EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MODUL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA ST. THOMAS 1 MEDAN.

(1)

i

EFEK PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MODUL BELAJAR

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA

SISWA KELAS X SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

HOTMAN SITANGGANG N I M : 8106176012

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)


(3)

(4)

iv

ABSTRAK

HOTMAN SITANGGANG. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Modul dan Motivasi Siswa terhadap Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA St. Thomas 1 Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas X SMA. Pokok bahasan adalah Vektor. Penelitian ini adalah penelitian Eksperimental semu, Pemilihan sampel adalah secara random, dengan kelas control dari kelas yang berdekatan untuk menghindari bias yang besar. .

Hasil pemilihan sampel, kelas control adalah siswa kelas X-H, dan kelas Eksperimen adalah kelas X-I, berdasarkan nilai seleksi masuk kelas X-H lebih unggul dari kelas X-I, untuk variable motivasi dibedakan dari pengamatan aktivitas siswa prapenelitian dan saat Penelitian. Siswa motivasi tinggi adalah siswa yang aktif bertanya, aktif menjawab, sedangkan siswa motivasi rendah adalah siswa yang aktivitas belajarnya kurang .

Penelitian dirancang menggunakan ANAVA 2x2 faktorial, yaitu Pengaruh pembelajaran kooperatif antara pembelajaran tanpa Modul dengan pembelajaran berbantuan Modul terhadap hasil belajar siswa, dan pengaruh motivasi belajar siswa antara siswa motivasi tinggi dan siswa motivasi rendah

Setelah diberi perlakuan, yaitu: Pre-tes yang sama, Pembelajaran Kooperatif tanpa modul pada kelas Kontrol, pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul pada kelas Eksperimen, Post-tes yang sama, mengedarkan angket, mengumpulkan dan mentabulasi data. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan presentase.

Hasil analisis data dengan bantuan SPSS 17.0 diperoleh kesimpulan: (1). Ada perbedaan hasil belajar dalam pembelajaran kooperatif tanpa modul terhadap pembelajaran kooperatif berbantuan modul secara signifikan. (2). Ada perbedaan hasil belajar antara siswa motivasi tinggi terhadap hasil belajar siswa motivasi rendah secara signifikan. (3). Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antar kelompok pembelajaran kooperatif dan antar kelompok motivasi siswa. Semua pengujian dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Modul Belajar, Motivasi Belajar, Hasil Belajar


(5)

v

ABSTRACT

HOTMAN SITANGGANG. The Effect of Cooperative Learning Assisted with Module and Students Learning Motivation TowardThe Study Result on Students Grade – X of St. Thomas 1 Senior High School Medan. Postgraduate Program of the State University of Medan

The aim of this research is to improve learning quality of high school students in grade ten (X). The study material is about the vector. This research is a quasi - experimental study. Samples selection is random, using the control class from the adjacent class to avoid the large bias. The results of samples selection are the students of class X-H as the control class and the students of class X-I as the experimental class. The motivation variable was distinguished from the observations of student activities at the pre-study and at current research. Highly motivated students are the students who actively ask the questions and give answers to problems. While the low-motivated students are the students whose learning activities are the less. This research was designed using 2x2 factorial ANOVA, namely the effects of cooperative learning between learning without module and module-assisted learning on students’ learning results; and the effects of students’ learning motivation between highly motivated students and low- motivated students. After given the treatment, those are: the same pre-test, cooperative learning without modules in control class, module-assisted cooperative learning in experimental class, the same post-test, questionnaires distribution, collection and tabulation of the data. The data were analyzed using qualitative-descriptive technique and percentage. The data analysis results using SPSS 17.0 conclude that: (1) There is a significant difference of study results in cooperative learning without module against module-assisted cooperative learning. (2) There is a significant difference of study results between highly motivated students and low-motivated students. (3) There is a significant difference of study results between the group of cooperative learning and the group of student motivation at the significance value of = 0.05.

Keywords: Cooperative Learning, Learning Module, Study Motivation, Study Results


(6)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terlebih dahulu penulis ucapkan padaTuhan yang maha kuasa dan maha penyayang karena rahmad, berkat, dan karuniaNyalah hingga saat ini penulis masih dalam keadaan sehat walafiat dapat menyelesaikan Thesis ini yang berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul dan Motivasi belajar terhadap Hasil belajar pada siswa kelas X SMA St. Thomas 1 Medan”. Penulis menyadari banyak kelemahan/ kekurangan khususnya pengelolaan waktu sehingga Thesis ini tersendat penyelesaiannya.Thesis ini merupakan salah satu syarat dalam penyelesaian program magister pendidikan Fisika program pascasarjana Unimed Medan.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mendapat ilmu pengetahuan, bimbingan, bantuan, saran, arahan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai Direktur Pascasarjana 2. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd. sebagai Asdir I

3. Bapak Prof. Motlan M.Sc., Ph.D., sebagai Pembimbing I

4. Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap M.S. sebagai Pembimbing II 5. Bapak Prof. Dr. Sahyar M.S., M.M, sebagai Ketua Program Magister

Pendidikan Fisika dan sebagai narasumber

6. Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si.sebagai nara sumber dan sebagai notulen 7. Ibu Dr. Mariati Simanjuntak M.Si.sebagai nara sumber

8. SeluruhDosen Prodi DikFis. Program PascaSarjanaUnimed Medan

9. Bapak Fr. Antonius B. Ditubun CMM, S.Pd, MM sebagai Kepala Sekolah SMA St. Thomas 1 Medan

10. Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, sebagai Validator alat penelitian 11. Bapak Drs. Johanes Siambaton sebagai Validator dan pemerhati pada


(7)

ix

12. Seluruh rekan mahasiswa Prodi Dik. Fis. Angkatan I Program PascaSarjana Unimed Medan

13. Semua pihak yang tidak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam penyelesaian Thesis ini.

14. Teristimewa pada istri dan anak – anak tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moral, material, serta doa yang tiada hentinya. Penulis menyadari bahwa Thesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran yang membangun untuk kesempurnaan thesis ini, dengan harapan thesis ini bermanfaat bagi pembaca, buat pendidikan dan bagi nusa dan bangsa.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Hotman Sitanggang NIM : 8106176012


(8)

vi

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……….. ii

DAFTAR ISI ……… iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR TABEL ………. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar belakang masalah ……… 1

1.2 Identifikasi masalah ……… 6

1.3 Batasan masalah ……… 7

1.4 Rumusan masalah ……… 8

1.5 Tujuan penelitian ……… 9

1.6 Manfaat penelitian ………. 9

1.7 Defenisi operasional ……….. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 12

2.1 Kerangka Teoritis ………. 12

2.1.1 Konstruktivisme dalam Pendidikan ……… 12

2.1.2 Hakikat Belajar ……… 13

2.1.3 Pembelajaran Fisika……….. 15

2.1.4 Kendala Belajar Fisika ……… 16

2.2 Kerangka Konseptual ………... 20

2.2.1 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar ... 20

2.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terha- dap Hasil Belajar………. 21

2.2.3 Pengaruh Modul Pembelajaran terhadap Hasil Belajar 2.3 Penelitian Terdahulu ………. 29

Bab III METODE PENELITIAN ……… 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 32

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ……… 32

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ……… 33

3.4 Variabel Penelitian ……… 34

3.5 Rancangan Penetian ………. 34

3.6 Prosedur Penelitian ………...………. 35


(9)

vii

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 47

4.1 Hasil Penelitian ……… 47

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian ………. 47

4.1.2 Uji Instrumen Penelitian ……… 48

4.2 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ……… 50

4.2.1 Deskripsi Statistik Hasil Penelitian ……… 51

4.2.2 Uji Asumsi ………. 52

4.3 Pengujian Hipotesis ……….. 54

4.4 Pembahasan ……….. 60

4.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif Tanpa Modul (KTM) dan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Modul (KBM) pokok Bahasan Vektor ………. 60

4.4.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Topik Bahasan Vektor Yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tanpa Modul yang Memiliki Motivasi dan Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul yang memiliki Motivasi ……….. 62

4.4.3 Interaksi Motivasi Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tanpa Modul dan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Modul terhadap Hasil Belajar ………. 64

4.4.4 Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif Tanpa Modul (KTM) dan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Modul (KBM) pokok Bahasan Vektor ………... 66

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 69

5.1 Simpulan ……… 69

5.2 Saran ………. 70

DAFTAR KEPUSTAKAAN ………. 71


(10)

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1: Sintaksis Model Pembelajaran Kooperatif …………. 27

2. Tabel 2.2 : Perbedaan antara Modul Belajar dengan Buku teks Siswa 29 3. Tabel 3.1 : Kontrol Grup Pretes –Postes ……… 35

4. Table 3.2 : Desain Penelitian ANAVA ……… 36

5. Tabel 3.3: Interpretasi Respon Siswa ………... 45

6. Tabel 3.4: Kriteria dan skor angket sikap dan motivasi …….. 46

7. Tabel 3.5: Interpretasi Kemempuan Guru ……….. 48

8. Table 4.1: Item- Statistik Total ……… 50

9. Table 4.2: Uji Validitas Tes ……….. 51

10. Table 4.3: Reliabilitas Tes ………... 52

11. Tabel 4.4: Tingkat Kesukaran Tes ………. 52

12. Table 4.5: Daya Pembeda Tes ……….……….. 53

13. Table 4.6: Data Deskripsi Statistik Hasil Belajar …….…….. 54

14. Table 4.7 : Uji Kolmogorov-Smirnov Pretes-Posttes ………… 55

15. Table 4.8: Uji Homogenitas dari varians Nilai Pre-tes ……….. 56

16. Table 4.9: Uji Sampel Bebas ……….. 56

17. Table 4.10: Uji Satu-Sampel Kolmogorov-Smirnov ………….. 57

18. Table 4.11: Uji ANAVA Satu Arah ……… 57

19. Tabel 4.12: Uji Satu Sampel ……… 59

20. Tabel 4.13: Uji ANAVA Kelas Kontrol dan Eksperimen ……… 59

a,b 21. Tabel 4.14: Uji Scheffe Nilai Pos-tes Motivasi Tinggi dan Rendah 60 22. Tabel 4.15: Uji ANAVA Pos-tes Motivasi Tinggi dan Rendah .. 60

23. Table 4.16: Uji Scheffe Banyak Pembanding ……… 61


(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 : Skema Rancangan Penelitian ……… 38 2. Gambar 4.1 : Grafik Batang Hubungan Nilai Pretes dan Postes 64 3. Gambar 4.2 : Grafik Hubungan antara Nilai Pre-tes Dan Pos-tes 70 4. Gambar 4.3 : Foto Pre-Tes Siswa Kelas Kontrol ……… 142 5. Gambar 4.4 : Foto Pre-tes Kelas Eksperimen ………. 143 6. Gambar 4.5 : Foto Pos-tes Siswa Kelas Kontrol ………. 144 7. Gambar 4.6 : Foto Post-Tes siswa Kelas Eksperimen ……… 145


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 77

2. Lampiran 2 : Modul Belajar ……….. 86

3. Lampiran 3 : Kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran 108 4. Lampiran 4 : Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran … 109 5. Lampiran 5 : Observasi Aktifitas Siswa ……… 113

6. Lampiran 6 : Observasi Aktifitas Guru ……….…. 115

7. Lampiran 7 : Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ….. 117

8. Lampiran 8 : Validasi Modul Pembelajaran ………….………. 119

9. Lampiran 9 : Validasi Lembar Kerja Siswa ( LKS ) …………. 121

10. Lampiran 10 : Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test ………. 123

11. Lampiran 11 : Naskah Tes ……… 124

12. Lampiran 12 : Validasi Naskah Tes ………. 134

13. Lampiran 13 : Tabulasi Data Pre-Tes ……….. 136

14. Lampiran 14 : Uji Normalitas Tes ……… 138

15. Lampiran 15 : Uji Validitas Tes ……….. 139


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Merujuk pengalaman pembelajaran (mengajar) di SMA St. Thomas 1 dan SMA St. Thomas 2 Medan, dimana pada setiap pertemuan pertama tahap perkenalan sebelum memulai belajar, sebagai seorang guru terlebih dahulu mengobservasi siswa baru tentang minat dan motivasi belajar siswa terhadap pelajararan fisika. Hasil observasi yang diperoleh adalah secara umum pengalaman belajar mereka pada pelajaran Fisika sejak SMP kelas I hingga kelas III, mereka menyatakan bahwa belajar fisika adalah sulit dan sangat sulit. Dari hasil observasi yang diperoleh bahwa persentase siswa yang pengalaman belajarnya sulit dan sangat sulit belajar fisika antara 60 hingga 90 persen pada setiap kelasnya. Observasi kemampuan pengetahuan konsep dasar berhitung menggunakan metoda tanya jawab atau maju kedepan, masih banyak siswa yang belum menguasai dasar dasar berhitung, misalnya: (1) Operasi menjumlah dan mengurangkan bilangan rasional, satu per dua tambah satu per dua berapa? Ada siswa menjawab: dua per empat, sedangkan setengah tambah setengah jawabannya satu, nol koma lima tambah nol koma lima ada yang menjawab nol koma sepuluh. Tiga dua per tujuh dikurang satu sepertiga berapa? Banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan, minus tiga kurang minus lima berapa?, masih ada siswa yang salah jawabannya. (2) Dalam membagi dan mengali, dua ribu tiga


(14)

2

puluh dibagi lima berapa? Banyak siswa yang menjawab empat puluh enam, demikian halnya 20 x = 5, berapa nilai x?, ada siswa yang menjawab x = 4.

Adajuga siswa yang tidak dapat mengkonversi bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, misalnya seperdua sama dengan nol koma berapa?

Demikian halnya dengan pengetahuan konsep bahasa Indonesia yang benar, sebagai contoh: Apa bedanya Kilo meter 7 dengan 7 kilo meter, apa bedanya Jam 7. 30 dengan 7 jam 30 menit, banyak siswa tidak dapat menjawab, hanya satu dua orang yang dapat menjawabnya dengan benar. Demikian halnya dengan pengertian istilah atau konsep yang lajim digunakan dalam bahasa sehari hari, misalnya: Apa yang dimaksud dengan posisi, lintasan, jarak, perpindahan yang berhubungan dengan pengetahuan konsep fisika, banyak siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Dari keterangan di atas, pengetahuan siswa tentang pengetahuan dasar berhitung sebagai alat bantu belajar fisika dan pengetahuan bahasa Indonesia yang benar sebagai bahasa pengantar pembelajaran fisika mereka sangat lemah. Demikian halnya bila siswa disuruh mengerjakan soal yang melibatkan perhitungan sederhana, siswa yang dipanggil mengerjakan ke papan tulis kebanyakan tidak percaya diri, selalu menoleh pada siswa di belakangnya, dan bila ditanya mengapa harus menoleh ke belakang? Jawabannya saya takut salah pak. Pada hal sebelum memanggil siswa ke depan terlebih dahulu siswa diyakinkan bahwa mereka yang dipanggil ke depan bukan sebagai hukuman tetapi agar mereka terbiasa dalam meningkatkan rasa percaya diri, jadi tidak perlu takut salah atau tidak perlu malu salah. Pada evaluasi formatif, bila ada kesempatan kerja sama, banyak juga siswa yang asal menulis jawaban dari temannya tanpa memperhatikan jawaban yang ditulisnya. Ada siswa mengerjakan x + 2 = 8,


(15)

3

8

hasilnya x = = 4, beberapa siswa yang bekerja sama menjawab sama tanpa

2

memperhatikan yang ditulisnya benar atau salah. Observasi terhadap asal sekolah (asal SMP) masuk menjadi siswa pada SMA St Thomas 1, ternyata berasal dari berbagai tempat, ada dari SMP vaporit/ papan atas kota Medan, SMP pinggiran kota Medan, bahkan ada dari SMP kecamatan terpencil.Semua kendala dan permasalahan belajar yang dialami siswa ini tidak mungkin kita hindari, dan tidak mungkin menyalahkan penyebabnya. Sebagai tenaga pengajar fisika berarti kita, meningkatkan minat belajar, memotivasi pentingnya belajar, berdoa dan berbuat kebaikan, kita dituntut bekerja keras dalam merancang model pembelajaran dengan berbagai macam strategi pembelajaran, metoda dan teknik penyampaian disesuaikan dengan topik bahasan yang berlangsung, banyak memberi latihan dalam bentuk tugas rumah dan meningkatkan kemampuan: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi. Dengan ingatan tentang pengertian/ defenisi yang benar, dipahami dengan benar, dan dengan arahan yang benar akan membantu siswa dapat mengubah defenisi menjadi persamaan matematis sebagai penerapan pemahaman, dan dengan menjelaskan aturan dasar dalam pemahaman, penguasaan pengetahuan berhitung khususnya operasi penjumlahan, pengurangan perkalian dan pembagian kita berharap siswa mengerti dan dapat meningkatkan aktivitas belajarnya, dapat menyelesaikan permasalahan belajar fisika, sehingga belajar fisika bukan merupakan pelajaran yang menakutkan/ momok bagi siswa melainkan pelajaran yang mengasyikkan.

Beberapa penelitian: Kartikaningtyas, (2012). Hasil penelitian Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD


(16)

4

Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 80,56 sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 79,40.Slavin, (1995): Penelitian dilakukan pada sekolah dasar. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa Pembelajaran kooperatif mencapai prestasi yang lebih tinggi secara signifikan pada bidang membaca, perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, ekspresi bahasa, komputasi, dan aplikasi matematika dibanding dengan temannya yang belajar pada sekolah dasar tradisional. Hariadi (2013), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan derajat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi kooperatif tipe STAD berbasis web dan strategi kooperatif tipe STAD berbasis teks. Sitanggang, (1986). Pembelajaran Modul menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding pembelajaran konvensional.

Hasil observasi terakhir yang saya peroleh data kelas X SMA St. Thomas 1 Medan yaitu dari 43 orang siswa kelas X-I, 38 siswa diantaranya merasa sulit dan sangat sulit belajar fisika, dari 42 siswa kelas X-H, 36 siswa merasa sulit dan sangat sulit, belajar Fisika selama masa SMP. Dari sekian banyak siswa yang merasa sulit dan sangat sulit belajar fisika, dengan berbagai pendekatan belajar yang peneliti lakukan ternyata ada beberapa orang dalam kelas X-H dan X-I yang belum fokus memberikan perhatiannya untuk belajar fisika. Asumsi peneliti, bila mereka diberi Modul Belajar, dengan bahasa sederhana, mudah dimengerti dan dipahami secara mandiri dan atau secara kelompok. Dengan bantuan partisipasi orang tua mengontrol siswa belajar modul dirumah minimum 2 jam dalam seminggu, peneliti yakin akan cukup modalnya untuk bertanya tentang


(17)

5

pengetahuan konseptual fisika apa yang dipelajari tetapi belum dimengerti untuk ditanyakan dalam pembelajaran/ tutorial dan diharapkan dapat menjelaskan pada siswa lain tentang pengetahuan konseptual fisika yang dipelajari dan sudah dipahami, sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar dalam pembelajaran kooperatif kelompok kecil maupun kelompok besar.

Pembelajaran di dalam kelas menggunakan metoda Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Presentase yang dikontrol oleh guru sebagai moderator dan fasilitator. Siswa dan atau kelompok siswa yang bertanya benar dan yang menjawab benar akan diberi penghargaan atau pengakuan. Jika kondisi belajar berlangsung dengan baik dan terkontrol oleh orang tua dan guru, banyak hal positif yang diharapkan dapat dicapai yaitu: (1) Penguasaan pengetahuan konseptual Fisika siswa akan meningkat karena modul belajar menggunakan bahasa yang sederhana, dilengkapi dengan tujuan belajar yang jelas, diberi petunjuk belajar, contoh soal, penyelesaiannya, soal latihan dan LKS. (2) Percaya diri siswa akan meningkat karena pembelajaran secara mandiri dan kelompok, pengetahuan konseptual fisika yang belum dikuasai dapat ditanyakan pada anggota kelompoknya terlebih dahulu kemudian pada kelompok besar, dan bila keseluruhan tidak dapat menjawab baru guru/ tutor yang menjelaskan, sehingga dalam tes atau evaluasi belajar tidak lagi menyontek/ bekerja sama. (3) Meningkatkan kerjasama kelompok dengan kelompok siswa yang beragam atau heterogen, antara yang pintar dan kurang pintar, berbeda suku dan agama, dengan harapan siswa yang lebih pintar dalam kelompok kecilnya dapat menjadi tutor sebaya. (4) Aktifitas belajar mandiri dan kelompok meningkat, diharapkan dengan aktifitas yang meningkat kemampuan pengetahuan konseptual fisikanya meningkat. (5) Waktu belajar tatap muka/


(18)

6

tutorial lebih efisien karena telah belajar mandiri di rumah sebelum belajar kelompok di kelas.

Dalam belajar/ mengajar Fisika, banyak syarat, ketentuan, dan keteraturan yang harus ditaati, bila guru mampu mengarahkan dengan benar siswa akan mudah memahami dan mengaplikasikannya, serta mampu menyelesaikan perma- salahan sesulit apapun, tetapi jika guru tidak menguasainya, siswa akan susah memahaminya. Jika guru fisika menguasai pengetahuan konseptual Fisika, mulai dari teori atau defenisi, konsep dasar, hukum, aturan dasar, hingga aturan tingkat tinggi, serta pendekatan-pendekatan atau strategi pembelajaran yang sesuai topik pembelajaran akan menghasilkan siswa yang pengetahuan fisikanya mantap. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan keterangan latar belakang diatas, sangat banyak permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru dari siswanya. Permasalahan tersebut oleh penulis diidentifikasi sebagai berikut :

1. Banyak siswa kelas X SMA St. Thomas 1 Medan menyatakan bahwa belajar fisika merupakan pelajaran sulit dan sangat sulit.

2. Banyak siswa kelas X SMA St. Thomas 1 Medan rasa percaya dirinya kurang, tidak yakin akan kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan permasalahannya.

3. Banyak siswa kelas X SMA St. Thomas 1 Medan pengetahuan dasar berhitungnya kurang..

4. Banyak waktu tatap muka yang seharusnya digunakan untuk pembelajaran fisika SMA, harus digunakan untuk penguasaan konsep dasar berhitung atau konsep dasar matematis dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar.


(19)

7

5. Ada siswa yang bila ada kesempatan bekerja sama saat ujian formatif dan atau sumatif, asal menulis jawaban sama seperti yang dicontek dari temannya tanpa memperhatikan benar atau salah hasil yang dikerjakan. 1.3 Batasan Masalah

Merujuk taksonomi Bloom revisi, bentuk ilmu pengetahuan ada 4 bentuk yaitu: (1) Pengetahuan Faktual yaitu pengetahuan bersifat fakta, (2) pengetahuan Konseptual yaitu pengetahuan yang bersifat konsep, (3) pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan melalui beberapa tahapan, (4) pengetahuan metakognitip yaitu pengetahuan yang melibatkan beberapa bidang ilmu pengetahuan. Ranah kognitif atau kecakapan kognitif masih dibedakan atas 6 tingkatan yaitu (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi dan (6) berkreasi. Dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa untuk mencapai sasaran pembelajaran yang maksimal, membentuk siswa yang kompeten pada levelnya yaitu memiliki kecakapan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Penulis memfokuskan penelitian dengan pembatasan permasalahan penelitian pada hal-hal berikut :

1. Subjek penelitian adalah siswa/siswi kelas X SMA St. Thomas 1 Medan, di Jl. S.Parman no. 109 Medan, terdiri dari 11 kelas mulai kelas X -A sampai dengan kelas X-K, yang berasal dari SMP yang beraneka ragam dan berbagai kesenjangan. dengan harapan setelah pembelajaran, bahwa pengetahuan konseptual Fisika bukan pengetahuan yang sulit dan sangat sulit melainkan pengetahuan yang mudah dan mengasikkan.

2. Objek penelitian berupa kemampuan siswa terhadap pengetahuan konseptual Fisika, dimana dalam satu kelas tidak terdapat lagi kesenjangan yang menyolok walaupun berasal dari SMP yang berbeda, akan tetapi


(20)

8

diharapkan ada perbedaan antara kemampuan kelompok siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Pembelajaran Fisika dengan kemampuan kelompok siswa Model Pembelajaran Kooperatif tanpa Modul.

3. Penelitian dilakukan dengan penelitian eksperimental semu dimulai Juli 2013 hingga September 2013.

1.4 Rumusan Masalah

Merujuk latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa berbeda secara signifikan antara pembelajaran kooperatif berbantuan Modul Belajar dibanding dengan pembelajaran kooperatif tanpa Modul pada siswa kelas X SMA St. Thomas 1 Medan ? 2. Apakah hasil belajar siswa berbeda secara signifikan antara siswa motivasi

belajar tinggi dibanding dengan siswa motivasi belajar rendah pada pembelajaran kooperatif siswa kelas X SMA St.Thomas 1 Medan ? 3. Adakah interaksi motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa berbeda

secara signifikan antara kelompok berbantuan modul dengan tanpa modul belajar pada siswa kelas X SMA St.Thomas 1 Medan ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah hasil belajar siswa berbeda secara signifikan antara

Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Belajar dengan pembelajaran kooperatif tanpa modul belajardalam pembelajaran Fisika pada siswa kelas X SMA St.Thomas 1 Medan.


(21)

9

2. Mengetahui apakah hasil belajar siswa berbeda secara signifikan antara siswa motivasi belajar tinggi dibanding dengan siswa motivasi belajar rendah dalam pembelajaran kooperatif berbantuan modul pada siswa kelas X SMA St.Thomas 1 Medan.

3. Mengetahui adakah interaksi motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa berbeda secara signifikan antara kelompok berbantuan modul dengan tanpa modul belajar pada siswa kelas X SMA St.Thomas 1 Medan.

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk siswa :

 Pembelajaran kooperatif menggunakan Modul Belajar diharapkan mudah dipahami baik secara individu maupun kelompok dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fisika.

 Pembelajaran kooperatif menggunakan Modul Belajar Fisika dengan bahasa yang sederhana, dilengkapi dengan soal latihan, lembaran kerja siswa secara terstruktur, menuntun siswa memahami materi belajar dengan benar akan membantu siswa mengatasi permasalahan belajar siswa dalam pelajaran Fisika dan mampu meningkatkan hasil belajarnya.

 Pembelajaran kooperatif menggunakan Modul Belajar dengan bahasa sederhana, disertai uji kemampuan sendiri dengan penilaian diri sendiri, akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa, meningkatkan kerja sama dan aktivitas belajar diskusi, dalam


(22)

10

kelompok dan antar kelompok, bertanggung jawab dan menghargai keaneka ragaman.

2. Untuk Peneliti :

 Memotivasi guru untuk menyusun sendiri bahan ajar dalam bentuk Modul Belajar dengan bahasa sederhana yang dapat dipelajari siswa dengan mudah secara mandiri atau kelompok.

 Memotivasi guru untuk banyak melakukan penelitian dalam pengembangan dan penggunaan model model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Enak dan Menyenangkan (PAKEM) dan efisiensi penggunaan waktu tatap muka / tutorial, secara efektif dan kompetitif seperti yang diharapkan tenaga profesional pendidikan saat ini

3. Untuk Institusi Pendidikan :

 Menjadi bahan masukan buat para guru, khususnya guru fisika agar mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan topik bahasan yang dipelajari siswa, pembelajaran tidak lagi monoton tetapi bervariasi sehingga menimbulkan interaksi positip dalam kelas. 1.7 Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami variabel yang ada dalam penelitian ini, perlu dijelaskan defenisi operasional sebagai klarifikasi. Adapun defenisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model Pembelajaran Kooperatif adalah seperangkat kegiatan-kegiatan yang disusun oleh guru dan dikerjakan oleh guru dan siswa, dengan segala upaya yang dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa dalam kelompok kecil dan atau


(23)

11

kelompok besar mampu mengembangkan aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif menguasai materi belajar dan mampu menyelesaikan permasalahan belajar dengan cara bekerja bersama-sama dan saling membantu.

Modul Belajaradalah salah satu bentuk bahan belajar dalam unit terkecil, disusun sedemikian rupa sehingga penggunanya, mudah mempelajarinya sendiri untuk mencapai tujuan pembelajarannya, menilai diri sendiri serta mampu meningkatkan rasa percaya dirinya, menyelesaikan permasalahan belajarnya, menerapkan hasil pembelajarannya dalam kegiatan sehari-hari.

Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mengubah aktivitas mental/ psikisyang berlangsung dalam interaksi aktif dengan materi belajarnya, menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, dan menganalisis).Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil dari tes sebelum pembelajaran (pre -test) dan tes setelah pembelajaran (post-test) ranah kognitif bahan ajar yang dinyatakan dalam skor hasil tes.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerakpsikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan


(24)

68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tanpa modul dibandingkan dengan model pembelajaran Kooperatif berbantuan modul ( sig 0,001) Hasil penelitian menunjukkan Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Belajar lebih baik dibanding dengan Model Pembelajaran Kooperatif tanpa Modul

2. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Motivasi tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Motivasi rendah (sig = 0,004). Hasil Penelitian menunjukkan Model Pembelajaran kooperatif berbantuan Modul Motivasi Tinggi lebih baik dibanding dengan Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Motivasi rendah.

3. Terdapat interaksi Motivasi belajar pada pembelajaran antara model pembelajaran kooperatif berbantuan Modul dengan model Pembelajaran kooperatif tanpa Modul. Hasil penelitian menunjukkan interaksi Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul dengan motivasi belajar tinggi memberikan interaksi paling kuat.


(25)

69

5.2 Saran

1. Siswa harus dibimbing dalam pelaksanaan pembelajaran Kooperatif untuk pokok bahasan vektor baik tanpa Modul dan atau berbantuan Modul agar siswa lebih fokus memahami dan menguasai konsep dasar dan konsep pengoperasian/ vektor dan aktif dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan permasahannya.

2. Pembelajaran presentase pada siswa kelas X dengan jumlah siswa yang banyak dan dengan ruangan yang tidak fleksibel belum sesuai khususnya dalan topik bahasan vektor (materi belajar baru) agar waktu pembelajaran efektik, efisien, dan tidak banyak waktu terlewatkan sia- sia.

3. Guru sebaiknya aktif mengarahkan pembelajaran, lebih memikirkan pola pembelajaran yang sesuai dengan topik bahasan agar siswa memahami dengan benar materi belajar dan mampu menyelesaikan permasalahannya. 4. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan

baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

5. Pertimbangkanlah waktu yang tersedia dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.


(26)

70

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Akhdinirwanto, R. Wakhid 2012.Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Pembelajaran Berbasis Modul Pada Siswa SMP N 5 Wates: Jurnal

Penelitian, (online) www.umpwr.ac.id/publikasi-ilmiah/647/Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika, diunduh tgl. 22 Juni 2013.

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno. & Soetjipto, Sri Mulyantini. (ed. 7). Buku satu & dua. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2009. (ed. 10). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. (ed. Revisi). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bloom, B.S. 1956. ”Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of Educational Goals”. The Cognitive Domain. New York : Longman.

(online) http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy, diunduh tgl. 25 Februari 2012

Creswell, John. W. 1994. Research Des ign Kwalitative & Kwantitative Approaches. London : Sage Publication.

Dell’Olio, J.M. &Donk, T. 2007. Models of Teaching. London : Sage Publication Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi - Kebijaksanaan Umum. Pusat

Kurikulum- Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas, 2002.(ed. 3). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2006. Pedoman Pembuatan Modul Pembelajaran. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Kurikulum- Badan Penelitian dan Pengembangan Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dewey, John. (1916). Democracy and Education, New York : Macmillan.

Dewey, Herbert Thelen (1960). (dalam Learning to Teach. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno. &Soetjipto, Sri Mulyantini. (ed. 7). Buku satu & dua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(27)

71

Gagne, E.D. 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston : Little Brown.

Gagne, R.M., Briggs, L.J., &Wager, W.W. (1992). Principles of Instructional

th

Design (5 ed.). New York : HBJ College & School Division. Glaserfeld, E. 1988. “Constructivism as a Scienctific Method”. Cognitive

Processes Research Group Newsletter.

Hanafy, H.A.H. Penjelasan Teknis, Pedoman Pembuatan Modul, Hand Out dan Diktat. Jakarta : Universitas Islam Indonesia.

Hariadi, B. (2013). Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar mahasiswa.www.stikom.edu/id. diunduh tgl. 1 Agustus 2013 Inhelder, B. &Piaget, J. 1958. The Growth of Logical Thinking from Childhood to

Adolescene. New York: Basic Books.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Johnson, D., &Johnson, R. (1987). Learning Together and Alone : Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, NJ : Prenctice Hall.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

nd

Kagan. S. (1997). Cooperative Learning in the classroom (2 ed.). San Juan Capistrano, CA: Resources for Teachers.

Kartikaningtyas, Marina.(2012).Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran IPATerhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang: Jurnal Penelitian, (online)

www.google.com/#q=Penelitian+pengaruh+Modul.&ei=jk7Nud. Diunduh tanggal 22 Juni 2013

Lawson, A.E. 1998. Three types of Learning Cycles : A Better Way to Teach Science. Makalah disajikan pada Annual Convention of the National Association for Research in Science Teaching. Lake Ozark, MO.

Palincsar & Herrenkogl,L.R. (2002). Designing collaborative learning contexts. Theory into practice, 41,26-32.

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2010. Pedoman Admnistrasi dan Penulisan Thesis & Disertasi


(28)

72

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistim Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kwalitatif. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Sharan, Slavin, Aronson, dan Patnoe, (1999). Cooperative learning in the classroom: Research in decegregated schools. Hillsdale, NJ: Erlbaum Slavin , R. E.1990. Achievement effects of ability grouping in secondary schools.

Revieu of educational Reseach, 57(3), 293-336

Slavin , R. E. 1991. Synthesis of research on cooperative learning. Educational Leadership, 48(5), 71-82.

Slavin,R. E. 1995.Cooperative learning Theory,research, and practice ). (dalam Learning to Teach. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno. &Soetjipto, Sri Mulyantini. (ed. 7). Buku satu & dua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suganda, A., Rustawan K,D., Saripudin, A. 2010. Physics 1. Bandung: Grafindo. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan kwantitatif,kwalitatif, dan R & D.

Bandung: Alpabeta

Sujana, 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sujana, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tharp, R., & Entz, S. (2003). Research-based principles for teaching complex thinking. Young children, 38-43.

Vedder & Veendrick, 2003. The Residual Effects of Cooperative Learning experices : A Two-year follow-up. Journal of Education Research. Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran Jakarta: Gramedia


(1)

11

kelompok besar mampu mengembangkan aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif menguasai materi belajar dan mampu menyelesaikan permasalahan belajar dengan cara bekerja bersama-sama dan saling membantu.

Modul Belajaradalah salah satu bentuk bahan belajar dalam unit terkecil, disusun sedemikian rupa sehingga penggunanya, mudah mempelajarinya sendiri untuk mencapai tujuan pembelajarannya, menilai diri sendiri serta mampu meningkatkan rasa percaya dirinya, menyelesaikan permasalahan belajarnya, menerapkan hasil pembelajarannya dalam kegiatan sehari-hari.

Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mengubah aktivitas mental/ psikisyang berlangsung dalam interaksi aktif dengan materi belajarnya, menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, dan menganalisis).Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil dari tes sebelum pembelajaran (pre -test) dan tes setelah pembelajaran (post-test) ranah kognitif bahan ajar yang dinyatakan dalam skor hasil tes.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerakpsikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan


(2)

68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tanpa modul dibandingkan dengan model pembelajaran Kooperatif berbantuan modul ( sig 0,001) Hasil penelitian menunjukkan Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Belajar lebih baik dibanding dengan Model Pembelajaran Kooperatif tanpa Modul

2. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Motivasi tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Motivasi rendah (sig = 0,004). Hasil Penelitian menunjukkan Model Pembelajaran kooperatif berbantuan Modul Motivasi Tinggi lebih baik dibanding dengan Model Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul Motivasi rendah.

3. Terdapat interaksi Motivasi belajar pada pembelajaran antara model pembelajaran kooperatif berbantuan Modul dengan model Pembelajaran kooperatif tanpa Modul. Hasil penelitian menunjukkan interaksi Pembelajaran Kooperatif berbantuan Modul dengan motivasi belajar tinggi memberikan interaksi paling kuat.


(3)

69

5.2 Saran

1. Siswa harus dibimbing dalam pelaksanaan pembelajaran Kooperatif untuk pokok bahasan vektor baik tanpa Modul dan atau berbantuan Modul agar siswa lebih fokus memahami dan menguasai konsep dasar dan konsep pengoperasian/ vektor dan aktif dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan permasahannya.

2. Pembelajaran presentase pada siswa kelas X dengan jumlah siswa yang banyak dan dengan ruangan yang tidak fleksibel belum sesuai khususnya dalan topik bahasan vektor (materi belajar baru) agar waktu pembelajaran efektik, efisien, dan tidak banyak waktu terlewatkan sia- sia.

3. Guru sebaiknya aktif mengarahkan pembelajaran, lebih memikirkan pola pembelajaran yang sesuai dengan topik bahasan agar siswa memahami dengan benar materi belajar dan mampu menyelesaikan permasalahannya. 4. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

5. Pertimbangkanlah waktu yang tersedia dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.


(4)

70

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Akhdinirwanto, R. Wakhid 2012.Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Pembelajaran Berbasis Modul Pada Siswa SMP N 5 Wates: Jurnal

Penelitian, (online) www.umpwr.ac.id/publikasi-ilmiah/647/Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika, diunduh tgl. 22 Juni 2013.

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno. & Soetjipto, Sri Mulyantini. (ed. 7). Buku satu & dua. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2009. (ed. 10). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. (ed. Revisi). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bloom, B.S. 1956. ”Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of

Educational Goals”. The Cognitive Domain. New York : Longman.

(online) http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy, diunduh tgl. 25 Februari 2012

Creswell, John. W. 1994. Research Des ign Kwalitative & Kwantitative Approaches. London : Sage Publication.

Dell’Olio, J.M. &Donk, T. 2007. Models of Teaching. London : Sage Publication Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi - Kebijaksanaan Umum. Pusat

Kurikulum- Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas, 2002.(ed. 3). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2006. Pedoman Pembuatan Modul Pembelajaran. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Kurikulum- Badan Penelitian dan Pengembangan Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dewey, John. (1916). Democracy and Education, New York : Macmillan.

Dewey, Herbert Thelen (1960). (dalam Learning to Teach. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno. &Soetjipto, Sri Mulyantini. (ed. 7). Buku satu & dua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(5)

71

Gagne, E.D. 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston : Little Brown.

Gagne, R.M., Briggs, L.J., &Wager, W.W. (1992). Principles of Instructional

th

Design (5 ed.). New York : HBJ College & School Division. Glaserfeld, E. 1988. “Constructivism as a Scienctific Method”. Cognitive

Processes Research Group Newsletter.

Hanafy, H.A.H. Penjelasan Teknis, Pedoman Pembuatan Modul, Hand Out dan Diktat. Jakarta : Universitas Islam Indonesia.

Hariadi, B. (2013). Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar mahasiswa.www.stikom.edu/id. diunduh tgl. 1 Agustus 2013 Inhelder, B. &Piaget, J. 1958. The Growth of Logical Thinking from Childhood to

Adolescene. New York: Basic Books.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Johnson, D., &Johnson, R. (1987). Learning Together and Alone : Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, NJ : Prenctice Hall.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

nd

Kagan. S. (1997). Cooperative Learning in the classroom (2 ed.). San Juan Capistrano, CA: Resources for Teachers.

Kartikaningtyas, Marina.(2012).Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran IPATerhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang: Jurnal Penelitian, (online)

www.google.com/#q=Penelitian+pengaruh+Modul.&ei=jk7Nud. Diunduh tanggal 22 Juni 2013

Lawson, A.E. 1998. Three types of Learning Cycles : A Better Way to Teach Science. Makalah disajikan pada Annual Convention of the National Association for Research in Science Teaching. Lake Ozark, MO.

Palincsar & Herrenkogl,L.R. (2002). Designing collaborative learning contexts. Theory into practice, 41,26-32.

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2010. Pedoman Admnistrasi dan Penulisan Thesis & Disertasi


(6)

72

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistim Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kwalitatif. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Sharan, Slavin, Aronson, dan Patnoe, (1999). Cooperative learning in the classroom: Research in decegregated schools. Hillsdale, NJ: Erlbaum Slavin , R. E.1990. Achievement effects of ability grouping in secondary schools.

Revieu of educational Reseach, 57(3), 293-336

Slavin , R. E. 1991. Synthesis of research on cooperative learning. Educational Leadership, 48(5), 71-82.

Slavin,R. E. 1995.Cooperative learning Theory,research, and practice ). (dalam Learning to Teach. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno. &Soetjipto, Sri Mulyantini. (ed. 7). Buku satu & dua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suganda, A., Rustawan K,D., Saripudin, A. 2010. Physics 1. Bandung: Grafindo. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan kwantitatif,kwalitatif, dan R & D.

Bandung: Alpabeta

Sujana, 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sujana, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tharp, R., & Entz, S. (2003). Research-based principles for teaching complex thinking. Young children, 38-43.

Vedder & Veendrick, 2003. The Residual Effects of Cooperative Learning experices : A Two-year follow-up. Journal of Education Research. Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran Jakarta: Gramedia


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Jurnal Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Di Sma Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

1 39 194

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS X PEMASARAN

0 4 247

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA ST THOMAS 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON KELAS X SMA ST.THOMAS 3 MEDAN T.P. 2013/2014.

0 3 13

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 3 29

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 31