santo Yoseph Medan yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2. Secara keseluruhan, siswa yang memiliki kreativitas tinggi hasil belajarnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang memilki kreativitas rendah.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan kreativitas terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Santo Yoseph Medan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa implikasi dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw lebih baik dari strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini disebabkan karena mampu memotivasi siswa agar dapat membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan


(28)

143

yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Materi pembelajaran disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang berorientasi terhadap mata pelajaran matematika. Pembelajaran didasarkan pada karakteristik siswa, dimana guru perlu mengetahui kreativitas yang dimiliki siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar. Dengan demikian guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran matematika.

3. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw mengupayakan semua siswa memiliki tanggungjawab. Hal ini yang menyebabkan dalam strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw siswa yang lebih dominan

menentukan proses pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran

kooperatif Tipe Jigsaw dalam pelajaran matematika yang berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran matematika akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi siswa yang terlibat aktif lebih untuk memperoleh kesadaran dan mengembangkan kemampuan dirinya dengan lebih baik, dan juga mengembangkan kemampuannya sendiri.

4. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan


(29)

144

mediator akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal.

5. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini, yaitu :

1. Para guru matematika disarankan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam pelajaran matematika.

2. Guru SMA perlu memperhatikan kreativitas siswa yang merupakan aspek kognitif dalam memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. 3. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang sesuai dengan

karakteristik siswa dan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw yang berkaitan dengan matematika.


(30)

145

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti gaya belajar, kecerdasan emosional, motivasi, dan lain-lain. Disamping itu perlu juga menambah populasi sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil penelitian


(31)

146

DAFTAR PUSTAKA

Amabile. 1989. Growing Up Creative. New York: Crown Publ.

Aronson. 1978. The Jigsaw classroom. Beverly Hills; CA: Sage Publication Inc. Bell. 1981. Promting Thinking Through Physical Education, Learning and

Teaching in Action, 1 : 35-40.

Besemer and Treffinger. 1981. Analysis of Creative Products Review and Synthesis. Journal of Creative Behavior.

Bloom. 1956. A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: Addison Wesly Longman, Inc.

Carter. 2005. The Complete Book of Intelligence Tests : 500 Exercises to Improve, and Enhance Your Mind Strength. England: John Wiley and Sons Ltd. Copernicus and Galileo. 1645. Historians of science today to be the most

important. New York: Daniel Adee

Clark. 1986. Growing up Gifted. Columbus, OH: Charles E. Merill.

Dacey. 1989. Fundamentals of Creative Thingking. New York: Lexington Books. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Davis. 1992. Creativity is Forever. USA: Kendall/Hunt Publ. Comp.

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.

DePorter and Henarcki. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Dick and Carey. 1985. The Systematic Design of Instruction. Boston: Allyn and Bacon.

Djaali. 2007. Guru Profesional, Guru Sejahtera. Jakarta: Majalah Educare. Driscoll. 2005. Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and Bacon Ernest.1991. Meaning of Mathematical Expressions. Bristhis Journal for the


(32)

147

Freud. 1963. Introductory Lectures on Psyco-analysis, Part III General Theory of the Neurosis. London: Hogarth Press.

Freudenthal. 1991. Revisiting Mathematics Education. Dordrecht: Reidel Publishing.

Guilford. 1967. The Nature of Human Inteligence. New York: MacGraw-Hill. Guliford. 1981. Three Faces of Intellect. Dalam Barbe and Renzulli (Ed.)

Pychology and Education of the Gifted.

Hamid. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Hergenhahn and Olson. 2008. Theories of Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.

Joyce and Weil. 1996. Models of Teaching. New Jersey: Allyn and Bacon.

Joyce and Weil. 2009. Models of Teaching : Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jung. 1960. The Structure and Dynamics of the Psyce. Princeton: Princeton University Press.

Kriss. 1966. Psycoanalysis and the Study of Creative Imagination. Dalam H.M. Ruitenbeek (Ed.). The Creativity Imagination. Chicago: Quadrangle Books.

Krathwohl. 1989. Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of

Educational Goals. New York: David Mckay Co.

Maslow. 1959. Creativity in Self-Actualizing People. Dalam H.H. Anderson (Ed.). Creativity in its Cultivation. New York: Harper and Brothers.

McGregor. 2007. Developing Thingking; Developing Learning. New York: Open University Press.

Merill. 1994. Instructional Design Theory. New Jersey: Englewood Cliffs. Miarso. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.


(33)

148

Munandar.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineke Cipta.

NCTM. 2000. Principles and standards for school mathematics. Reston: NCTM. Nelissen. 2005. Thingking Skill in realistic mathematics. Jmc_nelissen: Journal

PME. Vol 2 p 108-119.

NRC. 1989. National Academy of Sciences in…Comparison of New NEL Values with Values from 1989 Edition, 18.

Osborn. 1963. Applied Immagination. New York: Scribners.

Parke. 1989. Gifted Student in Reguler Classroom. Boston:Allyn and Bacon. Piirto. 1992. Those Who Create. Ohio: Ohio Psychology Press.

PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Reigeluth. 1983. Instructional Design Theories and Models : An Overview of Their Current States. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.

Renzulli. 1977. The Enrichment Triad Model. Mansfield Center, CN: Creative Learning Press.

Rogers. 1982. Towards a Theory of Creativity. Dalam P.E. Vernon (Ed.), Creativity. Middlesex: Penguin Books.

Romberg. 1995. Reform in School Mathematics and Authentic Assessment. USA: New York Press.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rusman dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Savage. 1987. Effective Teaching in Elementary Social Studies. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Sharon. 1999. The Handbook of Cooperative Learning : Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Familia.


(34)

149

Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Pravtice. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Slavin. 2005. Cooperative Learning, Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Suhardjono. 2002. Filsafat dan Sejarah Matematika. Jakarta: UT. Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI-UT.

Tall. 2007. The Cognitive Development of proof: Is mathematical proof for all or

for some ?. Reston, VA: NCTM.

Taylor. 1985. The Multiple Talent Approach. Instructor, 77 (27), 141-146. Taylor and Getzels. 1976. Perspectives in Creativity. Chicago: Aldine.

Treffinger. 1986. Thinking Skills and Problem Solving. New York: Center for Creative Learning.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Vernon. 1982. The Nature-Nurture Problem in Creativity. Dalam Clover, Roning, and Reynold (Eds.), Handbook of Creativity. New York and London: Plenium Press.


(1)

mediator akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal.

5. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini, yaitu :

1. Para guru matematika disarankan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam pelajaran matematika.

2. Guru SMA perlu memperhatikan kreativitas siswa yang merupakan aspek kognitif dalam memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. 3. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang sesuai dengan

karakteristik siswa dan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw yang berkaitan dengan matematika.


(2)

145

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti gaya belajar, kecerdasan emosional, motivasi, dan lain-lain. Disamping itu perlu juga menambah populasi sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil penelitian


(3)

146

Amabile. 1989. Growing Up Creative. New York: Crown Publ.

Aronson. 1978. The Jigsaw classroom. Beverly Hills; CA: Sage Publication Inc. Bell. 1981. Promting Thinking Through Physical Education, Learning and

Teaching in Action, 1 : 35-40.

Besemer and Treffinger. 1981. Analysis of Creative Products Review and

Synthesis. Journal of Creative Behavior.

Bloom. 1956. A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: Addison Wesly Longman, Inc.

Carter. 2005. The Complete Book of Intelligence Tests : 500 Exercises to Improve,

and Enhance Your Mind Strength. England: John Wiley and Sons Ltd. Copernicus and Galileo. 1645. Historians of science today to be the most

important. New York: Daniel Adee

Clark. 1986. Growing up Gifted. Columbus, OH: Charles E. Merill.

Dacey. 1989. Fundamentals of Creative Thingking. New York: Lexington Books. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Davis. 1992. Creativity is Forever. USA: Kendall/Hunt Publ. Comp.

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.

DePorter and Henarcki. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Dick and Carey. 1985. The Systematic Design of Instruction. Boston: Allyn and Bacon.

Djaali. 2007. Guru Profesional, Guru Sejahtera. Jakarta: Majalah Educare. Driscoll. 2005. Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and Bacon Ernest.1991. Meaning of Mathematical Expressions. Bristhis Journal for the


(4)

147

Freud. 1963. Introductory Lectures on Psyco-analysis, Part III General Theory of

the Neurosis. London: Hogarth Press.

Freudenthal. 1991. Revisiting Mathematics Education. Dordrecht: Reidel Publishing.

Guilford. 1967. The Nature of Human Inteligence. New York: MacGraw-Hill. Guliford. 1981. Three Faces of Intellect. Dalam Barbe and Renzulli (Ed.)

Pychology and Education of the Gifted.

Hamid. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Hergenhahn and Olson. 2008. Theories of Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.

Joyce and Weil. 1996. Models of Teaching. New Jersey: Allyn and Bacon.

Joyce and Weil. 2009. Models of Teaching : Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jung. 1960. The Structure and Dynamics of the Psyce. Princeton: Princeton University Press.

Kriss. 1966. Psycoanalysis and the Study of Creative Imagination. Dalam H.M. Ruitenbeek (Ed.). The Creativity Imagination. Chicago: Quadrangle Books.

Krathwohl. 1989. Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of

Educational Goals. New York: David Mckay Co.

Maslow. 1959. Creativity in Self-Actualizing People. Dalam H.H. Anderson (Ed.).

Creativity in its Cultivation. New York: Harper and Brothers.

McGregor. 2007. Developing Thingking; Developing Learning. New York: Open University Press.

Merill. 1994. Instructional Design Theory. New Jersey: Englewood Cliffs. Miarso. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.


(5)

Munandar.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineke Cipta.

NCTM. 2000. Principles and standards for school mathematics. Reston: NCTM. Nelissen. 2005. Thingking Skill in realistic mathematics. Jmc_nelissen: Journal

PME. Vol 2 p 108-119.

NRC. 1989. National Academy of Sciences in…Comparison of New NEL Values with Values from 1989 Edition, 18.

Osborn. 1963. Applied Immagination. New York: Scribners.

Parke. 1989. Gifted Student in Reguler Classroom. Boston:Allyn and Bacon. Piirto. 1992. Those Who Create. Ohio: Ohio Psychology Press.

PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Reigeluth. 1983. Instructional Design Theories and Models : An Overview of

Their Current States. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates

Publisher.

Renzulli. 1977. The Enrichment Triad Model. Mansfield Center, CN: Creative Learning Press.

Rogers. 1982. Towards a Theory of Creativity. Dalam P.E. Vernon (Ed.),

Creativity. Middlesex: Penguin Books.

Romberg. 1995. Reform in School Mathematics and Authentic Assessment. USA: New York Press.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rusman dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Savage. 1987. Effective Teaching in Elementary Social Studies. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Sharon. 1999. The Handbook of Cooperative Learning : Inovasi Pengajaran dan

Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Familia.


(6)

149

Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Pravtice. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Slavin. 2005. Cooperative Learning, Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Suhardjono. 2002. Filsafat dan Sejarah Matematika. Jakarta: UT. Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI-UT.

Tall. 2007. The Cognitive Development of proof: Is mathematical proof for all or

for some ?. Reston, VA: NCTM.

Taylor. 1985. The Multiple Talent Approach. Instructor, 77 (27), 141-146. Taylor and Getzels. 1976. Perspectives in Creativity. Chicago: Aldine.

Treffinger. 1986. Thinking Skills and Problem Solving. New York: Center for Creative Learning.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Vernon. 1982. The Nature-Nurture Problem in Creativity. Dalam Clover, Roning, and Reynold (Eds.), Handbook of Creativity. New York and London: Plenium Press.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA KATOLIK ST. YOSEPH MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 5 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS KELAS XI SEMESTER II SMA ST. YOSEPH MEDAN T.P 2014/2015.

0 6 25

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DENGAN TEKNIK MARRY GO ROUND UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS DI SMA ST.YOSEPH MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 1 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MODUL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA ST. THOMAS 1 MEDAN.

0 2 28

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA KATOLIK ST. YOSEPH MEDAN T.P. 2013/2014.

0 2 22

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUAZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP ST. YOSEPH MEDAN T.A.2012/2013.

0 0 22

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP SANTO YOSEPH MEDAN.

1 2 13

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XII IPS SMA ST. YOSEPH MEDAN T.P 2012/2013.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN LOCUS KENDALI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA KATOLIK ST. INGATIUS MEDAN.

0 1 39

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MEDAN.

0 1 29